BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Teori tentang Kinerja II.1.1.Pengertian Kinerja
Mangkunegara 2004 kinerja prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Tjokrowinoto dalam Tangkilisan 2005 Pencapaiaan hasil kerja baik secara
kuantitas maupun secara kualitas tentunya memerlukan karyawan yang memiliki profesionalisme yang tinggi.
Gouzali 1996 mengemukakan bahwa kinerja karyawan dipengaruhi oleh profesionalisme dan motivasi kerja merupakan kemauan individu untuk
menggunakan usaha yang tinggi dalam upaya mencapai tujuan-tujuan perusahaan dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Apabila tuntutan kerja yang dibebankan pada
individu tidak sesuai dengan kemampuannya ability maka kinerja yang diharapkan akan sulit.
II.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa pengertian kinerja adalah “pencapaian hasil kerja dari suatu pekerjaan” yang tentunya sangat dipengaruhi oleh berbagai
Universitas Sumatera Utara
faktor. Ada faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, tergantung dari sudut pandang dan titik tolak yang digunakan.
Menurut Keith Davis dalam Mangkunegara 2004 faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan ability dan faktor motivasi
motivation. a.
Human Performance =
Ability + Motivation b.
Motivation =
Attitude + Situation c.
Ability =
Knowledge + Skill
a. Human Performance
Kondisi mental yang mendorong diri karyawan untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal. Sikap mental seorang karyawan harus sikap
mental yang siap secara psikofisik siap secara mental, fisik, tujuan, dan situasi. Artinya, seorang karyawan harus siap mental, mampu secara fisik,
memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai, mampu memanfaatkan dan menciptakan situasi kerja.
b. Ability
Kemampuan ability pegawai secara psikologis terdiri dari kemampuan potensi IQ dan kemampuan reality knowledge + skill. Artinya pegawai
yang memiliki IQ diatas rata-rata IQ 110 – 120 dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan trampil dalam mengerjakan pekerjaan, maka ia
akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan.
Universitas Sumatera Utara
c. Motivation
Motivasi terbentuk dari sikap attitude seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja dan merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang
terarah mencapai tujuan kerja. Sikap mental mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal.
Sedangkan Ruky 2001 mengindentifikasikan faktor-faktor yang berpengaruh langsung terhadap tingkat pencapaian kinerja adalah; teknologi, kualitas input,
kualitas lingkungan fisik, budaya organisasi, kepemimpinan dan pengelolaan sumber daya manusia.
a. Teknologi, yang meliputi peralatan kerja dan metode kerja yang digunakan untuk
menghasilkan produk atau jasa, semakin berkualitas teknologi yang digunakan, maka akan semakin tinggi tingkat kinerja organisasi tersebut.
b. Kualitas input atau material yang digunakan oleh organisasi.
c. Kualitas lingkungan fisik, yang meliputi keselamatan kerja, penataan ruangan
dan kebersihan. d.
Budaya organisasi sebagai pola tingkah laku dan pola kerja yang ada dalam organisasi yang bersangkutan.
e. Kepemimpinan sebagai upaya untuk mengendalikan anggota ornganisasi agar
bekerja sesuai dengan standard dan tujuan organisasi. f.
Pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi aspek pendidikan dan latihan, promosi, imbalan dan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Dari keseluruhan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa ada begitu banyak faktor yang dianggap oleh para penulis sebagai faktor yang dominan
dalam mempengaruhi tingkat kinerja. Ada yang mempersoalkan peralatan, sarana dan prasarana atau teknologi sebagai faktor dominan, ada pula yang mempersoalkan
faktor sumber daya manusia, mekanisme kerja, budaya organisasi serta efektifitas kepemimpinan. Kesemua faktor tersebut tentunya bebebeda pada setiap organisasi
karena masing-masing mempunyai karakteristik tersendiri, pada organisasi swasta tentunya akan berorientasi pada pencapaian keuntungan, sedangkan organisasi publik
milik Pemerintah memiliki orinetasi pada pelayanan publik yang optimal. Pada organisasi pemerintahpun mempunyai karakteristik yang bebeda-beda sesuai dengan
visi dan misi masing-masing instansi.
II.1.3. Indikator Kinerja