Peranan Orang Tua KAJIAN TEORI
Pada umumnya pendidikan dalam rumah tangga itu dapat dilakukan secara alami. Situasi pendidikan dapat terwujud karena adanya pergaulan
dan hubungan timbal balik antara orang tua dan anak. Hubungan orang tua dan siswa sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepribadiannya,
terutama dasar-dasar kelakuan seperti reaksi, sikap, tingkah laku, dan agamanya.
Ajaran Islampun menganjurkan kepada setiap orang tua dan para pendidik agar mendidik anak dengan penuh kasih sayang, lemah lembut dan
pergaulan yang baik. Dan memberi peringatan keras agar tidak teledor dan menyia-nyiakan amanah serta menipu dalam masalah tanggung jawab dalam
pendidikan anak.
5
Kini jelaslah bahwa orang tua sebagai keluarga bagi seorang siswa merupakan ajang pertama dimana sifat kepribadian siswa akan tumbuh dan
terbentuk. Seorang siswa akan menjadi manusia yang baik sangat tergantung pada sifat-sifat yang tumbuh dalam kehidupan keluarga dimana
siswa tersebut dibesarkan. Kelak kehidupan siswa tersebut juga akan mempengaruhi masyarakat sekitarnya sehingga pendidikan keluarga itu
merupakan dasar terpenting untuk kehidupan siswa sebelum masuk sekolah dan terjun ke masyarakat.
Dari pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa orang tua adalah ibu dan bapak yaitu orang yang melahirkan bagi Ibu, merawat,
mendidik, dan bertanggung jawab terhadap anak-anaknya dalam semua aspek kehidupan yang dapat membentuk anak menjadi pribadi-pribadi yang
mampu mensosialisasikan semua hal dalam kehidupan beragama, bermasyarakat dan bernegara.
3.
Kewajiban Orang Tua terhadap Anak
5
Al-maghribi bin as-said al-maghribi, Begini Seharusnya Mendidik Anak: Panduan Mendidik Anak Sejak Masa Kandungan Hingga Dewasa, Jakarta: Darul Haq,2004, h.136
Menurut Ramayulis dalam bukunya yang berjudul “Pendidikan Islam dalam Rumah Tangga”, mengemukakan bahwa kewajiban-kewajiban
terpenting orang tua terhadap anak-anaknya adalah sebagai berikut
6
: a.
Memilih nama yang baik bagi anaknya, sebab nama yang baik merupakan sebuah do‟a yang diharapkan mempunyai pengaruh yang
positif terhadap tingkah laku, kepribadian, cita-cita dan masa depannya. b.
Memperbaiki adab dan pengajaran anak-anaknya serta membina aqidah yang benar dan menanamkan agama yang kuat.
c. Memuliakan anak-anaknya, berbuat adil dan kebaikan diantara mereka.
d. Bekerja sama dengan lembaga-lembaga dalam masyarakat yang
berusaha menyadarkan dan memelihara kesehatan, akhlak dan social mereka.
e. Membina akhlak anak-anak
7
, karena membina tingkah laku dan etika anak merupakan suatu kewajiban agama yang lazim bagi setiap
pendidik sesuai perintah Allah dalam al- qur‟an.
f. Memenuhi kebutuhan sehari-hari anaknya
g. Menjaga pergaulan anaknya agar tidak terpengaruh oleh lingkungan
social yang buruk.
8
h. Mengajarkan pokok-pokok Agama, menjadi kewajiban orang tua
mengajarkan pokok-pokok agama kepada anak-anaknya sejak kecil, mulai dari kalimat tauhid sampai masalah ibadah.
i. Melatih beribadah shalat
9
, sejak dini sebaiknya orang tua sudah harus melatih anak untuk melaksanakan shalat agar kelak anak terbiasa
menjalankannya, sehingga anak akan terhindar dari perbuatan- perbuatan tercela.
4.
