PENDAHULUAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN LANDASAN TEORI METODOLOGI PENELITIAN PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ANALISIS PEMECAHAN MASALAH KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-faktor Resiko Musculoskeletal Metode-metode Aplikasi:

1.5. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika yang digunakan didalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : JUDUL LEMBAR PENGESAHAN UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN RINGKASAN

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah serta sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini berisikan sejarah dan gambaran umum perusahaan, organisasi dan manajemen serta proses produksi.

BAB III LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan teori-teori yang digunakan dalam analisis pemecahan masalah. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisikan tahapan-tahapan penelitian mulai dari persiapan hingga penyusunan laporan tugas akhir.

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisi data-data primer dan sekunder yang diperoleh dari penelitian serta pengolahan data yang membantu dalam pemecahan masalah.

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

Bab ini berisi analisis hasil pengolahan data dan pemecahan masalah.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan yang didapat dari hasil pemecahan masalah dan saran-saran yang diberikan kepada pihak perusahaan. Universitas Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Pada awalnya PT. Perkebunan Nusantara II pabrik gula Sei Semayang merupakan perusahaan Belanda dengan nama N.V. Veroning Dedeli Maatsenappij, tetapi akhirnya pada tanggal 11 Januari 1958 seluruh perusahaan bangsa Belanda yang diambil alih kepemilikannya termasuk perusahaan perkebunan Belanda berdasarkan Undang-Undang No. 84 Tahun 1958 tentang normalisasi perusahaan milik Belanda N.V.VDM yang terdiri dari 34 perusahaan. Berdasarkan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah No. 143 Tahun 1961, maka pada tanggal 1 Juni 1961, Perusahaan Perkebunan Negara baru akan diubah menjadi Perusahaan Perkebunan Sumatera Utara I yang bergerak khusus di dalam bidang pengembangan tembakau. Selanjutnya pada Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1968 dan Lembaga Negara No. 23 Tahun 1968 menyatakan bahwa Perusahaan Perkebunan Sumatera Utara I diubah menjadi Perusahaan Negara Perkebunan IX yang terdiri dari 23 perkebunan dengan luas areal 58.319,75 Ha. Setelah melakukan penelitian maka dapat memenuhi ketentuan-ketentuan untuk dialihkan bentuknya menjadi perusahaan Perseroan karena adanya permasalah dalam berbagai hal pengusaha tembakau dipasaran serta usaha pemanfaatan tanah secara khusus pada selang waktu penanaman tembakau, maka Proyek Pengembangan Industri Gula PPIG dirjen perkebunan dilakukan percobaan penanaman tebu pada tahun 1975 yang berlokasi di Tanjung Morawa, Universitas Sumatera Utara Batang Kuis dan Sei semayang walaupun sebelumnya ini bukanlah termasuk daerah penerapan tanaman tebu. Dengan dilakukan percobaan penanaman tebu, selanjutnya ditanami tembakau untuk usaha penekanan biaya umum perusahaan tembakau dari segi efektivitas dan manajemen dinilai cukup baik sehingga proyek pengembangan industri gula dan balai penelitian PTP IX sangat baik untuk masa depan yang cerah dan manfaat tanaman tebu dalam suatu proyek gula. Pada tahun 1978 dilakukan Feasibility Study dan juga telah diperoleh izin pengembangan proyek gula PTP IX, akhirnya pada tahun 1982 didirikanlah Pabrik Gula Sei Semayang PGSS.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Berdasarkan pengelompokan perusahaan gula negara, Pabrik Gula Sei Semayang dikategorikan dalam golongan D pengelompokan sesuai dengan SK Menteri Pertanian No. 59Kpst EKKU101977 yang mengelompokkan pabrik gula berdasarkan kapasitas dalam : a. Golongan A untuk pabrik dengan kapasitas 800 – 1200 ton. b. Golongan B untuk pabrik dengan kapasitas 1200 – 1800 ton. c. Golongan C untuk pabrik dengan kapasitas 1800 – 2700 ton. d. Golongan D untuk pabrik dengan kapasitas 2700 – 4000 ton. Selain Pabrik Gula Sei Semayang, PT. Perkebunan Nusantara II juga memiliki pabrik gula yang lain yaitu Pabrik Gula Kuala Madu dengan kapasitas 4000 ton. Universitas Sumatera Utara

