Ibadah Shalat KAJIAN TEORI
“ Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku mendirikan shalat dan
menunaikan zakat selama aku hidup ”,Maryam:31
33
. Melihat begitu besar pentingnya shalat, maka menjadi tanggung jawab
orang tua untuk bisa mengajarkan pendidikan shalat kepada anak-anaknya. Karena selain pesan dari seluruh nabi shalat adalah sarana untuk mensyukuri
dan memuji nikmat-nikmat Allah Swt, tiang dan fondasi agama, kunci surga, penghapus dosa, serta penyuci hati dan jiwa.
3.
Dasar Hukum Ibadah Shalat
Dasar hukum yang mewajibkan shalat banyak sekali, baik dalam Al- qur’an maupun dalam Al-hadits, diantaranya adalah:
“
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang- orang yang ruku
” al-baqarah:43
34
. …
….
“Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan- perbuatan keji dan mungkar. Q.s. Al-Ankabut:45
Perintah shalat ini hendaklah ditanamkan ke dalam hati dan jiwa anak- anak dengan cara pendidikan yang cermat, dan dilakukan sejak kecil,
sebagaimana hadits Nabi Muhammad saw.sebagai berikut:
“Dari „Amr Bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya dia berkata, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda yang maknanya,
“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka jika mereka tidak mengerjakan shalat pada
33
Muhsin Qiraati,Terbang Bersama Malaikat, Bogor: Cahaya, 2003, h.38
34
Moh.Rifa’i, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2008, h.32
usia sepuluh tahun, dan pada usia tersebut pisahkanlah tempat tidur mereka.”HR.Abu Dawud
35
Hal ini menunjukkan bahwa shalat adalah kewajiban utama bagi setiap orang Islam yang telah baligh. Shalat terbagi menjadi dua yaitu shalat wajib
lima waktu dan shalat sunah. Adapun yang dimaksud disini adalah shalat lima waktu dalam sehari semalam yaitu subuh, zuhur, ashar, magrib dan
isya’. Hukum shalat lima waktu tersebut adalah fardhu ain. Hal ini berarti selama kita masih menghembuskan nafas, selama itu pula kewajiban shalat
melekat di pundak kita dan tidak dapat diwakilkan. Dalam keadaan bagaimanapun, kapanpun dan dimanapun shalat liwa waktu harus tetap
dikerjakan.
4. Syarat, Rukun, dan Hal-hal yang membatalkan Shalat
Syarat-syarat wajib shalat meliputi tiga hal, yaitu Islam, baligh dan berakal. Adapun syarat-syarat sebelum mengerjakan shalat ada lima, yaitu
sucinya anggota badan dari hadats dan najis, tertutupnya aurat dengan baju yang bersih, berdiri di tempat yang bersih, mengetahui masuknya waktu
shalat, dan menghadap kiblat. Rukun-rukun shalat ada delapan belas: yaitu niat, berdiri bagi yang
mampu, takbiratul ihram, membaca al- fatihah, ruku’, I’tidal, sujud, duduk
diantara dua sujud, tasyahud akhir, membaca shalawat atas Nabi, salam yang pertama dan tertib.
36
Shalat akan batal jika salah satu rukunnya tidak dilaksanakan atau ditinggalkan dengan sengaja. Selain itu, shalat juga bisa batal dikarenakan
hal-hal sebagai berikut: a.
Berhadats b.
Terkena najis yang tidak bisa dimaafkan c.
Berkata-kata dengan sengaja d.
Terbuka auratnya e.
Mengubah niat, misalnya ingin memutuskan shalat f.
Makan atau minum meskipun sedikit
35
Moh.Rifa’i, Risalah Tuntutan Shalat Lengkap ... ,h.33
36
Syaikh Abbas Karahah, Shalat Menurut Empat Madzab, Jakarta: Pustaka Azzam, 2003, h. 182
g. Bergerak berturut-turut sebanyak tiga kali, kecuali bergeser shaf
karena mengikuti imam h.
Membelakangi atau berubah kiblat i.
Menambah rukun yang berupa perbuatan, seperti rukuk dan sujud j.
Tertawa terbahak-bahak k.
Mendahului imam dua rukun l.
Murtad atau keluar dari agama Islam
37
5. Kedudukan Shalat dalam Islam
Setelah seseorang mengucapkan dua kalimat syahadat menyatakan diri Islam yang harus ia lakukan selanjutnya adalah melaksanakan perintah
shalat. Karena yang membedakan seseorang muslim atau tidaknya adalah pelaksanaan shalatnya. Jadi shalat adalah salah satu indikasi bahwa
seseorang itu muslim atau tidak. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim yang menginginkan kesempurnaan akan sangat bermanfaat bila
mengetahui kedudukan shalat yang tinggi tersebut dibandingkan dengan ibadah-ibadah lainnya.
Shalat mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam Islam. Perintah shalat diterima langsung dari Allah saat peristiwa
Isra’ mi’raj. Oleh sebab itu dalam syari’at Islam kedudukan shalat penting sekali, yaitu
sebagai tiangnya agama Islam
38
. Agama tidak akan berdiri dengan tegak dan kokoh kecuali dengan shalat. Barang siapa yang mendirikan shalat sungguh
dia telah menegakkan agama Allah, dan barang siapa meninggalkan shalat sungguh telah meruntuhkan agama Allah.
Karena kedudukan shalat sebagai tiang agama, maka shalat adalah penentu bagi diterima atau tidaknya amalan-amalan manusia yang lain
diakhirat nanti. Apabila shalat telah diterima maka amalan-amalan yang lain akan diterima pula, tetapi apabila shalat ditolak, maka amalan-amalan yang
lain pun akan ditolak. Oleh karena itu apabila amalan kita ingin diterima, maka kita harus
berusaha dengan daya kemampuan kita untuk membuat shalat kita diterima oleh Allah SWT., yang demikian itu akan menyebabkan kita memperoleh
kemenangan di akhirat nanti.
37
Labib Mz, Tuntunan Shalat Lengkap Dzikir-Wirid Jakarta: Sandro Jaya, 2005, h. 42
38
Labib Mz, Tuntunan Shalat Lengkap Dzikir-Wirid …., h.27
6. Hikmah Ibadah Shalat
Allah swt mewajibkan ibadah shalat kepada hambanya tentu ada hikmah dibalik itu semua, dan hikmah itu tentunya diperuntukkan bagi
orang-orang yang mengerjakannya dengan khusyuk dan ikhlas. Banyak sekali hikmah yang terkandung di dalam shalat, baik yang dihasilkan
melalui bacaan maupun gerakan anggota badan. Adapun hikmah dari shalat itu sendiri banyak dijelaskan Allah dalam Al-
qur’an diantaranya adalah: a.
Mendekatkan diri kepada Allah Shalat yang dilakukan dengan benar dan khusyuk akan
menimbulkan kedekatan diri terhadap Allah Swt. Shalat yang dimaksud disini tidak cukup hanya dengan gerakan dan ucapan saja, akan tetapi
batin kita ikut shalat. Lebih spesifiknya shalat yang bisa membawa kedekatan seorang hamba kepada Allah ialah shalat secara formal atau
maknawi. Hal ini akan memberi dampak positif pada hamba dan akan membentuk kedekatan diri kepada Allah.
b. Shalat akan mensucikan jiwa dari dosa, sebagaimana firman Allah
dalam surat Huud ayat 114:
“Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang pagi dan petang dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya
perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan dosa perbuatan- perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang
ingat. ”
39
c. Mencegah dari melakukan perbuatan keji dan mungkar
40
, seperti termuat dalam surat Al-Ankabut ayat 45 berikut ini:
….
… “…Dan dirikanlah shalat, Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
perbuatan- perbuatan keji dan mungkar…”
41
39
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan terjemahnya…,h.235
40
Labib MZ, Tuntunan Shalat Lengkap Dzikir-Wirid … , h.28
d. Shalat dapat dijadikan sarana untuk meneguhkan hati dan untuk
memohon pertolongan dari Allah Swt. Hal ini sesuai dengan firman Allah surat Al-Baqqarah ayat 45 :
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi
orang-orang yang khusyu, ”
42
e. Memperoleh ketenangan jiwa
43
, sebagaimana firman Allah dalam surat Ar-Raad ayat 28 :
“yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-
lah hati menjadi tenteram”
44
f. Melatih konsentrasi
Shalat yang dilakukan dengan cara yang benar dan khusyuk akan melatih daya konsentrasi pikiran, perasaan, kemauan dan hatinya
dipusatkan untuk menghayati gerakan dan bacaan dalam shalat. Hal yang demikian akan membiasakan orang terlatih konsentrasi
dan memusatkan pikiran, perhatian, dan perasaan serta kemampuannya dalam segala persoalan.
g. Memupuk rasa solidaritas, persatuan dan kesatuan
Ibadah shalat dapat memupuk rasa solidaritas dan persatuan dan kesatuan, hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan ibadah shalat tidak
dibedakan antara orang yang berpangkat maupun rakyat jelata, antara yang kaya maupun yang miskin, antara orang yang berpendidikan
maupun orang yang tidak berpendidikan. Semua dihukumi wajib shalat baik saat sehat maupun sakit.
