PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL Haritang

kemampuan untuk bertransaksinegosiasi. Nic: support system enchancement peningkatan sistem dukungan: 1. Identifikasi respon psikologi terhadap situasi dan kemampuan sistem pendukung. 2. Identifikasi tingkat dukungan keluarga,dukungan keuangan,dan sumber lainnya 3. Dorong klien untuk memiliki hubungan dengan orang-orang yang memilki minat dan hobi yang sama. 4. Libatkan keluarga,orang yang terdekat, dan teman-teman dalam perawatan dan perencanaan. 5. Jelaskan kepada orang disekitar bagaimana mereka bisa membantu support system enchancement peningkatan sistem dukungan. 1. Perubahan respon psikologis memungkinkan perubahan terhadap kemampuan mendukung kesehatan klien. 2. Mengidentifikasi sumber-sumber dukungan yang dapat membantu klien dalam mencapai keberhasilan pengobatan. Adanya keluarga orang terdekat membantu klien dalam proses penyembuhan. 3. Membantu klien untuk mengembangkan hubungan bersama dengan orang-orang disekitar. 4. Keikutsertaan keluarga,orang terdekat akan meningkatkan rasa dicintai ,dihargai pad klien yang pada akhirnya akan meningkatkan harga diri klien. 5. Meningkatkan partisipasi orang terdekat dalam upaya membantu motivasi kesembuhan klien. Rabu, 20 mei 2015 3 Tujuan dan kriteria hasil Resiko Klien akan mampu melakukan keterampilan interaksi sosial social kesepian interaction skills dalam waktu 1x 6 jam dengan indikator : 1. pasien mampu menunjukkan penerimaan denga skala 3 2. menunjukkan sikap yang tenang dengan skla 4 3. Bekerja sama dengan orang lain dengan skala 3 4. Rileks dengan skala 5 5. kompromi dengan skala dengan skala 3 Perencanaan Rasional Nic : behavior modification : social skills Modifikasi prilaku: keterampilan sosial 1. Bantu klien mengidentifikasi masalah interpersonal yang dihasilkan dari kurangnya kemampuan sosial. 2. Dukung pasien untuk mengungkakan perasaan yang berhubungan dengan masalah interpersonal. 3. Bantu klien untuk mengidentifikasi langkah –langkah prilaku untuk keterampilan sosial yang ditargetkan. 4. Berikan umpan balik kepada klien dan orang terdekat tentang kesesuaian respon sosial yang mereka tunjukkan dalam latihan 5. Libatkan orang terdekat untuk melatih keterampilan sosial klien. 1. Masalah interpersonal dapat mempengaruhi keterampilan dan interaksi klien dalam melakukan aktivitas. 2. Mempermudah klien untuk mengenali masalah yang mengakibatkan klien sulit untuk melakukan keterampilan sosial. 3. Mempermudah klien untuk melakukan keterampilan sosial. 4. Umpan balik yang positif meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri klien. 5. Semakin banyak orang terlibat maka klien akan termotivasi untuk berinteraksi lebih aktif lagi 6. Menjaga kemungkinan buruk yang akan terjadi selama interaksi dan melatih koping adaptif. Rabu,20 mei 2015 4. Tujuan dan kriteria hasil Penurunan koping keluarga Dalam waktu 1x6 jam keluarga akan mampu menunjukkan family coping koping keluarga yang efektif dengan indikator: 1. Keluarga akan mampu untuk memanejem masalah keluarga dengan skala 3 2. Keluarga akan melibatkan anggota keluarga dalam mengambil keputusan dengan skala 3. 3. Memperdulikan kebutuhan semua anggota keluarga dengan skala 4 Perencanaan Rasional Nic: Family support Dukungan keluarga 1. Kaji reaksi emosi keluarga terhadap kondisi klien 2. Pertimbangkan beban psikologis akibat prognosis bagi keluarga. 3. Identifikasi sifat dukungan spiritual untuk keluarga 4. Dengarkan keluhan , perasaan, dan pertanyaan keluarga. 5. Fasilitasi komunikasi tentang keluhan dan perasaan antara klien dan keluarga atau antara anggota keluarga. 6. Jawab semua pertanyaan anggota keluarga atau bantu mereka untuk mendapatkan jawaban. 7. Berikan umpan balik untuk keluarga menyangkut koping mereka. 8. Bantu keluarga untuk memperoleh pengetahuan,keterampilan, dan peralatan yang dibutuhkan untuk melanjutkan keputusan mereka tentang klien 1. Reaksi keluarga terhadap kondisi klien mempengaruhi rencana tindakan kesehatan klien 2. Beban psikologis keluarga mempengaruhi proses keluarga dalam pemenuhan kebutuhan. 3. Dukungan spiritual mempengaruhi pandangan keluarga terhadap kesehatan klien 4. Keluarga akan merasa terbantu dan tidak tertekan dengan kondisi kesehatan keadaan klien serta meningkatkan koping adaptif 5. Meningkatkan komunikasi antara anggota keluarga. 6. Membantu keluarga dalam mengetahui informasi menganai keondisi anggota keluarga. 7. Umpan balik akan membantu keluarga dalam peningkatan koping keluarga. 8. Pemenuhan pengetahuan dan keterampilan keluarga akan membantu dalam perawatan lanjutan klien. kamis,21 mei 2015 5. Tujuan dan kriteria hasil Prilaku cenderun g beresiko Klien akan mampu menunjukkan health orientation orientasi kesehatan skala 3 dengan indikator: 1. Fokus dalam menjaga prilaku kesehatan 2. Fokus untuk pencegahan penyakit 3. Persepsi bahwa prilaku kesehatan sangat relevan terkait dengan kesehatan seseorang Perencanaan Rasional Nic: behavior modification modifikasi kebiasaan. 1. Untuk mengetahui kebiasaan klien yang 1. Identifikasi masalah kebiasaan klien dalam hal prilaku. 2. Identifikasi sasaran prilaku kesehatan yang spesifik secara konkret 3. Tentukan apakah saran prilaku yang di identifikasi perlu untuk di tingkatkan ,diturunkan atau diajari. 4. Diskusikan proses modifikasi prilaku dengan klien atau orang terdekat. 5. Fasilitasi keterlibatan penyedia perawatan kesehatan lainnya dalam proses modifikasi yang sesuai . dilakukan mengenai prilaku terhadap masalah kesehatan yang dialami klien. 2. Memberikan pengetahuan kepada klien mengenai tujuan prilaku kesehatan untuk mengubah dan kebiasaan. 3. Mengetahui bagaimana prilaku atau kebiasaan itu berpengaruh terhadap peningkatan prilaku kesehatan 4. Memberkan dukungan dalam proses perubahan prilaku. 5. Memberikan fasilitas terhadap klien untuk melakukan kebiasaan yang mendukung prilaku yang mendukung kesehatan.

