Insiden Kejang Demam Faktor Risiko Kejang Demam Patofisiologi Kejang Demam

Definisi ini menyingkirkan kejang yang disebabkan penyakit saraf seperti meningitis, ensefalitis, atau ensefalopati. Kejang pada keadaan ini mempunyai prognosis berbeda dengan kejang demam karena keadaan yang mendasarinya mengenai sistem susunan saraf pusat. 7

2.3. Insiden Kejang Demam

Prevalensi kejang demam pada anak berumur kurang dari lima tahun di Amerika Serikat dan Eropa Barat berjumlah antara 2 sampai 5. Kejadian di tempat lain di dunia bervariasi antara 5-10 di India, 8.8 di Jepang, 14 di Guam, 0.35 di Hongkong dan 0.5-1.5 di China. Di antara anak yang mengalami kejang demam, 70-75 mengalami kejang demam sederhana, 20-25 mengalami kejang demam kompleks, dan sekitar 5 mengalami kejang demam simtomatik . 3 Kejang demam lebih banyak terjadi pada anak laki-laki. Hal ini dikarenakan kematangan otak terjadi lebih dulu pada anak perempuan daripada anak laki-laki. 3

2.4. Faktor Risiko Kejang Demam

Faktor pemicu kejang demam yang utama adalah demam itu sendiri. Demam yang dapat menimbulkan kejang bisa demam karena infeksi apa saja. Infeksi saluran pernapasan atas yang paling sering dikaitkan dengan kejang demam. Penyebab lain yaitu gastroenteritis, khususnya yang disebabkan oleh bakteri Shigella sp. dan Campylobacter jejuni, infeksi saluran kemih yang sedikit lebih jarang tetapi mungkin terjadi, otitis media akut, infeksi virus, dan immunisasi. 4 Faktor risiko lain adalah adanya riwayat kejang demam pada saudara kandung dan orang tua, yang menunjukkan adanya kecenderungan genetik. Selain itu, faktor lainnya adalah perkembangan terlambat, problem pada masa neonatus, anak dalam perawatan khusus, dan kadar natrium rendah. 8 2.5. Klasifikasi Kejang Demam 2.5.1. Kejang Demam Sederhana Simple Febrile Seizure Kejang demam sederhana adalah kejang yang terjadi pada saat demam, umumnya terjadi dalam waktu kurang dari 15 menit dan umumnya akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik, tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam. Kejang demam sederhana merupakan 80 di antara seluruh kejang demam. 6 Suhu yang tinggi merupakan keharusan pada kejang demam sederhana, kejang timbul bukan disebabkan oleh infeksi, akan tetapi oleh kenaikan suhu yang tinggi akibat infeksi di tempat lain, misalnya pada radang telinga tengah yang akut, dan sebagainya. Penderita yang sebelumnya pernah mengalami demam yang sangat tinggi tetapi tidak mengalami kejang, maka pada kejang yang terjadi berikutnya harus dipikirkan kemungkinan penyebab selain kejang demam. 6 Kejang demam sederhana akan muncul ketika suhu sedang meningkat dengan mendadak, sehingga seringkali orang tua tidak mengetahui sebelumnya bahwa anak menderita demam. Kejang pada kejang demam sederhana selalu berbentuk umum, biasanya bersifat tonik –klonik seperti kejang grand mal atau kadang –kadang hanya kaku umum atau mata mendelik tiba-tiba. Kejang dapat juga berulang, tetapi sebentar dan masih dalam waktu 16 jam peningkatan suhu tubuh. 6

2.5.2. Kejang Demam Kompleks Complex Febrile Seizure

Kejang demam kompleks adalah kejang dengan salah satu ciri berikut : 5 1. Kejang lama lebih dari 15 menit. 2. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial. 3. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam. Kejang demam kompleks adalah kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit atau kejang berulang lebih dari 2 kali dan di antara bangkitan kejang anak tidak sadar. Kejang demam kompleks terjadi pada 8 kejang demam . Kejang fokal adalah kejang parsial satu sisi, atau kejang umum yang didahului kejang parsial. Kejang berulang adalah kejang 2 kali atau lebih dalam 1 hari, di antara 2 bangkitan kejang anak sadar. Kejang berulang terjadi pada 16 di antara anak yang mengalami kejang demam. 5

