Sistem Distrik Sistem Proposional

Kemudian di era reformasi berkembang pula asas Jurdil yang merupakan singkatan dari Jujur dan Adil. Asas jujur mengandung arti bahwa pemilihan umum harus dilaksanakan sesuai dengan aturan untuk memastikan bahwa setiap warga negara yang memiliki hak dapat memilih sesuai dengan kehendaknya dan setiap suara pemilih memiliki nilai yang sama untuk menentukan wakil rakyat yang akan terpilih. Asas adil adalah perlakuan yang sama terhadap peserta pemilu dan pemilih, tanpa ada pengistimewaan ataupun diskriminasi terhadap peserta atau pemilih tertentu. Asas jujur dan adil mengikat tidak hanya kepada pemilih ataupun peserta pemilu, tetapi juga penyelenggara pemilu. 23

5.3.2. Sistem Pemilu

Terdapat dua cara atau sistem pemilihan umum, yaitu sebagai berikut :

A. Sistem Distrik

Sistem distrik merupakan sistem pemilu yang paling tua dan di dasarkan kepada kesatuan geokrafis, dimana satu kesatuan geokrafis mempunyai satu wakil di parlemen.

B. Sistem Proposional

Sistem perwakilan Proposional adalah persentase kursi di DPR di bagi kepada tiap – tiap partai politik, sesuai dengan jumlah suara yang di perolehnya dalam pemilihan umum, khusus di daerah pemilihan. Jadi, jumlah kursi yang di peroleh suatu golongan atau partai adalah sesuai dengan jumlah suara yang di perolehnya dalam masyarakat untuk keperluan itu kini di tentukan suatu 23 http :id. Wikipedia.orgwikiBudaya_Politik pertimbangan, misalnya satu wakil : 400.000 penduduk, Sistem Proposional ini sering di kombinasdikan dengan beberapa prosedur lain, seperti system daftar list system, di mana setiap partai mengajukan daftar calon dan si pemilih memilih satu partai dengan semua calon yang di ajukan oleh partai itu untuk bermacan – macam kursi yang sedang di perebutkan. 24 a. Langsung, yaitu warga Negara yang sudah berhak memilih dapat secara langsung memilih partai atau kelompok peserta pemilihan umum tanpa perantara. Pemilihan umum adalah pemindahan hak dari setiap warga Negara kepada kelompok yang akan memerintah atas nama kekuasaan dari rakyat. Agar pemerintah yang berkuasa itu betul – betul menjalankan kekuasaannya sesuai dengan hati nurani rakyat, maka pelaksanaan pemilihan umum harus berpedoman kepada asas – asas yang telah disepakati bersama. Pada umum nya di berbagai Negara menerapkan beberapa asas pemilihan umum, yaitu sebagai berikut. b. Umum, Artinya penyerahan hak yang di simbolkan dengan menusuk atau mengundi harus di landasi oleh pemikiran dan segala konsekuensinya, mengerti apa dan untuk apa pemilihan umum. Oleh sebab itu, anak – anak, orang gila, dan lain – lain atas pertimbangan tertentu tidak di beri hak untuk memilih dalam pemilihan umum. Jadi, tidak seluruh warga Negara berhak ikut dalam pemilihan umum, melainkan pada umumnya atau mayoritas. c. Bebas. Agar pilihan seseorang itu betul – betul sesuai dengan keinginannya keinginannya, maka seseorang tidak boleh di paksa dan di tekan untuk memilih sesuatu. 24 Drs. Syahrial Syarbaini, M.A. Drs. A. Rahman, M.M. Drs. Monang Djihado,Sosiologi dan Politik, Jakarta: Ghalia Indonesia 2002, hal81. d. Rahasia. Pemilihan menyangkut pada hak – hak yang sangat pribadi. Untuk itu, apa yang menjadi pilihan seseorang tidak siapa pun yang mengetahuinya. Sesuatu yang bersifat pribadi tentu tidak ingin diketahui oleh orang lain. e. Jujur dan adil. Asas ini lebih di tunjukan kepada pihak – pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pemilihan umum, seperti petugas pemilihan umum harus jujur dan bersikap adil kepada semua peserta pemilihan umum. 25

5.3.3. Pemilu 2009 di Indonesia