Indikator Profesionalisme Teori tentang Profesionalisme 1. Pengertian Profesionalisme

BPK-RI dalam organisasi profesi seperti Ikatan Akuntan Indonesia IAI. Banyak hal yang dapat diperoleh dari keikutsertaan dalam organisasi profesi dimaksud, antara lain sesuai dengan tujuan dari berdirinya ASOSAI adalah untuk saling tukar-menukar pengetahuan dan pengalaman di bidang pemeriksaan keuangan Negara Government Auditing, yang ditempuh melalui seminar, kunjungan kerja, lokakarya workshop dan pelatihan training. Sehingga akan memperkaya wawasan dan pengetahuan serta akan berdapak kepada peningkatan kualitas atau kinerja dari auditor itu sendiri.

II.2.3. Indikator Profesionalisme

Menurut Hall. R dalam Tangkilisan 2005 selanjutnya merumuskan Hall Taksonomi ke dalam lima elemen profesional yaitu : 1 pengabdian pada profesi; 2 kewajiban sosial; 3 otonomi; 4 keyakinan terhadap peraturan profesi; 5 afiliasi dengan sesama profesi, kelima elemen-elemen profesionalisme tersebut yang adalah sebagai berikut : 1. Pengabdian pada profesi dedication dicerminkan melalui dedikasi professional dengan menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki. Tetap melaksanakan profesinya meskipun imbalan ekstrinsiknya berkurang. Sikap ini berkaitan dengan ekspresi dari pencurahan diri secara keseluruhan terhadap pekerjaan dan sudah merupakan suatu komitmen pribadi yang kuat, sehingga kompensasi utama yang diharapkan dari pekerjaan adalah kepuasan rohani dan setelah itu baru materi. Universitas Sumatera Utara 2. Kewajiban sosial social Obligation merupakan pandangan tentang pentingnya peranan profesi serta manfaat yang diperoleh baik oleh masyarakat maupun professional karena adanya pekerjaan tersebut. Sikap profesionalisme dalam pekerjaan tidak terlepas dari kelompok orang yang menciptakansistem suatu organisasi tersebut. Hal ini berarti bahwa atribut personal diciptakan sehingga layak diperlakukan sebagai suatu profesi. 3. Kemandirian Autonomi Demand yaitu suatu pandangan bahwa seorang professional harus mampu membuat suatu keputusan sendiri tanpatekanan daripihak yan lain. 4. Keyakinan terhadap peraturan profesi Belief in Self-regulation, sikap ini adalah suatu keyakinan bahwa yang paling berwenang dan berhak untuk menilai pekerjaan profesional adalah rekan sesama profesi, bukan orang luar yang tidak mempunyai kompeten dalam bidang ilmu dan pekerjaan mereka. 5. Hubungan dengan sesama profesi Professional Community Affliliation menggunakan ikatan profesi sebagai acuan, termasuk didalamnya organisasi formal dan kelompok- kelompok kolega informal sebagai sumber ide utama pekerjaan. Melalui ikatan profesi ini para profesional ini membangun kesadaran profesi. Auditor harus selalu meningkatkan profesionalisme sehingga mereka accountable baik terhadap orang lain maupun diri sendiri. Oleh karena itu Pendidikan profesionalisme berkelanjutan mutlak diperlukan baik menyangkut komputerisasi data, kompleksitas transaksi, pendekatan terbaru dibidang audit Universitas Sumatera Utara maupun perubahan dari bidang keuangan yang menyangkut pengukuran nilai mata uang.

II.2.4. Loyalitas

Dokumen yang terkait

Analisis Hubungan Kompetensi dengan Kinerja Auditor Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

0 37 201

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

0 25 303

PENGARUH INDEPENDENSI, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK Pengaruh Independensi,Profesionalisme, Dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Surakarta Dan Yogyakarta.

0 4 20

PENGARUH INDEPENDENSI,PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN Pengaruh Independensi,Profesionalisme, Dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Surakarta Dan Yogyakarta.

0 2 15

PENGARUH ETIKA PROFESI TERHADAP PENDETEKSIAN TINDAKAN KORUPSI : Studi pada Auditor Senior dan Junior Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

3 14 41

PENGARUH PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PENYELESAIAN DILEMA ETIK PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KANTOR PERWAKILAN JAWA BARAT.

1 4 85

PENGARUH PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PENYELESAIAN DILEMA ETIK PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KANTOR PERWAKILAN JAWA BARAT.

0 1 40

PENGARUH PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PENYELESAIAN DILEMA ETIK PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KANTOR PERWAKILAN JAWA BARAT.

0 0 40

PENGARUH CORE SELF EVALUATIONS PADA KINERJA AUDITOR BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI.

0 0 20

Pengaruh independensi, kompetensi, dan etika auditor terhadap kualitas audit badan pemeriksa keuangan Republik Indonesia AWAL

0 0 17