Asuhan Keperawatan pada dengan prioritas masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Komunitas
Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. D Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 83 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Panca Karya No.816 Medan Amplas Tanggal Masuk RS :
No. Register : Ruangan/kamar : Golongan darah : -
Tanggal Pengkajian : 18 Mei 2015 Tanggal operasi :
Diagnosa Medis : II. KELUHAN UTAMA
Pada saat dilakukan pengkajian klien mengatakan sangat terganggu dengan kondisinya. Klien tidak lagi dapat beraktivitas seperti dulu, sekarang semua aktivitasnya tergantung kepada anggota keluarga yang lain yaitu anak klien, klien mengalami stroke sejak 6 bulan lalu. Saat dilakukan pengkajian klien mengatakan bahwa ia sering merasa kebas dibagian ekstremitas, seperti kesemutan, nyeri dibagian ekstremitas, klien juga memiliki riwayat hipertensi. III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A.Provocative/ Palliative 1. Apa penyebabnya
Sebelum terkena stroke klien mengalami hipertensi, dengan TD 200/130 mmHg, yang mengakibatkan klien sering mengalami nyeri dibagian kepala, hingga akhirnya klien mengalami stroke.
(2)
2. Hal-hal apa yang memperbaiki keadaan
Klien tiap pagi hari berjemur sekitar 1 jam sehari, klien juga tetap berusaha mengerjakan shalat 5 waktunya, klien rajin mengaji dan klien yakin bahwa sakitnya pasti akan sembuh.
B.Quantity/Quality 1. Bagaimana dirasakan
Disaat nyeri klien mengatakan perasaannya tidak menentu. 2. Bagaimana dilihat
Klien tidak tampak menahan rasa sakit, kelihatan rileks dengan ekspresi wajah datar.
C.Region
1. Dimana lokasinya
Lokasi nyeri berada pada bagian ekstremitas sinistra. 2. Apakah menyebar
Nyeri menyebar D.Severity
Keadaan ini tampak mengganggu aktivitas klien. Namun, hampir semua aktivitas klien dilakukan anggota keluarga. Skala nyeri yang dialami klien adalah 3 (0-10).
E.Time
Nyeri tidak berlangsung lama dan kadang kala hilang dalam jangka waktu yang singkat.
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU 1. Penyakit yang pernah dialami
Penyakit yang pernah diderita klien adalah hipertensi. 2. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Melakukan pengobatan ke rumah sakit dan di rawat jalan. 3. Pernah dirawat/ dioperasi
Klien pernah dirawat/tidak pernah dioperasi 4. Lama dirawat
±1minggu di rumah sakit silalahi 5. Alergi
(3)
Klien tidak memiliki riwayat alergi V.RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A.Orangtua
Orang tua klien tidak memiliki riwayat penyakit B.Saudara kandung
Klien anak tunggal
C.Penyakit keturunan yang ada
Klien mengatakan keluarga klien tidak memiliki penyakit keturunan. D.Anggota keluarga yang meninggal
Kedua orang tua klien E.Penyebab meninggal
Penyakit setelah tua
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A.Persepsi klien tentang penyakitnya
Klien mengatakan penyakitnya pasti sembuh dan baik-baik saja. B.Konsep Diri
a. Gambaran diri
Klien merasa tubuhnya tidak seperti biasa. b. Ideal diri
Sebagai orang tua klien mengatakan malu karena aktivitasnya harus selalu dibantu oleh anaknya.
c. Harga diri
Klien merasa malu karena aktivitasnya harus selalu dibantu oleh anaknya. d. Peran diri
Klien berperan sebagai seorang orang tua, nenek. e. Identitas
Klien adalah anak tunggal dan sudah menikah dan sudah lanjut usia C.Keadaan emosi
Emosi klien terkontrol dengan baik. D.Hubungan sosial
(4)
Klien mengatakan orang yang berarti dan paling dekat dengan klien adalah anaknya yang ke tujuh.
b. Hubungan dengan keluarga
Klien berhubungan baik dengan anak dan cucunya. c. Hubungan dengan orang lain
Klien berinteraksi dengan baik kepada orang lain, misalnya mahasiswa. d. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien memiliki hambatan berhubungan dengan orang lain karena proses penyakitnya.
E.Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien rajin berdoa agar penyakitnya sembuh. b. Kegiatan ibadah
Klien tetap melakukan kegiatan ibadah. VII.PEMERIKSAAN FISIK
A.Keadaan Umum
Klien memiliki tingkat kesadaran penuh (compos mentis), klien tampak lemah, dan tenang, dapat berkomunikasi dengan baik..
B.Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 160/90 mmHg
Nadi : 75 kali/ menit
Pernafasan :20 kali/ menit
Suhu tubuh : 37,0o C
Skala nyeri : 3 (0-10)
TB : 155 cm
BB : 45 kg C.Pemeriksaan Head to toe Kepala
- Bentuk
Kepala simetris, tidak ada kelainan bentuk - Ubun-ubun
(5)
- Kulit Kepala
Kulit kepala kurang bersih Rambut
- Penyebaran rambut
Rambut klien tersebar merata
- Bau
Rambut sedikit berbau keringat - Warna kulit
Warna kulit kepala klien putihs Wajah
- Warna kulit
Warna kulit wajah sawo matang, warna kulit sama dengan warna kulit tubuh - Struktur wajah
Struktur wajah lengkap dan simetris Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan
Jumlah mata lengkap dan simetris, tidak ada penonjolan bola mata - Palpebra
Tidak ada kelainan pada palpebra, refleks mengkedip spontan - Konjungtiva dan sclera
Konjungtiva pucat dan sklera tidak ikterik, berwarna keputih-putihan - Pupil
Diameter pupil normal, respon terhadap cahaya baik - Visus
Tidak dilakukan pemeriksaan visus, pasien mampu membaca koran tanpa memakai kacamata
- Tekanan bola mata
Tidak dilakukan pemeriksaan tekanan bola mata Hidung
- Tulang hidung dan posisi septum nasi
Letak tulang hidung dan posisi septum nasi normal di medial. - Lubang hidung
(6)
Lubang hidung lengkap, bersih, dan tidak ada sumbatan - Cuping hidung
Cuping hidung normal, tidak ada pernafsan cuping hidung. Telinga
- Bentuk telinga
Bentuk telinga normal, simetris kiri dan kanan - Ukuran telinga
Ukuran telinga normal - Lubang telinga
Lubang telinga bersih, tidak ada kelainan, bentuk bundar - Ketajaman pendengaran
Dapat mendengar dengan baik Mulut dan faring
- Keadaan bibir
Bentuk bibir normal, bibir berwarna sama tidak ada sianosis, bibir sedikit kering
- Keadaan gusi dan gigi
Gusi dan gigi terlihat kurang bersih, gusi tidak berdarah - Keadaan lidah
Lidah bersih, tidak ada jamur Leher
- Posisi trachea
Posisi trachea normal di medial - Thyroid
Tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid - Suara
Suara normal, tidak serak - Kelenjar limfe
Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe - Vena jugularis
Tidak ada distensi vena jugularis - Denyut nadi karotis
(7)
Denyut nadi karotis teraba Pemeriksaan integument
- Kebersihan
Kebersihan kulit kurang terjaga dengan baik - Kehangatan
Kulit hangat - Warna
Warna kulit sawo matang - Turgor
Turgor kulit tidak normal, kulit tidak elastis, CRT > 2 detik - Kelembaban
Kulit tidak lembab, kulit kering - Kelainan pada kulit
Kulit kering seperti bersisik Pemeriksaan thoraks/ dada
- Inspeksi thoraks
Thoraks normal, simetris, tidak ada kelainan bentuk. - Pernapasan
Frekuensi pernapasan 20x/menit, irama regular, napas dangkal - Tanda sulit bernapas
Tidak ada kesulitan bernapas, tidak tampak pernapasan cuping hidung, napas dangkal, pasien merasa sesak
Pemeriksaan paru
- Palpasi getaran suara:- - Perkusi:-
- Auskultasi:- Pemeriksaan jantung
-Inspeksi:- -Palpasi:- -Perkusi:- -Auskultasi:-
(8)
- Inspeksi
Abdomen terlihat normal, tidak ada ascites - Auskultasi
Terdengar suara peristaltik normal - Palpasi
Tidak ada nyeri saat ditekan pada bagian kanan dan kiri, tidak ada distensi. - Perkusi:-
Pemeriksaan muskuloskeletal
Kekuatan otot ekstremitas bagian kanan 4, bagian kiri 1, tidak simetris kanan dan kiri
Pemeriksaan neurologi: - Fungsi motorik
Fungsi motorik terganggu Fungsi sensorik
Fungsi sensorik terganggu, tidak dapat mengidentifikasi sentuhan dengan baik. VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
1. Pola makan dan minum
- Frekuensi makan
Frekuensi makan klien 3 kali/ hari. - Nafsu makan
Nafsu makan klien baik - Nyeri ulu hati
Klien tidak ada mengeluhkan nyeri ulu hati. - Alergi
Klien tidak pernah mengalami alergi - Mual dan muntah
Klien tidak mengalami mual dan muntah - Waktu pemberian makan
Waktu pemberian makanan klien selama dirawat: pagi 08.00, siang 13.00, malam 19.00
- Jumlah dan jenis makan
(9)
- Waktu pemberian cairan/minum 3 gelas besar sehari
- Masalah makan dan minum
Tidak ada kesulitan makan dan minum
2. Perawatan diri
- Kebersihan tubuh
Kebersihan tubuh klien kurang terpenuhi karena klien tidak dapat beraktivitas secara mandiri.
- Kebersihan gigi dan mulut
Gigi dan mulut tampak kurang bersih. - Kebersihan kuku kaki dan tangan
Kuku pendek dan bersih
3. Pola kegiatan/Aktivitas
- Aktivitas klien
Klien beraktivitas dibantu oleh keluarga. - Aktivitas ibadah klien
Klien tetap melakukan ibadah setelah sakit
4. Pola eliminasi
a. BAB - Pola BAB
Klien biasanya BAB satu kali per hari - Karakter feses
Feses klien biasa - Riwayat perdarahan
Tidak pernah mengalami perdarahan - BAB terakhir
Klien BAB terakhir pagi sari sebelum pengkajian - Diare
Klien tidak mengalami diare - Penggunaan laksatif
(10)
b. BAK
- Pola BAK Normal - Karakter urine
Warna urine kuning
- Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK Tidak ada nyeri/ kelainan saat BAK - Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih
Tidak ada masalah - Penggunaan diuretik
Klien tidak menggunakan diuretik - Upaya mengatasi masalah
(11)
Lampiran 2
CATATAN PERKEMBANGAN Hari/
tanggal No. Dx Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi
Rabu, 20 Mei 2015
Dx.1 09.00-10.00 WIB
1. Membina hubungan saling percaya kepada klien sebelum memulai tindakan intervensi keperawatan.
2. Menanyakan keluhan klien yang dirasakan setelah dilakukan intervensi yang sebelumnya.
3. Mengukur TTV klien, dan mengobservasi kondisi klien.
4. Melatih melakukan gerakan pasif dan aktif, kepada klien, seperti meremas bola karet dan melebarkan jari-jari tangan.
5. Memonitor kulit yang sering mengalami tekanan,
6. Melatih ambulasi sebanyak mungkin. 7. Melibatkan keluarga selama tindakan
S: klien mengatakan sejak dilakukannya intervensi sebelumnya yaitu latihan melebarkan jari tangan dengan cara meremas bola karet, klien merasakan bahwa tangannya lebih mudah untuk digerakkan. Klien juga mengatakan akan terus melatih pergerakan tangannya dengan cara meremas bola karet
O: klien tampak tenang, dan memberi respon positif terhadap tindakan yang diajarkan. Latihan meremas bola karet, klien juga mampu menggerakkan tangan dan kaki yang sehat untuk mengkompensasi bagian yang terkena hemiparesis
TD:150/100mmHg HR: 80 x/mnt RR:20 x/mnt T:37,0ºC
A: masalah teratasi sebagian P: intervensi dilanjutkan:
Melakukan ambulasi sesering mungkin secara mandiri
(12)
Hari/
tanggal No. Dx Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi
Rabu, 20 Mei 2015
Dx.2 10.00-11.00 WIB
1. Mengkaji kemampuan klien untuk
memenuhi kebutuhan secara mandiri, seperti menyiapkan makan dan makan sendiri 2. Mengkaji kemampuan klien memakai
pakaian, seperti pemakaian jilbab sendiri 3. Memotivasi klien untuk terus mencoba
memenuhi kebutuhan secara mandiri.
S: klien mengatakan bahwa klien sudah mampu makan sendiri, namun belum berani untuk menyiapkan makanan sendiri
O: klien tampak bersemangat dan klien sudah mampu makan sendiri, namun untuk
menyiapkan makan sendiri klien masih belum mampu
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan : melatih klien untuk memenuhi kebutuhannya secara mandiri dan memotivasi klien
Hari/
tanggal No. Dx Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi
Rabu, 20 Mei 2015
Dx.3 11.00-12.00 WIB
1. Mengidentifikasi kulit klien. 2. Menanyakan kepada klien tentang
penggunaan lotion, dan juga tentang mobilisasi yang dilakukan untuk mencegah penekanan yang berlebihan terhadap kulit. 3. Mengidentifikasi penggunaan alat tenun. 4. Mengukur TTV klien.
S: klien mengatakan bahwa klien berusaha untuk melakukan pergerakan sesering mungkin, namun klien masih belum menggunakan lotion, karena belum terbiasa dan lupa O: kulit klien tampak kering, penggunaan alat
tenun sudah sedikit lebih rapi dan bersih TD: 140/90mmHg
T: 37,0ºC HR: 78 x/mnt RR: 20x/mnt
(13)
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan: penggunaan lotion atau minyak saat berjemur pagi hari, dan
memperhatikan kerapian tempat tidur.
Hari/
tanggal No. Dx Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi
Kamis, 21 Mei 2015
Dx.1 09.00-10.00 WIB
1. Menanyakan perasaan klien dan mengukur TTV klien
2. Meminta klien melakukan gerakan aktif sendiri sesuai batas yang dapat ditoleransi 3. Melatih kembali gerakan aktif dan pasif. 4. Menganjurkan kepada klien dan keluarga
tentang perubahan posisi yang dilakukan ketika dalam posisi tidur, danm duduk,setiap berapa jam dilakukan pergerakan.
S: klien mengatakan sudah ada peningkatan dalam pergerakan secara mandiri, maupun dibantu orang lain, klien rajin melakukan latihan dan dibantu keluarga.
O: klien aktif dalam melakukan pergerakan sesering mungkin, baik dibantu oleh orang lain maupun secara mandiri,
TD: 150/90mmHg T: 37,5ºC
RR: 21x/mnt HR: 80x/mnt
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan: perubahan posisi yang dilakukan ketika dalam posisi tidur maupun duduk
(14)
Hari/
Tanggal No. Dx Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi
Kamis, 21 Mei 2015
Dx.2 10.00-11.00 WIB
1. Mengevaluasi kemampuan klien dalam pemenuhan kebutuhan secara mandiri 2. Memotivasi klien dalam pergerakan untuk
memenuhi kebutuhan secara mandiri, supaya klien tetap percaya diri dalam melakukan aktivitas secara mandiri
3. Melibatkan keluarga dalam melakukan tindakan yang diajarkan kepada klien.
S: klien mengatakan sudah dapat mengambil makanan sendiri dan makan sendiri, ketika dibantu keluarga untuk dekat ke meja makan. O: klien senang ketika klien mampu menyiapkan
makanan sendiri, makan sendiri, dan semakin percaya diri bahwa klien mampu memenuhi kebetuhan secara mandiri
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan : memotivasi klien untuk memenuhi kebutuhan secara mandiri
(15)
Hari/
tanggal No. Dx Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi
Kamis, 21 Mei 2015
Dx.3 11.00-12.00 WIB
1.Mengidentifikasi kulit klien
2.Menanyakan tentang penggunaan lotion, dan mobilisasi yang dilakukan untuk mencegah penekanan yang berlebihan terhadap kulit. 3.Melibatkan keluarga dalam merapikan alat
tenun yang digunakan klien, dan penggunaan lotion terhadap kulit klien.
4.Mengukur TTV klien.
