Budaya Politik Masyarakat dan Partisipasi

atau lingkup yang kecil, sempit misalnya yang bersifat provincial. Karena wilayah yang terbatas acapkali pelaku politik sering memainkan peranannya seiring dengan diferiensiasi, maka tidak terdapat peranan politik yang bersikap khas dan berdiri sendiri. Yang menonjol dalam budaya politik adalah kesadaran anggota masyarakat akan adanya pusat kewenangan\kekuasaan politik dalam masyarakat b. Budaya Politik kaula subyek political culture yaitu masyarakat bersangkutan sudah relatif maju baik sosial maupun ekonominya tetapi masih bersifat pasif. anggota masyarakat mempunyai minat perhatian, mungkin juga kesadaran terhadap sistem sebagai keseluruhan terutama pada aspek outputnya. Kesadaran masyarakat sebagai aktor dalam politik untuk memberikan input politik boleh dikatakan nol. Posisi sebagai kaula merupakan posisi yang pasif dan lemah. Mereka menganggap dirinya tidak berdaya mempengaruhi atau mengubah sistem dan oleh karena itu menyerah saja pada kepada segala kebijakan dan keputusan para pemegang jabatan c. Budaya Politik partisipan participant political culture, yaitu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik sangat tinggi. Masyarakat dalam budaya ini memiliki sikap yang kritis untyuk memberi penilaian terhadap sistem politik dan hampir pada semua aspek kekuasaan. d. Budaya Politik campuranmixed political cultures yaitu gabungan karakeristik tipe-tipe kebudayaan politik yang murni. 11

5.1.3. Budaya Politik Masyarakat dan Partisipasi

11 Http : mjieshool. Multiply. Comjurnalitem30Badaya Politik. Budaya politik terdiri dari serangkaian keyakinan, simbol-simbol dan nilai-nilai yang melatar belakangi situasi dimana suatu peristiwa politik terjadi. 12 Dalam sistem itu terdapat cukup banyak aktivis politik untuk menjamin adanya kompetisi partai-partai politik dan kehadiran pemberi suara yang besar, maupun publik peminat politik yang kritis yang mendiskusikan masalah-masalah kemasyarakatan dan pemerintahan dan kelompok-kelompok Orang-orang yang melibatkan diri dalam kegiatan politik, paling tidak dalam pemberian suara voting, dan memperoleh informasi cukup banyak tentang kehidupan politik kita sebut berbudaya politik partisipan. Orang-orang yang secara pasif patuh pada pejabat-pejabat pemerintahan dan undang-undang, tetapi tidak melibatkan diri dalam politik ataupun memberikan suara dalam pemilihan, kita sebut dalam pemilihan subyek. Golongan ketiga adalah orang-orang yang sama sekali tidak menyadari atau mengabaikan adanya pemerintahan dan politik. Mereka ini mungkin buta huruf, tinggal di desa yang terpencil, atau mungkin nenek-nenek tua yang tidak tanggap terhadap hak pilih dan menggungkung diri dalam kesibukan keluarga. Orang-orang dari golongan ketiga ini kita sebut budaya politik parokial. Tiga model tentang kebudayaan politik, atau tentang orientasi terhadap pemerintahan dan politik. Model pertama adalah masyarakat demokratik industrial. Dalam sistem ini jumlah partisipan mencapai 40-60 dari penduduk dewasa. Jumlah subyek kurang lebih 30, sedang golongan parokial kira-kira 10. Gambaran ini tidak luar biasa di masyarakat demokratik industrial. 12 Ronald H. Chilcote, Teori perbandingan politik, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004 hal 11. pendesak yang mengusulkan kebijaksanaan-kebijaksanan baru dan melindungi kepentingan khusus mereka.Model kedua adalah sistem otoriter hanya sebagian industrial dan modren seperti Portugal. Meskipun terdapan organisasi politik beberapa partisipasi politik, seperti mahasiswa dan kaum intelektual, menentang sistem itu dan berusaha merubahnya melalui tindakan- tindakan persuasif. Kelompok-kelompok terhormat seperti pengusaha, kelompok gereja, dan tuan tanah mendiskusikan masalah-masalah pemerintahan, serta ikut aktif dalam kegiatan lobbying. Tetapi sebagian besar rakyat dalam sistem itu hanya sebagai subyek yang pasif, mengakui pemerintah dan tunduk pada hukumnya, tetapi tidak melibatkan diri dalam urusan pemerintahan.Model ketiga adalah sistem demokratis pra-industrial seperti republik Dominika yang sebagian besar Warganegaranya buta huruf di pedesaan dan buta huruf. Dalam negara semacam ini hanya terdapat sedikit sekali partisipan yang terutama terdiri dari profesional terpelajar, usahawan, dan tuan tanah, sejumlah besar pegawai, buruh, dan petani bebas secara langsung terpengaruh atau terkena oleh perpajakan dan kebijaksanaan resmi pemerinth lainnya. Tetapi kelompok warganegara yang paling besar terdiri dari kelompok tani yang buta huruf, yang pengetahuannya tentang dan keterlibatannya dalam kehidupan politik dan pemerintahannya sangat sedikit. Kesadaran kelas merupakan sekumpulan sikap-sikap yang sangat mempengaruhi struktur dari sistem kepartaian dan stabilitas pemerintah. Motivasi untuk berpartisipasi atau sikap-sikap yang berkaitan dengan kehendak untuk maju terus, untuk memperoleh kecakapan, dan untuk mengumpulkan kekayaan material adalah sangat penting dalam modernisasi ekonomi dan politik. Kolompok penduduk yang mau memperbaiki keadaannya sendiri cenderung untuk berhasil dalam mengumpul modalkan untuk investasi dalam mencapai pertumbuhan tingkat ekonomi yang sangat tinggi, atau dalam mengembangkan pendidikan dirinya sendiri. 13

5.2. Teori Partisipasi