Perkembangan Konsep Diri Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar

1 Identity self dalam bagian ini terdapat label dan simbol yang dipakai untuk menggambarkan diri sendiri atas pertanyaan “siapakah diri saya?”. Label atau simbol itu berasal dari dirinya sendiri atau bisa juga didapat dari orang lain. 2 Behavior self merupakan persepsi orang terhadap perilaku dan tindakan yang telah diambilnya. 3 Judging self lebih berkaitan dengan self esteem, bagian dari diri yang menjalankan fungsi sebagai pengamat, pemberi nilai-nilai standar, perbandingan yang paling utama adalah sebagai penilaian diri sendiri. b. Dimensi Eksternal Dimensi eksternal dari diri menyangkut pentingnya keadaan individu dalam mengadakan hubungan interpersonal. Dimensi eksternal ini terdiri dari diri fisik physical self, diri moral moral ethical self, diri pribadi personal self, diri keluarga familial self dan diri sosial social self.

2.4.3. Perkembangan Konsep Diri

Para ahli sependapat bahwa konsep diri bukan lah bawaan dari lahir. Seorang anak yang baru lahir belumlah menyadari dirinya dan lingkungannya. Hurlock 1974. Anak dapat melihat dirinya dan membedakan antara dirinya dengan lingkungannya secara berangsur-angsur melalui pengalaman tubuh dan lingkungannya. Menurut Hurlock 1974 hal ini merupakan awal dari seuatu proses yang panjang. Sedangkan Symond 1951 menyatakan konsep diri terbentuk sejak kemampuan perspektif anak mulai berfungsi dan konsep diri akan mulai berkembang bila anak telah mampu membedakan antara dirinya dengan orang lain. Namun Taylor 1951 mengatakan bahwa seorang anak mulai mengenal dirinya sejak ia mengenal bentuk fisiknya sendiri, hal ini muncul pada saat anak-anak berusia enam sampai tujuh bulan. Selanjutnya perkembangan konsep diri lebih bersifat sosial, yaitu dipelajari dari interaksinya dengan orang lain. Termasuk di dalamnya proses identifikasi dan introyeksi dari lingkungan. Selain itu Combs Syngg dalam Fitts 1971 juga menekankan pentingnya konsep diri dalam keluarga mengembangkan konsep diri, karena keluarga merupakan lingkungan pertama di mana seseorang mengadakan interaksi dengan orang lain. Dalam keluarga, seorang anak mulai mengalami interaksi dirinya diterima atau ditolak, perasaan adekuat atau inadekuat menbentuk identifikasi dan harapan-harapan terhadap tujuan hidup, nilai-nilai dan tingkah laku yang dapat diterima. Menurut Sullivan 1953 interaksi sosial berpengaruh dalam konsep diri. Ia mengatakan, penilaian seseorang mengenai dirinya sendiri didasarkan persepsinya tentang tingkah laku orang lain terhadap dirinya. Dengan kata lain, bagaimana orang lain memperlakukan dan menilai dirinya, dalam batas-batas tertentu akan menentukan cara orang itu menilai dirinya sendiri. Jadi konsep diri itu berasal dari pengalaman- pengalaman seseorang dalam berhubungan atau berkomunikasi dengan orang lain. Felker 1974 mengatakan bahwa konsep diri berkembang dan terbentuk berdasarkan dari pengalaman dan tekanan yang datang dari lingkungannya.

2.4.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan Konsep Diri