2.6. Patofisiologi Kejang Demam

Dasar patofisiologi terjadinya kejang demam adalah belum berfungsinya dengan baik susunan saraf pusat korteks serebri. Untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel atau organ otak diperlukan suatu energi yang didapat dari metabolisme. Bahan baku untuk metabolisme otak yang terpenting adalah glukosa. Jadi sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah menjadi CO 2 dan air. 9 Sel dikelilingi oleh suatu membran yang terdiri dari permukaan dalam adalah lipid dan permukaan luar adalah ionik. Dalam keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion Kalium K + dan sangat sulit dilalui oleh ion Natrium Na + dan elektrolit lainnya, kecuali ion Klorida Cl - . Akibatnya konsentrasi K + dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi Na + rendah, sedangkan di luar sel neuron terdapat keadaan sebaliknya. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel, maka terdapat perbedaan potensial yang disebut potensial membran dari sel neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membran ini diperlukan energi dan bantuan enzim Na-K-ATPase yang terdapat pada permukaan sel. Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah oleh adanya: 9 1. Perubahan konsentrasi ion diruang ekstraseluler. 2. Rangsangan yang datangnya mendadak misalnya mekanis, kimiawi, atau aliran listrik dari sekitarnya. 3. Perubahan patofisiologi dari membran sendiri karena penyakit atau keturunan. Pada keadan demam kenaikan suhu 1°C akan mengakibatkan kenaikan metabolisme basal 10 – 15 dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20. Pada seorang anak berumur 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65 dari seluruh tubuh, dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 15. 9 Jadi pada kenaikan suhu tubuh tertentu dapat terjadi perubahan keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion kalium maupun ion natrium melalui membran tadi, dengan akibat terjadinya lepas muatan listrik. Lepas mutan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel tetangganya dengan bantuan bahan yang disebut dengan neurotransmiter dan terjadilah kejang. 9 Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda dan tergantung dari tinggi rendahnya ambang kejang seseorang anak menderita kejang pada kenaikan suhu tertentu. Pada anak dengan ambang kejang yang rendah, kejang telah terjadi pada suhu 38°C. Pada anak dengan ambang kejang yang tinggi, kejang baru terjadi pada suhu 40°C atau lebih. 9 Dari kenyataan ini dapatlah disimpulkan bahwa terulangnya kejang demam lebih sering terjadi pada ambang kejang yang rendah. Dalam penanggulangan kejang perlu diperhatikan pada tingkat suhu berapa penderita mengalami kejang. 9 Beberapa hipotesa dikemukakan mengenai patofisiologi sebenarnya dari kejang demam, yaitu: 9  Menurunnya nilai ambang kejang pada suhu tertentu.  Cepatnya kenaikan suhu.  Gangguan keseimbangan cairan dan terjadi retensi cairan.  Metabolisme meningkat, kebutuhan otak akan O2 meningkat sehingga sirkulasi darah bertambah dan terjadi ketidakseimbangan. Kejang yang berlangsung lama lebih dari 15 menit biasanya disertai dengan apnea dan meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot rangka. Hal ini menyebabkan hipoksemia, hiperkapnea, dan asidosis laktat karena metabolisme anaerobik. Aktivitas otot yang meningkat dapat menyebabkan denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh semakin tinggi. Gangguan peredaran darah yang terjadi mengakibatkan hipoksia sehingga meningkatkan permeabilitas kapiler dan menimbulkan edema otak. Semua hal ini menyebabkan metabolisme otak meningkat dan berlanjut menjadi kerusakan neuron otak. 9 Kerusakan pada daerah medial lobus temporalis setelah mendapat serangan kejang yang berlangsung lama dapat menjadi risiko adanya serangan epilepsi yang spontan di kemudian hari. Jadi kejang demam yang berlangsung lama dapat menyebabkan kelainan anatomis di otak sehingga terjadi epilepsi. 9

2.7. Gejala Klinik Kejang Demam