Penjelasan Responden Atas Variabel Penelitian

Tabel IV.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah orang S1 25 41.7 S2 35 58.3 Total 60 100.0 Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data Diolah Dari Tabel IV.4 di atas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan auditor yang bekerja di BPK-RI didominasi oleh auditor dengan tingkat pendidikan Strata 2 sebanyak 35 orang 58,3, dan auditor yang memiliki tingkat pendidikan Strata 1 sebanyak 25 orang 41,7. Hal ini menunjukkan bahwa auditor di di BPK-RI memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dengan memberikan sebagian besar tanggung jawab kepada auditor yang berpendidikan rara-rata seorang sarjana maupun pascasarjana. Kebijakan ini dapat berdampak baik apabila setiap auditor mengoptimalkan segala kemampuannya sesuai dengan tingkat pendidikan yang dimiliki.

IV.1.3. Penjelasan Responden Atas Variabel Penelitian

Penjelasan responden atas pertanyaan variabel penelitian terdiri dari profesionalisme, etika profesi, kinerja dan loyalitas. dapat dilihat pada Tabel-tabel berikut ini: Universitas Sumatera Utara IV.1.3.1. Penjelasan responden atas variabel profesionalisme Tabel IV.5. Penjelasan Responden Atas Variabel Profesionalisme 1 2 3 4 5 Total No. Pertanyaan F F F F F F 1. Upaya BapakIbu, menggunakan seluruh kemampuan dalam bekerja 28 46,7 32 53,3 60 100,0 2. Kepuasan batin BapakIbu, dengan berprofesi sebagai auditor BPK-RI saat ini. 28 46,7 17 28,3 15 25 60 100,0 3. Kemampuan BapakIbu menjaga kekayaan Negara atau masyarakat dengan berprofesi sebagai auditor BPK-RI. 16 26,7 38 63,3 6 10 60 100,0 4. Keyakinan BapakIbu atas kepercayaan masyarakat terhadap pengawasan kekayaan negara. 4 6,7 24 40 32 53,3 60 100,0 5. Keharusan auditor BPK-RI memutuskan hasil audit berdasarkan fakta yang di temui dalam proses pemeriksaan. 6 10 54 90 60 100,0 6. Keseringan BapakIbu mendapat tekanan dari pihak internal maupun eksternal dalam menentukan pendapat atas laporan keuangan. 45 75 15 25 60 100,0 7. Ketegasan BapakIbu menilai kompetensi auditor BPK-RI lainnya. 16 26,7 29 48,3 15 25 60 100,0 8. Keharusan ikatan auditor BPK-RI membuat standar kerja dalam pelaksanaan pemeriksaan. 36 60 24 40 60 100,0 9. Keseringan BapakIbu, mengkomunikasikan pekerjaan dengan rekan kerja. 28 46,7 32 53,3 60 100,0 10. Intensitas bapakIbu, berpartisipasi dalam pertemuan para auditor BPK- RI. 22 36,7 23 38,3 15 25 60 100,0 Sumber : Hasil Penelitian, 2010 Data diolah Catatan : No.1 : 1.Sangat Berupaya Sekali; 2.Sangat Berupaya; 3.Berupaya; 4.Kurang Berupaya; 5.Tidak Berupaya No.2 : 1.Sangat Puas Sekali; 2.Sangat Puas; 3.Puas; 4.Kurang Puas; 5.Tidak Puas No.3 : 1.Sangat Mampu Sekali; 2.Sangat Mampu; 3.Mampu; 4.Kurang Mampu; 5.Tidak Mampu No.4 : 1.Sangat Yakin Sekali; 2.Sangat Yakin; 3.Yakin; 4.Kurang Yakin; 5.Tidak Yakin No.5 : 1.Sangat Harus Sekali; 2.Sangat Harus; 3.Harus; 4Kurang Harus; 5.Tidak Harus No.6 : 1.Sangat Sering Sekali; 2.Sangat Sering; 3.Sering; 4.Kurang Sering; 5.Tidak Sering No.7 : 1.Sangat Tegas Sekali; 2.Sangat Tegas; 3.Tegas; 4.Kurang Tegas; 5.Tidak Tegas No.8 : 1.Sangat Harus Sekali; 2.Sangat Harus; 3.Harus; 4.Kurang Harus; 5.Tidak Harus No.9 : 1.Sangat Sering Sekali; 2.Sangat Sering; 3.Sering; 4.Kurang Sering; 5.Tidak Sering No.10: 1.Sangat Sering Sekali; 2.sangat Sering; 3.Sering; 4.Kurang Sering; 5.Tidak Sering Universitas Sumatera Utara Penjelasan responden atas upaya menggunakan seluruh kemampuan dalam bekerja menunjukkan responden yang berjumlah 32 orang 53,3 persen menyatakan bahwa responden sangat berupaya menggunakan seluruh kemampuan dalam bekerja. Responden berjumlah 28 orang 46,7 persen menyatakan sangat berupaya sekali. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat berupaya menggunakan seluruh kemampuan dalam bekerja. Hal ini dikarenakan sebagai seorang auditor dituntut memiliki konsentrasi yang tinggi agar proses audit tidak dilakukan berulang akibat kesalahan yang dilakukan pada awal pekerjaan. Penjelasan responden atas kepuasan batin dengan berprofesi sebagai auditor BPK-RI saat ini menunjukkan responden yang berjumlah 28 orang 46,7 persen menyatakan bahwa responden sangat puas sekali dengan berprofesi sebagai auditor BPK-RI saat ini. Responden berjumlah 17 orang 28,3 persen menyatakan sangat puas, dan 15 orang 25 persen menyatakan puas. