pelanggan. menurut Joko Widodo 2007 Pelayanan publik yang profesional diartikan sebagai pelayanan pemberi layanan aparatur pemerintah.
Menurut Depdagri 2004 Profesionalisme dicirikan oleh keinginan untuk meningkatkan kemampuan dan akhlak penyelenggara pemerintahan, agar mampu
memberi pelayanan mudah, cepat, tepat dengan biaya terjangkau. Adanya profesionalisme merupakan kondisi agar tugas dan fungsi organisasi dapat mencapai
tujuannya sesuai dengan harapan bersama terutama harapan masyarakat, serta memberi pengaruh penting dalam menghasilkan kinerja yang baik pada suatu
organisasi.
II.2.2. Peningkatan Profesionalisme
Terbentuknya aparatur yang profesional menurut pendapat ini memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus yang dibentuk melalui pendidikan dan
pelatihan sebagai instrumen pemutakhiran. Pengetahuan dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh aparat dan memungkinkannya untuk dapat menjalankan tugas
dengan mutu tinggi, tepat waktu dan dengan prosedur yang sederhana. Terbentuknya kemampuan dan keahlian juga harus diikuti dengan perubahan iklim dalam birokrasi
yang cendrung bersifat kaku dan tidak fleksibel. Dengan lahirnya UU No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UU
No.152004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, telah mempertegas kedudukan serta fungsi BPK-RI dalam pelaksanaan
pengawasan keuangan Negara serta menjadi latar belakang adanya keharusan bagi
Universitas Sumatera Utara
BPK-RI untuk meningkatkan perannya dalam pemeriksaan atas keuangan Negara. Tentu saja semua ini menuntut BPK-RI untuk menyiapkan diri, baik kesiapan sumber
daya manusia SDM maupun sumber daya lainnya. Sehubungan dengan hal tersebut BPK-RI harus mampu dan siap mengemban
tugas yang sangat berat sebagaimana yang diamanatkan UUD 1945 dan Garis-garis Besar Haluan Negara, dengan meningkatkan kemampuan auditornya, baik dari segi
keahlian maupun pengalamannya dalam bidang pemeriksaan. Dalam rangka meningkatkan kemampuan tersebut serta guna mengemban tugas-tugas pemeriksaan
dengan kinerja yang lebih baik BPK-RI, telah melaksanakan upaya-upaya bagi setiap auditor dengan cara meningkatkan profesionalisme, meliputi peningkatan penguasaan
baik secara teknis maupun teoritis di bidang keilmuan dan keterampilan yang ada hubungan dengan tugas pemeriksaan melalui pelaksanaan :
a. Program Pendidikan dan Pelatihan.
Program pendidikan dan latihan dimaksud dapat mencakup topik seperti perkembangan mutakhir dalam metodologi pemeriksaan, akuntasi, penilaian atas
system pengendalian intern, prinsip-prinsip manajemen keuangan, statistik, evaluasi, desain dan analisa data. Pendidikan dan latihan tersebut dapat juga mencakup topik
tentang pekerjaan pemeriksaan dilapangan, seperti administrasi Negara, struktur dan kebijakan Pemerintah, teknik industri, ilmu ekonomi, ilmu sosial dan ilmu computer.
Dalam rangka menunjang keberhasilan pelaksanaan program pendidikan dan latihan, BPK-RI telah meningkatkan Biro Pendidikan dan Latihan Pegawai, menjadi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai, setingkat eselon II A yang merupakan pusat
Universitas Sumatera Utara
pendidikan dan pelatihan bagi tenaga-tenaga auditor terhadap pemeriksaan keuangan Negara baik intern maupun ekstern BPK-RI. Disamping itu telah dibangun pula
Gedung Pusat Pendidikan dan Latihan Pusdiklat BPK di Kalibata, Jakarta Selatan. Disamping pelaksanaan pendidikan dan latihan yang dilakukan dalam
lingkungan BPK sendiri, pelaksanaan pendidikan juga dilakukan melalui kerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan baik yang berada dalam negeri maupun yang
berada diluar negeri, yaitu dengan mengirimkan auditor-auditornya untuk melanjutkan pendidikan formal khususnya pada tingkat pendidikan Strata 2 S2 dan
sampai kejenjang Doktoral S3. Dengan pendidikan yang semakin tinggi, maka diharapkan baik kemampuan secara teknis maupun teoritis untuk bidang keilmuan
yang diperlukan sebagai auditor menjadi semakin meningkat. b.
Peningkatan Pengalaman Dalam rangka meningkatkan pengalaman, auditor-auditor BPK-RI harus terus
menerus diberikan tugas pemeriksaan dengan obyek pemeriksaan yang bervariasi, agar kemampuan teknis menjadi semakin baik dan kaya dengan pengalaman-
pengalaman pemeriksaan, sehingga menjadi auditor yang semakin profesional. c.
Keikutsertaan dalam lembaga organisasi profesi Keikutsertaan dalam lembaga organisasi profesi dimaksud adalah
keikutsertaan BPK-RI dalam Organisasi Profesi Pemeriksa Keuangan Negara di seluruh dunia yaitu organinasi profesi International Organization of Supreme Audit
Institution INTOSAI dan organisasi profesi Asean Organization of Supreme Audit Institution ASOSAI yang dibentuk tahun 1978, serta keikutsertaan auditor-auditor
Universitas Sumatera Utara
BPK-RI dalam organisasi profesi seperti Ikatan Akuntan Indonesia IAI. Banyak hal yang dapat diperoleh dari keikutsertaan dalam organisasi profesi dimaksud, antara
lain sesuai dengan tujuan dari berdirinya ASOSAI adalah untuk saling tukar-menukar pengetahuan dan pengalaman di bidang pemeriksaan keuangan Negara Government
Auditing, yang ditempuh melalui seminar, kunjungan kerja, lokakarya workshop dan pelatihan training. Sehingga akan memperkaya wawasan dan pengetahuan serta
akan berdapak kepada peningkatan kualitas atau kinerja dari auditor itu sendiri.
II.2.3. Indikator Profesionalisme