S: klien mengatakan kulitnya sekarang terasa lebih lembab, dan klien sudah rajin
menggunakan lotion, dan melakukan mobilisasi.
O: klien tampak senang, kulit klien tampak
lembab dan bersih, penggunaan alat tenun juga rapi dan bersih, dan klien melakukan
mobilisasi sesering. TD: 150/90 mmHg T: 37,0ºC
RR: 20x/mnt HR: 78x/mnt
A:masalah teratasi sebagian
P: intervensi tetap dilanjutkan: yaitu mobilitas sesering mungkin
(16)
Hari/
tanggal No. Dx Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi
Jumat, 22 Mei 2015
Dx.1 09.00-10.00 WIB
1. Menanyakan perasaan klien dan mengukur TTV klien
2. Meminta klien melakukan gerakan aktif sendiri sesuai batas yang dapat ditoleransi 3. Menanyakan kepada klien dan keluarga
tentang perubahan posisi yang dilakukan ketika dalam posisi tidur, setiap berapa jam dilakukan pergerakan.
4. Memberikan penkes tentang pentingnya mobilitas kepada klien dan keluarga.
S: klien mengatakan sudah ada peningkatan dalam pergerakan secara mandiri, maupun dibantu orang lain, klien mengatakan bahwa klien sudah dapat mengkompensasi kehilangan fungsi bagian tubuh yang terkena paralis, setelah rajin melakukan latihan dan dibantu keluarga juga
O: klien aktif dalam melakukan pergerakan sesering mungkin, baik dibantu oleh orang lain maupun secara mandiri,
TD: 150/90mmHg T: 37,5ºC
RR: 21x/mnt HR: 80x/mnt
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan keluarga sesuai dengan penkes yang diberikan.
(17)
Hari/
Tanggal No. Dx Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi
Jumat, 22 Mei 2015
Dx.2 10.00-11.00 WIB
1. Mengevaluasi kemampuan klien dalam pemenuhan kebutuhan secara mandiri 2. Melibatkan keluarga dalam melakukan
tindakan yang diajarkan kepada klien.
3. Memotivasi keluarga untuk tetap memotivasi klien dalam pergerakan untuk memenuhi kebutuhannya
S: klien mengatakan sudah dapat mengambil makanan sendiri dan makan sendiri, ketika dibantu keluarga untuk dekat ke meja makan. Dan sudah mampu memakai jilbab sendiri, walaupun belum rapi benar
O: klien senang ketika klien mampu menyiapkan makanan sendiri, makan sendiri, dan mampu memakai jilbab sendiri
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan keluarga, sesuai latihan yang dilakukan bersama.
(18)
Hari/
Tanggal No. Dx Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi
Jumat, 22 Mei 2015
Dx.3 11.00-12.00 WIB
1.Menanyakan tentang penggunaan lotion, dan mobilisasi yang dilakukan untuk mencegah penekanan yang berlebihan terhadap kulit. 2.Melibatkan keluarga dalam merapikan alat
tenun yang digunakan klien, dan penggunaan lotion terhadap kulit klien.
3.Mengukur TTV klien. 4.Fase terminasi
S: klien mengatakan kulitnya sekarang terasa lebih lembab, dan klien sudah rajin
menggunakan lotion, dan melakukan
mobilisasi sesering mungkin baik ketika duduk dan dalam posisi tidur
O: klien tampak senang, kulit klien tampak
lembab dan bersih, penggunaan alat tenun juga rapi dan bersih, dan klien melakukan
mobilisasi sesering mungkin untuk menjaga kulitnya tidak tertekan
TD: 150/90 mmHg T: 37,0ºC
RR: 20x/mnt HR: 78x/mnt A:masalah teratasi
P: intervensi tetap dilanjutkan: yaitu mobilitas sesering mungkin
(19)
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. (2001). Keperawatan Medikal-Bedah (edisi 8). Jakarta: EGC.
Dinarti et al. (2009). Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media. Doenges, M. E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Pedoman Untuk
Perencanaan Dan Pendomentasian Keperawatan (edisi 3). Jakarta: EGC Hidayat, Aziz A. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia 1. Jakarta:
Salemba Medika.
Hidayat, Aziz A. (2009). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia 2. Jakarta: Salemba Medika.
Potter & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan (edisi 4 volume 1). Jakarta: EGC.
Potter & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan (edisi 4 volume 2). Jakarta: EGC.
Price, S. A. (2006). Patofisiologi (edisi 6). Jakarta: EGC.
Tarwoto & Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Wilkinson & Ahren. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC.
(20)
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan pengkajian pada Ny. D, dan kemudian dilakukan analisa data klien untuk mengetahui masalah kesehatan yang dialami klien serta menegakkan diagnosa keperawatan. Diagnosa yang diperoleh dari hasil analisa data adalah sebagai berikut:
4. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparesis, kehilangan keseimbangan dan koordinasi sebagai akibat kerusakan neurovaskuler ditandai dengan hilangnya fungsi motorik dan sensorik klien
5. Kurang perawatan diri berhubungan (hygiene, toileting, berpindah, makan,) berhubungan dengan gejala sisa stroke akibat kerusakan neurovaskuler dan muskuloskeletal ditandai dengan ketidakmampuan klien dalam memenuhi kebutuhan klien terhadap perawatan diri sendiri, sebagia dampak kerusakan mobilitas fisik klien
6. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan penyakit berat (akibat kerusakan mobilitas) ditandai dengan ketidakmampuan klien melakukan ambulasi sesering mungkin, yang mengakibatkan kulit tertekan.
Kerusakan mobilitas fisik sebagai masalah yang diprioritaskan. Kemudian dilakukan perencanaan tindakan keperawatan. Setelah dilakukan implementasi keperawatan, ketiga diagnosa yang diperoleh tidak dapat diatasi secara tuntas. Masalah kerusakan mobilias fisik belum teratasi, dan intervensi dilanjutkan melalui peran keluarga. Masalah yang dapat teratasi adalah pencegahan kerusakan integritas kulit.
3.2 Saran
Saran dari penulis setelah menyusun karya tulis ilmiah ini adalah : 1. Bagi Pendidikan Keperawatan
Pendidikan keperawatan sebaiknya lebih meningkatkan kualitas pendidikan mahasiswa, khususnya sebelum melakukan praktik baik di rumah sakit maupun di komunitas demi meningkatkan kenyamanan bagi klien. Terutama masalah keperawatan tentang mobilisasi yang sering dialami klien, baik di rumah sakit maupun di komunitas, karena masalah mobilisasi merupakan
(21)
kebutuhan dasar yang sangat mutlak dan harus dipenuhi, sehingga mahasiswa perlu dibekali sebelum melakukan praktik keperawatan.
2. Bagi Pelayanan Keperawatan
Diharapkan untuk lebih memperhatikan status perkembangan kesehatan klien dan selalu mengevaluasi setiap tindakan yang telah diberikan. Baik di rumah sakit maupun di komunitas, terkhusus di komunitas, dibutuhkan seorang pelayan kesehatan harus pandai berbaur dan membina hubungan yang baik kepada masyarakat, dan memperhatikan mereka sebagai induvidu yang unik dan holistik. Karena ketika seorang pelayan keperawatan lalai dan tidak kritis dalam hal memberikan asuhan keperawatan dapat berdampak buruk bagi status kesehatan pasien.
(22)
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Mobilitas
1. Pengkajian
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Mobilisasi diperlukan untuk meninngkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit khususnya penyakit degeneratif dan untuk aktualisasi. Mobilisasi menyebabkan perbaikan sirkulasi, membuat napas dalam dan menstimulasi kembali fungsi gastrointestinal normal, dorong untuk menggerakkan kaki dan tungkai bawah sesegera mungkin, biasanya dalam waktu 12 jam (Mubarak, 2008).
Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya (Hidayat, 2006).
Pengkajian pada masalah pemenuhan kebutuhan mobilisasi adalah sebagai berikut (Hidayat 2006):
1. Identitas
Pengkajian identitas klien meliputi: nama, jenis kelamin, umur, agama, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, alamat.
2. Riwayat Keperawatan Sekarang
Pengkajian riwayat pasien saat ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi keluhan/gangguan dalam mobilisasi, seperti adanya nyeri, kelemahan otot kelelahan, tingkat mobilitas, daerah terganggunya mobilitas, dan lama terjadinya gangguan mobilitas.
