Tinjauan Penelitian Terdahulu Analisis Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Bungo Sesudah Otonomi Daerah

Martha Yurdila Janur : Analisis Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Bungo Sesudah Otonomi Daerah, 2009. USU Repository © 2009

e. Rasio Pertumbuhan

Rasio pertumbuhan Growth Ratio mengukur seberapa besar kemampuan pemerintah daerah dalam memepertahankan dan meningkatkan keberhasilannya yang telah dicapai dari periode ke periode berikutnya. Dengan diketahuinya pertumbuhan untuk masing-masing komponen sumber pendapatan dan pengeluaran, dapat digunakan mengevaluasi potensi-potensi mana yang perlu mendapat perhatian. Realisasi Penerimaan PAD Xn-Xn-1 Realisasi Pertumbuhan PAD = Realisasi Penerimaan PAD Xn-1 Realisasi Penerimaan ∑Pendapatan Xn -Xn-1 Rasio Pertumbuhan ∑Pendapatan = Realisasi Penerimaan ∑Pendapatan Xn -1 Rasio Pertumbuhan Belanja Rutin = Realisasi Belanja Rutin Xn-Xn-1 Realisasi Belanja Rutin Xn-1 Rasio Pertumbuhan Belanja Pembangunan = Realisasi Belanja Pembangunan Xn-Xn-1 Realisasi Belanja Pembangunan Xn-1 Keterangan : Xn = Tahun Yang dihitung Xn-1 = Tahun Sebelumnya

