BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Kantor Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia BPK-RI yang beralamat di jalan Gotot Subroto Jakarta. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Februari 2010 sampai dengan Desember 2010. III.2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan survei, Singarimbun dan Effendy 1995 menyatakan bahwa survei merupakan penelitian yang mengambil sampel dari
satu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok dan secara umum menggunakan metode statistik.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk menguraikan, menggambarkan tentang sifat-sifat karakteristik dari suatu keadaan
atau objek penelitian yang dilakukan melalui pengumpulan dan analisis data kuantitatif serta pengujian menggunakan statistik Djarwanto, 1996.
Sifat penelitian ini adalah menguraikan dan menjelaskan deskriptif explanatory yang berkaitan dengan kedudukan satu variabel serta hubungannya
dengan variabel yang lain Sugiono, 2005.
Universitas Sumatera Utara
III.3. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh auditor di lingkungan Auditama Keuangan Negara I Badan Pemeriksa Keuangan RI dengan
jumlah populasi adalah 152 auditor yang terdiri dari 1 auditor terampil dan 2 auditor ahli.
Tabel III.1. Distribusi Populasi Auditor Auditama I BPK-RI
No. Tingkat Keahlian
Jumlah orang 1.
Auditor Terampil 51
2. Auditor Ahli
101 Jumlah
152
Sumber : BPK-RI 2010 Data diolah
2. Sampel
Sularso 2004:67 memberikan pengertian bahwa sampel adalah beberapa anggota atau bagian yang dipilih dari populasi. Menurut Sugiyono 2004:56
mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Untuk menetapkan Jumlah sampel, digunakan teknik pengambilan sampel dari rumus Slovin Umar, 2003 sebagai berikut:
2
1 Ne
N n
+ =
Dimana: n = Besaran
sampel N = Besaran
populasi
Universitas Sumatera Utara
e = Nilai kritis batas ketelitian yang diinginkan persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel.
Berdasarkan rumus tersebut dengan populasi 152 auditor, maka diperoleh jumlah sampel n sebagai berikut :
2
1 ,
152 1
152 +
= n
32 .
60 =
n dibulatkan 60 responden.
Ukuran sampel yang diperoleh akan dialokasikan secara dengan menggunakan rumus sebagai berikut Nazir, 2003.
i i
f n
=
x n
Dimana: n
i
= sampel strata i f
i
= Jumlah sampel tiap strata dibagi jumlah seluruh populasi n = Jumlah sampel dari populasi
Selanjutnya untuk menentukan siapa yang akan dijadikan sampel dilakukan dengan teknik Random sampling.
Tabel III.2. Jumlah Sampel Auditor Auditama I BPK-RI
No. Tingkat Keahlian
Jumlah orang 1.
Auditor Terampil 51 : 152 X 60 = 20
2. Auditor Ahli
101 : 152 X 60 = 40 Jumlah
60
Sumber : BPK-RI 2010 Data diolah
Universitas Sumatera Utara
III.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan 3 tiga cara, yaitu : 1.
Wawancara interview kepada pihak-pihak yang berhak atau berwenang untuk memberikan informasi dan keterangan sehubungan penelitian yang
dilakukan di BPK-RI 2.
Daftar Pertanyaan questionare yang diberikan kepada auditor yang dijadikan responden pada BPK-RI
3. Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari
dokumen-dokumen serta data pendukung berupa sejarah singkat organisasi, struktur organisasi dan data auditor BPK-RI.
III.5. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah 1.
Data Primer, yaitu data yang diperoleh dengan melakukan wawancara interview dan menyebarkan daftar pertanyaan questionaire.
2. Data Sekunder, yaitu diperoleh dari studi dokumentasi.
Universitas Sumatera Utara
III.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel III.6.1. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama terdiri dari variabel bebas X dan variabel terikat Y. variabel bebas dalam perumusan masalah pertama adalah Profrsionalisme X
1
, Etika Profesi X
2
. Sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah Kinerja Y. Definisi operasional variabel dari hipotesis pertama dapat dilihat pada Tabel
III.3. berikut
Tabel III.3. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama
Variabel Definisi Opersionsl
Indikator Pengukuran
1.Profesionalisme X1
Kesungguhan bekerja dengan penuh tanggungjawab juga dapat
dipertanggungjawabkan terhadap dirinya sendiri juga terhadap orang lain,
lingkungannya dan mengoptimalkan semua sumber daya yang ada demi tercapainya
tujuan. 1.
