maka diameter poros yaitu :
d
p1
=
3 1
7
23 ,
8561 .
2 .
5 ,
1 10
307 ,
4 1
, 5
x d
p1
= 0,1452 m = 145 mm didapat ukuran poros yaitu 145 mm
karena poros mengalami tumbukan sedikit dan tidak mengalami momen lentur harga C
b
diambil 1.
d
p2
=
3 1
7
23 ,
8561 .
1 .
5 ,
1 10
307 ,
4 1
, 5
x d
p2
= 0,118 m = 118 mm
3.5 Pemeriksaan Kekuatan Poros
Ukuran diameter yang dirancang, harus diuji kekuatan nya. Pemeriksaan dilakukan dengan memeriksa tegangan geser yang terjadi akibat tegangan puntir yang
dialami oleh poros. Jika tegangan geser lebih besar dari tegangan geser ijin bahan tersebut maka perancangan dianggap gagal dan harus menetukan kembali bahan yang
akan digunakan. Untuk menetukan besar tegangan geser yang timbul pada poros menurut
rumusan sebagai berikut :
p
τ =
3
. .
16 d
M
p
π dimana :
p
τ = tegangan geser akibat momen puntir kg mm
2
M
p
= momen puntir yang ditransmisikan kg.mm
d
= diameter poros mm
Universitas Sumatera Utara
Nilai momen puntir Mp = 872704 kg.mm, dan diameter poros d
p
= 145 mm sehingga :
3
145 872704
16 x
x
p
π τ =
= 1,459 kgmm
2
dimana : 1 kgmm
2
= 10
7
Pa maka
p
τ = 1,459 x 10
7
Pa. Menurut hasil yang diperoleh dari perhitungan diatas, tegangan geser yang
terjadi lebih kecil dari pada tegangan geser ijin bahan yang digunakan
a p
τ τ
1,459 x 10
7
Pa 4,307 x 10
7
Pa dari hasil ini dapat disimpilkan poros ini aman untuk digunakan.
Gamabar 3.5 Poros Digester
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PERENCANAAN CETAKAN
4.1 Pembuatan Pola 4.1.1 Bahan Pola
Pola adalah perlu dalam pembuatan coran dimana pola dipergunakan untuk pembuatan cetakan benda coran. Pola yang digunakan pada pembuatan poros digester
dipilih pola kayu. Pola kayu relative lebih murah biayanya, cepat dibuatnya, dan mudah diolah
dibandingkan dengan pola logam sehingga umum digunakan untuk cetakan pasir. Adapun kayu yang digunakan sebagai bahan pola adalah kayu jeluntung , yang mudah
diperoleh dan murah dipasaran serta mudah dibentuk. Untuk menutupi pori-pori pola kayu biasa nya digunakan cat dempul.
4.1.2 Macam Pola
Pola yang dipilih pada pembuatan poros digester ini yaitu pola pejal. Pola pejal adalah pola yang biasa dipakai yang bentuknya hampir serupa dengan bentuk
coran. Sedangkan pola pejal yang digunakan adalah pola setengah. Pola ini dibuat untuk membuat cetakan dimana kup dan dragnya simetri terhadap permukaan pisah.
Kup dan drag dicetak hanya dengan pola setengah.
4.1.3 Penentuan Tambahan Penyusutan
Karena coran menyusut pada saat pembekuan dan pendinginan maka perlu dipersiapkan penambahan untuk penyusutan. Besarnya penyusutan sering tidak
Universitas Sumatera Utara