41
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan terjemahnya…,h. 402.
42
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan terjemahnya…,h.8.
43
Amir Syarifuddin, Garis-garis Besar Fiqh, Jakarta: Prenada Media, 2005, h. 23.
44
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya…,h.253.
7. Fungsi Ibadah Shalat
Fungsi ibadah shalat khususnya shalat fardhu wajib dalam kehidupan antara lain:
a. Membiasakan hidup bersih, sehat, disiplin, dan menghargai waktu
45
Shalat tidak hanya merupakan ibadah ritual yang berhubungan dengan rohani saja, akan tetapi juga jasmani. Orang yang akan
melaksanakan shalat harus bersih, dan suci badan maupun pakaian. Hal ini sesuai dengan prinsip hidup sehat. Mandi dan wudhu yang dilakukan
sebelum shalat akan melahirkan manusia yang sadar akan kesehatan dan kebersihan.
Gerakan shalat sangat bermanfaat bagi kesehatan. Gerakan berdiri, rukuk, dan duduk tawaruk sangat baik untuk peradaran darah serta
kesegaran otak. Siapa pun tidak akan dapat mengingkari bahwa gerakan shalat sangat baik untuk menjaga kesehatan.
Shalat yang dikerjakan tepat waktu juga dapat membangun watak manusia untuk selalu disiplin, terutama dalam menggunakan waktu
yang sangat berharga. Hal ini dapat membangun sikap hidup menghargai waktu, tepat waktu, dan konsisten terhadap peraturan dan
perundangan yang berlaku. b.
Memupuk iman dan taqwa Orang yang senantiasa mengerjakan shalat secara tepat waktu,
khusyuk dan rutin, di dalam dirinya akan tertanam iman yang sangat kuat sehingga akan senantiasa menjalankan perintah Allah Swt dan
menjauhi segala larangannya. c.
Sarana untuk mensyukuri nikmat
46
Manusia adalah hamba Allah yang berenang di lautan karuni- karunia-Nya. Bukan hanya sebuah kenikmatan yang telah dicurahkan
Allah kepada manusia, akan tetapi ratusan bahkan tak terhingga jumlahnya. Kita sebagai manusia wajib bersyukur atas curahan karunia
yang telah dilimpahkan-Nya kepada kita. Tidaklah cukup bila kita
45
Moh.Fauzi A.G., Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Grafindo Media Pratama, 2006, h. 60.
46
Muhsin Qiraati, Terbang Bersama Malaikat …. ,h.43.
hanya menghitung kenikmatan dan anugrah Allah Swt tersebut. Oleh karena itu, kita harus benar-benar bersyukur kepada-Nya. Dan, shalat
merupakan salah satu bentuk dan cara untuk bersyukur dan berterimakasih atas segala kenikmatan yang telah Allah curahkan
kepada kita semua. d.
Melatih kesabaran Melalui shalat seseorang dapat menahan dan menenangkan dirinya
dengan bersandar kepada sang pencipta. Dia senantiasa berusaha mengerjakan sesuatu atau menyelesaikan masalah dengan kesabaran. Di
samping itu, melalui shalat ia semakin yakin akan pendiriannya tentang kekuasaan Allah. Allah yang telah mengatur kehidupan ini dengan
sangat baik. Dengan demikian, ia meyakini keberhasilan dan kegagalan sudah diatur-Nya. Adanya hikmah kesabaran dalam shalat didasari
firman Allah dalam surat al-baqarah ayat 153 berikut ini:
“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat
sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar
”.
47
e. Memupuk rasa persaudaraan
Shalat dapat mengikat tali silaturahmi sesama muslim. Hal ini dikarenakan orang yang mendirikan shalat harus menghadap ke satu
arah yang sama, yaitu kiblat ka’bah. Selain itu di dalam shalat tidak ada perbedaan bahasa, suku bangsa, gerakan, dan kaifiat cara, serta
semuanya menggunakan bahasa yang sama, yaitu bahasa Arab. Gerakan yang dimulai dari takbir, rukuk,
I’tidal, sujud, duduk diantara dua sujud, tasyahud akhir, serta salam, semuanya membawa satu sikap
kepasrahan hanya kepada Allah. Kenyataan ini mengajarkan sikap persamaan dan akhirnya melahirkan rasa persaudaraan yang kuat.
47
Departemen Agama RI, Al- qur’an dan Terjemahnya … , h. 24.