Pengabdian pada profesi 2.
Kewajiban sosial 3.
Kemabdirian 4.
Keyakinan terhadap peraturan profesi
5. Hubungan dengan sesama
profesi Skala Likert
2. Etia Profesi X2
Sesuatu yang membentuk tingkah laku dan nilai-nilai bersama yang telah disepakati untuk
bekerja sesuai dengan norma-norma atau kode etik yang ada guna mencapai tujuan organisasi
1. Kepribadian dan tanggung
jawab profesi 2.
Integritas 3.
Objektivitas 4.
Kehati-hatian 5.
Kerahasiaan Skala Likert
3. Kinerja Y
Hasil kerja yang dicapai oleh seorang auditor dalam menjalankan tugas yang telah
ditetapkan organisasi 1.
Pemeriksaan 2.
Merekomendasikan 3.
Menetapkan tuntutan Skala Likert
III.6.2. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua terdiri dari variabel bebas X dan variabel terikat Y. variabel bebas dalam perumusan masalah pertama adalah Loyalitas X
2
. Sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah Profesionalisme Y.
Universitas Sumatera Utara
Definisi operasional variabel dari hipotesis kedua dapat dilihat pada Tabel III.4. berikut:
Tabel III.4. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua
Variabel Definisi Operasional
Indikator Pengukuran
1.Loyalitas auditor X2
Suatu sikap atau perilaku seseorang pegawai kepada organisasiatau atasan terhadap suatu
pekerjaannya itu secara professional sesuai dengan peraturan organisasi, dimana sikap
atau perilaku tersebut adalah bentuk kesetiaan seorang pegawai terhap pekerjaanya
1. Ketaatan kepatuhan
2. Tanggungjawab.
3. Pengabdiaan.
4. Kejujuran.
Skala Likert
2. Profesionalisme Y
Kesungguhan bekerja dengan penuh tanggungjawab juga dapat
dipertanggungjawabkan terhadap dirinya sendiri juga terhadap orang lain,
lingkungannya dan mengoptimalkan semua sumber daya yang ada demi tercapainya
tujuan. 1.
Pengabdian pada profesi 2.
Kewajiban sosial 3.
kemandirian 4.
keyakinan terhadap peraturan profesi
5. hubungan dengan sesama
profesi Skala Likert
III.7. Pengujian Validitas dan Reliabilitas III.7.1. Uji Validitas
Menurut Ghozali 2005, “Uji validitas dipergunakan untuk mengukur sah
atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut”. Menurut Umar 2000, ”validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu
mampu mengukur apa yang ingin diukur. Butir-butir pertanyaan dicobakan pada 30 orang responden diluar dari pada responden yang dijadikan sampel penelitian.
Menurut Umar 2000 bahwa ”sangat disarankan agar jumlah responden untuk diuji coba minimal 30 orang. Dengan jumlah 30 orang ini distribusi skor nilai akan lebih
mendekati kurva normal”.
Universitas Sumatera Utara
III.7.1.1. Uji validitas instrumen variabel profesionalisme
Hasil pengujian validitas intrumen variabel profesionalisme dapat dilihat pada
Tabel III.5 berikut:
Tabel III.5. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Profesionalisme
Pertanyaan Corrected
Item Total Correlation
Sig. 1 - tailed
Keterangan
1.
Upaya BapakIbu, menggunakan seluruh kemampuan dalam bekerja.
2.
Kepuasan batin BapakIbu, dengan berprofesi sebagai auditor BPK-RI saat ini.
3.
Kemampuan BapakIbu menjaga kekayaan Negara atau masyarakat dengan berprofesi sebagai auditor
BPK RI.
4.
Keyakinan BapakIbu atas kepercayaan masyarakat terhadap pengawasan kekayaan negara.
5.
Keharusan auditor BPK-RI memutuskan hasil audit berdasarkan fakta yang di temui dalam proses
pemeriksaan.
6.
Keseringan BapakIbu mendapat tekanan dari pihak internal maupun eksternal dalam menentukan
pendapat atas laporan keuangan.
7.
Ketegasan BapakIbu menilai kompetensi auditor BPK-RI lainnya.
8.
Keharusan ikatan auditor BPK-RI membuat standar kerja dalam pelaksanaan pemeriksaan.
9.
Keseringan BapakIbu, mengkomunikasikan pekerjaan dengan rekan kerja.
