Perilaku Politik Landasan Teori

23

1.5.4. Perilaku Politik

Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, setiap individu terkait dengan persoalan politik dalam arti luas. Masyarakat sebagai kumpulan individu memiliki harapan sekaligus tujuan yang hendak diwujudkan. Untuk mewujudkan harapan tersebut diperlukan adanya norma-norma atau kaidah-kaidah yang mengatur berbagai kegiatan bersama dalam rangka menempatkan dirinya di tengah-tengah masyarakat yang senantiasa ditegakkan. 15 Perilaku politik dapat dirumuskan sebagai kegiatan yang berkenaan dengan proses pembuatan kebijakan dan pelaksanaan keputusan politik. 16 15 Sastroatmodjo, Sudijono, op. cit., hal. 1. 16 Surbakti, Ramlan, op. cit., hal. 131 Interaksi antara pemerintah dan masyarakat, antarlembaga pemerintah dan antara kelompok dan individu dalam masyarakat dalam proses pembuatan, pelaksanaan, dan penegakan keputusan politik pada dasarnya merupakan perilaku politik. Perilaku politik berkenaan dengan tujuan suatu masyarakat, kebijakan untuk mencapai suatu tujuan, serta sistem kekuasaan yang memungkinkan adanya suatu otoritas untuk mengatur kehidupan masyarakat ke arah pencapaian tujuan tersebut. Perilaku politik merupakan tindakan yang dilakukan oleh suatu subjek. Subjek dapat berupa pemerintahan dan dapat juga masyarakat. Tindakan yang dilakukan oleh pemerintah berupa pembuatan keputusan-keputusan politik dan upaya pelaksanaan keputusan politik tersebut dan tindakan yang dilakukan oleh masyarakat berupaya untuk dapat mempengaruhi pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik oleh pemerintah sesuai dengan kepentingannya. Universitas Sumatera Utara 24 Kajian perilaku politik dapat dilakukan dengan menggunakan tiga unit dasar analisis, yaitu individu sebagai aktor politik, agregasi politik dan tipologi kepribadian politik. Yang dimaksud dengan agregasi politik adalah kelompok individu yang tergabung dalam suatu organisasi seperti partai politik. Sementara tipologi kepribadian politik adalah tipe-tipe kepribadian pemimpin. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku politik aktor politik ada empat. Pertama lingkungan sosial politik tak langsung, seperti sistem politik, sistem ekonomi, sistem budaya dan media massa. Faktor kedua yang mempengaruhi adalah lingkungan sosial politik langsung yang mempengaruhi dan membentuk kepribadian aktor politik seperti keluarga, agama, sekolah dan kelompok pergaulan. Lingkungan sosial politik langsung itu memberikan bentuk-bentuk sosialisasi dan internalisasi nilai dan norma masyarakat pada aktor politik, serta memberikan pengalaman-pengalaman hidup. Faktor ketiga yang mempengaruhi perilaku politik seseorang adalah struktur kepribadian yang tercermin dalam sikap individu, seperti penilaian seseorang terhadap suatu objek didasarkan pada minat dan kebutuhan seseorang terhadap objek itu. Faktor keempat adalah faktor sosial politik langsung yang berupa situasi, yakni keadaan yang mempengaruhi aktor secara langsung ketika akan melakukan suau kegiatan, seperti cuaca, keadaan keluarga, kehadiran seseorang, keadaan ruang, susunan kelompok, dan ancaman dengan segala bentuknya. Universitas Sumatera Utara 25 Keempat faktor ini saling mempengaruhi aktor politik dalam kegiatan dan perilaku politiknya, baik langsung maupun tidak langsung. Dengan demikian, perilaku politik seseorang tidak hanya didasarkan pada pertimbangan politik saja, tetapi juga disebabkan banyak faktor yang mempengaruhi.

1.6. Metode Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Program Simpan Pinjam Perempuan Terhadap Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga ( Studi Kasus Pada PNPM-MP Kelompok SPP ) Di Desa Sinonoan Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal

2 61 114

Kinerja Lembaga Legislatif Perempuan Dalam Merespon Kepentingan Perempuan (Studi Kasus DPRD Provinsi Sumatera Utara 2009-2010)

15 83 85

Sikap Politik Calon Legislatif Perempuan Nomor Urut Satu Terhadap Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) No.22 & 24/PUU-VI/2008 (Studi Pada Calon Legislatif Perempuan DPRD Kota Medan) Tentang Suara Terbanyak.

0 23 109

Perempuan dan Politik (Studi Penetapan Kuota 30% Calon Anggota Legislatif Perempuan oleh PNI Marhaenisme dan Partai Sarikat Indonesia di Kota Medan).

0 14 91

Strategi Pemenangan Calon Anggota Legislatif Perempuan Pada Pemilu Legislatif 2009 (Studi Pada : Caleg Perempuan Terpilih Pada DPRD Kota Medan).

1 40 121

Partisipasi Calon Legislatif Perempuan di Sumatera Utara pada Pemilu 2009

0 28 95

Pemahaman Pemilih Perempuan Di Dalam Mencermati Dan Memilih Calon Legislative Tingkat II Kabupaten Madina Terkait Dengan Permasalahan Perempuan (Studi Deskriptif: Pemilih Perempuan di Desa Gunung Tua Raya Kabupaten Mandailing Natal pada Pemilu Legislatif

2 26 73

Peranan Relawan Demokrasi Terhadap Partisipasi Pemilih Pada Pemilu Legislatif 2014 Di Kabupaten Deli Serdang

1 40 96

Pemilih Di Kabupaten Kerinci. 1.2 Permasalahan Penelitian

0 0 21

Pengaruh Budaya Patriarki Terhadap Partisipasi Politik Perempuan di DPRD pada Pemilu Legislatif Kabupaten Nias Tahun 2014 I.IDENTITAS RESPONDEN

0 0 22