2.3.6 PELAKSANAAN KEPERAWATAN.

Harita nggal No.dx Pukul Implementasi Evaluasi SOAP Rabu2 0 mei 2015 1. harga diri renda h. 10.00 wib Nic: self-esteem enchancement Peningkatan harga diri 1. Memantau pernyataan klien tentang harga diri. 2. Membantu klien untuk menemukaan penerimaan diri. 3. Mendukung klien untuk mempertahankan kontak mata saat berkomunikasi dengan orang. 4. Membantu klien menggunakan kemampuan positif yang dimiliki klien. 5. Memfasilitasi lingkungan hidup and aktivitas yang akan meningkatkan harga S : klien mengatakan bersyukur masih memilki kemampuan positif klien masih bisa bekerja walaupun hanya buruh, bisa melakukan kegiatan yang sederhana seperti menyapu ,mengepel dan mencuci piring. - Klien mengatakan bersyukur masih memiliki kesepatan untuk sehat jasmani O : klien tampak kooperatif,klien mulai mau bercerita,mampu mengungkapkan kemampuan yang dimiliki A.masalah teratasi sebagian diri. 6. Memberi penghargaan atau pujian atas kemajuan klien dalam mencapai tujuan yang tercapai. P: intervensi dilanjutkan Dalam wakti 1 x 6 jam klien akan mampu menunjukkan harga diri dengan skala 4. Kamis 21 mei 2015 2.isola si sosial. 10.00 wib Nic: socialization enchancement peningkatan sosialisasi: 1. Memotivasi klien untuk meningkatkan hubungan. 2. Mengunakan tehnik bermain peran dalam mempraktekkan tehnik dan keterampilan komunikasi. 3. Mendorongg klien untuk terlibat dalam aktivitas kelompok atau individu. 4. Membantu meningkatkan kesadaran dan keterbatasan dalam berkomunikasi dengan orang lain. 5. Merujuk klien ke kelompok komunikasi interpersonal dimana pesien bisa memahami dan memingkatkan kemampuan untuk bertransaksinegosiasi. S: Klien mengatakan kadang sudah mulai berkomunikasi dengan satu ruangannya. Klien mengatakan sudah memiliki teman cerita didalam ruangannya Klien mengatakan sudah mulai melakukan aktivitas bersama- sama dengan teman satu ruangan seperti menyapu ruangan. O : Klien tampak mulai berinteraksi, klien mulai melakukan kegiatan seperti menyapu bersama satu ruangannya. A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi dilanjutkan Dalam waktu 1x6 jam klien akan menunjukkan peningkatan sisoalisasi dengan skala 5. BAB III KESIMPULAN 3.1 Kesimpulan Konsep diri adalah semua perasaan, kepercayaan, dan nilai yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri berkembang secara bertahap saat bayi mulai mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain. Pembentukan konsep diri ini sangat dipengaruhi oleh asuhan keperawatan orang tua dan lingkungannya Tarwoto, 2006. Karya tulis ilmiah ini membahas kasus pada klien yaitu Tn. V berusia 36 tahun, dengan diagnosa medis skizofrenia paranoid berulang, masuk ke Rumah Sakit Jiwa Medan dan dirawat inap di Ruangan Singgalang. Setelah dilakukan pengkajian , ditemukan data sujektif mengenai perubahan konsep diri klien yang menyatakan bahwa klien Tn. V merasa malu dan merasa rendah didepan keluarga dan saudara istrinya yang mempunyai pekerjaan yang bagus pegawai negeri sipil PNS sementara ia hanya seorang buruh dan kadang tidak bekerja, sehingga klien merasa sangat tidak berguna. Klien juga tampak sering menarik diri, tidak banyak berinteraksi dan sering menunduk. Setelah mendapat data-data diatas penulis merumuskan beberapa masalah keperawatan dengan prioritas masalah harga diri rendah. Setalah melakukan asuhan keperawatan kepada klien selama 5 hari mulai dari pengkajian, maka ditemukan perkembangan klien, berupa klien mulai untuk berkomunikasi dengan orang disekitar dan mulai melakukan aktivitas yang sederahana seperti menyapu. Saat berkomunikasi dengan perawat klien mulai untuk melakukan kontak mata dan mencoba untuk mempertahankan kontak mata.