3. Riwayat Keperawatan Penyakit yang Pernah Diderita
Pengkajian riwayat penyakit yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan mobilitas, misalnya adanya riwayat penyakit neurologis (kecelakaan, serebrovaskuler, trauma kepala, peningkatan tekanan intrakranial, miastenia gravis, guillain barre, cedera medula spinalis, dll), riwayat kardiovaskuler (infark miokard, gagal jantung kongestif), riwayat penyakit sistem muskuloskeletal (osteoporosis, fraktur, artritis), riwayat penyakit sistem
(23)
pernapasan (penyakit paru obstruktif menahun, pneumonia, dll), riwayat pemakaian obat, seperti sedativa, hipnotik, depresan sistem saraf pusat, laksansia, dan lain-lain.
4. Kemampuan Fungsi Motorik
Pengkajian fungsi motorik antara lain pada tangan kanan dan kiri, kaki kanan dan kaki kiri untuk menilai ada atau tidaknya kelemahan, kekuatan, atau spastis.
5. Kemampuan Mobilitas
Pengkajian kemampuan mobilisasi dilakukan dengan tujuan untuk menilai kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun, dan berpindah tanpa bantuan. Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut:
Tingkat
Aktivitas/Mobilisasi Kategori
Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara penuh Tingkat 1 Memerlukan pengguaan alat
Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain,
dan peralatan
Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan.
6. Kemampuan Rentang Gerak
Pengkajian rentang gerak (range of motion-ROM) dilakukan di daerah seperti bahu, siku, lengan, panggul, dan kaki.
Gerak Sendi
Derajat Rentang
Normal Bahu
Adduksi: Gerakan lengan ke lateral dari posisi samping ke atas kepala, telapak tangan menghadap ke posisi yang paling jauh.
180 Siku
Fleksi: Angkat lengan bawah ke arah depan dan ke arah atas menuju bahu.
150 Pergelangan Tangan
Fleksi: Tekuk jari-jari tangan ke arah bagian dalam lengan bawah.
Ekstensi: Luruskan pergelangan tangan dari posisi fleksi
Hiperekstensi: Tekuk jari-jari tangan ke arah belakang sejauh mungkin.
Abduksi: Tekuk pergelangan tangan ke sisi ibu jari ketika telapak tangan menghadap ke atas.
Adduksi: Tekuk pergelangan tangan ke arah kelingking,
80-90 80-90 70-90 0-20 30-50
(24)
telapak tangan menghadap ke atas.
Tangan dan Jari
Fleksi: Buat kepalan tangan Ekstensi: Luruskan jari
Hiperekstensi: Tekuk jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin.
Abduksi: Kembangkan jari tangan
Adduksi: Rapatkan jari-jari tangan dari posisi abduksi.
90 90 30 20 20 7. Perubahan Intoleransi Aktivitas
Pengkajian intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan perubahan pada sistem pernapasan, antara lain: suara napas, analisis gas darah, gerakan dinding thorak, adanya mukus, batuk yang produktif diikuti panas, dan nyeri saat respirasi.
8. Kekuatan Otot dan Gangguan Koordinasi
Skala
Persentase Kekuatan Normal
Karakteristik 0 0 Paralisis sempurna
1 10 Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat di palpasi atau dilihat
3 25 Gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan topangan
4 50 Gerakan yang normal melawan gravitasi
5 75 Gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan melawan tahan minimal
6 100 Kekuatan normal, gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan tahanan penuh
9. Perubahan Psikologis
Pengkajian psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan mobilitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi, perubahan dalam mekanisme koping, dan lain-lain.
2. Analisa Data
Problem Etiology Sign/Symptom
Gangguan Mobilitas Fisik
Hipertensi Ds:- Do:
(25)
Kepekatan darah meningkat aterosklerosis pembentukan thrombus obstruksi thrombus di otak
menurunnya suplai darah ke otak
terjadi hipoksia serebri infark jaringan otak kerusakan pusat gerakan motorik di lobus frontalis
hemisphere/hemiplagia hemiparesis
kerusakan mobilitas fisik
a. Penurunan waktu reaksi
b. Kesulitan bergerak c. Perubahan cara
berjalan d. Keterbatasan
kemampuan untuk melakukan
keterampilan motorik halus
e. Keterbatasan
kemampuan melakukan keterampilan
melakukan motorik kasar
f. Keterbatasan rentang pergerakan
g. Ketidakstabilan posisi tubuh saat melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari
h. Melambatnya pergerakan
i. Pergerakan tak koordinasi atau menyentak
3. Rumusan Masalah
Dari data yang ditemukan saat melakukan pengkajian kepada klien yang mengalami stroke yang menyebabkan terjadinya kerusakan mobilitas fisik akibat terjadinya kerusakan muskuskeletal dan kerusakan neurovaskuler, yang dapat menyebabkan kerusakan pada kerusakan mobilitas fisik yang dapat menyebabkan masalah yang lain pada klien seperti:
1. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparesis, kehilangan keseimbangan dan koordinasi sebagai akibat kerusakan neurovaskuler ditandai dengan hilangnya fungsi motorik dan sensorik klien.
2. Kurang perawatan diri berhubungan (hygiene, toileting, berpindah, makan,) berhubungan dengan gejala sisa stroke akibat kerusakan neurovaskuler dan muskuloskeletal ditandai dengan ketidakmampuan klien dalam memenuhi kebutuhan klien terhadap perawatan diri sendiri, sebagia dampak kerusakan mobilitas fisik klien.
(26)
3. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan penyakit berat (akibat kerusakan mobilitas) ditandai dengan ketidakmampuan klien melakukan ambulasi sesering mungkin, yang mengakibatkan kulit tertekan.
Masalah utamanya adalah Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparesis, kehilangan keseimbangan dan koordinasi sebagai akibat kerusakan neurovaskuler.
4. Perencanaan No
Dx Perencanaan Keperawatan
Dx. 1
Tujuan:
a. Rentang pergerakan sendi dengan gerakan atas inisiatif sendiri b. Kemampuan bergerak untuk maksud tertentu
Kriteria Hasil:
a. Mempertahankan posisi optimal dari fungsi yang dibuktikan oleh tak adanya kontraktur, footdrop
b. Mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang terkena atau kompensasi
c. Mendemonstrasikan teknik/perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas
d. Mempertahankan integritas kulit.
Intervensi Rasional
1. Kaji TTV klien
2. Kaji kemampuan secara fungsional/luasnya kerusakan awal dan dengan cara yang teratur.
3. Ubah posisi minimal setiap 2 jam satu kali (telentang, miring), dan jika memungkinkan bisa lebih sering jika diletakkan dalam posisi bagian yang terganggu 4. Mulailah melakukan latihan
rentang gerak aktif dan pasif pada semua ekstremitas. Anjurkan melakukan latihan seperti quadrisep/gluteal, meremas bola karet,
1. Untuk mengetahui kondisi klien secara umum, dan kesiapan untuk melakukan aktivitas
2. Mengidentifikasi kekuatan /kelemahan dan dapat memberikan informasi mengenai pemulihan. 3. Menurunkan terjadinya
trauma/iskemia jaringan. Daerah yang terkena mengalami perburukan/sirkulasi yang lebih jelek dan menurunkan sensasi dan lebih besar menimbulkan kerusakan pada kulit dekubitus. 4. Meminimalkan atrofi otot,
meningkatkan sirkulasi, membantu mencegah kontraktur. Menurunkan risiko terjadinya hiperkalsuria dan osteoporosis jika masalah utamanya adalah pendaharaan.
(27)
melebarkan jari-jari dan kaki/telapak
5. Gunakan penyangga lengan ketika klien berada dalam posisi tegak, sesuai indikasi.
6. Bantu dalam mengembangkan keseimbangan duduk (seperti meninggikan bagian kepala tempat tidur, bantu untuk duduk di sisi tempat tidur, biarkan pasien menggunakan kekuatan tangan untuk menyokong berat badan dan kaki yang kuat untuk memindahkan kaki yang sakit; meningkatkan waktu duduk dan keseimbangan dalam berdiri (seperti letakkan sepatu yang datar, sokong bagian belakang bawah klien dengan tangan sambil meletakkan lutut penolong diluar lutut klien, bantu menggunakan alat pegangan parallel dan walker 7. Observasi daerah yang terkena
warna, edema, atau tanda lain gangguan sirkulasi.
