cairan dentin berdifusi secara cepat setelah disinar, akibatnya akan mengganggu efektifitas polimerisasi dari semen resin.
11,29
Pada perawatan endodonti, prosedur preparasi saluran akar menyebabkan terbentuknya
smear layers pada permukaan tubulus dentin. Smear layers ini menghambat infiltrasi bahan
bonding ke dalam tubulus dentin untuk membentuk resin tags dan hybrid layers. Akibatnya ikatan mikromekanis dengan dentin tidak
terbentuk sehingga retensi pasak di dalam saluran akar menjadi berkurang. Oleh sebab itu pembuangan
smear layers secara optimal dari dalam saluran akar harus dilakukan untuk mendapatkan retensi pasak yang maksimal.
11
Simplified adhesive dari sistem total etsa dinyatakan mampu melarutkan smear layer lebih optimal dibandingkan self etch. Prosedur aplikasi simplified
adhesive dari total etsa terdiri atas dua tahapan. Tahapan pertama menggunakan asam phosphoric dengan konsentrasi antara 35 hingga 50 untuk melarutkan smear
layers, membuka tubulus dentin dan memaparkan serat kolagen dentin.
11,28
Tahapan kedua adalah aplikasi
primer dan bonding terhadap dentin saluran akar. Primer mengandung monomer hidrofilik
untuk menjaga wettability dan membantu cairan yang terperangkap di dalam substrat untuk diganti dengan monomer resin. Sementara
bonding mengandung monomer hidrofobik yang membantu perlekatan dengan bahan restorasi berbasis resin atau semen resin.
11,28
2.9 Interaksi total etsa dengan dual cured resin cement
Pada pasak fiber intensitas sinar akan dikurangi secara signifikan oleh pasak
sebelum mencapai semen resin bagian apikal saluran akar . Semen resin dual cure
kemudian direkomendasikan untuk digunakan dalam proses sementasi pasak fiber.
12
Disamping itu intensitas sinar untuk curing bahan adhesif hanya mampu mencapai
kedalaman 2-2,5 mm.
28
Hal ini menyebabkan bagian apikal saluran akar menjadi tidak tersinar sehingga menyisakan monomer asam yang tidak reaktif.
9
Monomer asam akan menetralkan tertiary amine catalyst dan
mengkonversikannya menjadi protonated amine ammonium yang tidak mampu
bertindak sebagai coinitiator. Ammonium yang dihasilkan tersebut tidak dapat
Universitas Sumatera Utara
bereaksi bersama benzoyl peroxide untuk menghasilkan radikal bebas.
15,30
Akibatnya reaksi polimerisasi semen resin tidak berlangsung sehingga terbentuk celah
gap pada permukaan dentin. Oleh karena perlekatan dari pasak terhadap dentin saluran
akar rendah menyebabkan retensi pasak berkurang. Disamping itu tekanan menjadi tidak terdistribusi sempurna karena ketiga komponen tidak merekat erat satu sama
lain.
14
Lapisan adhesif dengan monomer asam yang tinggi juga dapat menjadi sangat hipertonik setelah polimerisasi. Lingkungan yang hipertonik menyebabkan lapisan
adhesif menjadi membran semipermeabel sehingga cairan dari dentin berdifusi secara cepat. Difusi cairan melalui proses osmosis terjadi hingga ke permukaan antara
semen resin dengan lapisan adhesif. Difusi cairan tersebut membentuk saluran yang bercabang-cabang menyerupai
water trees. Droplet cairan yang terperangkap kemudian ikut terpolimerisasi bersama semen resin membentuk struktur seperti
honeycomb-like resin. Droplet cairan ini juga membentuk
blisters yang dapat menurunkan kualitas dan durasi perlekatan pasak. Disamping itu
blisters juga bertindak sebagai
stress raiser yang berkontribusi dalam crack propagation sehingga menyebabkan fraktur gigi.
13,15-17
2.10 Self Cure Activator SCA