Keadaan Periodontal Pengguna Narkoba

Gambar12. Atrisi gigi dan kehilangan email pada pengguna methampetamine Goodchild JH dkk. Methampetamine abuse and dentistry : A review of the literature and presentation of clinical case. Quintessence Int 2007; 38 7: 583-90.

2.3 Keadaan Periodontal Pengguna Narkoba

Hubungan berbagai jenis narkoba dengan penyakit periodontal telah banyak dikemukakan para ahli. Narkoba merupakan faktor predisposisi terjadinya beberapa infeksi oral seperti kandidiasis dan gingivitis. 3 Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengguna narkoba mempunyai kondisi kesehatan periodontal yang lebih buruk dibandingkan kelompok yang tidak menggunakan narkoba terutama dalam hal tingginya skor plak, perdarahan gingiva dan meningkatnya prevalensi gingivitis serta periodontitis. Molendijk dkk 1995 menemukan adanya perbedaan status kesehatan gigi dan mulut yang cukup besar antara kelompok pengguna narkoba dan kelompok bukan pengguna narkoba. Selain dijumpai tingginya penumpukan plak di daerah servikal, Molendijk juga menemukan bahwa kebanyakan dari pengguna tersebut juga mengalami pendarahan gingiva. 5 Universitas Sumatera Utara Penelitian lain oleh Scheutz dkk 1984 juga menemukan bahwa 12-40 pada gigi pengguna narkoba yang diteliti mengalami kehilangan perlekatan gingiva lebih dari 4 mm. Kehilangan perlekatan gingiva dan dekstruksi periodontal lanjut kemungkinan disebabkan oleh injuri akibat kontak langsung narkotika dengan jaringan dan retensi yang lama zat narkotika yang bersifat toksik di dalam sulkus gingiva Gambar 13. 16 Selain itu, peneliti tersebut juga menemukan bahwa kondisi higiena oral pengguna narkoba yang diukur dengan Indeks Plak Visibel rata-rata cukup tinggi yaitu 77.4, demikian juga indeks perdarahan untuk menilai kondisi inflamasi yaitu rata-rata indeks perdarahan adalah 71.3. 6 Gambar13. Ulserasi mukosa parah dan resesi gingiva pada pengguna kokain. Rees TD. Drugs and oral disorders. Periodontology 2000 1998; 18: 21-36. Penyakit periodontal khususnya periodontitis kronis merupakan jenis yang paling sering dijumpai pada pengguna narkoba walaupun terjadinya gingivitis nekrosis akut juga pernah dilaporkan. Efek narkoba pada jaringan periodonsium adalah berkaitan dengan tingginya tingkat akumulasi plak yang dihasilkan dari buruknya higiena oral serta xerostomia yang diperparah dengan adanya penekanan Universitas Sumatera Utara sistem imun oleh narkoba yang digunakan serta adanya perubahan profil mikrobiologis rongga mulut. Brazier dkk mengemukakan suatu laporan kasus yang menunjukkan hubungan antara penggunaan ekstasi dengan periodontitis dan ulserasi mukosa. Dalam kasus ini seorang anak laki-laki umur 15 tahun telah dirujuk ke unit Oral Maksilofasial dengan keluhan demam dan sakit yang hebat disertai pembengkakan pada bibir atas bagian depan. Tidak dijumpai riwayat trauma dan pasien memiliki higiena oral yang baik. Pemeriksaan klinis menunjukkan pembengkakan pada bagian labial rahang atas di regio insisivus sentralis. Terdapat mobiliti derajat 2 pada insisivus sentralis dan kedua gigi peka terhadap perkusi. Tidak didapati saku periodontal yang patologis, kedalaman saku hanya berkisar 2-3mm Gambar 14A. Pada pemeriksaan radiografis tidak dijumpai kehilangan tulang Gambar 14B. Pasien melaporkan bahwa dia telah menggunakan ekstasi dan meletakkan obat tersebut di daerah labial gigi anterior atas sehingga menyebabkan terjadinya kerusakan periodontal. Diagnosa terhadap kasus ini kemudian ditegakkan sebagai gingivitis nekrosis berkaitan dengan penggunaan ekstasi. 10 14,17 Universitas Sumatera Utara A B Gambar 14.Gambaran klinis kondisi gingiva pada pengguna ekstasi. A. Terlihat adanya ulserasi mukosa dan pembengkakan pada daerah gigi anterior rahang atas. B. Radiografi oklusal menunjukkan adanya sedikit penumpulan ujung akar namun tidak ada kehilangan tulang yang signifikan.Brazier WJ, dkk. Ecstasy related periodontitis and mucosal ulceration- a case report. BDJ 2003; 194: 198. Goodchild dkk dalam laporan kasus yang lain menunjukkan kondisi oral dari seorang pengguna ekstasi berumur 32 tahun yang telah menggunakan narkotika tersebut selama 4 tahun dan telah berhenti 18 bulan sebelumnya oleh karena diduga menderita HIV. Pasien mengalami kekeringan mulut pada saat menggunakan ekstasi dan mengkonsumsi makanan bergula serta minuman bersoda setiap harinya. Dari gambaran klinis terlihat kerusakan gigi yang parah terutama pada daerah premolar dan molar akibat kombinasi penggunaan narkoba dengan diet gula dan minuman bersoda serta efek clenching dan grinding yang ditimbulkan akibat pemakaian ekstasi. Gambar 15 A dan B. 19 Universitas Sumatera Utara A Gambar 15. A. Gambaran klinis kondisi atrisi dan kerusakan email pada pengguna ekstasi. B. Gambaran radiografis pada pengguna yang sama. Goodchild JH, Donaldson M. Methampetamine abuse and dentistry : A review of the literature and presentation of a clinical case. Quintessence Int 2007; 38 7: 588. B Penelitian yang dilakukan oleh Susetyo A menunjukkan semua pengguna narkoba 100 memiliki kebiasaan merokok. 2 Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa pengguna narkoba mengawali penggunaan narkoba dengan merokok. Banyak penelitian yang menunjukkan merokok merupakan kegiatan yang adiktif yang menjadi faktor resiko utama terhadap buruknya kondisi gigi dan mulut. …..………..000…………… Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian : Sel Tahanan Narkoba di Poltabes MS

3.2.2 Waktu Penelitian

Februari – Mei 2009 3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi penelitian adalah narapidana laki-laki di Sel Tahanan Narkoba Poltabes MS

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah narapidana narkoba laki-laki di Sel Tahanan Narkoba Poltabes MS yang memenuhi kriteria inklusi. 3.4. Besar Sampel Besar sampel pada penelitian ini adalah 43 orang pengguna narkoba di Sel Tahanan Narkoba Poltabes Medan . Universitas Sumatera Utara