8. Inspeksi kulit terutama pada daerah-daerah yang menonjol secara teratur. Lakukan masase secara hati-hati pada daerah kemerahan dan berikan alat bantu seperti bantalan lunak kulit sesuai kebutuhan. 9. Alasi kursi duduk dengan busa
atau balon air dan bantu klien memindahkan berat badan dengan interval yang teratur. 10. Susun tujuan dengan
klien/orang terdekat untuk berpartisipasi dalam aktivitas/latihan dan mengubah posisi.
11. Anjurkan klien untuk membantu pergerakan dan
5. Selama paralisis flaksid, penggunaan penyangga dapat menurunkan risiko terjadinya subluksasio lengan dan sindrom bahu-lengan.
6. Membantu dalam melatih kembali jaras saraf, meningkatkan respons proprioseptik dan motorik.
7. Jaringan yang mengalami edema lebih mudah mengalami trauma dan penyembuhannya lambat. 8. Titik-titik tekanan pada daerah
yang menonjol berisiko untuk terjadinya penurunan perfusi /iskemia stimulasi sirkulasi dan memberikan bantalan membantu mencegah kerusakan kulit dan berkembangnya dekubitus.
9. Mencegah/menurunkan tekanan koksigeal/kerusakan kulit.
10. Meningkatkan harapan terhadap perkembangan/peningkatan dan memberikan perasaan kontrol/kemandirian.
11. Dapat berespon dengan baik jika daerah yang sakit tidak menjadi
(28)
latihan dengan menggunakan ekstremitas yang tidak sakit untuk
menyokong/menggerakkan daerah tubuh yang mengalami kelemahan.
terganggu dan memerlukan dorongan serta latihan aktif untuk ”menyatukan kembali” sebagai bagian dari tubuhnya sendiri.
B. Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian
Berdasarkan penugasan dan sesuai dengan jadwal mahasiswa praktik di Komunitas pada tanggal 18-22 Mei 2015, mahasiswa melakukan pengkajian keperawatan pada klien Ny. D. Berikut deskripsi dari hasil pengkajian yang dilakukan dan secara lengkap terdapat di lampiran 1.
1. Biodata
Seorang klien perempuan, bernama Ny. D, berusia 83 tahun, sudah menikah, beragama Islam beralamat di Jl. Panca Karya No 816, dengan kondisi saat ini klien mengalami stroke, klien anak tunggal, klien tidak bekerja dengan pendidikan terakhir adalah SD. klien memiliki 14 anak dan masing-masing sudah berkeluarga, dan klien tinggal bersama anak yang 7 di rumah klien dan ada beberapa orang lagi anak klien yang tinggal dekat tempat tinggal klien.
2. Keluhan Utama
Pada saat pengkajian klien mengatakan sangat terganggu dengan kondisinya. Karena klien tidak lagi dapat beraktivitas seperti dulu, sekarang semua aktivitasnya tergantung kepada anggota keluarga yang lain yaitu anak klien, klien mengalami stroke sejak 6 bulan lalu. Saaat dilakukan pengkajian klien mengatakan bahwa ia sering merasa kebas dibagian ekstremitas, seperti kesemutan, nyeri di bagian ekstremitas, klien juga memiliki riwayat hipertensi, dan sampai saat ini pun klien masih mengalami hipertensi, namun saat ini klien dan anggota keluarga sudah dapat mengontrol hipertensi yang dialami klien, dengan cara mengikuti saran dari dokter, dan diet rendah natrium. Klien tidak lagi dapat memenuhi aktivitasnya secara mandiri, semuanya sekarang ini tergantung kepada orang lain.
(29)
Sebelum mengalami stroke klien mengatakan bahwa klien menderita hipertensi, dengan tekanan darah mencapai 200/130 mmHg. Hal yang dapt memperbaiki keadaan adalah klien tiap pagi berjemur, klien berdoa, dan berusaha tetap menjalankan shalat 5 waktu dan membaca alquran, beristirahat. Perasaan yang dirasakan klien tidak menentu, lokasi terjadinya stroke adalah pada bagian ekstremitas sinistra, dan pada saat nyeri terasa menyebar ke seluruh tubuh.
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Penyakit yang sebelumnya dialami klien adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi, dan sebelumnya klien juga sudah pernah di rawat di rumah sakit sembiring ± selama 1 minggu dan pernah rawat jalan di rumah sakit silalahi, klien tidak ada alergi, dan imunisasi klien tidak lengkap.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan bahwa tidak ada penyakit keturunan, dan kedua orang tua klien tidak ada yang menderita hipertensi, juga saudara yang lain.
6. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum composmentis, TTV: suhu tubuh37,0ºC, tekanan darah 160/90 mmHg, nadi 75kali/menit, pernafasan 20kali/menit, skala nyeri 3-6 nyeri ringan-sedang, tinggi badan 155 cm, berat badan 45kg, bentuk kepala bulat, ubun-ubun normal, kulit kepala kurang bersih, penyebaran dan keadaan rambut merata, bau rambut klien berbau keringat, warna kulit kepala putih, warna kulit wajah sawo matang, struktur wajah normal, kelengkapan dan kesimetrisan mata lengkap dan simetris, palpebra normal, konjungtiva dan sclera normal dan tidak ikterik, pupil positif terhadap cahaya, cornea dan iris normal, visus (-), tidak ada tekanan bola mata, tulang hidung dan posisi septum nasi normal, lubang hidung lengkap dan simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, bentuk telinga normal dan sejajar dengan mata, ukuran telinga normal, lubang telinga normal, ketajaman pendengaran normal, keadaan bibir normal, keadaan gusi dan gigi tidak pucat, dan gigi agak kuning, keadaan lidah normal, orofaring normal, posisi trachea normal, tyroid tidak ada pembengkakan, suara jernih, normal, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembengkakan
(30)
vena jugularis, denyut nadi karotis teraba, kebersihan kulit bersih, akral hangat, warna kulit sawo matang, turgor kulit > 2 detik, kelembaban kurang baik. 7. Pola Kebiasaan Hidup Sehari-hari
Frekuensi makan 3 kali dalam sehari, nafsu atau selera makan baik, tidak ada nyeri ulu hati, tidak ada alergi, tidak ada mual muntah, waktu pemberian makan pagi jam 08.00 siang jam 13.30, malam jam 19.00, jumlah dan jenis makanan bubur dengan porsi 1 cangkir kecil, pemberian minum 3 cangkir besar kadang lebih dalam sehari, tidak ada kesulitan dalam menelan dan minum, pasien mandi dibantu keluarga 1 kali sehari, kebesihan gigi dan mulut kurang, kebersihan kuku dan tangan baik, pola eliminasi, BAB 1-2 kali sehari, karakter feses biasa, tidak ada riwayat perdarahan, tidak ada penggunaan laksatif, pola BAK normal, karakter urin kunig, tidak ada nyeri saat BAK, tidak ada riwayat penyakit ginjal,
8. Mekanisme Koping
Adaptif yaitu bicara dengan orang lain.
2. Analisa Data
Sign/Symptom Etiology Problem
Ds:
a.Klien mengatakan bahwa ia mengalami kesulitan dalam melakukan
pergerakan, ia mengatakan
kelemahan, dan kehilangan sensasi, otot teras kejang, bagian ekstremitas teras kebas, dan membutuhkan bantuan orang lain untuk membantu pergerakan, klien mengatakan sebelum menderita stroke ia menderita hipertensi dan kolesterol. Do:
Hipertensi
Kepekatan darah meningkat aterosklerosis
pembentukan thrombus obstruksi thrombus di otak menurunnya suplai darah ke
otak
terjadi hipoksia serebri infark jaringan otak kerusakan pusat gerakan motorik di lobus frontalis
hemisphere/hemiplagia
Kerusakan Mobilitas Fisik
(31)
a. Penurunan waktu reaksi
b. Kesulitan bergerak c. Perubahan cara
berjalan d. Keterbatasan
kemampuan untuk melakukan
keterampilan motorik halus e. Keterbatasan
kemampuan melakukan keterampilan melakukan
hemiparesis
Sign/Symptom Etiology Problem
Ds:
a.Klien mengatakan bahwa dia tidak mampu untuk merawat dirinya sendiri, seperti mandi sendiri dan ke tilet sendiri, klien harus dibantu keluarga karena klien takut jatuh.
