Prosedur Penelitian .1 Ekstraksi buah Sapindus rarak DC

4.8 Prosedur Penelitian 4.8.1 Ekstraksi buah Sapindus rarak DC Buah lerak dicuci kemudian bijinya dibuang dan daging buah dipotong kecil- kecil, ditimbang 333,8 gram Ohyo JP2 6000, Japan gambar 21, lalu dikeringkan di ruangan tidak boleh terkena sinar matahari selama 1 minggu gambar 22. Kemudian dilakukan maserasi dalam 820 ml larutan etanol destilasi Electrothermal, England dan disimpan dalam wadah tertutup. Kemudian didiamkan selama 5 hari gambar 23 lalu disaring dengan selapis kertas saring Whatman no.42, England melalui corong buchner Royal Woorester, England sehingga didapatkan 720 ml ekstrak cair berwarna coklat gambar 24, lalu diuapkan dengan rotavapor Heidolph VV 2000, Germany selama 5 jam gambar 25 dan dikeringkan dengan bantuan freeze dryer Modulyo, USA selama 3 jam gambar 26 sehingga diperoleh ekstrak kental 148,9 gram gambar 27. Selanjutnya ekstrak lerak disimpan dalam botol kaca tertutup gambar 28. Lampiran 1 Gambar 21. Penimbangan daging Gambar 22. Daging buah lerak dikeringkan buah lerak. selama 1 minggu. Gambar 23. Lerak yang direndam Gambar 24. Penyaringan dengan corong dalam etanol didiamkan selama Buchner dilapisi kertas saring 5 hari Gambar 25. Penguapan ekstrak Gambar 26. Pengeringan ekstrak dengan rotavapor selama 5 jam dengan freeze dryer selama 3 jam Gambar 27. Ekstrak lerak kental Gambar 28. Ekstrak kental disimpan dalam botol kaca tertutup

4.8.2 Pengenceran larutan irigasi

Ekstrak lerak kental 10 mg yang ditimbang dengan electronic balance Ohyo JP2 6000, Japan diambil dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer Pyrex, Japan. Kemudian ke dalam erlenmeyer Pyrex, Japan tersebut dimasukkan 100 ml aquadest sehingga didapatkan larutan ekstrak lerak 0,01 gambar 29. Diambil 100 ml NaOCl 5,25 Bayclin, Indonesia dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer Pyrex, Japan, kemudian tambahkan 5 ml aquadest sehingga diperoleh 105 ml larutan irigasi NaOCl 5 gambar 30. Lampiran 2 Gambar 29. Larutan ekstrak lerak 0,01 Gambar 30. Larutan NaOCl 5

4.8.3 Pembuatan sampel

Sampel sebanyak 35 buah gigi premolar bawah yang telah dicabut untuk keperluan ortodonti direndam dalam larutan normal saline, kemudian dikelompokkan menjadi 4 kelompok, tiga kelompok masing-masing kelompok sebanyak 10 sampel dan satu kelompok lagi sebanyak 5 sampel, sampel diambil secara acak. Lampiran 3

4.8.3.1 Preparasi sampel

Panjang kerja seluruh sampel diukur dengan mengukur panjang gigi tanpa dikurangi 1 mm karena daerah yang diuji adalah dinding dentin kamar pulpa. Pembukaan atap pulpa dengan menggunakan bur bulat high speed gambar 31 dan bur fisur untuk melebarkan kavitas. Untuk menghindari melekatnya jaringan pulpa pada dinding pulpa dentin, maka jaringan pulpa diekstraksi kemudian dilakukan preparasi saluran akar dengan K-file no.10 sampai dengan no. 40 gambar 32 sehingga diperoleh master apical file MAF. Setiap pergantian alat dilakukan irigasi saluran akar gambar 33. Gambar 31. Preparasi mahkota Gambar 32. Preparasi saluran akar untuk membuka atap pulpa dengan K-file Gambar 33. Irigasi saluran akar Gambar 34. Pengeringan saluran akar dengan spuit 3 ml dengan paper point Saluran akar diirigasi sesuai dengan larutan irigasi yang digunakan : Kelompok I : diirigasi dengan ekstrak lerak 0,01 10 gigi Kelompok II : diirigasi dengan NaOCl 5 10 gigi Kelompok III : diirigasi dengan NaOCl 5 dan EDTA 18 10 gigi Kelompok IV : kelompok kontrol digunakan salin 5 gigi Irigasi dilakukan dengan menggunakan spuit disposable berukuran 3 ml. Jarum dibengkokkan menjadi sudut tumpul untuk mencapai saluran akar, kemudian dimasukkan sebagian ke dalam saluran akar dan harus ada ruang yang cukup antara jarum dan dinding saluran akar yang memungkinkan pengaliran kembali larutan. Larutan irigasi disemprotkan hati-hati dengan sedikit penekanan. 14 Pada kelompok I dan II, saluran akar diirigasi dengan ½ ml dari tiap bahan irigasi sesuai dengan kelompok masing-masing. Pada kelompok III, saluran akar diirigasi dengan ½ ml NaOCl 5, kemudian diirigasi dengan EDTA 18 sebanyak ½ ml dan didiamkan selama 1 menit, kemudian saluran akar diirigasi dengan 1 ml aquadest. Total larutan irigasi yang digunakan 3 ml. Setelah irigasi selesai, saluran akar dikeringkan dengan menggunakan paper point gambar 34. 14 Pada penelitian ini tidak dilakukan obturasi karena hanya menguji pengaruh dari bahan irigasi terhadap kekuatan perlekatan resin komposit dengan dentin kamar pulpa.

