Rasio Efektifitas dan Efisiensi Pendapatan Asli Daerah

Martha Yurdila Janur : Analisis Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Bungo Sesudah Otonomi Daerah, 2009. USU Repository © 2009 Bungo, bahwa kinerja keuangan pemerintahan setempat dalam hal kemandirian keuangan daerah semakin menunjukkan trend yang positif setiap tahunnya.

2. Rasio Efektifitas dan Efisiensi Pendapatan Asli Daerah

Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Rasio efektifitas = Target Penerimaan PAD yg Ditetapkan Berdasarkan Potensi Riil Daerah Biaya yang dikeluarkan untuk Memungut PAD Rasio efisiensi = Realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah Tabel 2.3 Rasio Efektifitas dan Rasio Efisiensi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bungo Tahun 20032004-2007 Tahun Rasio Efektifitas Rasio Efisiensi Rencana Realisasi Rencana Realisasi 2003 - 1,26 - 0,15 2004 - 0,99 0,84 3,48 2005 - 1,13 0,27 0,09 2006 - 0,90 0,12 0,18 2007 - 0,85 0,39 0,43 Berdasarkan atas hasil perhitungan yang dapat dilihat dari tabel 2.3 diatas dapat digambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan pendapatan asli daerah yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah efektifitas. Martha Yurdila Janur : Analisis Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Bungo Sesudah Otonomi Daerah, 2009. USU Repository © 2009 Dari hasil perhitungan rasio efekifitas Kabupaten Bungo sesudah otonomi daerah yaitu tepatnya diawali pada tahun 2003 rasio efektifitas adalah sebesar 1,26 dan kemudian mengalami penurunan di tahun 2004 menjadi 0,99 dan kembali naik pada tahun 2005 menjadi 1,13 dan kembali turun pada tahun 2005 menjadi 0,90 dan pada tahun 2007 rasio efektifitas turun menjadi 0,85. Pada dasarnya didalam analisis rasio efektifitas diketahui bahwa kemampuan daerah dalam menjalankan tugas dikategorikan efektif apabila rasio yang dicapai mencapai minimal sebesar 1 satu atau 100 persen. Semakin tinggi rasio efektifitas, menggambarkan kemampuan daerah yang semakin baik. Melalui hasil perhitungan diatas dapat digambarkan kemampuan daerah Kabupaten Bungo didalam menjalankan tugasnya kurang stabil karena mengalami rasio yang naik turun. Beradasarkan perhitungan diatas, kinerja pemerintah Kabupaten Bungo belum efektif karena rasio efektifnya belum mencapai 1 satu atau 100 persen, kecuali untuk tahun 2003 dan 2005 dimana rasio efektifitasnya sudah mencapai batas minimal 1,26 atau 126 dan 1,13 atau 113. Ketidakstabilan rasio efektifitas ini disebabkan karena pemerintah daerah kurang begitu terampil didalam mengontrol rencana dan realisasi terhadap pajak daerah dan retribusi daerah pada APBD. Dimana realisasi pendapatan yang diterima pemerintah daerah dari pajak daerah dan retribusi daerah lebih kecil dari yang telah direncanakan. Untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal, rasio efektifitas pendapatan asli daerah perlu disandingkan dengan rasio efisiensi pendapatan asli daerah yang dicapai pemerintah daerah. Rasio ini menggambarkan perbandingan antara Martha Yurdila Janur : Analisis Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Bungo Sesudah Otonomi Daerah, 2009. USU Repository © 2009 besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan dengan realisasi pendapatan yang diterima. Kinerja pemerintah daerah dlaam melakukan pemungutan pendapatan dikategorikan efisien apabila rasio yang dicapai kurang dari 1 satu atau dibawah 100 persen. Semakin kecil rasio efisiensi berarti kinerja pemerintahan daerah semakin baik. Dari tabel 2.3 diatas diketahui hasil perhitungan rasio efisiensi pemerintahan daerah Kabupaten Bungo sesudah otonomi daerah adalah sebagai berikut, pada tahun 2003 rasio efisiensi adalah sebesar 0,15 dan mengalami kenaikan yang sangat besar pada tahun 2004 mencapai angka 3,48 dan kembali turun pada tahun 2005 menjadi 0,09 dan sedikit mengalami kenaikan pada tahun 2006 menjadi 0,18 dan kembali naik menjadi pada tahun 2007 menjadi 0,43. Ini menggambarkan kinerja pemerintah didalam memungut PAD dalam hal ini pajak daerah sudah efisien yang ditandai dengan trend rasio yang kurang dari 1 satu atau 100 persen dari tahun ketahun. Artinya, dengan mengeluarkan biaya yang relatif sedikit, pemerintah dapat menghasilkan output yang optimal. Ini memberikan penggambaran kinerja pemerintahan daerah yang baik. Kecuali pada tahun 2004 kinerja pemerintah daerah Kabupaten Bungo tidak efisien karena hasil perhitungan rasio efisiensinya mencapai 3,48 atau 348. Ini disebabkan karena pada tahun 2004 biaya yang dikeluarkan untuk memungut PAD lebih besar dari realisasi penerimaan pendapatan asli daerah. Untuk itu pemerintah daerah Kabupaten Bungo harus lebih cermat menghitung seberapa besar biaya yang dikeluarkan untuk merealisasikan seluruh pendapatan yang diterimanya sehingga dapat diketahui apakah kegiatan Martha Yurdila Janur : Analisis Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Bungo Sesudah Otonomi Daerah, 2009. USU Repository © 2009 pemungutan pendapatannya tersebut efisien atau tidak. Hal ini perlu dilakukan karena meskipun pemerintah daerah berhasil merealisasikan penerimaan pendapatan sesuai dengan target yang ditetapkan, namun keberhasilan itu kurang memilki arti apabila ternyata biaya yang dikeluarkan untuk merealisasikan target penerimaan pendapatannya itu lebih besar daripada realisasi pendapatan yag diterimanya.

3. Rasio Aktivitas