Do:
a.Ketidakmampuan
melakukan kegiatan eliminasi /ke kamar kecil:
1. Duduk/bangun dari toilet
2. Melepas dan mengenakan
pakaian
3. Membersihkan diri sehabis eliminasi 4. Menyiram toilet b. Ketidakmampuan klien
melakukan:
1. Mengeringkan badan
2. Mengambil
infark jaringan otak
kerusakan pusat gerakan motorik di lobus frontalis
hemisphere/hemiplagia
hemiparesis
menurunnya mobilitas/kerusakan
tirah baring
Defisit
(32)
perlengkapan mandi 3. Masuk dan keluar
kamar mandi
4. Mendapatkan atau menyediakan air 5. Mengatur suhu dan
aliran mandi 6. Membersihkan
tubuh atau anggota tubuh
Sign/Symptom Etiology Problem
Ds:
a.Klien mengatakan bahwa ia lebih sering duduk dalam waktu yang lama, dan jarang merubah posisi, klien juga berjemur dipagi hari tanpa menggunakan lotion/bedak/minyak. Do:
a. Kesulitan bergerak b. Tirah baring c. Kehilangan sensasi d. Adanya perubahan
pigmentasi
infark jaringan otak kerusakan pusat gerakan motorik di lobus frontalis hemisphere/hemiplagia
hemiparesis
menurunnya mobilitas/kerusakan
tirah baring defisit perawatan diri
Resiko kerusakan integritas kulit
3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang didapatkan dari hasil pengkajian yang dilakukan kepada klien didapatkan; klien mengalami stroke yang menyebabkan terjadinya kerusakan mobilitas fisik akibat terjadinya kerusakan muskuskeletal dan kerusakan neurovaskuler, yang dapat menyebabkan kerusakan pada kerusakan mobilitas fisik yang dapat menyebabkan masalah yang lain pada klien seperti: 1. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparesis, kehilangan
keseimbangan dan koordinasi sebagai akibat kerusakan neurovaskuler ditandai dengan hilangnya fungsi motorik dan sensorik klien
(33)
2. Kurang perawatan diri berhubungan (hygiene, toileting, berpindah, makan,) berhubungan dengan gejala sisa stroke akibat kerusakan neurovaskuler dan muskuloskeletal ditandai dengan ketidakmampuan klien dalam memenuhi kebutuhan klien terhadap perawatan diri sendiri, sebagia dampak kerusakan mobilitas fisik klien
3. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan penyakit berat (akibat kerusakan mobilitas) ditandai dengan ketidakmampuan klien melakukan ambulasi sesering mungkin, yang mengakibatkan kulit tertekan. Masalah keperawatan prioritas adalah kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neurovaskuler dan muskuluskeletal
4. Perencanaan
No
Dx Perencanaan Keperawatan
Dx. 1
Tujuan:
a. Pasien dapat menunjukkan peningkatan mobilitas b. Pasien mengatakan terjadi peningkatan aktivitas
Kriteria Hasil:
a. Pasien akan melakukan rentang pergerakan penuh seluruh sendi b. Pasien mampu berbalik sendiri ditempat tidur atau memerlukan
bantuan pada tingkat yang realistis
c. Menunjukkan penggunaan alat bantu yang benar d. Meminta bantuan reposisi, sesuai dengan kebutuhan
Intervensi Rasional
1. Pertahankan body aligment, dan posisi yang nyaman
2. Cegah pasien jatuh, berikan pagar pengaman pada tempat tidur
3. Lakukan latihan aktif maupun pasif, seperti meremas bola karet, melebarkan jari-jari kaki dan telapak
4. Lakukan fisioterapi dada dan postural drainase
5. Monitor kulit yang tertekan, amati kemungkinan dekubitus 6. Tingkatkan aktivitas sesuai
batas toleransi
7. Berikan penkes tentang a. Pencegahan konstipasi b. Body mechanic dan posisi c. Latihan dan istirahat
1. Mencegah iritasi dan mencegah komplikasi
2. Mempertahankan keamanan pasien
3. Meningkatkan sirkulasi dan mencegah kontraktur
4. Meningkatkan fungsi paru 5. Memonitor gangguan integritas
kulit
6. Mempertahankan tonus otot 7. Memberikan pengetahuan
dalam perawatan diri
(34)
8. Lakukan ambulasi sebanyak mungkin jika memungkinkan
menimbulkan dekubitus
No
Dx Perencanaan Keperawatan
Dx. 2
Tujuan:
Pasien dapat melakukan perawatan diri secara aman Kriteria Hasil:
a. Menerima bantuan atau perawatan total dari pemberi perawatan jika diperlukan
b. Mengungkapkan secara verbal kepuasan tentang kebersihan tubuh dan hygiene mulut
c. Mempertahankan mobilitas yang diperlukan untuk ke kamar mandi dan menyediakan perlengkapan mandi
d. Membersihkan dan mengeringkan tubuh e. Melakukan perawatan mulut
f. Mengenali/mengetahui kebutuhan akan bantuan untuk toileting g. Mengenali dan berespon terhadap urgensi untukberkemih atau
defekasi
h. Mampu untuk pergi atau keluar dari toilet
Intervensi Rasional
1. Lakukan kajian kemampuan klien dalam perawatan diri terutama ADL
2. Jadwalkan jam kegiatan tertentu untuk ADL
3. Jaga privasi dan keamanan pasien selama memberikan perawatan
4. Berikan penjelasan sebelum melakukan tindakan
5. Selama melakukan aktivitas berikan dukungan dan pujian kepada pasien
6. Lakukan latihan aktif dan pasif 7. Monitor ttv sebelum dan
sesudah ADL
8. Identifikasi kebiasaan defekasi 9. Berikan penkes:
1. Memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana perawatan
2. Perencanaan yang matang dalam melakukan kegiatan sehari-hari
3. Memberikan keamanan
4. Meningkatkan self-esteem dan motivasi
5. Meningkatkan self-esteem
6. Meningkatkan sirkulasi darah 7. Mengecek perubahan keadaan
pasien
8. Mengkaji perkembangan program latihan mandiri,
(35)
a. Perawatan diri seperti mandi b. Perawatan kuku, rambut, c. Latihan pasif dan aktif d. Keamanan aktivitas dirumah e. Komplikasi yang mungkin
timbul
membantu dalam pencegahan konstipasi dan sembelit
9. Meningkatkan pengetahuan dan motivasi dalam perawatan diri.
No
Dx Perencanaan Keperawatan
Dx. 3
Tujuan:
a. Pola kebersihan diri pasien normal b. Keadaan kulit, rambut kepala bersih c. Klien dapat terhindar dari kerusakan kulit Kriteria Hasil:
a. Pasien berpartisipasi pada tingkat kemampuan untuk mencegah kerusakan kulit
b. Mampu mengidentifikasi factor risiko individual
Intervensi Rasional
a. Inspeksi seluruh kulit, catat adanya kemerahan, pembengkakan. Berikan perhatian khusus pada daerah belakang kepala, kulit didaerah kaus kaki atau pada lekukan dimana kulit sering tersentuh/tertekan
b. Lakukan masase pada kulit dengan lotion/minyak
c. Lakukan perubahan posisi sesering mungkin di tempat tidur maupan sewaktu duduk. Letakkan pasien dalam posisi telungkup secara periodik. d. Bersihkan dan keringkan kulit
khususnya daerah-daerah dengan kelembaban tinggi seperti perineum.
e. Jagalah alat tenun tetap kering dan bebas dari lipatan-lipatan, dan kotoran.
f. Tinggikan ekstremitas secara periodik.
a. Kulit biasanya cenderung rusak karena perubahan sirkulasi perifer, ketidakmampuan untuk merasakan tekanan, imobilisasi, gangguan opengaturan suhu
b. Meningkatkan sirkulasi dan melindungi permukaan kulit, mengurangi terjadinya ulserasi c. Meningkatkan sirkulasi pada
kulit
d. Kulit yang bersih dan kering tidak akan cenderung mengalami kerusakan kulit e. Mengurangi/mencegah adanya
iritasi pada kulit
f. Untuk meningkatkan arus balik
vena, menurangi
(36)
5. Implementasi dan Evaluasi Hari/ tanggal No. Dx Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi Selasa, 19 Mei 2015
Dx.1 09.00-10.00 WIB
1. Mempertahankan posisi yang nyaman
2. Mencegah klien jatuh, berikan pagar pengaman pada tempat tidur
3. Melakukan latihan aktif maupun pasif, seperti meremas bola karet, melebarkan jari-jari kaki dan telapak
4. Memonitor kulit yang tertekan, amati kemungkinan dekubitus 5. Meningkatkan aktivitas
sesuai batas toleransi 6. Memberikan penkes
tentang
a. Pencegahan konstipasi
b. Latihan dan istirahat
7. Melakukan ambulasi sebanyak mungkin jika memungkinkan
S: klien mengatakan akan melakukan hal yang sudah diajarkan.