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan responden sangat puas sekali dengan berprofesi sebagai auditor BPK-RI saat ini. Hal ini dikarenakan sebagian besar auditor mengukur kepuasan berdasarkan besarnya kompensasi yang mereka dapatkan, sehingga mereka merasa puas dengan profesi auditor. Penjelasan responden atas kemampuan dalam rangka melakukan pengawasan penggunaan keuangan negara menunjukkan responden yang berjumlah 38 orang 63,3 persen menyatakan bahwa responden sangat mampu dalam rangka melakukan pengawasan penggunaan keuangan negara. Responden berjumlah 16 orang 26,7 persen menyatakan sangat mampu sekali, dan 6 orang 10 persen menyatakan Universitas Sumatera Utara mampu. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan responden sangat mampu dalam rangka melakukan pengawasan penggunaan keuangan negara. Hal ini dikarenakan auditor BPK-RI berperanan sebagai satu- satunya pengawas yang dapat melakukan pengawasan keuangan negara yang digunakan untuk keperluan tertentu. Penjelasan responden atas keyakinan masyarakat terhadap profesi sebagai auditor BPK-RI menunjukkan responden yang berjumlah 32 orang 53,3 persen menyatakan bahwa masyarakat yakin terhadap profesi sebagai auditor BPK-RI. Responden berjumlah 24 orang 40 persen menyatakan sangat yakin, dan 4 orang 6,7 persen menyatakan sangat yakin sekali. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa masyarakat yakin terhadap profesi sebagai auditor BPK-RI. Hal ini dikarenakan BPK sebagai satu-satunya lembaga yang dapat mengawasi keuangan negara yang ada saat ini. Penjelasan responden atas keharusan auditor BPK-RI memutuskan hasil audit berdasarkan fakta yang di temui dalam proses pemeriksaan menunjukkan responden yang berjumlah 54 orang 90 persen menyatakan bahwa auditor BPK-RI sangat harus memutuskan hasil audit berdasarkan fakta yang di temui dalam proses pemeriksaan. Responden berjumlah 6 orang 10 persen menyatakan sangat harus sekali. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan auditor BPK-RI sangat harus memutuskan hasil audit berdasarkan fakta yang di temui dalam proses pemeriksaan. Hal ini perlu dilakukan olah BPK agar tidak terjadi penyalahgunaan keuangan negara oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Universitas Sumatera Utara Penjelasan responden atas keseringan mendapat tekanan dari pihak internal dalam menentukan pendapat atas laporan keuangan menunjukkan responden yang berjumlah 45 orang 75 persen menyatakan bahwa sangat sering sekali mendapat tekanan dari pihak internal dalam menentukan pendapat atas laporan keuangan. Responden berjumlah 15 orang 25 persen menyatakan sangat sering. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat sering sekali mendapat tekanan dari pihak internal dalam menentukan pendapat atas laporan keuangan. Hal ini dikarenakan pihak-pihak yang memberikan tekanan biasanya pihak yang tidak dapat mempertanggungjawabkan pemakaian uang negara untuk keperluan tertentu. Penjelasan responden atas ketegasan menilai kompetensi auditor BPK-RI lainnya menunjukkan responden yang berjumlah 29 orang 48,3 persen menyatakan bahwa responden sangat tegas menilai kompetensi auditor BPK-RI lainnya. Responden berjumlah 16 orang 26,7 persen menyatakan sangat tegas sekali, dan 15 orang 25 persen menyatakan tegas. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat tegas menilai kompetensi auditor BPK-RI lainnya. Hal ini dilakukan guna membentuk disiplin dalam melaksanakan tugas. Penjelasan responden atas keharusan ikatan auditor BPK-RI membuat standar kerja dalam pelaksanaan pemeriksaan menunjukkan responden yang berjumlah 36 orang 60 persen menyatakan bahwa ikatan auditor BPK-RI sangat harus sekali membuat standar kerja dalam pelaksanaan pemeriksaan. Responden berjumlah 24 orang 40 persen menyatakan sangat harus. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan ikatan auditor BPK-RI sangat harus sekali Universitas Sumatera Utara membuat standar kerja dalam pelaksanaan pemeriksaan. Adanya standar kerja pelaksanaan pemeriksaan akan mempermudah auditor menyelesaikan tahapan pengauditan. Penjelasan responden atas keseringan mengkomunikasikan pekerjaan dengan rekan kerja menunjukkan responden yang berjumlah 32 orang 53,3 persen menyatakan bahwa sangat sering mengkomunikasikan pekerjaan dengan rekan kerja. Responden berjumlah 28 orang 46,7 persen menyatakan sangat sering sekali. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat sering mengkomunikasikan pekerjaan dengan rekan kerja. Keberadaan rekan kerja dapat memberikan kritik pada saat auditor melakukan kesalahan, dan memberikan dukungan pada saat auditor melaksanakan pekerjaan yang baik. Penjelasan responden atas intensitas berpartisipasi dalam pertemuan para auditor BPK-RI menunjukkan responden yang berjumlah 23 orang 38,3 persen menyatakan bahwa responden sangat sering berpartisipasi dalam pertemuan para auditor BPK-RI. Responden berjumlah 22 orang 36,7 persen menyatakan sangat sering sekali, dan 15 orang 25 persen menyatakan sering. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat sering berpartisipasi dalam pertemuan para auditor BPK-RI. Hal ini dikarenakan untuk mempererat tali silahturahmi dan saling bertukar pikiran antar sesama auditor. Universitas Sumatera Utara IV.1.3.2. Penjelasan responden atas variabel etika profesi Tabel IV.6. Penjelasan Responden Atas Variabel Etika Profesi 1 2 3 4 5 Total No. Pertanyaan F F F F F F 1. Keseriusan BapakIbu dalam mempertahankan nama baik profesi dengan menjunjung tinggi etika profesi. 16 26,7 32 53,3 12 20 60 100,0 2. Kepatuhan BapakIbu, atas etika profesi atau kode etik dalam melaksanakan pekerjaan. 40 66,7 20 33,3 60 100,0 3. Upaya BapakIbu menjaga kewibawaan instansi dalam meningkatkan kerjasama antara instasi dan lembaga lain. 16 26,7 40 66,7 4 6,7 60 100,0 4. Tanggung jawab professional BapakIbu dalam meningkatkan integritas setinggi mungkin yang diemban saat ini. 56 93,7 4 6,7 60 100,0 5. Auditor dibenarkan secara sengaja menyajikan fakta yang salah. 12 20 48 80 60 100,0 6. Keharusan BapakIbu menjaga obyektivitas dalam pemeriksaan. 31 51,7 29 48,3 60 100,0 7. Kewaspadaan BapakIbu, sebagai seorang auditor atas kemungkinan kesalahan yang disengaja dalam waktu pemeriksaan. 48 80 12 20 60 100,0 8. Kecermatan BapakIbu perlu cermat dalam melakukan pemeriksaan. 40 66,7 20 33,3 60 100,0 9. Kemampuan BapakIbu, dalam menjauhkan diri dari pengungkapan informasi rahasia yang diperoleh dari jabatan. 16 26,7 24 40 20 33,3 60 100,0 10. Kepedulian BapakIbu atas penjagaan kerahasiaan informasi yang diperoleh selama berkerja. 40 66,7 20 33,3 60 100,0 Sumber : Hasil Penelitian, 2010 Data diolah Catatan : No.1 : 1.Sangat Serius sekali; 2.Sangat Serius; 3.Serius; 4.Kurang Serius; 5.Tidak Serius No.2 : 1.Sangat Mematuhi Sekali; 2.Sangat Mematuhi; 3.Mematuhi; 4.Kurang Mematuhi; 5.Tidak Mematuhi No.3 : 1.Sangat Berupaya Sekali; 2.Sangat Berupaya; 3.Berupaya; 4.Kurang Berupaya; 5.Tidak Berupaya No.4 : 1.Sangat Bertanggungjawab Sekali; 2.Sangat Bertanggungjawab; 3.Bertanggungjawab; 4.Kurang Bertanggungjawab; 5.Tidak Bertanggungjawab No.5 : 1.Sangat Dibenarkan Sekali; 2. Sangat Dibenarkan; 3.Dibenarkan; 4.Kurang Dibenarkan; 5.Tidak Dibenarkan No.6 : 1.Sangat Harus Sekali; 2.Sangat Harus; 3.Harus; 4.Kurang Harus; 5.Tidak Harus No.7 : 1.Sangat Waspada Sekali; 2.Sangat Waspada Sekali; 3.Waspada; 4.Kurang Waspada; 5.Tidak Waspada No.8 : 1.Sangat Cermat Sekali; 2.Sangat cermat; 3.Cermat; 4.Kurang Cermat; 5.Tidak cermat No.9 : 1.Sangat Mampu Sekali; 2.Sangat Mampu; 3.Mampu; 4.Kurang Mampu; 5.Tidak Mampu No.10 : 1.Sangat Peduli Sekali; 2.Sangat Peduli; 3.Peduli; 4.Kurang Peduli; 5.Tidak Peduli Universitas Sumatera Utara Penjelasan responden atas keseriusan dalam mempertahankan nama baik profesi dengan menjunjung tinggi etika profesi menunjukkan responden yang berjumlah 32 orang 53,3 persen menyatakan bahwa responden sangat serius mempertahankan nama baik profesi dengan menjunjung tinggi etika profesi. Responden berjumlah 16 orang 26,7 persen menyatakan sangat serius sekali, dan 12 orang 20 persen menyatakan serius. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat serius mempertahankan nama baik profesi dengan menjunjung tinggi etika profesi. Hal ini dikarenakan nama baik profesi auditor hanya dapat dipertahankan apabila segala perilaku dan tindakan auditor senantiasa berpedoman pada etika profesi yang telah ditetapkan dalam suatu peraturan. Penjelasan responden terhadap kepatuhan atas etika profesi atau kode etik dalam melaksanakan pekerjaan menunjukkan responden yang berjumlah 40 orang 66,7 persen menyatakan bahwa sangat mematuhi sekali etika profesi atau kode etik dalam melaksanakan pekerjaan. Responden berjumlah 20 orang 33,3 persen menyatakan sangat mematuhi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat mematuhi sekali etika profesi atau kode etik dalam melaksanakan pekerjaan. Hal ini dikarenakan setiap auditor memiliki kedisiplinan yang tinggi dalam menjalankan setiap peraturan yang berlaku. Penjelasan responden atas upaya menjaga kewibawaan instansi dalam meningkatkan kerjasama antara instasi dan lembaga lain menunjukkan responden yang berjumlah 40 orang 66,7 persen menyatakan bahwa responden sangat berupaya menjaga kewibawaan instansi dalam meningkatkan kerjasama antara instasi Universitas Sumatera Utara dan lembaga lain. Responden berjumlah 16 orang 26,7 persen menyatakan sangat berupaya sekali, dan 4 orang 6,7 persen menyatakan berupaya. