Elastisitas Analisis Hasil Penelitian

Melisa : Analisis Perkembangan Retribusi Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2010. sebesar 80,74, tahun anggaran 2008 sebesar 94,50. Total rata-rata TPT retribusi daerah tahun anggaran 1999-2008 adalah sebesar 85,84. Dari total rata-rata TPT tersebut, maka dapat dikatakan TPT retribusi daerah di kabupaten Langkat tahun anggaran 1999-2008 kurang mencapai target, karena TPT tahun anggaran 1999- 2008tidak ada yang mencapai nilai 100.

3. Elastisitas

Perhitungan elastisitas ini bertujuan untuk mengetahui kepekaan perubahan reribusi yang menyebabkan perubahan PAD. Adapun hasil perhitungan dari elastisitasnya terdapat dalam tabel 4.6 sebagai berikut : Melisa : Analisis Perkembangan Retribusi Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2010. TABEL 4.6 ELASTISITAS RETRIBUSI DAERAHKABUPATEN LANGKAT TAHUN ANGGARAN 1999-2008 Tahun Realisasi Penerimaan Retribusi Perubahan Penerimaan Retribusi PAD Perubahan Penerimaan PAD Elastisitas 1999 933,591,633.00 4,765,986,816.90 2000 1,209,290,565.00 275,698,932.00 4,525,224,572.35 240,762,244.55 -0.23 2001 2,809,567,859.00 1,600,277,294.00 9,408,381,710.00 4,883,157,137.65 0.91 2002 3,428,838,473.00 619,270,614.00 13,053,435,849.65 3,645,054,139.65 1.55 2003 4,037,916,820.50 609,078,347.50 15,309,393,840.34 2,255,957,990.69 0.98 2004 4,339,469,564.00 301,552,743.50 16,506,106,889.76 1,196,713,049.42 1.04 2005 4,284,075,162.00 55,394,402.00 17,687,314,750.03 1,181,207,860.27 -5,16 2006 4,344,634,675.00 60,559,513.00 18,640,503,288.44 953,188,538.41 3.67 2007 3,750,162,701.50 594,471,973.50 21,685,941,749.52 3,045,438,461.08 -0.89 2008 4,892,789,469.00 1,142,626,767.50 24,616,169,797.84 3,930,228,048.32 0.51 Total Rata-rata 34,030,336,922.00 3,959,197,836.00 146,198,459,264.83 19,850,182,980.94 0.24 Melisa : Analisis Perkembangan Retribusi Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2010. Dilihat dari tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa elastisitas retribusi daerah terhadap PAD di kabupaten Langkat tahun anggaran 1999-2008 berbeda-beda. Tahun anggaran 2000 elastisitasnya adalah -0,23 yang berarti setiap perubahan retribusi sebesar 1 menyebabkan penurunan PAD sebesar 0,23 inelastis. Pada periode tahun anggaran 2001 elastisitasnya adalah sebesar 0,91 yang berarti setiap perubahan retribusi 1 menyebabkan kenaikan PAD sebesar 0,91 atau tidak banyak terjadi perubahan pada PAD atau retribusinya relatif tidak peka terhadap PAD inelastis. Periode tahun anggaran 2002 elastisitasnya adalah sebesar 1,55 yang berarti setiap kenaikan retribusi sebesar 1 menyebabkan kenaikan PAD sebesar 1,55 atau terjadi perubahan yang cukup besar pada PAD atau retribusinya relatif peka terhadap PAD elastis. Periode tahun anggaran 2003 elastisitasnya adalah sebesar 0,98 yang berarti setiap kenaikan retribusi sebesar 1 menyebabkan kenaikan PAD sebesar 0,98 atau retribusinya relatif tidak peka terhadap PAD inelastis. Periode tahun anggaran 2004 elastisitasnya adalah sebesar 1,04 yang berarti setiap kenaikan retribusi sebesar 1 menyebabkan kenaikan PAD sebesar 1,04 atau retribusinya relatif peka terhadap PAD elastis. Periode tahun anggaran 2005 elastisitasnya adalah sebesar -5,16 yang berarti setiap kenaikan retribusi sebesar 1 menyebabkan penurunan PAD sebesar 5,16 inelastis. Melisa : Analisis Perkembangan Retribusi Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2010. Periode tahun anggaran 2006 elastisitasnya adalah sebesar 3,67 yang berarti setiap kenaikan retribusi 1 menyebabkan kenaikan PAD sebesar 3,67 atau retribusinya relatif peka terhadap PAD elastis. Periode tahun angaran 2007 elastisitasnya adalah sebesar -0,89 yang berarti setiap kenaikan retribusi sebesar 1 menyebabkan penurunan PAD sebesar 0,89 inelastis. Periode tahun anggaran 2008 elastisitasnya adalah sebesar 0,51 yang berarti setiap kenaikan retribusi 1 menyebabkan kenaikan PAD sebesar 0,51 atau retribusinya relatif tidak peka terhadap PAD elastis. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan belum optimalnya PAD khususnya retribusi daerah di kabupaten Langkat dapt diklasifikasikan menjadi 2 yaitu : 1. Faktor Penyebab Langsung Faktor penyebab langsung adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi secara langsung terhadap pencapaian sasaran. Oleh karena itu apabila faktor ini dapat diatasi maka akan berpengaruh langsung terhadap keberhasilan pencapaian sasaran. Faktor-faktor ini meliputi : a. Masih belum realistisnya didalam penentuan target PAD khususnya retribusi daerah b. Masih kurangnya tingkat pengawasan c. Berkurangnya objek penerimaan Melisa : Analisis Perkembangan Retribusi Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2010. 2. Faktor Penyebab Tidak Langsung Faktor penyebab tidak langsung adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi secara tidak langsung terhadap pencapaian sasaran. Faktor ini meliputi : a. Belum efektifnya pemberlakuan sanksi b. Pelayanan optimal dilapangan masih belum dilakukan secara optimal c. Terbatasnya sumber daya atau petugas pelaksanaan operasional dilapangan d. Banyaknya birokrasi dalam pelayanan pemungutan retribusi daerah e. Kurangnya sarana dan prasarana untuk operasi di lapangan f. Belum efektifnya sistem pengendalian dan pengawasan di lapangan Sesuai dengan faktor penyebab langsung dan tidak langsung tersebut, maka usaha yang dapat dilakukan untuk dapat mengoptimalkan penerimaan PAD khususnya retribusi daerah adalah : a. Lebih realistis dalam mentargetkan PAD khususnya retribusi daerah b. Meningkatkan pengawasan yang lebih efektif c. Meningkatkan kembali objek penerimaan retribusi daerah d. Mengefektifkan sanksi e. Mengupayakan pelayanan yang optimal terhadap masyarakat f. Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai g. Mengefektifkan sistem pengendalian dan pengawasan h. Melakukan pemungutan lebih giat, ketat, dan teliti i. Memperbaiki dan menyesuaikan perangkat yang terkait sesuai kebutuhan Melisa : Analisis Perkembangan Retribusi Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2010. j. Memperbaiki administrasi maupun operasional seperti penyesuaian dan penyempurnaan administrasi pungutan, penyesuaian tarif, penyesuaian sistem pelaksanaan pungutan k. Pengawasan dan pengendalian terhadap teknis dan penatausahaan l. Peningkatan sumber daya manusia pengelola, meliputi pelatihan, kursus, dan program pendidikan m. Meningkatkan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat Selain itu usaha yang dilakukan adalah dengan cara menggali sumber-sumber PAD khususnya retribusi daerah yang baru, namun tidak bertentangan dengan kebijakan pokok nasional., yaitu pungutan retribusi daerah yang dilaksanakan tidak semata-mata untuk menggali pendapatan daerah berupa sumber yang memadai, tetapi juga melaksanakan fungsi lainnya agar tidak memberatkan masyarakat. Melisa : Analisis Perkembangan Retribusi Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat, 2010. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan