METODOLOGI PENELITIAN Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA 4. Drs. Syahyunan, M.Si

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Kantor Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia BPK-RI yang beralamat di jalan Gotot Subroto Jakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2010 sampai dengan Desember 2010. III.2. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan survei, Singarimbun dan Effendy 1995 menyatakan bahwa survei merupakan penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok dan secara umum menggunakan metode statistik. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk menguraikan, menggambarkan tentang sifat-sifat karakteristik dari suatu keadaan atau objek penelitian yang dilakukan melalui pengumpulan dan analisis data kuantitatif serta pengujian menggunakan statistik Djarwanto, 1996. Sifat penelitian ini adalah menguraikan dan menjelaskan deskriptif explanatory yang berkaitan dengan kedudukan satu variabel serta hubungannya dengan variabel yang lain Sugiono, 2005. Universitas Sumatera Utara III.3. Populasi dan Sampel 1. Populasi Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh auditor di lingkungan Auditama Keuangan Negara I Badan Pemeriksa Keuangan RI dengan jumlah populasi adalah 152 auditor yang terdiri dari 1 auditor terampil dan 2 auditor ahli. Tabel III.1. Distribusi Populasi Auditor Auditama I BPK-RI No. Tingkat Keahlian Jumlah orang 1. Auditor Terampil 51 2. Auditor Ahli 101 Jumlah 152 Sumber : BPK-RI 2010 Data diolah 2. Sampel Sularso 2004:67 memberikan pengertian bahwa sampel adalah beberapa anggota atau bagian yang dipilih dari populasi. Menurut Sugiyono 2004:56 mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Untuk menetapkan Jumlah sampel, digunakan teknik pengambilan sampel dari rumus Slovin Umar, 2003 sebagai berikut: 2 1 Ne N n + = Dimana: n = Besaran sampel N = Besaran populasi Universitas Sumatera Utara e = Nilai kritis batas ketelitian yang diinginkan persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel. Berdasarkan rumus tersebut dengan populasi 152 auditor, maka diperoleh jumlah sampel n sebagai berikut : 2 1 , 152 1 152 + = n 32 . 60 = n dibulatkan 60 responden. Ukuran sampel yang diperoleh akan dialokasikan secara dengan menggunakan rumus sebagai berikut Nazir, 2003. i i f n = x n Dimana: n i = sampel strata i f i = Jumlah sampel tiap strata dibagi jumlah seluruh populasi n = Jumlah sampel dari populasi Selanjutnya untuk menentukan siapa yang akan dijadikan sampel dilakukan dengan teknik Random sampling. Tabel III.2. Jumlah Sampel Auditor Auditama I BPK-RI No. Tingkat Keahlian Jumlah orang 1. Auditor Terampil 51 : 152 X 60 = 20 2. Auditor Ahli 101 : 152 X 60 = 40 Jumlah 60 Sumber : BPK-RI 2010 Data diolah Universitas Sumatera Utara III.4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan 3 tiga cara, yaitu : 1. Wawancara interview kepada pihak-pihak yang berhak atau berwenang untuk memberikan informasi dan keterangan sehubungan penelitian yang dilakukan di BPK-RI 2. Daftar Pertanyaan questionare yang diberikan kepada auditor yang dijadikan responden pada BPK-RI 3. Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari dokumen-dokumen serta data pendukung berupa sejarah singkat organisasi, struktur organisasi dan data auditor BPK-RI. III.5. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah 1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dengan melakukan wawancara interview dan menyebarkan daftar pertanyaan questionaire. 2. Data Sekunder, yaitu diperoleh dari studi dokumentasi. Universitas Sumatera Utara III.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel III.6.1. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama Hipotesis pertama terdiri dari variabel bebas X dan variabel terikat Y. variabel bebas dalam perumusan masalah pertama adalah Profrsionalisme X 1 , Etika Profesi X 2 . Sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah Kinerja Y. Definisi operasional variabel dari hipotesis pertama dapat dilihat pada Tabel III.3. berikut Tabel III.3. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama Variabel Definisi Opersionsl Indikator Pengukuran 1.Profesionalisme X1 Kesungguhan bekerja dengan penuh tanggungjawab juga dapat dipertanggungjawabkan terhadap dirinya sendiri juga terhadap orang lain, lingkungannya dan mengoptimalkan semua sumber daya yang ada demi tercapainya tujuan. 1. Pengabdian pada profesi 2. Kewajiban sosial 3. Kemabdirian 4. Keyakinan terhadap peraturan profesi 5. Hubungan dengan sesama profesi Skala Likert 2. Etia Profesi X2 Sesuatu yang membentuk tingkah laku dan nilai-nilai bersama yang telah disepakati untuk bekerja sesuai dengan norma-norma atau kode etik yang ada guna mencapai tujuan organisasi 1. Kepribadian dan tanggung jawab profesi 2. Integritas 3. Objektivitas 4. Kehati-hatian 5. Kerahasiaan Skala Likert 3. Kinerja Y Hasil kerja yang dicapai oleh seorang auditor dalam menjalankan tugas yang telah ditetapkan organisasi 1. Pemeriksaan 2. Merekomendasikan 3. Menetapkan tuntutan Skala Likert III.6.2. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua Hipotesis kedua terdiri dari variabel bebas X dan variabel terikat Y. variabel bebas dalam perumusan masalah pertama adalah Loyalitas X 2 . Sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah Profesionalisme Y. Universitas Sumatera Utara Definisi operasional variabel dari hipotesis kedua dapat dilihat pada Tabel III.4. berikut: Tabel III.4. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran 1.Loyalitas auditor X2 Suatu sikap atau perilaku seseorang pegawai kepada organisasiatau atasan terhadap suatu pekerjaannya itu secara professional sesuai dengan peraturan organisasi, dimana sikap atau perilaku tersebut adalah bentuk kesetiaan seorang pegawai terhap pekerjaanya 1. Ketaatan kepatuhan 2. Tanggungjawab. 3. Pengabdiaan. 4. Kejujuran. Skala Likert 2. Profesionalisme Y Kesungguhan bekerja dengan penuh tanggungjawab juga dapat dipertanggungjawabkan terhadap dirinya sendiri juga terhadap orang lain, lingkungannya dan mengoptimalkan semua sumber daya yang ada demi tercapainya tujuan. 1. Pengabdian pada profesi 2. Kewajiban sosial 3. kemandirian 4. keyakinan terhadap peraturan profesi 5. hubungan dengan sesama profesi Skala Likert III.7. Pengujian Validitas dan Reliabilitas III.7.1. Uji Validitas Menurut Ghozali 2005, “Uji validitas dipergunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut”. Menurut Umar 2000, ”validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mampu mengukur apa yang ingin diukur. Butir-butir pertanyaan dicobakan pada 30 orang responden diluar dari pada responden yang dijadikan sampel penelitian. Menurut Umar 2000 bahwa ”sangat disarankan agar jumlah responden untuk diuji coba minimal 30 orang. Dengan jumlah 30 orang ini distribusi skor nilai akan lebih mendekati kurva normal”. Universitas Sumatera Utara III.7.1.1. Uji validitas instrumen variabel profesionalisme Hasil pengujian validitas intrumen variabel profesionalisme dapat dilihat pada Tabel III.5 berikut: Tabel III.5. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Profesionalisme Pertanyaan Corrected Item Total Correlation Sig. 1 - tailed Keterangan 1. Upaya BapakIbu, menggunakan seluruh kemampuan dalam bekerja. 2. Kepuasan batin BapakIbu, dengan berprofesi sebagai auditor BPK-RI saat ini. 3. Kemampuan BapakIbu menjaga kekayaan Negara atau masyarakat dengan berprofesi sebagai auditor BPK RI. 4. Keyakinan BapakIbu atas kepercayaan masyarakat terhadap pengawasan kekayaan negara. 5. Keharusan auditor BPK-RI memutuskan hasil audit berdasarkan fakta yang di temui dalam proses pemeriksaan. 6. Keseringan BapakIbu mendapat tekanan dari pihak internal maupun eksternal dalam menentukan pendapat atas laporan keuangan. 7. Ketegasan BapakIbu menilai kompetensi auditor BPK-RI lainnya. 8. Keharusan ikatan auditor BPK-RI membuat standar kerja dalam pelaksanaan pemeriksaan. 9. Keseringan BapakIbu, mengkomunikasikan pekerjaan dengan rekan kerja. 10. Intensitas bapakIbu, berpartisipasi dalam pertemuan para auditor BPK-RI. 0.776 0.952 0.817 0.783 0.654 0.846 0.920 0.870 0.776 0.941 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data diolah Berdasarkan Tabel III.5, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel profesionalisme memiliki nilai yang lebih besar dari 0,30. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel profesionalisme yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Kesimpulan ini Universitas Sumatera Utara diperkuat dengan nilai signifikansi 1-tailed seluruh instrumen yang lebih kecil dari nilai α sebesar 5 persen. III.7.1.2. Uji validitas instrumen variabel etika profesi Hasil pengujian validitas intrumen variabel etika profesi dapat dilihat pada Tabel III.6 berikut: Tabel III.6. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Etika Profesi Pertanyaan Corrected Item Total Correlation Sig. 1 - tailed Keterangan 1. Keseriusan BapakIbu dalam mempertahankan nama baik profesi dengan menjunjung tinggi etika profesi. 2. Kepatuhan BapakIbu, atas etika profesi atau kode etik dalam melaksanakan pekerjaan. 3. Upaya BapakIbu menjaga kewibawaan instansi dalam meningkatkan kerjasama antara instasi dan lembaga lain. 4. Tanggung jawab professional BapakIbu dalam meningkatkan integritas setinggi mungkin yang diemban saat ini. 5. Auditor dibenarkan secara sengaja menyajikan fakta yang salah. 6. Keharusan BapakIbu menjaga obyektivitas dalam pemeriksaan. 7. Kewaspadaan BapakIbu, sebagai seorang auditor atas kemungkinan kesalahan yang disengaja dalam waktu pemeriksaan. 8. Kecermatan BapakIbu perlu cermat dalam melakukan pemeriksaan. 9. Kemampuan BapakIbu, dalam menjauhkan diri dari pengungkapan informasi rahasia yang diperoleh dari jabatan. 10. Kepedulian BapakIbu atas penjagaan kerahasiaan informasi yang diperoleh selama berkerja. 0.874 0.853 0.755 0.531 0.749 0.877 0.749 0.853 0.928 0.853 0.000 0.000 0.000 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data diolah Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel III.6 di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel etika profesi memiliki nilai yang lebih besar dari 0,30. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel etika profesi yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Kesimpulan ini diperkuat dengan nilai signifikansi 1-tailed seluruh instrumen yang lebih kecil dari nilai α sebesar 5 persen. III.7.1.3. Uji validitas instrumen variabel kinerja auditor Hasil pengujian validitas intrumen variabel kinerja auditor dapat dilihat pada Tabel III.7 berikut: Tabel III.7. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kinerja Auditor Pertanyaan Corrected Item Total Correlation Sig. 1 - tailed Keterangan 1. Kecermatan BapakIbu, dalam menemukan penyimpangan-penyimpangan yang ada. 2. Ketegasan BapakIbu, dalam pemeriksaan terdapat penyelewengan kepada yang bersangkutan. 3. Inisiatif BapakIbu, dalam memberikan saran atau rekomendasi atas hasil pemeriksaan guna ditindaklanjuti. 4. Keberanian bapakIbu, dalam Membuat laporan jika bendahara terbukti melakukan penyimpangan anggaran. 5. Kepedulian BapakIbu, pada setiap indikasi penyimpangan yang terjadi dalam pemeriksaan. 6. Ketegasan BapakIbu, dalam menetapkan besarnya penggantian kerugian Negara yang terjadi karena kesalahan atau kelalaian. 0.888 0.786 0.865 0.693 0.558 0.693 0.000 0.000 0.000 0.000 0.001 0.000 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data diolah Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel III.7 di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel kinerja auditor memiliki nilai yang lebih besar dari 0,30. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel kinerja auditor yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Kesimpulan ini diperkuat dengan nilai signifikansi 1-tailed seluruh instrumen yang lebih kecil dari nilai α sebesar 5 persen. III.7.1.4. Uji validitas instrumen variabel loyalitas Hasil pengujian validitas intrumen variabel loyalitas dapat dilihat pada Tabel III.8 berikut: Tabel III.8. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Loyalitas Pertanyaan Corrected Item Total Correlation Sig. 1 - tailed Keterangan 1. Kepatuhan BapakIbu dalam mengikuti peraturan yang ada. 2. Kemampuan BapakIbu dalam kewajiban mentaati perintah. 3. Tingkat usaha BapakIbu dalam mencegah hal-hal yang akan merugikan nama baik BPK RI. 4. Tanggungjawab BapakIbu atas kelangsungan BPK RI. 5. Inisiatif BapakIbu dalam melaksanakan pekerjaan tanpa menunggu perintah. 6. Kesetiaan BapakIbu untuk tetap berkerja di BPK RI meskipun ada tawaran kerja di tempat lain. 7. Pemahaman BapakIbu untuk tidak menyalahgunakan tugas dan wewenang. 8. Keharusan BapakIbu untuk melaporkan hasil pekerjaan apa adanya. 0.878 0.923 0.921 0.814 0.900 0.740 0.897 0.867 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data diolah Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel III.8, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel loyalitas memiliki nilai yang lebih besar dari 0,30. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel loyalitas yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Kesimpulan ini diperkuat dengan nilai signifikansi 1-tailed seluruh instrumen yang lebih kecil dari nilai α sebesar 5 persen. III.7.2. Uji Reliabilitas Data yang diperoleh harus menunjukkan hasil yang stabil dan konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap objek yang sama. Untuk mengetahui konsistensi dari data dilakukan dengan uji reliabilitas konsistensi internal Sugiono 2005. Pengujian dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu, dalam hal ini teknik yang digunakan adalah teknik Alpha Cronbach. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Alpha Cronbach 0,60 Ghozali 2003 Umar 2000 mengatakan ’reliabilities less than 0,60 are considered to be poor, those in the 0,7 range, acceptable and those over 0,80 good”. Tabel III.9. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Variabel Cronbach’s Alpha N Of Items Keterangan 1. Variabel Profesionalisme 2. Variabel Etika Profesi 3. Variabel Kinerja Auditor 4. Variabel Loyalitas 0.953 0.880 0.865 0.953 10 10 6 8 Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data diolah Universitas Sumatera Utara III.8. Model Analisis Data III.8.1. Analisis Data Hipotesis Pertama Hipotesis pertama yang diajukan adalah profesionalisme dan etika profesi berpengaruh terhadap kinerja Auditor BPK-RI, dimana: a H : b 1 , b 2 = 0 Profesionalisme dan etika profesi tidak berpengaruh terhadap kinerja Auditor BPK-RI. b H 1 : b 1 , b 2 ≠ 0 Profesionalisme dan etika profesi berpengaruh terhadap kinerja Auditor BPK-RI. Pengujian menggunakan model analisis regresi berganda, dengan rumus sebagai berikut Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + e Dimana: Y = Kinerja a = Konstanta b 1 ,b 2 = Koefisien regresi X 1 = Profesionalisme X 2 = Etika Profesi e = Variabel yang tidak diteliti Term of errors Universitas Sumatera Utara