4.8.3.2 Penumpatan resin komposit dengan self etching bonding

Proses penumpatan resin komposit dimulai dengan : 1. Pencampuran bahan etsa primer dan adhesif Tokuyama Dental, Japan dengan perbandingan 1:1 pada wadah plastik. Bahan tersebut diaduk dengan spons sehingga terlihat warna merah jambu. Kemudian diaplikasikan ke seluruh dinding kavitas gambar 35 dan dilakukan penyinaran dengan visible light curing unit Litex 680A, Dentamerica selama 10 detik. 2. Resin komposit diambil dengan instrumen plastis SMIC, China dan diaplikasikan ke kavitas dengan teknik incremental horizontal gambar 36, gambar 37, dan dilakukan penyinaran dengan visible light curing unit Litex 680A, Dentamerica gambar 38 selama 30 detik. Kemudian gigi direndam dalam aquadest 24 jam. Gambar 35. Aplikasi bahan adhesif Gambar 36. Aplikasi resin komposit self-etch incremental horizontal Gambar 37. Resin komposit Gambar 38. Proses penyinaran dengan visible incremental horizontal light curing unit Litex 680A, Dentamerica

4.8.3.3 Pembelahan sampel

Setelah aplikasi resin komposit selesai dilakukan pemotongan sampel gambar 39. Gambar 39. Diagram pemotongan dan penanaman sampel dalam cetakan. A.Gigi premolar bawah. B. Gigi ditumpat dengan resin komposit. C. Pemotongan tonjol mahkota yang diukur 5 mm dari batas sementoenamel. D. Sampel dilihat dari pandangan oklusal, kemudian dinding dentin sebelah mesial, distal dan lingual yang mengelilingi resin komposit dipotong. E. Pemotongan akar sampel pada batas sementoenamel. F. Sampel yang telah selesai dipotong. G. Penanaman sampel dalam cetakan bawah yang berisi self curing acrylic. H. Sampel yang telah selesai ditanam. Tonjol mahkota dipotong ± 5 mm di atas batas sementoenamel dengan disc bur sehingga hanya didapat dentin di sekitar kamar pulpa gambar 40. Kemudian dinding dentin sebelah mesial, distal dan lingual yang mengelilingi resin komposit dibuang dengan menggunakan disc bur gambar 41, akar sampel dipotong pada batas = resin komposit A B C D E F G H sementoenamel dengan menggunakan disc bur gambar 42, sehingga resin komposit hanya berlekatan dengan dinding bukal mahkota gambar 43. Gambar 40. Pemotongan tonjol gigi Gambar 41. Pemotongan dinding ± 5 mm di atas batas sementoenamel mesial gigi Gambar 42. Pemotongan akar sampel Gambar 43. Sampel yang telah dipotong

4.8.3.4 Penanaman sampel ke dalam cetakan

Cetakan sampel dibuat dari tabung plastik spuit 5 ml,Terumo,Filipina yang dipotong dengan panjang ± 1,5 cm. Cetakan tersebut kemudian dilubangi sedemikian rupa agar paku dapat dimasukkan sebagai retensi uji tarik. Paku tersebut diolesi vaselin. Kemudian cetakan diisi dengan akrilik dengan perbandingan powder:liquid = 1:2 sesuai dengan petunjuk pabrik. Sebelum sampel ditanam, bagian mahkota bukal diolesi dengan bahan pelekat sianoakrilat Alteco, Japan untuk menciptakan perlekatan antara gigi dengan akrilik. Sampel ditanam ke dalam cetakan spuit dengan permukaan resin komposit menghadap ke atas. Paku digerakkan keluar masuk lubang hingga akrilik mengeras. Kemudian, permukaan akrilik diolesi dengan vaselin tanpa mengenai permukaan resin komposit dan retensinya, diikuti dengan pembuatan sampel antagonis. Cetakan yang dibutuhkan sama dengan cetakan sebelumnya spuit 5 ml,Terumo,Filipina. Permukaan resin komposit diolesi dengan bahan pelekat sianoakrilat Alteco, Japan, paku diolesi vaselin dan dimasukkan ke dalam lubang yang telah dibuat pada cetakan spuit. Cetakan antagonis ini disatukan dengan cetakan gigi yang sudah jadi sebelumnya, kemudian diisi dengan akrilik dengan perbandingan antara powder:liquid = 1 : 2 sesuai dengan petunjuk pabrik, sambil paku digerakkan keluar masuk lubang gambar 44. Sampel dimasukkan dalam air selama 3 menit hingga akrilik mengeras. Setelah akrilik mengeras, paku ditarik keluar. Gambar 44. Sampel yang sudah ditanam dalam self curing acrylic

4.8.4 Uji kekuatan tarik perlekatan

Uji kekuatan tarik perlekatan dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian FMIPA USU. Sampel dimasukkan pada tabung baja kemudian dipasang pada grip alat uji tarik Torsee’s Electronic System Universal Testing Machine 2tf “Senstar”, SC-2-DE, Tokyo-Japan gambar 45. Dalam penelitian ini beban maksimal yang digunakan adalah 200 kg dengan kecepatan tarik 5 mmmenit. Data yang diperoleh berupa load atau gaya tarik dalam satuan kgf yang kemudian dikonversikan ke dalam satuan Newton. Gambar 45. Sampel yang dipasang pada alat uji tarik

4.8.5 Analisis data

Data yang diperoleh dilakukan uji statistik analisa varians satu arah ANOVA dengan tingkat kemaknaan = 0,05 untuk mengetahui pengaruh bahan irigasi ekstrak buah lerak 0,01, NaOCl 5 dan kombinasi NaOCl 5 dan EDTA 18 terhadap perlekatan sistem resin komposit dengan dentin. Selanjutnya dilakukan uji LSD = 0,05 untuk mengetahui perbedaan pengaruh diantara kelompok perlakuan.

BAB 5 HASIL PENELITIAN