Perlekatan sistim resin komposit ke dentin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perlekatan sistim resin komposit ke dentin

Kata adhesi berasal dari bahasa latin adhaerere yang berarti melekatkan. Adhesion atau bonding adalah suatu mekanisme perlekatan antara suatu substansi dengan substansi lainnya. Permukaan atau substansi yang berlekatan ini disebut adherend. Adhesive atau adherent atau dalam terminologi dental disebut bonding agentadhesive system, didefinisikan sebagai bahan yang bila diaplikasikan pada permukaan suatu benda dapat melekat, dapat bertahan dari pemisahan, dan dapat menyebarkan beban melalui perlekatannya Gambar 1. 16,17 ADHESIVE Gambar 1. Definisi terminologi sistem adhesif. 17 Resin komposit sendiri tidak dapat berikatan dengan struktur gigi. Perlekatan ke email diperoleh dengan teknik etsa asam yaitu dengan memodifikasi permukaan email dengan orthophosporic acid H 3 PO 4 85 yang menghasilkan kekasaran mikroskopik pada permukaan email. Sedangkan pada dentin menggunakan bonding agents yaitu suatu lapisan yang diaplikasikan antara dentin dan resin komposit dengan maksud untuk menciptakan ikatan antara resin komposit dan dentin. 3-5,15-18 Perlekatan resin komposit ke dentin lebih kompleks dibandingkan dengan perlekatan ke email. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain komposisi dari dentin dentin mengandung air lebih banyak 12wt, kolagen 18wt dan hidroksiapatit 70, adanya cairan di dalam tubulus dentin, prosesus odontoblast yang terdapat pada tubulus dentin, jumlah dan lokasi dari tubulus dentin dan keberadaan smear layer yang mempersulit perlekatan jika dibandingkan dengan email. Smear layer tersebut dapat menutup tubulus dentin dan berperan sebagai barrier difusi sehingga mengurangi permeabilitas dentin. 5,16 Berdasarkan perkembangannya, sistem bonding dibagi dalam beberapa generasi, yaitu: 4,5,16-19 1. Generasi ke-1 dari sistim bonding diperkenalkan oleh Buonocore et al 1956 dengan menggunakan asam gliserofosforik dimetakrilat mengandung resin yang dilekatkan ke dentin yang telah dietsa dengan asam hidroklorik. Perlekatan ini disebabkan interaksi antara molekul resin dengan ion kalsium dari hidroksiapatit. Akan tetapi, kekuatan daya lekatnya akan berkurang apabila terkena air. 2. Generasi ke-2 menggunakan ester fosfat yang merupakan derivat metakrilat. Sistem ini menggunakan interaksi ion antara grup fosfat yang bermuatan negatif dengan kalsium yang bermuatan positif. Oleh karena dentin tidak dietsa, maka bahan bonding akan melekat ke smear layer dan bukan ke permukaan dentin. 3. Generasi ke-3 lebih difokuskan pada pembuangan atau modifikasi smear layer dengan pengetsaan pada permukaan dentin oleh asam fosforik yang memungkinkan penetrasi bahan bonding tipe ester fosfat ke tubulus dentin. Akan tetapi, sistim ini tidak begitu berhasil karena monomer resin tidak berpenetrasi melewati smear layer. 4. Perlekatan pada dentin yang dapat diandalkan dimulai dari generasi ke-4 yang mengandung 3 unsur utama, yaitu bahan etsa, primer dan adhesif. Nakabayashi et al 1982 mengemukakan bahwa kunci dari perlekatan bahan adhesif ke dentin adalah terbentuknya lapisan hybrid hybrid layer atau hybrid zone. Total-etch system merupakan karakteristik utama dari generasi ini. Gambar 2. Mekanisme perlekatan total-etch system. A.Aplikasi etsa asam akan menghilangkan seluruh smear layer dan membuka tubulus dentin. B.Kemudian diaplikasikan bahan primer merah. C.Aplikasi bahan adhesif hijau akan berdifusi dalam bahan primer dan masuk ke dalam tubulus dentin dan membentuk resin tag. 19 Aplikasi etsa asam akan membuang smear layer, mendemineralisasi dentin, membuka tubulus dentin dan akan mengekspos kolagen. Permukaan gigi harus dijaga dalam keadaan basah untuk mencegah kolagen kolaps, aplikasi dari primer dan bahan adhesif akan menginfiltrasi kolagen yang terekspos dan membentuk zona interdifusi resin-dentin atau ”hybrid layer”. Kemudian bahan adhesif akan berpenetrasi ke dalam tubulus dentin kemudian berpolimerisasi membentuk resin tag. Gambar 2 5. Untuk menyederhanakan langkah prosedur klinis dari teknik total etsa, maka dikembangkan sistem bonding generasi ke-5 yaitu two-bottle component atau yang lebih dikenal dengan two-step total etch adhesive yang mengkombinasikan primer dan adhesif dalam satu botol, dan diaplikasikan setelah pengetsaan pada email atau dentin. 