narkoba yang paling banyak digunakan sampel adalah shabu yang digunakan dengan cara dihisap. Seluruh sampel mempunyai kebiasaan merokok. Sebanyak 70 dari
sampel memiliki kebiasaan mengkonsumsi minuman berkarbonat soft drink yang dapat menyebabkan terjadinya atrisi pada gigi.
4.3 Korelasi Antara Lama Menggunakan Narkoba terhadap Kondisi
Periodontal Pengguna Narkoba
Korelasi antara lama menggunakan narkoba terhadap kondisi periodontal pengguna narkoba yang meliputi level Kebersihan Mulut KM, Indeks Higiena Oral
IHO, atrisi, Kehilangan Perlekatan Klinis KPK, Indeks Periodontal, dan Skor IPPD dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Korelasi antara lama menggunakan narkoba terhadap kondisi periodontal pengguna narkoba
meliputi Level Kebersihan Mulut KM, level Indeks Higiena Oral IHO, level Kehilangan Perlekatan Klinis KPK, Skor Indeks Perdarahan Papila Dimodifikasi IPPD,
Indeks Penggunaan Gigi Atrisi
Kondisi Periodontal N= 43 Level
KM Level
IHO Level
KPK Indeks
Periodontal IP
Skor IPPD
Indeks Penggunaan
Gigi Atrisi
Lama Menggunakan
Narkoba Koefisien
Korelasi 0.219
0.004 0.009
0.238 0.006
0.093
Sig 2- tailed
0.123 0.979
0.948 0.087
0.576 0.512
Data pada tabel 5 di atas menunjukkan korelasi antara lama menggunakan narkoba dengan level KM adalah positif. Artinya semakin lama orang menggunakan
narkoba maka level KM akan semakin tinggi kebersihan mulutnya semakin jelek,
Universitas Sumatera Utara
begitu pula sebaliknya. Namun, angka korelasi r = 0,219 yang jauh di bawah 0,5 nilai r berkisar 0-1 menunjukkan bahwa keeratan hubungan linier kedua variabel
lama menggunakan dan level KM tersebut sangat lemah. Dari angka korelasi r = 0,219 tersebut, diperoleh koefisien determinan r
2
Data pada Tabel 5 juga menunjukkan bahwa korelasi antara lama menggunakan narkoba dengan level IHO adalah positif. Dengan kata lain, semakin
lama orang menggunakan narkoba maka level IHO akan semakin tinggi higiena oral individu tersebut semakin jelek, begitu pula sebaliknya. Angka korelasi r = 0,004
yang jauh di bawah 0,5 menunjukkan bahwa keeratan hubungan linier kedua variabel tersebut sangat lemah. Dari angka korelasi r = 0,004 tersebut, diperoleh koefisien
determinan r = 0,0841. Artinya lama
menggunakan narkoba mempengaruhi level KM sebesar 8,41.
2
Selanjutnya, Tabel 5 menunjukkan korelasi antara lama menggunakan narkoba dengan level KPK adalah positif. Artinya semakin lama orang menggunakan
narkoba maka level KPK akan semakin tinggi, begitu pula sebaliknya. Angka korelasi r = 0,009 yang jauh di bawah 0,5 menunjukkan bahwa keeratan hubungan linier
kedua variabel tersebut sangat lemah. Dari angka korelasi r = 0,009 tersebut, diperoleh koefisien determinan r
= 0,000016. Artinya lama menggunakan narkoba mempengaruhi level OHI sebesar 0,0016.
2
Tabel 5 di atas juga menunjukkan korelasi antara lama menggunakan narkoba dengan skor Indeks Periodontal adalah positif. Artinya semakin lama orang
menggunakan narkoba maka skor Indeks Periodontal akan semakin tinggi semakin = 0,000081. Artinya lama menggunakan narkoba
mempengaruhi level perlekatan sebesar 0,0081.
Universitas Sumatera Utara
mendekati level penyakit tahap akhir, begitu pula sebaliknya. Angka korelasi r = 0,238 yang jauh di bawah 0,5 menunjukkan bahwa keeratan hubungan linier kedua
variabel tersebut lemah. Dari angka korelasi r = 0,238 tersebut, diperoleh koefisien determinan r
2
Korelasi antara lama menggunakan narkoba dengan skor IPPD seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5 adalah positif yang mengandung arti bahwa semakin lama
orang menggunakan narkoba maka skor PBI akan semakin tinggi pula pendarahan parah, begitu pula sebaliknya. Angka korelasi r = 0,066 yang jauh di bawah 0,5
menunjukkan bahwa keeratan hubungan linier kedua variabel tersebut sangat lemah. Dari angka korelasi 0,066 tersebut, diperoleh koefisien determinan r
= 0,056644. Artinya lama menggunakan narkoba mempengaruhi skor indeks periodontal sebesar 5,6644.
2
Korelasi antara lama menggunakan narkoba dengan atrisi berdasarkan data pada Tabel 5 juga adalah positif. Artinya semakin lama orang menggunakan narkoba
maka atrisi akan semakin tinggi atrisi parah, begitu pula sebaliknya. Angka korelasi r = 0,093 yang jauh di bawah 0,5 menunjukkan bahwa keeratan hubungan linier
kedua variabel tersebut sangat lemah. Dari angka korelasi r = 0,093 tersebut, diperoleh koefisien determinan r
= 0,004356. Artinya lama menggunakan narkoba mempengaruhi skor PBI sebesar 0,4356.
2
Dari korelasi di atas, hanya korelasi antara lama menggunakan narkoba dan level KM, serta korelasi antara lama menggunakan narkoba dan skor indeks
periodontal yang signifikan 0,123 dan 0,087, karena di bawah nilai p sebesar 0,15 yang berarti ada hubungan dan pengaruh yang nyata antara lama menggunakan
= 0,008649. Artinya lama menggunakan narkoba mempengaruhi atrisi sebesar 0,8649.
Universitas Sumatera Utara
narkoba dan level KM serta lama menggunakan narkoba dan skor indeks periodontal. Namun, meski korelasi antara lama menggunakan narkoba dan kesehatan periodontal
skor IPPD, level IHO, level KPK, dan atrisi tidak signifikan, bukan berarti korelasi diatas tidak terbukti nyata, tetapi artinya belum cukup bukti untuk mengatakan bahwa
ada korelasi dan pengaruh antara lama menggunakan narkoba dengan kesehatan periodontal skor IPPD, level IHO, level KPK, dan atrisi. Hal ini kemungkinan
disebabkan minimnya jumlah sampel penelitian sehingga hasil observasinya belum bisa membuktikan teori bahwa lama menggunakan narkoba berpengaruh terhadap
kesehatan periodontal Skor IPPD, level KM, level IHO, level KPK, skor Indeks Periodontal, dan atrisi.
4.4 Pengaruh antara Ganja dan Shabu dalam Menyebabkan Perdarahan pada