Kejang yang berlangsung lama lebih dari 15 menit biasanya disertai dengan apnea dan meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi
otot rangka. Hal ini menyebabkan hipoksemia, hiperkapnea, dan asidosis laktat karena metabolisme anaerobik. Aktivitas otot yang meningkat dapat
menyebabkan denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh semakin tinggi. Gangguan peredaran darah yang terjadi mengakibatkan hipoksia sehingga
meningkatkan permeabilitas kapiler dan menimbulkan edema otak. Semua hal ini menyebabkan metabolisme otak meningkat dan berlanjut menjadi kerusakan
neuron otak.
9
Kerusakan pada daerah medial lobus temporalis setelah mendapat serangan kejang yang berlangsung lama dapat menjadi risiko adanya serangan
epilepsi yang spontan di kemudian hari. Jadi kejang demam yang berlangsung lama dapat menyebabkan kelainan anatomis di otak sehingga terjadi epilepsi.
9
2.7. Gejala Klinik Kejang Demam
Kejang demam terjadi pada dengan kenaikan suhu yang cepat dan biasanya terjadi pada suhu tubuh mencapai 39 °C atau lebih. Tipe kejang
menyeluruh, tonik –klonik selama beberapa detik sampai 10 menit, diikuti dengan
periode mengantuk pasca kejang. Bentuk kejang yang lain dapat juga terjadi, seperti mata mendelik ke atas dengan disertai kekakuan atau kelemahan, gerakan
sentakan berulang tanpa didahului kekakuan, atau hanya sentakan atau kekakuan fokal.
7.9
Kejang demam yang menetap lebih lama dari 15 menit menunjukkan penyebab organik seperti proses infeksi atau toksik dan memerlukan observasi
menyeluruh. Ketika demam tidak lagi ada pada saat anak sampai di rumah sakit, tanggung jawab dokter yang paling penting adalah menentukan penyebab kejang
demam. Sebagian besar kejang berlangsung kurang dari 6 menit dan kurang dari 8 berlangsung lebih dari 15 menit. Seringkali kejang berhenti sendiri. Setelah
kejang berhenti anak tidak memberikan reaksi apapun untuk sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau menit, anak terbangun dan sadar kembali tanpa defisit
neurologis. Kejang dapat diikuti hemiparese sementara hemiparese Todd yang berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari. Kejang unilateral yang lama
dapat diikuti hemiparese yang menetap. Bangkitan kejang yang berlangsung lama lebih sering terjadi pada kejang demam yang pertama.
7,9
2.8. Prognosis Kejang Demam
Prognosis kejang demam umumnya baik dan tidak menyebabkan kematian, jika ditangani dengan cepat dan tepat.
Kejadian kecacatan sebagai komplikasi kejang demam tidak pernah dilaporkan. Perkembangan mental dan
neurologis umumnya tetap normal pada pasien yang sebelumnya normal. Penelitian lain secara retrospektif melaporkan terjadinya kelainan neurologis pada
sebagian kecil kasus, dan kelainan ini biasanya terjadi pada kasus dengan kejang lama atau kejang berulang baik umum atau fokal kejang demam kompleks.
Kejang yang lebih dari 15 menit, bahkan ada yang mengatakan lebih dari 10 menit, biasanya diduga telah menimbulkan kelainan saraf yang menetap.
7,10
Apabila tidak diterapi dengan baik, kejang demam dapat berkembang menjadi :
7
- Kejang demam berulang dengan frekuensi berkisar antara 25 - 50 . Umumnya terjadi pada 6 bulan pertama.
- Epilepsi Risiko untuk mendapatkan epilepsi rendah. - Kelainan motorik.
- Gangguan mental dan belajar. Kematian karena kejang demam tidak pernah dilaporkan. Kejang demam
akan berulang kembali pada sebagian kasus. Faktor risiko berulangnya kejang demam adalah :
4,7
a. Riwayat kejang demam dalam keluarga. b. Usia kurang dari 12 bulan.
c. Temperatur yang rendah saat kejang. d. Cepatnya kejang setelah demam.
Bila seluruh faktor di atas ada, kemungkinan berulangnya kejang demam adalah 80, sedangkan bila tidak terdapat faktor tersebut kemungkinan
berulangnya kejang demam hanya 10 - 15. Kemungkinan berulangnya kejang demam paling besar pada tahun pertama.
5,7
Kemungkinan komplikasi kejang demam lainnya adalah terjadinya epilepsi di kemudian hari. Faktor risiko menjadi epilepsi adalah:
3,4,7
a. Kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang demam pertama.
b. Kejang demam kompleks. c. Riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung.
Masing –masing faktor risiko meningkatkan kemungkinan kejadian
epilepsi sampai 4-6, kombinasi dari faktor risiko tersebut meningkatkan kemungkinan epilepsi menjadi 10-49. Kemungkinan menjadi epilepsi tidak
dapat dicegah dengan pemberian obat rumat pada kejang demam.
7
2.9. Penatalaksanaan Kejang Demam 2.9.1. Penatalaksanaan Saat Kejang