6. Sistim bonding generasi ke-6 adalah self-etching primer bonding system atau two step self-etch adhesive. Pada sistem ini pemberian bahan etsa dan primer digabung dan tidak ada pencucian setelah tahap tersebut. Asam primer diaplikasikan pada dentin yang telah dipreparasi dan kemudian bahan adhesif diaplikasikan di atasnya. Teknik lain dari sistim ini memerlukan pencampuran asam primer dan adhesif terlebih dahulu sebelum diaplikasikan ke dentin. 7. Sistim bonding generasi ke-7 merupakan perkembangan dari sistim bonding self etching yang menggabungkan bahan etsa, primer dan adhesif dalam satu botol, tanpa adanya tahap-tahap aplikasi ataupun pencampuran bahan primer dan adhesif, sistim ini dikenal dengan one-step self etching system atau single solution. Self etching bonding menggunakan asam primer untuk memodifikasi smear layer, mendemineralisasi permukaan dentin dan mengekspos kolagen. Aplikasi bahan adhesif akan berikatan dengan kolagen yang terekspos dan membentuk lapisan hybrid. Selain itu, asam primer akan menginfiltrasi smear plug dan mempersiapkan jalur bagi penetrasi bahan adhesif ke dalam smear plug dan kemudian berpolimerisasi membentuk resin tag. 3,4 Oleh karena terhalang oleh smear layer, maka asam primer tidak dapat merembes lebih dalam sehingga lapisan hybrid yang terbentuk lebih pendek jika dibandingkan dengan sistim total etching. 4 Gambar 3 Gambar 3. Mekanisme perlekatan self-etching. A.Smear layer yang melekat pada permukaan dentin. B.Aplikasi asam primer biru akan berpenetrasi ke dalam smear layer dan smear plug. C.Kemudian diaplikasikan bahan adhesif. 19 Berdasarkan jumlah tahapan dalam aplikasi klinisnya, bahan bonding diklasifikasikan menjadi beberapa macam : 15 Gambar 4 Gambar 4. Klasifikasi bahan bonding berdasarkan tahapan aplikasi klinisnya. 3 1. Total-etch adhesive a. Three-step total-etch adhesive Terdiri dari 3 tahap aplikasi, bahan primer dan adhesif berada pada botol yang terpisah two-bottle component. b. Two-step total-etch adhesive Bahan primer dan adhesif digabung dalam satu kemasan single-bottle component sehingga terdiri dari dua tahap aplikasi yaitu tahap etching dan tahap rinsing yang menggunakan bahan gabungan primer dan adhesif. 2. Self-etch adhesive Bahan etsa dan primer digabung menjadi satu. a. Two-step self-etch adhesive Terdiri dari dua tahap aplikasi, tahap self-etch primer kemudian dilanjutkan dengan tahap aplikasi resin adhesif. b. One-step self-etch adhesive all-in-one adhesive Semua unsur bahan bonding dikombinasikan dalam satu kemasan sehingga hanya terdiri dari satu tahap aplikasi single application. 3. Resin-modified glass-ionomer adhesives Melibatkan interaksi antara ionomer kaca sebagai bahan bonding dengan bahan tumpatan dan jaringan gigi. Sehubungan dengan banyaknya variasi sistem adhesif, maka perlu dipertimbangkan beberapa hal dalam memilih bahan adhesif, antara lain : kelembaban dentin, pembuangan smear layer, fibril kolagen kolaps dan kedalaman pembentukan resin tag di dalam tubulus dentin. 20 Perlekatan yang kuat dan dapat bertahan lama pada dentin adalah karakter yang sangat diharapkan dari restorasi resin. Perlekatan yang baik akan menghilangkan undercut dan mencegah terbentuknya celah marginal sehingga penetrasi bakteri dan pewarnaan tepi dapat dikurangi. Berkurangnya penetrasi bakteri menunjukkan berkurangnya karies sekunder, kerusakan pulpa, dan pewarnaan tepi. 18

2.2 NaOCl dan EDTA sebagai larutan irigasi