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat berupaya menjaga kewibawaan instansi dalam meningkatkan kerjasama antara instasi dan lembaga lain. Kewibawaan BPK-RI senantiasa dipertaruhkan manakala auditor sedang menjalankan tugas pengauditan. Untuk menjaga kewibawaan ini setiap auditor berkewajiban menjaga wibawa instansi dengan cara menjalankan pekerjaan yang sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Penjelasan responden atas tanggung jawab profesional dalam meningkatkan integritas menunjukkan responden yang berjumlah 56 orang 93,3 persen menyatakan sangat bertanggungjawab sekali dalam meningkatkan integritas. Responden berjumlah 4 orang 6,7 persen menyatakan sangat bertanggungjawab. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat bertanggungjawab sekali dalam meningkatkan integritas. Hal ini dikarenakan tanggung jawab dalam menjalankan setiap pekerjaan merupakan cermin dari profesionalisme seorang auditor. Penjelasan responden atas auditor dibenarkan secara sengaja menyajikan fakta yang salah menunjukkan responden yang berjumlah 48 orang 80 persen menyatakan bahwa auditor tidak dibenarkan secara sengaja menyajikan fakta yang salah. Responden berjumlah 12 orang 20 persen menyatakan kurang dibenarkan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan tidak dibenarkan Universitas Sumatera Utara secara sengaja menyajikan fakta yang salah. Hal ini dikarenakan penyajian data yang salah dapat menimbulkan kerugian keuangan negara yang sedang dalam proses audit. Penjelasan responden atas keharusan menjaga obyektivitas dalam pemeriksaan menunjukkan responden yang berjumlah 31 orang 51,7 persen menyatakan bahwa sangat harus sekali menjaga obyektivitas dalam pemeriksaan. Responden berjumlah 29 orang 48,3 persenmenyatakan sangat harus. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat harus sekali menjaga obyektivitas dalam pemeriksaan. Hal ini dikarenakan penilaian yang obyektif tidak akan menimbulkan dampak negatif yang merugikan auditor di kemudian hari. Penjelasan responden atas kewaspadaan sebagai seorang auditor atas kemungkinan kesalahan yang disengaja dalam waktu pemeriksaan menunjukkan responden yang berjumlah 48 orang 80 persen menyatakan bahwa sangat waspada sekali sebagai seorang auditor atas kemungkinan kesalahan yang disengaja dalam waktu pemeriksaan. Responden berjumlah 12 orang 20 persen menyatakan sangat waspada. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat waspada sekali sebagai seorang auditor atas kemungkinan kesalahan yang disengaja dalam waktu pemeriksaan. Hal ini dikarenakan kesalahan dalam proses audit akan dapat merugian keuangan negara. Penjelasan responden atas kecermatan dalam melakukan pemeriksaan menunjukkan responden yang berjumlah 40 orang 66,7 persen menyatakan bahwa sangat cermat sekali dalam melakukan pemeriksaan. Responden berjumlah 20 orang 33,3 persen menyatakan sangat cermat. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Universitas Sumatera Utara mayoritas responden menyatakan sangat cermat sekali dalam melakukan pemeriksaan. Hal ini dikarenakan kesalahan sekecil apapun dapat mengakibatkan proses audit tidak berjalan dengan sempurna. Penjelasan responden atas kemampuan dalam menjauhkan diri dari pengungkapan informasi rahasia yang diperoleh dari jabatan menunjukkan responden yang berjumlah 24 orang 40 persen menyatakan bahwa responden mampu dalam menjauhkan diri dari pengungkapan informasi rahasia yang diperoleh dari jabatan. Responden berjumlah 20 orang 33,3 persen menyatakan kurang mampu, dan 16 orang 26,7 persen menyatakan sangat mampu. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat mampu dalam menjauhkan diri dari pengungkapan informasi rahasia yang diperoleh dari jabatan. Hal ini dikarenakan setiap informasi yang ada di BPK sebagian besar merupakan rahasia negara yang wajib dijaga agar tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang dapat merugikan negara tersebut. Penjelasan responden terhadap kepedulian dalam menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh selama berkerja menunjukkan responden yang berjumlah 40 orang 66,7 persen menyatakan bahwa sangat peduli sekali dalam menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh selama berkerja. Responden berjumlah 20 orang 33,3 persen menyatakan sangat peduli. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat peduli sekali dalam menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh selama berkerja. Hal ini dikarenakan tingginya kesadaran dalam mengemban tanggungjawab yang diberikan oleh negara pada seorang auditor. Universitas Sumatera Utara IV.1.3.3. Penjelasan responden atas variabel kinerja auditor Tabel IV.7. Penjelasan Responden Atas Variabel Kinerja Auditor 1 2 3 4 5 Total No. Pertanyaan F F F F F F 1. Kecermatan BapakIbu, dalam menemukan penyimpangan- penyimpangan yang ada. 8 13,3 20 33,3 32 53,3 60 100,0 2. Ketegasan BapakIbu, dalam pemeriksaan terdapat penyelewengan kepada yang bersangkutan. 22 36,7 38 63,3 60 100,0 3. Inisiatif BapakIbu, dalam memberikan saran atau rekomendasi atas hasil pemeriksaan guna ditindaklanjuti. 16 26,7 38 63,3 6 10 60 100,0 4. Keberanian bapakIbu, dalam Membuat laporan jika bendahara terbukti melakukan penyimpangan anggaran. 54 90 6 10 60 100,0 5. Kepedulian BapakIbu, pada setiap indikasi penyimpangan yang terjadi dalam pemeriksaan. 12 20 48 80 60 100,0 6. Ketegasan BapakIbu, dalam menetapkan besarnya penggantian kerugian Negara yang terjadi karena kesalahan atau kelalaian. 54 90 6 10 60 100,0 Sumber : Hasil Penelitian, 2010 Data diolah Catatan : No.1 : 1.Sangat Cermat sekali; 2.Sangat Cermat; 3.Cermat; 4.Kurang Cermat; 5.Tidak Cermat No.2 : 1.Sangat Tegas sekali; 2.Sangat Tegas; 3.Tegas; 4.Kurang Tegas; 5.Tidak Tegas No.3 : 1.Sangat Berinisiatif Sekali; 2.Sangat Berinisiatif; 3.Berinisiatif; 4.Kurang Berinisiatif; 5.Tidak Berinisiatif Sama Sekali No.4 : 1.Sangat Berani Sekali; 2.Sangat Berani; 3.Berani; 4.Kurang Berani; 5.Tidak Berani No.5 : 1.Sangat Peduli Sekali; 2.Sangat Peduli; 3.Peduli; 4.Kurang Peduli; 5.Tidak Peduli No.6 : 1.Sangat Tegas Sekali; 2.Sangat Tegas; 3.Tegas; 4.Kurang Tegas; 5.Tidak Tegas Penjelasan responden atas kecermatan dalam menemukan penyimpangan- penyimpangan yang ada menunjukkan responden yang berjumlah 32 orang 53,3 persen menyatakan bahwa responden cermat dalam menemukan penyimpangan- penyimpangan yang ada. Responden berjumlah 20 orang 33,3 persen menyatakan sangat cermat, dan 8 orang 13,3 persen menyatakan sangat cermat sekali. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan cermat dalam Universitas Sumatera Utara menemukan penyimpangan-penyimpangan yang ada. Hal ini dikarenakan oleh rutinitas yang sudah dilakukan auditor untuk melihat kejanggalan-kejanggalan yang terjadi pada saat proses audit. Penjelasan responden atas ketegasan auditor jika terdapat penyalahgunaan keuangan negara oleh pihak-pihak tertentu menunjukkan responden yang berjumlah 38 orang 63,3 persen menyatakan sangat tegas jika terdapat penyalahgunaan keuangan negara oleh pihak-pihak tertentu. Responden berjumlah 22 orang 36,7 persen menyatakan sangat tegas sekali. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat tegas jika terdapat penyalahgunaan keuangan negara oleh pihak-pihak tertentu. Setiap orang maupun pihak tertentu yang melanggar hukum sudah sewajarnya mendapatkan tindakan hukum terkait kasusnya. Demikian pula halnya dengan pelaku penyalahgunaan keuangan yang berdampak merugikan negara tentu harus menanggung akibat berupa sangsi hukum yang ada. Penjelasan responden atas inisiatif dalam memberikan saran atau rekomendasi atas hasil pemeriksaan guna ditindaklanjuti menunjukkan responden yang berjumlah 38 orang 63,3 persen menyatakan bahwa responden sangat berinisiatif dalam memberikan saran atau rekomendasi atas hasil pemeriksaan guna ditindaklanjuti. Responden berjumlah 16 orang 26,7 persen menyatakan sangat berinisiatif sekali, dan 6 orang 10 persen menyatakan berinisiatif. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat berinisiatif dalam memberikan saran atau rekomendasi atas hasil pemeriksaan guna ditindaklanjuti. Hal ini dikarenakan tidak semua keputusan yang sifatnya memberikan saran atau rekomendasi untuk Universitas Sumatera Utara memperbaiki kondisi keuangan setelah proses audit harus dilakukan dengan persetujuan atasan. Penjelasan responden atas keberanian dalam membuat laporan jika bendahara terbukti melakukan penyimpangan anggaran menunjukkan responden yang berjumlah 54 orang 90 persen menyatakan sangat berani sekali dalam membuat laporan jika bendahara terbukti melakukan penyimpangan anggaran. Responden berjumlah 6 orang 10 persen menyatakan sangat berani. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat berani sekali dalam membuat laporan jika bendahara terbukti melakukan penyimpangan anggaran. Hal ini dikarenakan setiap kesalahan yang terjadi sudah seharusnya dilaporkan pada pihak yang berwenang untuk ditindaklanjuti agar kesalahan serupa tidak terulang. Penjelasan responden atas kepedulian dalam mengungkap indikasi penyimpangan menunjukkan responden yang berjumlah 48 orang 80 persen menyatakan sangat peduli dalam mengungkap indikasi penyimpangan. Responden berjumlah 12 orang 20 persen menyatakan sangat peduli sekali. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat peduli dalam mengungkap indikasi penyimpangan. Kepedulian seperti ini harus senantiasa dipelihara agar dapat mencegah terjadingya penyalahgunaan keuangan negara di kemudian hari. Penjelasan responden atas ketegasan dalam menetapkan besarnya penggantian kerugian negara yang terjadi karena kesalahan atau kelalaian menunjukkan responden yang berjumlah 54 orang 90 persen menyatakan bahwa sangat tegas sekali dalam Universitas Sumatera Utara menetapkan besarnya penggantian kerugian negara yang terjadi karena kesalahan atau kelalaian. Responden berjumlah 6 orang 10 persen menyatakan sangat tegas. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat tegas sekali dalam menetapkan besarnya penggantian kerugian negara yang terjadi karena kesalahan atau kelalaian. Penggantian kerugian negara harus dilakukan oleh pihak- pihak yang telah menggunakan dana tersebut. Agar penggantian ini berjalan optimal, maka auditor harus memiliki ketegasan berkaitan dengan pemberian sanksi atau hukuman bagi pelaku. Universitas Sumatera Utara IV.1.3.4. Penjelasan responden atas variabel loyalitas Tabel IV.8. Penjelasan Responden Atas Variabel Loyalitas 1 2 3 4 5 Total No. Pertanyaan F F F F F F 1. Kepatuhan BapakIbu dalam mengikuti peraturan yang ada. 12 20 34 56,7 14 23,3 60 100,0 2. Kemampuan BapakIbu dalam kewajiban mentaati perintah. 16 26,7 22 36,7 22 36,7 60 100,0 3. Tingkat usaha BapakIbu dalam mencegah hal-hal yang akan merugikan nama baik BPK-RI. 30 50 25 41,7 5 8,3 60 100,0 4. Tanggungjawab BapakIbu atas kelangsungan BPK-RI. 46 76,7 9 15 5 8,3 60 100,0 5. Inisiatif BapakIbu dalam melaksanakan pekerjaan tanpa menunggu perintah. 8 13,3 30 50 22 36,7 60 100,0 6. Kesetiaan BapakIbu untuk tetap berkerja di BPK-RI meskipun ada tawaran kerja di tempat lain. 22 36,7 38 63,3 60 100,0 7. Pemahaman BapakIbu untuk tidak menyalahgunakan tugas dan wewenang. 16 26,7 30 50 14 23,3 60 100,0 8. Keharusan BapakIbu untuk melaporkan hasil pekerjaan apa adanya. 38 63,3 22 36,7 60 100,0 Sumber : Hasil Penelitian, 2010 Data diolah Catatan : No.1 : 1.Sangat Mematuhi Sekali; 2.Sangat Mematuhi; 3.Mematuhi; 4.Kurang Mematuhi; 5.Tidak Mematuhi No.2 : 1.Sangat Mampu Sekali; 2. Sangat Mampu; 3.Mampu; 4.Kurang Mampu; 5.Tidak Mampu No.3 : 1.Sangat Berusaha Sekali; 2. Sangat Berusaha; 3.Berusaha; 4.Kurang Berusaha; 5.Tidak Berusaha No.4 : 1.Sangat Bertanggungjawab Sekali; 2.Sangat Bertanggungjawab; 3.Bertanggungjawab; 4.Kurang Bertanggungjawab; 5.Tidak Bertanggungjawab No.5 : 1.Sangat Berinisiatif Sekali; 2. Sangat Berinisiatif; 3.Berinisiatif; 4.Kurang Berinisiatif; 5.Tidak Berinisiatif No.6 : 1.Sangat Setia Sekali; 2. Sangat Setia; 3.Setia; 4.Kurang Setia; 5.Tidak Setia No.7 : 1.Sangat Memahami Sekali; 2. Sangat Memahami; 3.Memahami; 4.Kurang Memahami; 5.Tidak Memahami No.8 : 1.Sangat Harus Sekali; 2. Sangat Harus; 3.Harus; 4.Kurang Harus; 5.Tidak Harus Penjelasan responden atas kepatuhan dalam mengikuti peraturan yang ada menunjukkan responden yang berjumlah 34 orang 56,7 persen menyatakan bahwa responden sangat mematuhi dalam mengikuti peraturan yang ada. Responden berjumlah 14 orang 23,3 persen menyatakan mematuhi, dan 12 orang 20 persen menyatakan sangat mematuhi sekali. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat mematuhi dalam mengikuti peraturan yang ada. Universitas Sumatera Utara Peraturan dibuat untuk dipatuhi, bukan untuk dilanggar. Hal inilah yang menjadi pedoman bagi auditor dalam menjalankan setiap tugas yang dibebankan kepadanya. Penjelasan responden atas kemampuan dalam kewajiban mentaati perintah menunjukkan responden yang berjumlah 22 orang 36,7 persen menyatakan bahwa responden sangat mampu dalam kewajiban mentaati perintah. Responden berjumlah 22 orang 36,7 persen menyatakan mampu, dan 16 orang 26,7 persen menyatakan sangat mampu sekali. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat mampu dalam kewajiban mentaati perintah. Perintah yang diberikan oleh atasan maupun instansi merupakan salah satu kewajiban yang harus dapat dilaksanakan auditor sesuai dengan kemampuan yang dimiliki auditor. Penjelasan responden atas tingkat usaha dalam mencegah hal-hal yang akan merugikan nama baik BPK-RI menunjukkan responden yang berjumlah 30 orang 50 persen menyatakan bahwa responden sangat berusaha sekali dalam mencegah hal-hal yang akan merugikan nama baik BPK-RI. Responden berjumlah 25 orang 41,7 persen menyatakan sangat berusaha, dan 5 orang 8,3 persen menyatakan berusaha. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat berusaha sekali dalam mencegah hal-hal yang akan merugikan nama baik BPK-RI. Hal ini dikarenakan setiap auditor menyadari bahwa mempertahankan nama baik instansi akan jauh lebih sulit daripada menjelekkannya. Untuk itu, setiap tindakan dan perilaku auditor senantiasa berpedaoman pada peraturan yang berlaku. Penjelasan responden terhadap tanggungjawab atas kelangsungan BPK-RI menunjukkan responden yang berjumlah 46 orang 76,7 persen menyatakan bahwa Universitas Sumatera Utara responden sangat bertanggungjawab sekali atas kelangsungan BPK-RI. Responden berjumlah 9 orang 15 persen menyatakan sangat bertanggungjawab, dan 5 orang 8,3 persen menyatakan bertanggungjawab. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat bertanggungjawab sekali atas kelangsungan BPK-RI. Hal ini dikarenakan kelangsungan instansi yang ada tergantung dari kemampuan orang-orang yang terlibat di dalammya, termasuk auditor. Penjelasan responden atas inisiatif dalam melaksanakan pekerjaan tanpa menunggu perintah menunjukkan responden yang berjumlah 30 orang 50 persen menyatakan bahwa responden sangat berinisiatif dalam melaksanakan pekerjaan tanpa menunggu perintah. Responden berjumlah 22 orang 36,7 persen menyatakan berinisiatif, dan 8 orang 13,3 persen menyatakan sangat berinisiatif sekali. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat berinisiatif dalam melaksanakan pekerjaan tanpa menunggu perintah. Auditor yang senantiasa berinisiatif dalam bekerja mencerminkan pekerja yang kreatif dan bertanggungjawab terhadap segala keputusan yang diambilnya. Penjelasan responden atas kesetiaan untuk tetap berkerja di BPK-RI meskipun ada tawaran kerja di tempat lain menunjukkan responden yang berjumlah 38 orang 63,3 persen menyatakan setia untuk tetap berkerja di BPK-RI meskipun ada tawaran kerja di tempat lain. Responden berjumlah 22 orang 36,7 persen menyatakan sangat setia. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setia untuk tetap berkerja di BPK-RI meskipun ada tawaran kerja di tempat lain. Selain pertimbangan kompensasi yang lebih baik dibandingkan dengan tawaran di tempat Universitas Sumatera Utara lain, menjadi auditor BPK-RI dapat mendatangkan kepuasan manakala dapat menjalankan dan menyelesaikan tangungjawab mencegah terjadinya penyalahgunaan keuangan negera oleh pihak-pihak yang ingin mengambil keuntungan tertentu. Penjelasan responden atas pemahaman untuk tidak menyalahgunakan tugas dan wewenang menunjukkan responden yang berjumlah 30 orang 50 persen menyatakan bahwa responden sangat memahami untuk tidak menyalahgunakan tugas dan wewenang. Responden berjumlah 16 orang 26,7 persen menyatakan sangat memahami sekali, dan 14 orang 23,3 persen menyatakan memahami. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat memahami untuk tidak menyalahgunakan tugas dan wewenang. Hal ini dikarenakan penyalahgunaan wewenang juga merupakan kegiatan yang melanggar hukum, dan sangsi bagi pelanggar hukum tersebut sudah jelas terdapat dalam peraturan dan perundang- undangan yang berlaku. Dengan kesadaran inilah auditor selalu berupaya untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang diberikan kepadanya. Penjelasan responden atas keharusan untuk melaporkan hasil pekerjaan apa adanya menunjukkan responden yang berjumlah 38 orang 63,3 persen menyatakan sangat harus sekali untuk melaporkan hasil pekerjaan apa adanya. Responden berjumlah 22 orang 36,7 persen menyatakan sangat harus. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat harus sekali melaporkan hasil pekerjaan apa adanya. Hal ini dikarenakan peranan auditor yang dituntut menyampaikan data riil dari audit yang telah dilakukan. Penyampaian data sesungguhnya dapat mencegah terjadinya penyelewengan dana yang telah digunakan. Universitas Sumatera Utara IV.2. Pembahasan IV.2.1. Pengujian Hipotesis Pertama

