Indikator Kinerja Teori tentang Kinerja 1.Pengertian Kinerja

Dari keseluruhan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa ada begitu banyak faktor yang dianggap oleh para penulis sebagai faktor yang dominan dalam mempengaruhi tingkat kinerja. Ada yang mempersoalkan peralatan, sarana dan prasarana atau teknologi sebagai faktor dominan, ada pula yang mempersoalkan faktor sumber daya manusia, mekanisme kerja, budaya organisasi serta efektifitas kepemimpinan. Kesemua faktor tersebut tentunya bebebeda pada setiap organisasi karena masing-masing mempunyai karakteristik tersendiri, pada organisasi swasta tentunya akan berorientasi pada pencapaian keuntungan, sedangkan organisasi publik milik Pemerintah memiliki orinetasi pada pelayanan publik yang optimal. Pada organisasi pemerintahpun mempunyai karakteristik yang bebeda-beda sesuai dengan visi dan misi masing-masing instansi.

II.1.3. Indikator Kinerja

Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah disampaikan di atas, maka indikator-indikator kinerja auditor BPK RI dalam penelitian ini dapat dilihat dari prestasi atau hasil yang dicapai auditor dalam menjalankan fungsi dan tanggungjawabnya sebagai pemeriksa eksternal keuangan Negara , sebagaimana yang tertuang dalam UU No. 5 Tahun 1973 sebagai berikut : a. Pemeriksaan, yang bertujuan memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab keuangan Negara; b. Merekomendasikan dan menyampaikan pertimbangan dan saran kepada Pemerintah; c. Mengadakan dan menetapkan tuntutan Universitas Sumatera Utara perbendaharaan dan memberikan pertimbangan kapada pemerintah atas pelaksanaan tuntutan ganti rugi. Jika pengertian kinerja diatas dikaitkan dengan pengertian kinerja auditor BPK-RI, maka kinerja auditor dimaksud adalah merupakan hasil yang dicapai dalam menjalankan fungsi pemeriksaan, fungsi rekomendasi dan fungsi quasi yudisial peradilan yudisial sebagaimana yang dituangkan dalam Undang-undang No. 5 tahun 1973. 1. Fungsi pemeriksaan, yang bertujuan memeriksa, pengelolaan dan tanggung jawab tentang Keuangan Negara secara rutin dan berkala. Pemeriksaan tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran umum tentang pengurusan keuangan Negara yang dapat mengungkapkan dan memberikan penilaian terhadap pertanggungjawaban keuangan Negara sesuai dengan tujuan pemeriksaan yang dilakukan, yakni menilai tentang: ketepatan operasi keuangan, kelayakan laporan keuangan, ketertiban administrasi dan ketaatan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku dan penggunaan uang belanja dilakukan dengan cara-cara yang dapat dipertanggungjawabkan. 2. Fungsi rekomendasi, adalah menyampaikan pertimbangan dan saran kepada Pemerintah mengenai hal-hal yang bersifat penyempurnaan yang mendasar, strategis dan berskala nasional dibidang pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara. 3. Fungsi Quasi Yudisial, yaitu menjalankan proses Tuntutan Perbedaharaan terhadap bendahara yang merugikan Negara karena lalai atau alpa atau bersalah Universitas Sumatera Utara dalam melaksanakan tugasnya dan memberikan pertimbangan kepada Pemerintah atas proses Tuntutan Ganti Rugi terhadap Pegawai Negeri bukan Bendaharawan yang merugikan Negara. Dalam menjalankan fungsi-fungsinya diatas kinerja auditor BPK-RI dapat diukur dari banyaknya produk yang dihasilkan yaitu berupa temuan pemeriksaan yang dituangkan dalam Hasil Pemeriksaan HP maupun yang dituangkan dalam Hasil Pemeriksaan Semester HAPSEM serta saran yang ditindak lanjuti oleh auditee. Dengan demikian dapat dikatakan kinerja auditor adalah kemampuan dari seorang auditor menghasilkan temuan atau hasil pemeriksaan dari kegiatan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggungjawab keuangan Negara yang dilakukan dalam satu tim pemeriksaan. Sebagai tolok ukur yang dapat dipergunakan dalam menilai kinerja auditor BPK-RI, yaitu dengan melihat output yang berupa produktifitas auditor, yaitu seberapa banyak hasil pemeriksaan yang dihasilkan auditor dalam setiap pemeriksaan, di samping itu juga dapat dilihat besarnya outcome, yang berupa realisasi tindak lanjut saran rekomendasi hasil pemeriksaan BPK-RI yang dilaksanakan oleh Pemerintah entitas yang diperiksa. Universitas Sumatera Utara II.2. Teori tentang Profesionalisme II.2.1. Pengertian Profesionalisme

Dokumen yang terkait

Analisis Hubungan Kompetensi dengan Kinerja Auditor Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

0 37 201

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

0 25 303

PENGARUH INDEPENDENSI, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK Pengaruh Independensi,Profesionalisme, Dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Surakarta Dan Yogyakarta.

0 4 20

PENGARUH INDEPENDENSI,PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN Pengaruh Independensi,Profesionalisme, Dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Surakarta Dan Yogyakarta.

0 2 15

PENGARUH ETIKA PROFESI TERHADAP PENDETEKSIAN TINDAKAN KORUPSI : Studi pada Auditor Senior dan Junior Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

3 14 41

PENGARUH PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PENYELESAIAN DILEMA ETIK PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KANTOR PERWAKILAN JAWA BARAT.

1 4 85

PENGARUH PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PENYELESAIAN DILEMA ETIK PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KANTOR PERWAKILAN JAWA BARAT.

0 1 40

PENGARUH PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PENYELESAIAN DILEMA ETIK PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KANTOR PERWAKILAN JAWA BARAT.

0 0 40

PENGARUH CORE SELF EVALUATIONS PADA KINERJA AUDITOR BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI.

0 0 20

Pengaruh independensi, kompetensi, dan etika auditor terhadap kualitas audit badan pemeriksa keuangan Republik Indonesia AWAL

0 0 17