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 1.3 Martha Yurdila Janur : Analisis Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Bungo Sesudah Otonomi Daerah, 2009. USU Repository © 2009 Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama Judul Pengukuran Penelitian Hasil Penelitian 1. Ahzir Erfa 2008 Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Setelah Otonomi Khusus Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Aceh Utara Peneliti menggunakan indikator rasio didalam pengukuran kinerja keuangan pemerintah daerah setempat : 1. Rasio Kemandirian 2. Rasio Efektifitas dan Efisiensi Pendapatan Asli Daerah 3. Rasio Keserasian 4. Rasio Upaya Fiskal 5. Rasio Pertumbuhan 6. Rasio Desentralisasi Fiskal. Dari hasil analisis data dapat digambarkan bahwa dengan diberlakukannya otonomi khusus dapat merubah dan menaikkan rata-rata kinerja pemerintah daerah Kabupaten Aceh Utara. Dimana PAD mengalami penigkatan dengan sedikit bantuan yang diperoleh pusat dan provinsi, pemerintah dapat meminimumkan biaya yang digunakan untuk memungut PAD, pemerintah mulai bisa menyeimbangkan antara belanja pembangunan dan belanja rutin, upaya fiskal dan pertumbuhan daerah serta kinerja pemerintah daerah kabupaten Aceh utara dalam hal pajak daerah sangat maksimal. Martha Yurdila Janur : Analisis Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Bungo Sesudah Otonomi Daerah, 2009. USU Repository © 2009 2. MHD Karya Satya Azhar 2008 Mahasiswa Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah KabupatenKota Sebelum dan Setelah Otonomi Daerah Pengujian akan dilakukan dengan cara melakukan uji banding atas laporan keuangan kabupatenkota yang didapat dari laporan realisasi anggaran, kemudian diambil beberapa ratio yang dianggap cukup didalam menilai kinerja keuangan, ratio tersebut diantaranya : 1. Rasio Desentralisasi Fiskal. 2. Rasio Upaya Fiskal. 3. Rasio Tingkat Kemandirian Pembiayaan. 4. Rasio Efisiensi Penggunaan Anggaran. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kinerja sebelum dan setelah otonomi. Ini dapat dilihat dari tingginya tingkat pembiayaan daerah dari pemerintahan pusat cukup tinggi dan tekanan keuangan yang mengakibatkan kinerja pemerintah bergeser naik maupun turun. 3. Sri Haryati 2006 Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Perbandingan Kinerja Keuangan Daerah Sebelum dan Sesudah Kebijakan Otonomi Daerah Kabupaten Sleman Tahun 1998-2000 Peneliti menggunakan rasio-rasio dalam kinerja keuangan setempat, yaitu : 1. Derajat Desentralisasi Fiskal Tingkat Kemandirian Fiskal 2. Kebutuhan Fiskal fiscal need 3. Kapsitas Fiskal fiscal capacity Kinerja keuangan daerah pada kabupaten Sleman mengalami penurunan persentase pada pengukuran derajat desentralisasi fiskal, kebutuhan fiskal, dan upaya fiskal setelah pemberlakuan otonomi daerah. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Martha Yurdila Janur : Analisis Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Bungo Sesudah Otonomi Daerah, 2009. USU Repository © 2009 4. Upaya Fiskal fiscal effort keuangan kabupaten Sleman sebelum otonomi daerah lebih baik dari pada setelah pemberlakuan kebijakan otonomi daerah. Penelitian seperti ini pernah dilakukan oleh Ahzir Erfa 2008 mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Setelah Otonomi Khusus Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Aceh Utara”. Didalam melakukan analisis data peneliti menggunakan indikator rasio didalam pengukuran kinerja keuangan pemerintah daerah setempat, antara lain ; Rasio Kemandirian, Rasio Efektifitas dan Efisiensi Pendapatan Asli Daerah, Rasio Keserasian, Rasio Upaya Fiskal, Rasio Pertumbuhan, Rasio Desentralisasi Fiskal. Dari hasil analisis data dapat digambarkan bahwa dengan diberlakukannya otonomi khusus dapat merubah dan menaikkan rata-rata kinerja pemerintah daerah Kabupaten Aceh Utara. Dimana PAD mengalami penigkatan dengan sedikit bantuan yang diperoleh pusat dan provinsi, pemerintah dapat meminimumkan biaya yang digunakan untuk memungut PAD, pemerintah mulai bisa menyeimbangkan antara belanja pembangunan dan belanja rutin, upaya fiskal dan pertumbuhan daerah serta kinerja pemerintah daerah kabupaten Aceh utara dalam hal pajak daerah sangat maksimal. Martha Yurdila Janur : Analisis Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Bungo Sesudah Otonomi Daerah, 2009. USU Repository © 2009 Penelitian juga pernah dilakukan oleh MHD Karya Satya Azhar 2008 mahasiswa Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara dengan judul ”Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah KabupatenKota Sebelum dan Setelah Otonomi Daerah”. Pengujian akan dilakukan dengan cara melakukan uji banding atas laporan keuangan kabupatenkota yang didapat dari laporan realisasi anggaran, kemudian diambil beberapa ratio yang dianggap cukup didalam menilai kinerja keuangan, ratio tersebut diantaranya ; Rasio Desentralisasi Fiskal, Rasio Upaya Fiskal, Rasio Tingkat Kemandirian Pembiayaan, Rasio Efisiensi Penggunaan Anggaran. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kinerja sebelum dan setelah otonomi. Ini dapat dilihat dari tingginya tingkat pembiayaan daerah dari pemerintahan pusat cukup tinggi dan tekanan keuangan yang mengakibatkan kinerja pemerintah bergeser naik maupun turun. Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Sri Haryati 2006 mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta dengan judul ”Perbandingan Kinerja Keuangan Daerah Sebelum dan Sesudah Kebijakan Otonomi Daerah Kabupaten Sleman Tahun 1998-2000. Peneliti menggunakan rasio-rasio dalam kinerja keuangan setempat, yaitu ; Derajat Desentralisasi Fiskal Tingkat Kemandirian Fiskal , Kebutuhan Fiskal fiscal need, Kapsitas Fiskal fiscal capacity, Upaya Fiskal fiscal effort. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan daerah pada kabupaten Sleman mengalami penurunan persentase pada pengukuran derajat desentralisasi fiskal, kebutuhan fiskal, dan upaya fiskal setelah pemberlakuan otonomi daerah. Hal ini menunjukkan bahwa Martha Yurdila Janur : Analisis Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Bungo Sesudah Otonomi Daerah, 2009. USU Repository © 2009 kinerja keuangan kabupaten Sleman sebelum otonomi daerah lebih baik dari pada setelah pemberlakuan kebijakan otonomi daerah. BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian