Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kerangka Berpikir

wajar dan sehat. Seorang auditor juga harus memiliki sikap mental yang baik yang tercermin dari kejujuran, obyektivitas, ketekunan dan loyalitasnya kepada profesi.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah dari usulan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sejauh mana pengaruh profesionalisme dan etika profesi terhadap kinerja auditor BPK-RI ? 2. Sejauh mana pengaruh loyalitas auditor terhadap profesionalisme auditor BPK- RI?

I.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan adalah: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh profesionalisme dan etika profesi dengan kinerja Auditor BPK-RI. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh loyalitas auditor dengan profesionalisme Auditor BPK-RI. Universitas Sumatera Utara

I.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait antara lain : 1. Dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap peningkatan kinerja auditor, terutama di lingkungan BPK-RI. 2. Untuk menambah studi kepustakaan dan memperkaya penelitian ilmiah di Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, khususnya Program Studi Ilmu Manajemen. 3. Bagi peneliti untuk menambah pengetahuan serta wawasan tentang faktor- faktor yang dapat mempengaruhi kinerja auditor. 4. Untuk menambah pengetahuan dan memperluas wawasan peneliti dalam bidang Manajemen Sumber Daya Manusia, khususnya mengenai kinerja auditor.

I.5. Kerangka Berpikir

Tjokrowinoto dalam Tangkilisan 2005 menyatakan bahwa, Pencapaiaan hasil kerja baik secara kuantitas maupun secara kualitas tentunya memerlukan karyawan yang memiliki profesionalisme yang tinggi. Gouzali 2000 menyatakan bahwa, kinerja karyawan dipengaruhi oleh profesionalisme dan motivasi kerja merupakan kemauan individu untuk menggunakan usaha yang tinggi dalam upaya mencapai tujuan-tujuan perusahaan dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Apabila tuntutan kerja yang dibebankan pada Universitas Sumatera Utara individu tidak sesuai dengan kemampuannya ability maka kinerja yang diharapkan akan sulit. Menurut Ardianto dan Erdinaya 2004 menyatakan bahwa, Rumusan yang dikenal dengan rumusan Komisi Hutchins menegaskan bahwa dalam melaksanakan tugas profesional memiliki kebebasan, namun sertamerta dibarengi dengan tanggungjawab sosial. Kepentingan berbagai pihak dan hubungan kemitraan adalah suatu keniscayaan dan oleh karena itu perlu dibangun hubungan yang saling menguntungkan simbiosis mutualistik dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja. Secara khusus dalam kaitan penilaian kinerja, aspek kesadaran terhadap etika profesi merupakan hal yang sangat penting dalam profesi. Dengan adanya kesadaran terhadap etika tersebut, maka pedoman kerja akan selalu mengacu pada kode etik dan etika ilmiah. Menurut Murtanto dan Marini 2003 etika profesi merupakan karakteristik suatu profesi yang membedakan suatu profesi dengan profesi lain, yang berfungsi untuk mengatur tingkah laku para anggotanya. BPK-RI dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pemeriksa eksternal keuangan Negara, membuat ketentuan-ketentaun atau pedoman yang harus dipatuhi sebagaimana yang tertuang dalam Surat Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan No.14SKK1975 dan No.21SKK1981 tentang Sapta Prasetya Jati Pemeriksa Keuangan dan Ikrar Pemeriksa yang merupakan etika profesi atau kode etik pemeriksa yang harus dipatuhi oleh semua auditor yang berada dilingkungan BPK-RI dalam menjalankan tugasnya. Etika Profesi ini merupakan landasan etika atau moral Universitas Sumatera Utara yang harus dipahami dan dilaksanakan oleh setiap auditor. Pemahaman etika ini tentunya akan mengarahkan sikap, tingkah laku dan perbuatan auditor-auditor BPK RI dalam mencapai hasil yang lebih baik, sesuai dengan Visi dan Misi BPK RI yaitu mewujudkan diri menjadi auditor eksternal keuangan Negara yang bebas dan mandiri, bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme KKN. Auditor wajib menaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku, menyimpan rahasia jabatan, menjaga semangat dan suasana kerja yang baik. BPK telah membuat pedoman bagi para auditornya berupa Kode Etik BPK-RI, yaitu norma-norma yang harus dipatuhi oleh setiap anggota BPK dan pemeriksa dalam menjalankan tugasnya, yang ditetapkan melalui Peraturan No. 2, Tahun 2007 tentang Kode Etik BPK-RI. Hasibuan 2002 menyatakan bahwa, Loyalitas profesi tidak lain adalah atribut bagi seorang karyawan yang setia pada profesinya dengan terus belajar dan menerapkan kompetensinya sehingga memberikan nilai tambah bukan hanya pada diri sendiri tapi bagi lingkungan dimana pun dia berada. Selanjutnya Hamid 2003 menyatakan bahwa, Karyawan yang profesional dapat diartikan sebagai sebuah pandangan untuk selalu perpikir, kerja keras, bekerja sepenuh waktu, disiplin, jujur, loyalitas tinggi, dan penuh dedikasi demi untuk keberhasilan pekerjaannya. Universitas Sumatera Utara

I.6. Hipotesis

Dokumen yang terkait

Analisis Hubungan Kompetensi dengan Kinerja Auditor Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

0 37 201

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

0 25 303

PENGARUH INDEPENDENSI, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK Pengaruh Independensi,Profesionalisme, Dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Surakarta Dan Yogyakarta.

0 4 20

PENGARUH INDEPENDENSI,PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN Pengaruh Independensi,Profesionalisme, Dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Surakarta Dan Yogyakarta.

0 2 15

PENGARUH ETIKA PROFESI TERHADAP PENDETEKSIAN TINDAKAN KORUPSI : Studi pada Auditor Senior dan Junior Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

3 14 41

PENGARUH PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PENYELESAIAN DILEMA ETIK PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KANTOR PERWAKILAN JAWA BARAT.

1 4 85

PENGARUH PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PENYELESAIAN DILEMA ETIK PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KANTOR PERWAKILAN JAWA BARAT.

0 1 40

PENGARUH PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PENYELESAIAN DILEMA ETIK PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KANTOR PERWAKILAN JAWA BARAT.

0 0 40

PENGARUH CORE SELF EVALUATIONS PADA KINERJA AUDITOR BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI.

0 0 20

Pengaruh independensi, kompetensi, dan etika auditor terhadap kualitas audit badan pemeriksa keuangan Republik Indonesia AWAL

0 0 17