Menurut Lubis 2002 yang menjadi tujuan pokok dari rumusan etika yang dituangkan dalam kode etik profesi adalah :
a. Standar-standar etika menjelaskan dan menetapkan tanggung jawab kepada
klien, lembaga institution, dan masyarakat pada umumnya. b.
Standar-standar etika membantu tenaga ahli profesi dalam menentukan apa yang harus mereka perbuat kalau mereka menghadapi dilema-dilema etika
dalam pekerjaannya.
c. Standar-standar etika membiarkan profesi menjaga reputasi atau nama dan
fungsi profesi dalam masyarakat melawan kelakuan-kelakuan yang jahat dari anggota-anggota tertentu.
d. Standar-standar etika mencerminkan pengharapan mora-moral dari komunitas.
Dengan demikian, standar-standar etika menjamin bahwa para anggota profesi akan mentaati Kitab Undang-undang Etika Kode Etik profesi dalam
pelayanan.
e. Standar-standar etika merupakan dasar untuk menjaga kelakuan dan integritas
atau kejujuran dari tenaga ahli profesi.
II.3.2. Etika Profesi Auditor di Lingkungan BPK-RI
BPK-RI dalam rangka upaya meningkatkan pelaksanaan fungsi dan tugas selaku lembaga pemeriksa eksternal keuangan negara dan sebagai lembaga
pengawasan tertinggi dibidang keuangan negara, maka auditor dilikungan BPK-RI dalam melaksanakan tugasnya baik secara mandiri maupun kelompok atau secara
kelembagaan perlu dilandasi dengan sikap, etika dan moralitas yang tinggi sebagaimana yang direkomendasikan Ketetapan MPR Nomor VIMPR2002,
pandangan yang objektif dan rasa tanggung jawab yang tinggi serta sifat-sifat yang bijaksana dalam melaksanakan tugasnya. Auditor dilingkungan BPK-RI wajib
mentaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku, menyimpan rahasia jabatan, baik karena sifatnya, maupun karena ketentuan undang-undang, menjaga
semangat dan suasana kerja yang baik.
Universitas Sumatera Utara
Sehubungan dengan hal tersebut di atas BPK-RI telah membuat suatu ketentuan atau pedoman tentang kode etik bagi para petugas pemeriksa pada BPK-RI,
yang merupakan landasan etika dan moral yang harus dipahami dan dilaksanakan oleh setiap auditor atau pelaksana tugas pemeriksa. Pemahaman terhadap kode etik
atau etika pemeriksa akan mengarahkan pada sikap, tingkah laku, dan perbuatan auditor BPK-RI dalam menjalankan tugas dan kewajibannya berupaya untuk menjaga
mutu auditor, serta citra dan martabat BPK-RI. Kode etik atau etika pemeriksa dimaksud dimuat didalam Sapta Prasetya Jati dan Ikrar Pemeriksa yang secara
lengkap sesuai dengan Surat Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan No.14SKK1975 dan No.21SKK1981 tentang Sapta Prasetya Jati Badan
Pemeriksa Keuangan dan Ikrar Pemeriksa yang isinya sebagai berikut : A.
Sapta Prasetya Jati Badan Pemeriksa Keuangan a.
Karyawan badan pemeriksa keuangan menghayati dan mengamalkan Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Undang-undang tentang Badan
Pemeriksa Keuangan serta peraturan perundangan lainnya, sumpah Pegawai Negeri Sipil dan sumpah jabatan, dengan rasa taqwa kepada
Tuhan yang Maha Esa. b.
Karyawan badan pemeriksa keuangan mempunyai kesadaran tanggung jawab yang tinggi dalam mengembangkan ilmu dan pengabdiannya bagi
kemajuan negara dan bangsa serta kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
c. Karyawan badan pemeriksa keuangan dengan segala kesadaran dan
kehormatannya membantu dan menyertai pimpinan menegakkan disiplin kerja demi wibawa dan martabat Badan Pemeriksa Keuangan sebagai
Lembaga Pemeriksa Tertinggi Kekayaan Negara. d.
Karyawan badan pemeriksa keuangan membina rasa dan jiwa kesetiakawanan berdasarkan kejujuran dan keikhlasan antara sesama
rekan sekorsa demi kerukunan, kegembiraan kerja, maupun kelancaran dan kesempurnaan pelaksanaan tugas.
e. Karyawan badan pemeriksa keuangan menciptakan dan membina suasana
yang sehat bagi pertumbuhan pengertian dan kerja sama yang konstruktif antara semua pihak yang bertanggung jawab dan yang menaruh minat
atas keberesan dan ketertiban pengelolaan kekayan bangsa. f.
Karyawan badan pemeriksa keuangan senantiasa berusaha mengembangkan dan mencurahkan segenap pengetahuan dan
kemahirannya untuk melaksanakan tugas secara tepat, cermat dan hemat. g.
Karyawan badan pemeriksa keuangan dalam melaksanakan tugas sebagai pemeriksa wajib melaksanakan Ikrar Pemeriksa.
Berdasarkan uraian, maka dapat dinyatakan bahwa Sapta Prasetya Jati BPK- RI diarahkan kepada sikap dan moral pegawai BPK-RI yang meliputi :
1. Integritas pribadi
Integritas disini lebih dititik beratkan kepada kesetiaan, rasa rasa kesetiakawanan, penciptaan leingkungan kerja yang kondusif dengan didasari
Universitas Sumatera Utara
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kerukunan, kegembiraan kerja serta kelancaran dan kesempurnaan pelaksanaan tugas.
2. Kehati-hatian kecermatan
Kehati-hatian kecermatan pelaksanaan tugas disini terdapat pada prasetya untuk meningkatkan serta mau mencurahkan ilmu dan pengetahuan yang
dimiliki untuk pelaksanaan tugas secara tepat, cermat dan hemat. 3.
Indepedensi Sikap Mental Independensi sikap mental terdapat pada sikap untuk menegakan harkat dan
wibawa BPK-RI sebagai Lembaga Pemeriksa Tertinggi Kekayaan Negara. B.
Ikrar Pemeriksa Dalam melaksanakan tugas sebagai pemeriksa pada Badan Pemeriksa
Keuangan, kami berikrar sebagai berikut : a.
Dalam mengemban kehormatan tugas pemeriksa, kami menegakkan kemerdekaan dan kebebasan diri pribadi, serta menolak setiap bentuk dan
macam usaha atau pengaruh yang dapat mengurangi objektivitas dan kebenaran laporan kami atau yang dapat menurunkan wibawa dan martabat kami sebagai
pemeriksa. b.
Berdasarkan keyakinan akan kecakapan teknis sebagai pemeriksa, kami mengutamakan sikap membina dan mendidik tanpa mengurangi kesungguhan
kerja, sikap tegas dan jujur dalam menilai dan dalam membuat laporan hasil pemeriksaan.
Universitas Sumatera Utara
c. Kami berusaha untuk selalu menghindarkan diri dari tindakan yang
mencemarkan martabat jabatan dan dari tindakan menyalah gunakan kepercayaan yang diberikan kepada kami.
d. Sesuai dengan peraturan perundangan yang membuat diantaranya ketentuan
tentang rahasia jabatan dan tentang penggunaan keterangan yang diperoleh pada waktu menunaikan tugas Badan Pemeriksa Keuangan kami hanya
memberi keterangan kepada mereka yang berhak dan kepada yang telah mendapatkan persetujuan dari Pimpinan badan.
e. Kami tidak menyatakan suatu pendapat tentang hasil pemeriksaan selain yang
diperlukan untuk menyelesaikan tugas. f.
Bila ada suatu fakta penting yang kami ketahui bahwa hal tersebut akan menimbulkan akibat yang merugikan instansi yang diperiksa dan atau
merugikan Negara, kami berkewajiban untuk mengungkapkan fakta tersebut kepada Pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan.
g. Kami menyadari bahwa pelanggaran terhadap ikrar ini dikenakan hukuman
menurut peraturannya. Berdasarkan uraian, maka dapat dinyatakan bahwa Ikrar Pemeriksa BPK-RI
diarahkan kepada sikap dan moral pegawai BPK-RI yang meliputi : 1.
Independensi sikap mental Independensi sikap mental diartikan sebagai penegakan kemerdekaan dalam
kebebasan pribadi, penolakan setiap bentuk dan macam usaha atau pengaruh yang mengurangi objektivitas dan kebenaran laporan audit.
Universitas Sumatera Utara
2. Kehati-hatian kecermatan
Kehati-hatian kecermatan pelaksanaan tugas audit terletak pada sikap tegas dan jujur dalam menilai dan membuat laporan hasil audit.
3. Kerahasiaan
Kerahasiaan yang berkaitan dengan jabatan atau menimbulkan Ikerugian instansi atau Negara, maka penyampaian rahasia tersebut hanya dapat
dilaksanakan pada yang berhak dengan persetujuan Pimpinan Badan atau kepada Pimpinan Badan.
4. Integritas auditor
Integritas auditor terletak pada sikap untuk menjaga martabat jabatan, penyalahgunaan kepercayaan dan tujuan utama adalah untuk menyelesaikan
tugas. Sapta Prasetya Jati Badan Pemeriksa Keuangan dan Ikrar Pemeriksa adalah
merupakan etika profesi atau kode etik pemeriksa yang harus dipatuhi oleh semua auditor yang berada dilingkungan BPK-RI dalam menjalankan tugasnya, sesuai
dengan Visi dan Misi BPK-RI. Visi BPK-RI adalah terwujudnya BPK-RI sebagai lembaga yang bebas dan mandiri. Sedangkan Misi BPK-RI yaitu mewujudkan diri
menjadi auditor eksternal keuangan Negara yang bebas dan mandiri, berada digaris depan reformasi kearah pemerintahan yang bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme,
serta mampu menyerahkan hasil laporan yang bermanfaat kepada DPR dan DPRD. Faktor yang sangat menentukan bagi suksesnya usaha pengamalan Sapta
Prasetya Jati Badan Pemeriksa Keuangan dan Ikrar Pemeriksa adalah semangat dan
Universitas Sumatera Utara
tekat untuk mengamalkannya dalam sikap dan perbuatan sehari-hari, demi keberhasilan tugas dan fungsi BPK-RI seperti yang diamanatkan oleh UUD 1945.
C. Panduan Manajemen Pemeriksaan PMP
Disamping Sapta Prasetya Jati Badan Pemeriksa Keuangan dan Ikrar Pemeriksa, BPK-RI dalam rangka melaksanakan pemeriksaan yang dapat
dipertanggungjawabkan secara efisien dan efektif, juga telah menyusun buku Panduan Manajemen Pemeriksaan PMP yang memberikan pengarahan tentang tata
laksana penyelenggaraan tugas pemeriksaan, mulai dari penyusunan strategi Badan, perencanaan, pelaksanaan, pelaporan serta tindak lanjut dan evaluasi pemeriksaan
dengan maksud dan tujuan adalah untuk menyamakan persepsi tentang langkah- langkah dan urutan kegiatan serta tanggung jawab dalam pelaksanaan pemeriksaan,
sehingga dapat meningkatkan mutu hasil pemeriksaan. Lingkup Panduan Manajemen Pemeriksaan PMP sebagai tata laksana
penyelenggaraan tugas pemeriksaan meliputi : a.
Dasar hukum pelaksanaan tugas pemeriksaan oleh BPK-RI. b.
Lingkup pemeriksaan, fungsi, kewajiban, wewenang, standar pemeriksaan dan jenis pemeriksaan.
c. Susunan Organisasi Pelaksana BPK-RI yang intinya untuk mengetahui peran-
peran dan tanggung jawab para Pelaksana BPK-RI, mulai dari tingkat Badan, Para Pejabat Eselon I, dan Kepala Perwakilan, serta Pejabat Struktural dan
Universitas Sumatera Utara
Fungsional di bawah Pejabat Eselon I dan Kepala Perwakilan yang ikut berperan dalam tugas pemeriksaan.
d. Landasan etika moral yang harus diperhatikan dalam melaksanakan tugas
pemeriksaan. e.
Strategi pemeriksaan yang ditetapkan oleh badan. f.
Perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan hasil pemeriksaan. g.
Tindak lanjut pemeriksaan dan evaluasi pemeriksaan.
II.3.3. Indikator Etika Profesi