Rumusan Masalah Manfaat penelitian

Kejang pada anak adalah peristiwa yang menakutkan bagi orang tua. Pada saat kejang sebagian besar orang tua beranggapan bahwa anaknya telah meninggal. Akibat terjadinya kejang demam pada anak dapat menimbulkan gangguan psikologis yaitu, ansietas kecemasan berlebihan, depresi, perasaan bersalah, ketakutan akan berulangnya kejang, ketakutan akan berlanjutnya kejang menjadi penyakit epilepsi, dan kekhawatiran pada demam yang tidak terlalu tinggi. Kecemasan orangtua ini harus dikurangi dengan edukasi yang efektif. 3-4,6 Edukasi kesehatan yang efektif hanya bisa ditetapkan berdasarkan pemahaman yang kuat dari pengetahuan yang berlaku, sikap, dan penerapannya dalam sebuah komunitas Knowledge, Attitude, Practice. Oleh karena itu, diperlukan suatu penelitian untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu mengenai kejang demam dan penanganan awal yang tepat.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada sub bab latar belakang masalah, dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu mengenai kejang demam di Puskesmas Ciputat Timur ?” 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu mengenai kejang demam pada anak di Puskesmas Ciputat Timur mengenai kejang demam.

1.3.2. Tujuan Khusus

 Mengetahui karakteristik ibu yang berkunjung ke Puskesmas Ciputat Timur.  Untuk mengetahui hubungan usia, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan keluarga dengan tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu terhadap kejang demam di Puskesmas Ciputat Timur.  Untuk mengetahui perilaku ibu dalam menyikapi demam pada anak.  Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap ibu dengan tingkat perilaku ibu terhadap kejang demam di Puskesmas Ciputat Timur.

1.4. Manfaat penelitian

 Memberi pengetahuan bagi subjek penelitian tentang kejang demam.  Memberi gambaran kepada dinas kesehatan setempat mengenai pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu-ibu tentang kejang demam. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Demam

Suhu tubuh normal adalah berkisar antara 36,6˚C - 37,2˚C. Suhu oral sekitar 0,2 – 0,5˚C lebih rendah dari suhu rektal dan suhu aksila 0,5˚C lebih rendah dari suhu oral. Suhu tubuh terendah pada pagi hari dan meningkat pada siang dan sore hari. Pada cuaca yang panas dapat meningkat hingga 0,5˚C dari suhu normal. Pengaturan suhu pada keadaan sehat atau demam merupakan keseimbangan antara produksi dan pelepasan panas. 3 Demam adalah suatu keadaan suhu tubuh di atas normal, yaitu di atas 37,2˚C 99,5˚F sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus yang dipengaruhi oleh interleukin-1 IL-1. Demam sangat berguna sebagai pertanda adanya suatu proses inflamasi, biasanya tingginya demam mencerminkan tingkatan dari proses inflamasinya. Dengan peningkatan suhu tubuh juga dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bakteri maupun virus. 3

2.2. Definisi Kejang Demam

Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh suhu rektal di atas 38°C yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang demam ini terjadi pada 2-4 anak berumur 6 bulan –5 tahun. 1-3,7 Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang demam kembali tidak termasuk dalam kejang demam. Kejang demam harus dibedakan dengan epilepsi. Epilepsi adalah kejang yang berulang tanpa demam. Kejang disertai demam pada bayi berumur kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam kejang demam. Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun mengalami kejang didahului demam, kemungkinan lain harus dipertimbangkan misalnya infeksi sistem saraf pusat SSP, atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam. 7