Latar Belakang Masalah H

BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dipaparkan tentang latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Belajar adalah istilah kunci key term yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan. Belajar juga memainkan peranan penting dalam mempertahankan kehidupan sekelompok umat manusia bangsa ditengah-tengah persaingan yang ketat diantara bangsa-bangsa lainnya yang terlebih dahulu maju karena belajar Syah, 2006. Arti belajar itu sendiri yaitu suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Slameto,1991. Dalam hal ini untuk memperoleh suatu perstasi yang berkualitas, bisa diukur dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.. Setiap siswa memang tidak ada yang sama, perbedaan individual inilah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan siswa, sehingga menyebabkan perbedaan dalam prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya terdapat sejumlah faktor yang saling mempengaruhi, tinggi rendahnya prestasi belajar siswa tergantung pada faktor-faktor tersebut Alisuf,2001. Pengertian prestasi belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005, adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Sumadi Suryabrata 2005 berpendapat bahwa prestasi belajar sebagai hasil dari suatu proses yang biasanya dinyatakan dalam bentuk kuantitatif angka yang khusus diberikan untuk proses evaluasi, misalnya rapor, hasil ini dibagikan kepada siswa pada akhir semester setelah pelaksanaan ujian akhir. Prestasi belajar menurut Wuryani 2002 adalah hasil yang diberikan oleh guru kepada siswa dalam jangka waktu tertentu sebagai hasil penilaian belajar. Sedangkan menurut Maslow dalam Sudarmanto,2000, prestasi belajar adalah sebagai lambang pemuas hasrat ingin tahu, hal ini didasarkan atas asumsi bahwa para ahli psikologi, biasanya menyebutkan hal ini sebagai tendensi keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum pada manusia, termasuk kebutuhan anak di dalam suatu program pendidikan. Tingkat prestasi siswa secara umum dapat dilihat pencapaian penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran. Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 65 yang dikuasai oleh siswa maka persentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah Djamarah, 2000: 18. Menurut Muhibbinsyah 2003, faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa di sekolah, secara garis besarnya dapat dibagi kepada dua bagian, yaitu : 1. Faktor Internal faktor dari dalam diri siswa, meliputi keadaan kondisi jasmani fisiologis, dan kondisi rohani psikologis. 2. Faktor Eksternal faktor dari luar diri siswa, terdiri dari faktor lingkungan, baik sosial dan non sosial dan faktor instrumental M.Alisuf,2001. Didalam Umar 2002 menyebutkan banyak faktor psikologis yang mempengaruhi prestasi belajar, antaranya intelegensi, lingkungan belajar dan metode pembelajaran. Namun dipenelitian ini hanya mengambil tiga dari banyaknya faktor psikologis tersebut, yaitu self efficacy, motivasi belajar dan konsep diri. Menurut Bandura 1986, self efficacy merupakan persepsi individu mengenai kemampuannya untuk menghasilkan suatu hasil dan mencapai kinerja yang diinginkan. Pertimbangan self efficacy akan lebih berorientasi kepada tugas-tugas dan situasi yang spesifik, akan lebih kontekstual, dan individu membuat keputusan-keputusan dengan didasarkan pada sejumlah tujuan goal. Sedangkan Branden dalam Ratna jatmika, 1996 self efficacy adalah keyakinan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Keyakinan dalam dasar efficacy seseorang adalah kemampuan individu untuk mempelajari apa yang perlu dipelajari, dan melakukan apa yang diperlukan untuk mendapatkan tujuan, sebagai kesuksesan yang tergantung pada usaha-usaha individu itu sendiri. Self efficacy bukanlah keyakinan bahwa individu tidak pernah berbuat salah. Akan tetapi keyakinan bahwa individu mampu memikirkan, menilai, mengetahui dan memperbaiki kesalahan. Self efficacy adalah keyakinan apa yang menjadi mungkin bagi individu untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan serta mendapat kesuksesan Ratna jatmika, 1996. Siswa yang memilki self efficacy yang tinggi akan mendapatkan hasil prestasi yang tinggi pula, demilkian pula sebaliknya jika self efficacy rendah maka hasil prestasi belajar akan rendah juga. Selain itu, Wlodkowski dan Jaynea dalam Arini, 2004 menambahkan bahwa motivasi belajar juga memiliki pengaruh pada prestasi belajar, menurut Wlodkowski dan Jaynea motivasi belajar merupakan sebuah nilai dan hasrat untuk belajar. Sedangkan menurut Sadirman 2004, motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Motivasi belajar Sardiman, 2004, mempunyai fungsi untuk : a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi, b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai, dan c. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan- perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Sedangkan menurut Djamarah 2002, motivasi belajar dibagi dua macam yaitu: a. Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar Anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya. Misalnya, untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan dan sebagainya. Hurlock 1980 juga menjelaskan bahwa konsep diri juga berpengaruh pada prestasi belajar, hal ini dapat dilihat dari penjelasannya tentang konsep diri yang diartikan yaitu gambaran seseorang tentang dirinya, gambaran ini merupakan gabungan kepercayaan orang tersebut mengenai dirinya sendiri yang meliputi karakter fisik, psikologis, sosial, emosi, aspirasi dan prestasi. Menurutnya pandangan seseorang mengenai dirinya sendiri secara keseluruhan sebagai hasil observasi terhadap dirinya dimasa lalu dan pada saat sekarang ini. Setiap individu mempunyai konsep diri yang sesungguhnya adalah konsep seseorang dari siapa dan apa dia itu. Dalam penelitian ini , penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada SMA Hang Tuah 1 Jakarta. SMA Hang Tuah 1 Jakarta, berdiri pada tahun 1989 melalui SKep Mendikbud No. 484I01.AI8 dibawah naungan Yayasan Hang Tuah, berlokasi di Komplek Seskoal Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Pada tahun 1997, SMA Hang Tuah 1 diresmikan oleh Kepala Staf TNI AL ketika itu Bp. Laksamana Arif Kusharyadi. Pada tahun 1999 , SMA Hang Tuah 1 Jakarta, berhasil meraih akreditasi dari Depdiknas dengan status DISAMAKAN. Tidak itu saja pada tahun 2005 SMA Hang Tuah 1 Jakarta kembali berhasil meraih akreditasi dengan peringkat : terakreditasi A peringkat 11 dari 174 sekolah yang diakreditasi di DKI Jakarta tahun 2005. SMA Hang Tuah 1 Jakarta juga berhasil meraih hasil supervisiakreditasi kegiatan Rintisan Sekolah Kategori Mandiri dengan predikat Sekolah Standar Nasional Kategori III. Dengan skor 86,00. staf pengajar SMA Hang Tuah 1 Jakarta,2003. SMA Hang Tuah 1 Jakarta adalah sekolah menengah atas SMA yang berciri khas kedisiplinan, agama dan keterampilan yang diselenggarakan oleh yayasan Hang Tuah yang bernaung dibawah Angkatan Laut AL yang standarisasinya sama dengan sma-sma yang dibawahi Depdiknas. Hasil wawancara dengan guru bimbingan konseling di sekolah tersebut Dra.Idawati. Nilai plus yang ada pada SMA Hang Tuah 1 Jakarta terletak pada kedisiplinan dan pendidikan agama Islam dan diberlakukan tambahan di luar kurikulum nasional melalui pengembangan materi kurikulum, program pengayaan dan perluasan serta percepatan, pengajaran remedial, pelayanan bimbingan konseling yang berkualitas, pembinaan kreativitas dan disiplin, dan kegiatan ekstra kurikuler lainnya. Oleh karena itu peneliti mengambil variabel yang ada dari beberapa penelitian yang telah dilakukan tentang beberapa faktor psikologis yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu : 1 self efficacy 2 motivasi belajar dan 3 konsep diri, dimana setiap variabel itu terdapat indikator-indikator yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa di sekolahnya sifatnya relatif, artinya dapat berubah setiap saat. Hal ini terjadi karena prestasi belajar siswa sangat berhubungan dengan faktor yang mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Kelemahan salah satu faktor, akan dapat mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar. Dengan demikian, tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai siswa di sekolah didukung oleh faktor internal dan eksternal seperti tersebut di atas. Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Faktor-faktor Psikologis Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa SMA HANG TUAH 1 Jakarta” 1.2 Batasan dan Rumusan Masalah 1.2.1 Batasan Masalah