Tanggung Jawab Orang Tua
6
Ramayulis,et all, Pendidikan Islam dalam Rumah Tangga, Jakarta: Kalam Mulia, 2001, h.60
7
Al-maghribi bin as-said al-maghribi, Begini Seharusnya Mendidik Anak: Panduan Mendidik Anak Sejak Masa Kandungan Hingga Dewasa……h.201
8
Mahjuddin, Membina Akhlak Anak,Surabaya: Al-Ikhlas, 1995,h.63
9
Muhammad Jamaluddin Ali Mahfuzh, Psikologi Anak dan Remaja Muslim, Terj.TarbiyatulIslamiyatultifli wal marohiq oleh Abdul Rosyad Shiddiq dan Ahmad Vathir
Zaman, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001,h.126
Orang tua adalah orang dewasa pertama yang memikul tanggung jawab pendidikan, sebab secara alami anak pada masa awal kehidupannya
berada ditengah-tengah orang tuanya. Dari merekalah anak mulai mengenal pendidikannya. Dasar-dasar pandangan hidup, sikap hidup dan keterampilan
hidup banyak tertanam sejak anak masih berada ditengah-tengah orang tuanya. Maka dari itu, orang tua memiliki kewajiban-kewajiban yang harus
dipenuhi terhadap pendidikan anaknya. Menurut Hasbullah, tanggung jawab pendidikan yang perlu disadarkan
dan dibina oleh kedua orang tua terhadap anak antara lain adalah sebagai berikut:
10
a. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik dari segi jasmaniah
maupun rohaniahnya. b.
Membahagiakan anak di dunia maupun diakhirat dengan memberinya pendidikan agama yang cukup.
Sedangkan menurut M.Thalib, ada empat puluh tanggung jawab orang tua terhadap anak, diantaranya:
11
a. Memilihkan calon ibu dan ayah yang baik
Islam menganjurkan kepada setiap laki-laki muslim agar jauh sebelum menanamkan benihnya pada sang istri memikirkan
kemampuan calon istrinya dalam mengasuh dan mendidik anak- anaknya. Karena ibu yang akhlaknya tidak baik kemungkinan besar
akan memberi pengaruh buruk terhadap perkembangan akhlak anak yang berada dibawah asuhannya kelak.
Begitu juga perempuan, sebelum menikah harus memikirkan apakah calon suaminya dapat membimbing dirinya dan anaknya kelak
dengan baik. Jadi sudah jelas bahwa tanggung jawab orang tua tidak hanya berawal dari anak dalam kandungan akan tetapi mulai dari
memilih calon ibu yang baik. b.
Mencarikan calon ibu yang hubungannya tidak satu kakek
10
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003, h.88
11
Muhammad Thalib, 40 Tanggung Jawab Orang Tua terhadap Anak, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,1993, Cet.6, h.15
Sebelum menikah seorang calon suami harus memilih calon istri yang memiliki hubungan darah yang jauh dengan dirinya. Yang
dimaksud dengan memiliki hubungan darah yang jauh adalah tidak ada ikatan keluarga sama sekali.
Rasulullah saw berpesan agar jangan menikahi seorang wanita yang masih ada hubungan kerabat yang sangat dekat, karena hal itu
biasanya dapat menimbulkan sifat-sifat keturunan yang buruk terhadap anak-anak.
12
c. Mengutamakan perawan
Rasulullah saw memberikan dorongan agar menikah dengan perawan, karena perawan mempunyai kelebihan dalam hal membentuk
suasana senda gurau. Dengan adanya istri yang mempunyai semangat dan gairah tinggi dalam bersenda gurau dengan suami diharapkan dapat
membangkitkan rangsangan kepada suaminya sehingga cepat mendapatkan keturunan yaitu seorang anak.
d. Mohon perlindungan kepada Allah ketika berjima‟
Rasulullah saw menjanjikan bahwa bila suami istri dalam berhubungan
badan mendahuluinya dengan do‟a memohon
perlindungan kepada Allah agar kelak anaknya dijauhkan dari godaan syetan, maka Allah pasti akan menjaganya. Do‟a semacam ini sudah
merupakan langkah awal yang membawanya pada usaha menyiapkan anak kearah hidup shalih dan shalihah.
e. Sikap ayah dalam menyambut kelahiran bayi perempuan
Cinta kepada anak merupakan suatu fitrah yang sudah melekat pada diri setiap manusia dan tidak pernah berubah. Jika sang ayah
mengutamakan fitrahnya, maka ia tidak akan bersikap malu karena menghadapi pandangan masyarakat yang bertentangan dengan
fitrahnya. f.