10.
Intensitas bapakIbu, berpartisipasi dalam pertemuan para auditor BPK-RI.
0.776 0.952
0.817
0.783
0.654
0.846
0.920 0.870
0.776 0.941
0.000 0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000 0.000
0.000 0.000
Valid Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid Valid
Valid Valid
Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data diolah
Berdasarkan Tabel III.5, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari
variabel profesionalisme memiliki nilai yang lebih besar dari 0,30. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel profesionalisme yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Kesimpulan ini
Universitas Sumatera Utara
diperkuat dengan nilai signifikansi 1-tailed seluruh instrumen yang lebih kecil dari nilai
α sebesar 5 persen. III.7.1.2. Uji validitas instrumen variabel etika profesi
Hasil pengujian validitas intrumen variabel etika profesi dapat dilihat pada Tabel III.6 berikut:
Tabel III.6. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Etika Profesi
Pertanyaan Corrected
Item Total Correlation
Sig. 1 - tailed
Keterangan 1. Keseriusan BapakIbu dalam mempertahankan nama
baik profesi dengan menjunjung tinggi etika profesi. 2. Kepatuhan BapakIbu, atas etika profesi atau kode
etik dalam melaksanakan pekerjaan. 3. Upaya BapakIbu menjaga kewibawaan instansi
dalam meningkatkan kerjasama antara instasi dan lembaga lain.
4. Tanggung jawab professional BapakIbu dalam meningkatkan integritas setinggi mungkin yang
diemban saat ini. 5. Auditor dibenarkan secara sengaja menyajikan fakta
yang salah. 6. Keharusan BapakIbu menjaga obyektivitas dalam
pemeriksaan. 7. Kewaspadaan BapakIbu, sebagai seorang auditor
atas kemungkinan kesalahan yang disengaja dalam waktu pemeriksaan.
8. Kecermatan BapakIbu perlu cermat dalam melakukan pemeriksaan.
9. Kemampuan BapakIbu, dalam menjauhkan diri dari pengungkapan informasi rahasia yang diperoleh
dari jabatan. 10. Kepedulian BapakIbu atas penjagaan kerahasiaan
informasi yang diperoleh selama berkerja. 0.874
0.853 0.755
0.531
0.749 0.877
0.749
0.853 0.928
0.853 0.000
0.000 0.000
0.001
0.000 0.000
0.000
0.000 0.000
0.000 Valid
Valid Valid
Valid
Valid Valid
Valid
Valid Valid
Valid
Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data diolah
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel III.6 di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel etika profesi memiliki nilai yang lebih besar dari 0,30. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel etika profesi yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Kesimpulan ini
diperkuat dengan nilai signifikansi 1-tailed seluruh instrumen yang lebih kecil dari nilai
α sebesar 5 persen.
III.7.1.3. Uji validitas instrumen variabel kinerja auditor
Hasil pengujian validitas intrumen variabel kinerja auditor dapat dilihat pada
Tabel III.7 berikut:
Tabel III.7. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kinerja Auditor
Pertanyaan Corrected
Item Total Correlation
Sig. 1 - tailed
Keterangan 1. Kecermatan BapakIbu, dalam menemukan
penyimpangan-penyimpangan yang ada. 2. Ketegasan BapakIbu, dalam pemeriksaan terdapat
penyelewengan kepada yang bersangkutan. 3. Inisiatif BapakIbu, dalam memberikan saran atau
rekomendasi atas hasil pemeriksaan guna ditindaklanjuti.
4. Keberanian bapakIbu, dalam Membuat laporan jika bendahara terbukti melakukan penyimpangan
anggaran. 5. Kepedulian BapakIbu, pada setiap indikasi
penyimpangan yang terjadi dalam pemeriksaan. 6. Ketegasan BapakIbu, dalam menetapkan besarnya
penggantian kerugian Negara yang terjadi karena kesalahan atau kelalaian.
0.888 0.786
0.865
0.693
0.558
0.693 0.000
0.000
0.000
0.000
0.001
0.000 Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data diolah
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel III.7 di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen
dari variabel kinerja auditor memiliki nilai yang lebih besar dari 0,30. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel
kinerja auditor yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian.