O: dengan bantuan yang diberikan klien mampu
menggerakkan tangan dengan latihan meremas bola karet.
A: masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan : latihan aktif yaitu melebarkan jari-jari, dan meremas bola karet
(37)
tanggal Dx Keperawatan Selasa,
19 Mei 2015
Dx.2 10.00-11.00 WIB
1. Mengkaji kemampuan klien dalam perawatan diri terutama ADL 2. Menjadwalkan jam
kegiatan tertentu untuk ADL
3. Menjaga privasi dan keamanan pasien selama memberikan perawatan
4. Memberikan penjelasan sebelum melakukan tindakan
5. Memberikan dukungan dan pujian kepada pasien
6. Melakukan latihan aktif dan pasif
7. Memonitor ttv sebelum dan sesudah ADL 8. Mengidentifikasi
kebiasaan defekasi 9. Memberikan penkes
tentang:
a. Perawatan diri seperti mandi b. Perawatan kuku,
rambut,
c. Latihan pasif dan aktif
d. Keamanan aktivitas dirumah
S: klien mengatakan akan melakukan hal yang sudah diajarkan.
O: klien mampu makan sendiri jika sudah disediakan dan letaknya dekat dengan klien.
TD: 150/90 mmHg RR: 20x/ menit HR: 70x/menit T: 37,0 ºc
A: masalah belum teratasi
P:intervensi dilanjutkan: makan secara mandiri, setelah disediakan keluarga Hari/ tanggal No. Dx Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi
(38)
Selasa, 19 Mei 2015
Dx.3 11.00-12.00 WIB
1. Menginspeksi seluruh kulit, mencatat adanya kemerahan,
pembengkakan, dan memberikan perhatian khusus pada daerah belakang kepala, kulit didaerah kaus kaki atau pada lekukan dimana
kulit sering
tersentuh/tertekan
2. Melakukan masase pada
kulit dengan
lotion/minyak
3. Melakukan perubahan posisi sesering mungkin di tempat tidur maupan sewaktu duduk. meletakkan pasien dalam posisi telungkup secara periodik.
4. Membersihkan dan mengeringkan kulit khususnya daerah-daerah dengan kelembaban tinggi seperti perineum. 5. Menjaga alat tenun tetap
kering, bersih, dan bebas lipatan
6. Meninggikan ekstremitas secara periodik.
S: klien mengatakan akan melakukan hal yang sudah diajarkan.
O: kulit klien terlihat kering, dibagian kaki dan tangan, karena klien sering berjemur di pagi hari dan tidak memakai lotion, terdapat kemerahan dibagian punggung, dan dibagian panggul,
tidak ada
pembengkakan
A: masalah belum teratasi
P:intervensi dilanjutkan: ambulasi sesering mungkin
(39)
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia terdiri atas unsur-unsur yang dibutuhkan manusia untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan manusia. Kebutuhan Dasar Manusia menurut teori Hirarki Abraham Maslow terdiri atas kebutuhan fisiologis, aman nyaman, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri (Potter & Perry, 2005).
Teori Hirarki merupakan teori yang dapat digunakan perawat untuk memahami kebutuhan dasar manusia ketika mengaplikasikan asuhan keperawatan. Kebutuhan dasar manusia merupakan fokus dalam asuhan keperawatan. Bagi klien yang mengalami gangguan kesehatan, kemungkinan ada satu atau beberapa kebutuhan dasar klien yang terganggu. Teori keperawatan Virginia Henderson; mencakup seluruh kebutuhan dasar manusia yang dibagi kedalam 14 kerangka kerja dalam melakukan asuhan keperawatan atau lebih sering disebut 14 kebutuhan dasar Henderson dan kebutuhan mobilisasi terdapat dalam urutan keempat yaitu “Bergerak dan mempertahankan posisi yang
dikehendaki”, (Potter & Perry, 2005).
Mobilisasi atau mobilitas merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya. Tujuan mobilisasi atau mobilitas yaitu; memenuhi kebutuhan dasar manusia, mencegah terjadinya trauma, mempertahankan tingkat kesehatan, mempertahankan interaksi sosial dan peran sehari-hari, mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh (Hidayat 2006). Gangguan mobilitas fisik (imobilitas) didefenisikan North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) sebagai suatu kedaaan dimana individu yang mengalami atau beresiko mengalami keterbatsan gerakan fisik. Individu yang mengalami atau beresiko mengalami keterbatasan gerakan fisik antara lain : lansia, individu dengan penyakit yang mengalami penurunan kesadaran lebih dari 3 hari atau lebih, individu yang kehilangan fungsi anatomik akibat perubahan fisiologik (kehilangan fungsi motorik, klien dengan stroke, klien
(40)
penggunaan kursi roda), penggunaan alat eksternal (seperti gips atau traksi), dan pembatasan gerakan volunter (Potter, 2005).
Penyebab secara umum yang dapat mengakibatkan gangguan mobilitas seperti; kelainan postur, gangguan perkembangan otot, kerusakan sistem saraf pusat, trauma langsung pada muskuloskeletal dan neromuskular, dan kekuatan otot. Klien yang mengalami gangguan mobilitas fisik tidak mampu untuk melakukan aktivitas secara mandiri, dan memiliki ketergantungan pada orang di sekitarnya, seperti pada keluarganya (Brunner & Suddarth 2002).
Stroke salah satu yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan mobilitas (mobilisasi) fisik. Stroke menyebabkan defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran yang perfusinya tidak adekua, dan jumlah aliran darah koleteral (sekunder dan aksesoris). Fungsi otak yang tidak rusak tidak dapat memperaiki kerusakan sepenuhnya. Stroke adalah penyakit motor neuron atas atau hemoragi serebral yaitu suatu hemoragi ke dalam area otak yang mengakibatkan kehilangan fungsi pada bagian otak tersebut, umumnya mengacu sebagai cedera serebro-vaskuler (CSV) atau stroke (Brunner & Suddarth 2002).
Karena neuron motor atas melintas, gangguan kontrol motor volunter pada salah satu sisi tubuh dapat menunjukkan kerusakanneuron motor atas pada sisi yang berlawanan dari otak. Disfungsi motor paling umum adalah hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) karena lesi pada sisi otak yang berlawanan, yang dapat menyebabkan paralisis dan hilangnya atau menurunnya refleks tendon dalam, pada bagian ekstremitas yang terkena, yang dapat mengakibatkan terjadinya gangguan atau kerusakan mobilitas fisik yang dapat juga menyebabkan masalah lain seperti kurang perawatan diri dan resiko kerusakan integritas kulit (Brunner & Suddarth 2002).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, sebagai berikut; Riskesdas 2013 (Untuk stroke responden 15 tahun ke atas). Prevalensi stroke menurut kelompok umur adalah sbb. Umur 15-24 th (0,2 per seribu), umur 25-34 tahun (0,6 per seribu), umur 35-44 tahun (2,5 per seribu), umur 45-54 tahun (10,4 per seribu), umur 55-64 tahun (24 per seribu), umur 65-74 tahun (33,2 per seribu) dan umur > 75 tahun
(41)
(43, 1 per seribu). Prevalensi pada laki lebih banyak dari pada wanita. Laki 7,1 per seribu, dan wanita 6,8 per seribu (Riskesdas 2013).
