4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Demam
Suhu tubuh normal adalah berkisar antara 36,6˚C - 37,2˚C. Suhu oral sekitar 0,2
– 0,5˚C lebih rendah dari suhu rektal dan suhu aksila 0,5˚C lebih rendah dari suhu oral. Suhu tubuh terendah pada pagi hari dan meningkat pada
siang dan sore hari. Pada cuaca yang panas dapat meningkat hingga 0,5˚C dari suhu normal. Pengaturan suhu pada keadaan sehat atau demam merupakan
keseimbangan antara produksi dan pelepasan panas.
3
Demam adalah suatu keadaan suhu tubuh di atas normal, yaitu di atas 37,2˚C 99,5˚F sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus
yang dipengaruhi oleh interleukin-1 IL-1. Demam sangat berguna sebagai pertanda adanya suatu proses inflamasi, biasanya tingginya demam
mencerminkan tingkatan dari proses inflamasinya. Dengan peningkatan suhu tubuh juga dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bakteri maupun
virus.
3
2.2. Definisi Kejang Demam
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh suhu rektal di atas 38°C yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
Kejang demam ini terjadi pada 2-4 anak berumur 6 bulan –5 tahun.
1-3,7
Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang demam kembali tidak termasuk dalam kejang demam. Kejang demam harus
dibedakan dengan epilepsi. Epilepsi adalah kejang yang berulang tanpa demam. Kejang disertai demam pada bayi berumur kurang dari 1 bulan tidak termasuk
dalam kejang demam. Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun mengalami kejang didahului demam, kemungkinan lain harus
dipertimbangkan misalnya infeksi sistem saraf pusat SSP, atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam.
7
Definisi ini menyingkirkan kejang yang disebabkan penyakit saraf seperti meningitis, ensefalitis, atau ensefalopati. Kejang pada keadaan ini mempunyai
prognosis berbeda dengan kejang demam karena keadaan yang mendasarinya mengenai sistem susunan saraf pusat.
7
2.3. Insiden Kejang Demam