Kesimpulan ini diperkuat dengan nilai signifikansi 1-tailed seluruh instrumen yang lebih kecil dari nilai
α sebesar 5 persen. III.7.1.4. Uji validitas instrumen variabel loyalitas
Hasil pengujian validitas intrumen variabel loyalitas dapat dilihat pada Tabel III.8 berikut:
Tabel III.8. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Loyalitas
Pertanyaan Corrected
Item Total Correlation
Sig. 1 - tailed
Keterangan 1. Kepatuhan BapakIbu dalam mengikuti peraturan
yang ada. 2. Kemampuan BapakIbu dalam kewajiban mentaati
perintah. 3. Tingkat usaha BapakIbu dalam mencegah hal-hal
yang akan merugikan nama baik BPK RI. 4. Tanggungjawab BapakIbu atas kelangsungan BPK
RI. 5. Inisiatif BapakIbu dalam melaksanakan pekerjaan
tanpa menunggu perintah. 6. Kesetiaan BapakIbu untuk tetap berkerja di BPK RI
meskipun ada tawaran kerja di tempat lain. 7. Pemahaman BapakIbu untuk tidak
menyalahgunakan tugas dan wewenang. 8. Keharusan BapakIbu untuk melaporkan hasil
pekerjaan apa adanya. 0.878
0.923 0.921
0.814 0.900
0.740
0.897 0.867
0.000 0.000
0.000 0.000
0.000 0.000
0.000 0.000
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data diolah
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel III.8, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel loyalitas memiliki nilai yang lebih besar dari 0,30. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel loyalitas yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Kesimpulan ini
diperkuat dengan nilai signifikansi 1-tailed seluruh instrumen yang lebih kecil dari nilai
α sebesar 5 persen.
III.7.2. Uji Reliabilitas
Data yang diperoleh harus menunjukkan hasil yang stabil dan konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap objek yang sama. Untuk mengetahui
konsistensi dari data dilakukan dengan uji reliabilitas konsistensi internal Sugiono 2005. Pengujian dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian
data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu, dalam hal ini teknik yang digunakan adalah teknik Alpha Cronbach. Suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Alpha Cronbach 0,60 Ghozali 2003 Umar 2000 mengatakan ’reliabilities less than 0,60 are considered to be
poor, those in the 0,7 range, acceptable and those over 0,80 good”.
Tabel III.9. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel
Variabel Cronbach’s
Alpha N
Of Items Keterangan
1. Variabel Profesionalisme
2. Variabel Etika Profesi
3. Variabel Kinerja Auditor
4. Variabel Loyalitas
0.953 0.880
0.865 0.953
10 10
6 8
Reliabel Reliabel
Reliabel Reliabel
Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data diolah
Universitas Sumatera Utara
III.8. Model Analisis Data III.8.1. Analisis Data Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama yang diajukan adalah profesionalisme dan etika profesi berpengaruh terhadap kinerja Auditor BPK-RI, dimana:
a H
: b
1
, b
2
= 0 Profesionalisme dan etika profesi tidak berpengaruh terhadap kinerja Auditor BPK-RI.
b H
1
: b
1
, b
2
≠ 0 Profesionalisme dan etika profesi berpengaruh terhadap kinerja Auditor BPK-RI.
Pengujian menggunakan model analisis regresi berganda, dengan rumus sebagai berikut
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ e Dimana:
Y = Kinerja
a = Konstanta
b
1
,b
2
= Koefisien
regresi X
1
= Profesionalisme
X
2
= Etika Profesi e
= Variabel yang tidak diteliti Term of errors
Universitas Sumatera Utara
1. Uji F Uji Serempak
Digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu profesionalisme, serta etika profesi secara serempak terhadap kinerja Auditor BPK-RI dengan tingkat
keyakinan 95 a = 5. Pada uji F dengan tingkat kepercayaan 95 dengan
α = 0,05 apabila hasil perhitungan nilai F
hitung
F
tabel
maka H ditolak H
1
diterima. Dengan menggunakan rumus uji F Gujarati, 2003 yaitu:
R
2
k -1 F =
1 – R
2
N - k
Dimana : F
= Uji hipotesis R
2
= Koefisien korelasi Ganda N
= Jumlah anggota sampel k
= Jumlah variabel independen a. H
: b
1
, b
2
= 0 Profesionalisme, etika profesi tidak berpengaruh terhadap kinerja Auditor BPK-RI.
b. H
1
: b
1
, b
2
≠ 0 Profesionalisme, etika profesi berpengaruh terhadap kinerja Auditor BPK-RI.
Universitas Sumatera Utara