Data dari stroke registry yang juga dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan sejak 2013 sampai 2014, menunjukkan proporsi menurut kelompok umur dibanding total pasien stroke (angka proporsional) sebagai berikut; kelompok umur 21-30 tahun (0,7%), kelompok umur 31-40 tahun (4,5%), kelompok umur 41-50 tahun (18,5%), kelompok umur 51-60 tahun (33,8%), kelompok umur >60 tahun (42,1%).
Oleh karena itu, permasalahan kebutuhan dasar mobilisasi atau mobilitas harus diperhatikan. Pentingnya pemenuhan kebutuhan klien akan mobilisasi selama dilakukan perawatan, menarik minat penulis untuk membahas dan menyusun intervensi penatalaksanaan gangguan mobilisasi yang dialami oleh klien.
B.Tujuan
1. Tujuan Umum
Karya Tulis Ilmiah ini bertujusan untuk memberikan asuhan keperawatan pada Ny. D, dengan prioritas masalah kebutuhan dasar mobilisasi aktivitas di lingkungan 5 kelurahan Harjo Sari, kecamatan Medan Amplas.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus disusunnya Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut : a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasein dengan
masalah kebutuhan dasar mobilisasi.
b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada pasein dengan masalah kebutuhan dasar mobilisasi
c. Mahasiswa mampu memberikan intervensi keperawatan pada pasein dengan masalah kebutuhan dasar mobilisasi
d. Mahasiswa mampu memberikan implementasi keperawatan pada pasein dengan masalah kebutuhan dasar mobilisasi
e. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasein dengan masalah kebutuhan dasar mobilisasi
(42)
C. Manfaat
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan bermanfaat bagi : 1. Bagi Pendidikan Keperawatan
Menjadi bahan masukan dalam kegiatan proses belajar tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar mobilitas. 2. Pelayanan Keperawatan
Memberi informasi dan membantu meningkatkan dalam upaya pencegahan mobilitas.
3. Klien
Hasil asuhan keperawatan ini dapat digunakan untuk mengetahui cara memenuhi kebutuhan klien khususnya kebutuhan mobilitas.
(43)
Asuhan Keperawatan pada Ny.D dengan
Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilitas
Di Kelurahan Harjosari Kecamatan Medan Amplas
Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi D III Keperawatan
Oleh
Rieska Sihombing
122500130
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(44)
(45)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjantkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat da berkatNya sehingga penulis bisa menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada dengan prioritas masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Komunitas”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Ahlimadya Keperawatan di Program Studi Keperawatan D III Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. dr. Dedi Ardinata M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Sumatra Utara Medan.
2. Erniyati, S.Kp., MNS, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan.
3. Evi Karota Bukit, S.Kp., MNS selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kp., MNS, selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep, selaku ketua Prodi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara dan selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan meluangkan waktu serta pikiran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Mula Tarigan, S.Kp., M.Kes selaku Sekretaris Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan selakuk penguji yang telah meluangkan waktu serta dengan sabar memberikan saran-sarannya.
7. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
8. Terkhusus kepada kedua orang tua tercinta, Bapak (B. Sihombing) dan Bunda (R. Simbolon), yang selalu memberikan dukungan moril maupun materil
(46)
dengan penuh kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, dan kepada kedua adikku terkasih Rodo Pandapotan Sihombing, Rolian Natalia Sihombing, yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Sahabat-sahabat saya, kak Ruth Veranita Barus, kak Juni Magdalena Sitompul, kak Dian Nancy Pandiangan, yang telah memberikan dukungan dan semangat selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
10.Teman-teman satu Kelompok kecilku di UKM KMK USU kak Tetty Siadari (PKK), Ridwan Marbun, Elsi Lumban Gaol.
11.Teman-teman satu dosen pembimbing, serta rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan khususnya Program Studi DIII Keperawatan Stambuk 2012 yang telah mendukung selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
12.Masyarakat lingkungan V kelurahan Harjo Sari Kecamatan Medan Amplas yang telah berpartisipasi dalam pengelolaan kasus.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunannya. Maka dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 29 Juni 2015
(47)
DAFTAR ISI Lembar Sampul
Lembar Pengesahan ... i
Kata Pengantar ... ii
Daftar Isi... iv
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1
B.Tujuan ... 3
C.Manfaat ... 3
BAB II PENGELOLAAN KASUS A.Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Mobilitas 1. Pengkajian ... 4
2. Analisa Data ... 7
3. Rumusan Masalah ... 7
4. Perencanaan ... 8
B.Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian ... 10
2. Analisa Data ... 13
3. Rumusan Masalah ... 15
4. Perencanaan ... 16
5. Implementasi ... 19
6. Evaluasi ... 19
BAB III KESIMPULAN dan SARAN A.Kesimpulan ... 22
B.Saran ... 23
Daftar Pustaka ... 24 Lampiran 1 Format Data Pengkajian Pasien
Lampiran 2 Catatan Perkembangan Lembar Konsul
(1)
C. Manfaat
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan bermanfaat bagi : 1. Bagi Pendidikan Keperawatan
Menjadi bahan masukan dalam kegiatan proses belajar tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar mobilitas. 2. Pelayanan Keperawatan
Memberi informasi dan membantu meningkatkan dalam upaya pencegahan mobilitas.
3. Klien
Hasil asuhan keperawatan ini dapat digunakan untuk mengetahui cara memenuhi kebutuhan klien khususnya kebutuhan mobilitas.
(2)
Asuhan Keperawatan pada Ny.D dengan
Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilitas
Di Kelurahan Harjosari Kecamatan Medan Amplas
Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi D III Keperawatan
Oleh
Rieska Sihombing
122500130
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(3)
(4)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjantkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat da berkatNya sehingga penulis bisa menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada dengan prioritas masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Komunitas”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Ahlimadya Keperawatan di Program Studi Keperawatan D III Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. dr. Dedi Ardinata M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Sumatra Utara Medan.
2. Erniyati, S.Kp., MNS, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan.
3. Evi Karota Bukit, S.Kp., MNS selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kp., MNS, selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep, selaku ketua Prodi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara dan selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan meluangkan waktu serta pikiran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Mula Tarigan, S.Kp., M.Kes selaku Sekretaris Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan selakuk penguji yang telah meluangkan waktu serta dengan sabar memberikan saran-sarannya.
7. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
8. Terkhusus kepada kedua orang tua tercinta, Bapak (B. Sihombing) dan Bunda (R. Simbolon), yang selalu memberikan dukungan moril maupun materil
(5)
dengan penuh kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, dan kepada kedua adikku terkasih Rodo Pandapotan Sihombing, Rolian Natalia Sihombing, yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Sahabat-sahabat saya, kak Ruth Veranita Barus, kak Juni Magdalena Sitompul, kak Dian Nancy Pandiangan, yang telah memberikan dukungan dan semangat selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
10.Teman-teman satu Kelompok kecilku di UKM KMK USU kak Tetty Siadari (PKK), Ridwan Marbun, Elsi Lumban Gaol.
11.Teman-teman satu dosen pembimbing, serta rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan khususnya Program Studi DIII Keperawatan Stambuk 2012 yang telah mendukung selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
12.Masyarakat lingkungan V kelurahan Harjo Sari Kecamatan Medan Amplas yang telah berpartisipasi dalam pengelolaan kasus.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunannya. Maka dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 29 Juni 2015
(6)
DAFTAR ISI Lembar Sampul
Lembar Pengesahan ... i
Kata Pengantar ... ii
Daftar Isi... iv
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1
B.Tujuan ... 3
C.Manfaat ... 3
BAB II PENGELOLAAN KASUS A.Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Mobilitas 1. Pengkajian ... 4
2. Analisa Data ... 7
3. Rumusan Masalah ... 7
4. Perencanaan ... 8
B.Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian ... 10
2. Analisa Data ... 13
3. Rumusan Masalah ... 15
4. Perencanaan ... 16
5. Implementasi ... 19
6. Evaluasi ... 19
BAB III KESIMPULAN dan SARAN A.Kesimpulan ... 22
B.Saran ... 23
Daftar Pustaka ... 24 Lampiran 1 Format Data Pengkajian Pasien
Lampiran 2 Catatan Perkembangan Lembar Konsul