Bergembira menyambut kelahiran anak
12
Muhammad Jamaluddin Ali Mahfuzh, Psikologi Anak dan Remaja Muslim, Terj.Tarbiyatul Islamiyatultifli wal marohiq oleh Abdul Rosyad Shiddiq dan Ahmad Vathir
Zaman, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001, h. 108.
Anak adalah kebahagiaan, buah hati dan nikmat yang agung. Buah hati adalah puncak harapan, angan-angan, cinta kasih, ketergantungan
hidup, kebajikan,keindahan dan kegembiraan. Oleh karena itu orang tua harus menyambut kelahiran anak dengan penuh kegembiraan.
g. Memberi nama yang baik kepada anak
Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan
13
. Diantara keindahan ialah member nama yang baik bagi anak dan tidak
memberinya nama yang mengandung makna buruk. Oleh karena itu, Orang tua dalam memberi nama kepada anaknya hendaknya
mencerminkan adanya pujian atau do‟a, harapan atau gambaran semangat dan dambaan indah dirinya kepada anak-anaknya, karena
nama memiliki fungsi yang ideal. h.
Meng‟aqiqahi anak Lahirnya seorang anak ditengah-tengah keluarga merupakan suatu
kebahagiaan tersendiri yang dirasakan oleh suami istri. Oleh karena itu, sebagai muslim kita wajib mensyukurinya dengan cara melakukan
penyembelihan hewan yang disebut aqiqah. Hukum aqiqah adalah sunah muakad
14
, artinya sunah yang sangat dianjurkan bagi orang tua yang melahirkan anaknya. Untuk anak laki-
laki menyembelih dua ekor kambing atau domba dan untuk anak perempuan cukup satu ekor kambing atau domba.
i. Menyusui
Makanan yang paling cocok bagi bayi yang baru lahir adalah air susu ibu kandungnya. Oleh karena itu, para ibu hendaknya menyusui
anak-anak mereka sepenuhnya yaitu selama kurang lebih dua tahun. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt dalam surah Al-Baqarah ayat 223,
yaitu:
13
Jamaal „Abdur Rahman, Tahapan Mendidik Anak Teladan Rasulullah SAW, Terj. Athfaalul Muslimin Kaifa Rabbaahumun Nabiyyul Amiin oleh Bahrun Abu Bakar Ihsan
Zubaidi Lc., Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2005, h. 5.
14
H.Multahim,dkk, Pendidikan Agama Islam Penuntun Akhlak, Jakarta: PT. Ghalia Indonesia Printing, 2007, h.50.
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan”.
j. Mengkhitankan
Mengkhitankan adalah membersihkan alat kemaluan dari kulit yang menutup kepalanya. Khitan merupakan suatu tuntunan Rasulullah
Saw yang harus dilakukan baik bagi laki-laki maupun bagi perempuan. Berkhitan merupakan perlambang kesucian, kebersihan, hiasan,
keindahan bentuk, dan keseimbangan syahwat
15
. k.
Mendidik akhlaknya Menanamkan akhlak yang baik kepada anak merupakan suatu
keharusan agar kelak anak mengetahui bagaimana harus bersikap baik di rumah, di sekolah maupun di masyarakat.
l. Melatih anak-anak mengajarkan shalat
Mengajarkan shalat kepada anak sebaiknya dilakukan sejak dini. Orang tua harus melatih anak-anaknya mengerjakan shalat agar kelak
anak menyadari bahwa shalat bukan merupakan suatu beban tetapi suatu kebutuhan.
Demikianlah beberapa hal yang harus diperhatikan orang tua sebagai wujud tanggung jawab orang tua terhadap anak mereka, terutama dalam
konteks pendidikan. Kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak secara terus-menerus perlu dikembangkan kepada setiap orang tua.