pembicara mempunyai maksud-maksud tertentu, misalnya ingin memamerkan diri, dan sebagainya, Poedjosoedarmo dkk. 1979:40.
Alih kode sementara yang tidak disadari dapat terjadi karena penguasaan terhadap bahasa ibu lebih dominant dibandingkan dengan penguasaan terhadap bahasa kedua.
Sehingga pada waktu berbicara kepada seseorang yang tidak mengerti bahasa asli si pembicara terkadang secara tidak sengaja terselip kata atau kalimat dalam bahasa asli si
pembicara.
4.3 Faktor-Faktor Penyebab Alih Kode
Alih kode tidak terjadi begitu saja, melainkan ada faktor penyebabnya. Banyak hal yang menyebabkan seseorang beralih kode, misalnya faktor siapa pembicara dan
pendengar, pokok pembicaraan, konteks verbal, bagaimana bahasa dihasilkan, dan lokasi Appel dalam Pateda, 1990:86.
Berbicara tentang siapa pembicara dan pendengar, selamanya ditentukan oleh status seseorang. Dalam hal ini, yang dimaksud status sosial ialah kedudukan seseorang
yangdihubungkan dengan tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Misalnya, variasi bahasa yang dipergunakan para buruh di pelabuhan ketika berbicara sesame mereka
berbeda dengan variasi bahasa yang dipergunakan para buruh tersebut ketika berbicara dengan seorang dokter.
Peralihan kode dipengaruhi pula oleh pokok pembicaraan. Pokok pembicaraan tersebut biasanya bersifat formal resmi dan informal tidak resmi. Misalnya, ragam
bahasa yang dipergunakan oleh seorang dosen ketika sedang berbelanja di pasar suasana
Universitas Sumatera Utara
tidak resmi berbeda dengn ragam bahasa dengan yang dipergunakannya ketika sedang mengajar di depan kelas suasana resmi.
Sehubungan dengan konteks bahasa, ada dua aspek yang harus diperhatikan, yaitu aspek bahasa orang yang sedang berbicara dan aspek bahasa orang yang ikut dalam
pembicaraan. Dalam hal ini kode yang dipergunakan oleh si pembicara akan mempengaruhi terhadap kode yang dipergunakan oleh lawan bicara. Misalnya, seorang
dwibahasawan Indonesia-Arab dengan seorang dwibahasawan Indonesia-Arab lainnya terlibat dalam suatu peristiwa bicara. Pembicaraan dimulai oleh si pembicara dalam
bahasa Arab sehingga orang yang ikut dalam peristiwa bicara tersebut juga mempergunakan bahasa Arab karena terpengaruh oleh kode yang dipergunakan oleh si
pembicara. Bahasa dapat dihasilkan dalam bentuk lisan dan tulisan. Sehubungan dengan kegiatan
alih kode, kode yang dipergunakan oleh seseorang ketika menulis surat berbeda dengan kode yang dipergunakannya ketika sedang berbicara dengan seseorang secara lisan. Pada
waktu menulis surat, kode yang dipergunakannya berbentuk bahasa tulisan. Sebaliknya, pada waktu berbicara dengan seseorang dalam bentuk percakapan, maka kode yang
dipergunakannya berbentuk bahasa lisan. Lokasi atau tempat peristiwa bicara berlangsung akan mempengaruhi pemilihan kode
seseorang. Misalnya, variasi bahasa yang dipergunakan seorang dokter ketika berada di lingkungan kerjanya berbeda dengan bahasa yang dipergunakannya ketika berada di
lingkungan keluarganya. Selain faktor-faktor tersebut masih ada lagi yang menyebabkan terjadinya kegiatan
alih kode. Misalnya, faktor kehadiran orang ketiga, berbicara secara tidak langsung
Universitas Sumatera Utara
kepada lawan bicara, ketidakmampuan menguasai kode tertentu, kurangnya penguasaan diri, keinginan mendidik lawan bicara, pengaruh praktik berbicara, bersandiwara dan
berpura-pura, pengaruh maksud-maksud tertentu seperti melucu, merayu, membujuk, menonjolkan diri, menggoda, menyindir, menekankan maksud, dan mengakrabkan diri,
pengaruh frase-frase tertentu seperti basa-basi pepatah, dan peribahasa, dan relasi yang tidak pasti antara si pembicara dengan lawan bicara Poedjosoedarmo dkk, 1979.
4.4 Beberapa Aspek Bahasa Arab 4.4.1 Fonologi