1. Uji F Uji Serempak

Digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu profesionalisme, serta etika profesi secara serempak terhadap kinerja Auditor BPK-RI dengan tingkat keyakinan 95 a = 5. Pada uji F dengan tingkat kepercayaan 95 dengan α = 0,05 apabila hasil perhitungan nilai F hitung F tabel maka H ditolak H 1 diterima. Dengan menggunakan rumus uji F Gujarati, 2003 yaitu: R 2 k -1 F = 1 – R 2 N - k Dimana : F = Uji hipotesis R 2 = Koefisien korelasi Ganda N = Jumlah anggota sampel k = Jumlah variabel independen a. H : b 1 , b 2 = 0 Profesionalisme, etika profesi tidak berpengaruh terhadap kinerja Auditor BPK-RI. b. H 1 : b 1 , b 2 ≠ 0 Profesionalisme, etika profesi berpengaruh terhadap kinerja Auditor BPK-RI. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Hubungan Kompetensi dengan Kinerja Auditor Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

0 37 201

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

0 25 303

PENGARUH INDEPENDENSI, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK Pengaruh Independensi,Profesionalisme, Dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Surakarta Dan Yogyakarta.

0 4 20

PENGARUH INDEPENDENSI,PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN Pengaruh Independensi,Profesionalisme, Dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Surakarta Dan Yogyakarta.

0 2 15

PENGARUH ETIKA PROFESI TERHADAP PENDETEKSIAN TINDAKAN KORUPSI : Studi pada Auditor Senior dan Junior Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

3 14 41

PENGARUH PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PENYELESAIAN DILEMA ETIK PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KANTOR PERWAKILAN JAWA BARAT.

1 4 85

PENGARUH PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PENYELESAIAN DILEMA ETIK PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KANTOR PERWAKILAN JAWA BARAT.

0 1 40

PENGARUH PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PENYELESAIAN DILEMA ETIK PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KANTOR PERWAKILAN JAWA BARAT.

0 0 40

PENGARUH CORE SELF EVALUATIONS PADA KINERJA AUDITOR BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI.

0 0 20

Pengaruh independensi, kompetensi, dan etika auditor terhadap kualitas audit badan pemeriksa keuangan Republik Indonesia AWAL

0 0 17