proses pemerintahan. Keterlibatan ini mencakup keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan maupun berlaku oposisi terhadap pemerintah.
15
2. Herbert McClosky dalam International Encyclopedia of the Social
Sciences:
Dalam International Encylopaedia of the Social Sciences, Herbert
McClosky memberikan batasan partisipasi politik sebagai “kegiatan –
kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa, dan secara langsung atau tidak
langsung, dalam proses pemb entukan kebijakan umum”.
16
3. Samuel P. Huntington dan Joan M. Nelson dalam No Easy Choice:
Political Participation in Developing Countries:
Dalam buku No Easy Choice: Political Participation in Developing Countries, Huntington dan Nelson membuat batasan partisipasi politik
sebagai“kegiatan warga Negara yang bertindak sebagai pribadi-pribadi, yang dimaksut sebagai pembuatan keputusan oleh pemerintah. Partisipasi bisa
bersifat individual atau kolektif,terorganisir atau sepontan, mantap atau sporaecara damai atau kekerasan,legal atau illegal,edic,fektif atau tidak
efektif.”
17
4. Michael Rush dan Philip Althoff
15
Keith Fauls, Polotical Sociology : A Critical Introduction, 1999:133 Dr.Damsar, Pengantar Sosiologi Politik, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010, hal 180.
16
Herbert McClosky, International Encylcopaedia of the social Sciences, Herbert. Dr. Damsar, Pengantar Sosiaologo Politik, Jakarta: Kencana Prenanda media Group,2010,ibid, hal 180.
17
Samuel P. Huntington Dan Joan M. Nelson, No Easy Choice: Political Participation in Developing Countries. Dr. Damsar, Pengantar Sosiaologo Politik, Jakarta: Kencana Prenanda media
Group,2010,ibid, hal 180.
Dalam buku Sosiologi Politik, Rush dan Althoff 2003 memberikan batasan partisipasi politik sebagai “keterlibatan dalam aktivitas politik pada suatu
sistem politik.Beberapa pandangan ahli tentang tipologi partisipasi politik.
18
5.2.2. Bentuk-bentuk Partisipasi Politik
1. DAFID F. ROTH DAN FRANK L. WILSON
Dalam buku The Comparative Study of politics, Roth dan Wilson 1976 membuat tripologi partisipasi politik atas dasar piramida pattisipasi. Pandangan
Roth dan Wilson tentang piramida politik menujukan bahwa semakin tinggi intensitas dan drajat aktivitas politik seseorang, maka semakin kecil kuantitas
orang yang terlibat di dalamnya.
19
Gambar 1. Piramida Partisipasi Politik Sumber : di adaptasi dari David F.Roth Frank L. Wilson, The Comparative
Study Of Politics, dalam: http:catatankecilgue.blogspot.com
Intensitas dan derajat keterlibatan yang tinggi dalam aktivitas politik di kenal sebagai aktivis. Adapun yang termasuk dalam kelompok aktivis adalah
18
Michel Rush Dan Philip Althoff, Sosiologi Politik 2003, Dr.Damsar, Pengantar Sosiologi Politik, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010, ibid, hal 180.
19
David. F. Roth dan Frank L. Wilson, The Comparative Study of Politics 1976 Dr.Damsar, Pengantar Sosiologi Politik, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010, ibid, hal 183.
pemimpin dan para fungsionaris partai atau kelompok kepentingan yang mengurus organisasi secara penuh waktu full-time. Termasuk dalam kategori ini
adalah kegiatan politik dipandang menyimpang atau negatif seperti pembunuh politik, teroris, atau peleku pembajakan untuk meraih tujuan politik.Lapisan
berikutnya setelah lapisan puncak piramida dikenal dengan partisipan. Kelompok ini mencakup berbagai aktivitas sebagai petugas atau juru kampanye, mereka yang
terlibat dalam program atau proyek sosial, sebagai pelobi politik, aktif dalam partai politik atau kelompok kepentingan.
Mereka ikut dalam kegiatan politik yang tidak banyak menyita waktu, tidak menuntut prakarsa sendiri, tidak intensif dan jarang melakukannya.
Misalnya member suara dalam pemilihan umumlegislatif dan eksekutif, mendiskusikan isu politik, dan mengadiri kampanye politik. Sedangkan lapisan
terbawah adalah kelompok orang yang apolitis, yaitu kelompok orang yang tidak peduli terhadap sesuatu yang berhubungan dengan politik.
2. MICHAEL RUSH DAN PHILIP ALTHOFF