Dokumen yang terkait

Analisis Hubungan Kompetensi dengan Kinerja Auditor Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

0 37 201

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

0 25 303

PENGARUH INDEPENDENSI, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK Pengaruh Independensi,Profesionalisme, Dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Surakarta Dan Yogyakarta.

0 4 20

PENGARUH INDEPENDENSI,PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN Pengaruh Independensi,Profesionalisme, Dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Surakarta Dan Yogyakarta.

0 2 15

PENGARUH ETIKA PROFESI TERHADAP PENDETEKSIAN TINDAKAN KORUPSI : Studi pada Auditor Senior dan Junior Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

3 14 41

PENGARUH PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PENYELESAIAN DILEMA ETIK PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KANTOR PERWAKILAN JAWA BARAT.

1 4 85

PENGARUH PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PENYELESAIAN DILEMA ETIK PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KANTOR PERWAKILAN JAWA BARAT.

0 1 40

PENGARUH PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PENYELESAIAN DILEMA ETIK PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KANTOR PERWAKILAN JAWA BARAT.

0 0 40

PENGARUH CORE SELF EVALUATIONS PADA KINERJA AUDITOR BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI.

0 0 20

Pengaruh independensi, kompetensi, dan etika auditor terhadap kualitas audit badan pemeriksa keuangan Republik Indonesia AWAL

0 0 17