Poros utama digerakkan oleh sebuah elektro motor melalui Reduktor yang posisinya duduk diatas Ketel Adukan. Cara kopel antara elektro motor dan Reduktor
ini dapat digunakan sistim langsung atau sistim puli tali kipas.
3.1.6 Proses Pengadukan
Sebelum proses pengempaan, berondolan sawit dilumatkan dengan cara menyayat-nyayat daging buah dan diaduk dalam ketel adukan digester. Buah dapat
hancur akibat adukan pisau-pisau strring arm bergesekan dengan dinding digester, yang mana proses nya dibantu oleh uap stream yang berasal dari Back Preassure
Vessel BPV dengan suhu 115 °C dengan cara injeksi uap bertekanan 3 kg cm
2
. Pengadukan berlangsung selama 30 menit, kemudian pintu pengeluaran dibuka.
Minyak yang mulai keluar dari bottom bearing ditampung ditalang minyak untuk selanjutnya dikirim oleh expeller arm ke bagian chute untuk selanjutnya diperas
minyaknya di screw press.
Gambar 3.1 Digester
3.2 Ukuran Tabung Ketel Adukan
Universitas Sumatera Utara
Kapasitas ketel pengaduk berdasarkan volume tabung ketel pengaduk. Kapasitas ketel pengaduk dipasaran umumnya seperti pada table berikut :
Table 3.1 Kapasitas Olahan dengan kapasitas ketel Adukan.
Model Adukan
Isi Litre
Garis Tengah
mm Tinggi
mm PK
Elektro Motor
Jumlah Pisau
Adukan Jumlah
Pisau Tanduk
Poros Utama
mm seg
LD 1500 1500 900
2500 15
10 2
90 LD 2800 2800
1200 2600
25 10
2 114
LD 3200 3200 1200
2800 30
10 2
114 LD 3500 3500
1200 3200
30 10
2 114
LD 4000 4000 1400
2600 40
10 2
127 LD 4500 4500
1400 2800
40 - 50 10
2 127
Sumber : PT. Sempurna Laju Jaya
3.3 Penetuan Daya Motor
Motor digunakan untuk memutar poros digester yang terikat dengan pisau- pisau adukan dengan menggunakan mur. Penetuan daya motor berdasarkan energi
mekanis persatuan waktu, dimana energi mekanis adalah jumlah energi kinetik dan energi potensial, secara metematis ditulis sebagai berikut :
E
mek
= E
kin
+ E
pot
= 2
1 m. v
2
+ m . g. h Dimana : E
mek
= energi mekanik joule E
kin
= energi kinetik joule E
pot
= energi potensial joule m
= massa benda kg v
= kecepatan benda mdet g
= percepatan gravitasi = 9,8 mdet
2
Universitas Sumatera Utara
h = ketinggian m
Kecepatan sudut, ω rads untuk putaran poros diperoleh sebesar 25 rpm
lampiran 1. Sehingga putaran poros adalah 2 π . 25 60 = 150 rads. Kecepatan linear
benda diperoleh dari rumusan : V = ω . r , dimana r = radius tabung ketel yakni
sebesar 660 mm atau 0,66 m sehingga V= 150 x 0,66 = 99 mdet. Massa benda ditentukan berdasarkan massa berondolan yang dimasukkan
kedalam ketel berdasarkan massa balance flow sheet dari suatu pengolahan kelapa sawit lampiran 2. Dimana pipilan buah sawit fruitlets mempunyai berat 66 dari
berat keseluruhan tandan buah segar TBS. Dalam hal ini 66 dari 12 ton yakni 0,66 x 12000 kg = 7920 kg. Ketinggian dihitung berdasarkan bentuk dari ketel berupa
tabung dengan luas alas berupa lingkaran sehingga h adalah hasil bagi dari pada volume tabung persatuan luas. Ketinggian h =
2
2000 1320
. 14
, 3
2 ,
3 = 2,34 m.
Maka : E
mek
= [ 2
1 . 7920 kg. 99 mdet
2
] + [ 7920 kg. 9,8 mdet
2
. 2,34 m]
= 38993581,44 kg
2 2
det m
= 38993581,44 joule. Aktu pengadukan dilakukan selama 30 menit atau 1800 detik sehingga daya motor P
yang dibutuhkan ketel yakni : P
= Wt = 38993581,44 1800
= 21663,1 Watt = 21,663 KW Berdasarkan daya motor yang ada dipasaran maka diambil daya P = 22,4 KW,
dimana I KW = 1,34102 HP, sehingga 22,4 x 1,34102 = 30,0388 HP 30HP, dengan 4 poles.
Universitas Sumatera Utara
3.4 Poros Ketel Adukan