2.3. Organisasi dan Manajemen

Pada sebuah perusahaan, organisasi dan struktur organisasi merupakan hal yang penting dalam menentukan keberhasilan dan pencapaian tujuan perusahaan. Dengan adanya organisasi di suatu perusahaan maka dapat dilihat suatu sistem birokrasi yang menggambarkan bagaimana setiap pekerjaan dilaksanakan dengan teratur dan dengan penuh tanggung jawab sehingga rencana – rencana kerja dapat dilaksanakan dengan baik serta pengawasan akan lebih mudah dilakukan. Struktur organisasi merupakan susunan yang terdiri dari fungsi – fungsi dan hubungan – hubungan yang menyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Secara fisik struktur organisasi dapat dinyatakan dalam bentuk gambar bagan yang memperlihatkan hubungan unit – unit organisasi dan garis – garis wewenang yang ada. Dengan demikian struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai ciri organisasi yang dapat dipergunakan untuk mengendalikan dan membedakan bagian – bagian organisasi, sehingga perilaku organisasi dapat secara efektif dan efisien tersalurkan dan terkendali arahnya untuk menuju tercapainya tujuan organisasi. Pembagian struktur organisasi dapat dibedakan sebagai berikut : 1. Organisasi Garis Lini Organisasi ini didasarkan atas wewenang langsung. Masing-masing manajer bertanggungjawab untuk mengumpulkan dan memproses informasi yang akan dikeluarkan deparmennya bersama-sama dengan asisten manajer dan bawahan lainnya. Universitas Sumatera Utara 2. Organisasi Lini dan Staf Pada organisasi lini dan staf, merupakan perpaduan antara organisasi lini ditambah dengan staf personil yang memberikan pelayanan pada manajernya. Struktur organisasi ini tidak hanya ada garis komando dari atas ke bawah, tetapi juga ada garis koordinasi dan pengaduan dari staf ke atasannya. 3. Organisasi Fungsional Struktur organisasi fungsional didasarkan atas kepercayaan bahwa setiap individu tidak akan menyediakan masing-maisng tenaga ahli dalam enam gugus dari tiap tenaga kerja dengan enam supervisor tersendiri. Ide ini dikembangkan oleh F. Taylor. 4. Organisasi Matriks Struktur organisasi matriks lebih banyak digunakan dalam organisasi proyek yang melibatkan beberapa spesialis ahli dari berbagai bidang untuk proyek yang sama. Struktur organisasi pada Pabrik Gula Sei Semayang PGSS adalah struktur organisasi lini. Adapun alasan digunakan struktur organisasi lini adalah didasarkan atas wewenang langsung dimana masing-masing kepala dinas bertanggungjawab untuk mengumpulkan dan memproses informasi yang akan dikeluarkan departemennya bersama-sama dengan bawahan lainnya. Struktur organisasi Pabrik Gula Sei Semayang PGSS dapat dilihat pada Gambar 2.1. Universitas Sumatera Utara Organisasi lini tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya yang diuraikan sebagai berikut : Kelebihan struktur organisasi lini : a. Kesatuan komando terjamin sepenuhnya karena pimpinan berada pada satu tangan. b. Garis komando berjalan secara tegas, karena pimpinan berhubungan langsung dengan bawahan. c. Proses pengambilan keputusan cepat. d. Karyawan yang memiliki kecakapan yang tinggi serta yang rendah dapat segera diketahui, juga karyawan yang rajin dan malas. Rasa solidaritas tinggi. Kekurangan struktur organisasi lini : a. Seluruh organisasi tergantung pada satu orang saja, apabila dia tidak mampu melaksanakan tugas maka seluruh organisasi akan terancam kehancuran. b. Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis. c. Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas. 2.3.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Dari gambar di atas dapat diuraikan tugas dan tanggung jawab dari masing – masing jabatan yang ada pada Pabrik Gula Sei Semayang. Uraian tugas dan tanggung jawab tersebut adalah sebagai berikut : 1. Manager Kewajiban : - Membantu direksi melaksanakan tugas dan kebijaksanaan yang telah digariskan perusahaan. Universitas Sumatera Utara - Melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengendaliaan, dan pengawasan di pabrik,guna menunjang usaha pokok secara efektif dan efisien. - Menyediakan informasi yang akurat dan up to date untuk kepentingan direksi dan pengambil keputusan. Wewenang : - Menyusun dan membuat rencana kerja dan anggaran perusahaan RCAP pabrik. - Menyusun program kerja di kebun yang berkaitan dengan upaya peningkatan kinerja pabrik. - Melakukan pengawasan, penganalisaan, dan melakukan tindakan perbaikan dibidang pengolahan, administrasi dan keuangan. - Melakukan konsultasi dan koordinasi dengan instansi terkait Kepolisian, Militer, Pemuka Masyarakat dalam pembinaan wilayah untuk pengamanan asset perusahaan. Tugas : - Dalam menjalankan tugasnya, manager dibantu dengan kepala dinas. - Mengendalikan kegiatan operasional pabrik. - Mengelola seluruh produksi yang dikirim dari kebun sesuai dengan kapasitas optimal pabrik dan menghasilkan produk yang berkualitas sesuai dengan standart yang telah ditetapkan nasional maupun internasional. Tanggung Jawab : - Manager pabrik bertanggung jawab terhadap direksi. Universitas Sumatera Utara 2. Kepala Dinas Pengolahan Kewajiban : - Membantu manager pabrik melaksanakan tugas dan kebijaksanaan yang telah digariskan perusahaan. - Melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengendaliaan dan pengawasan dipabrik untuk menunjang pencapaian sasaran yang telah ditetapkan manager pabrik. - Menyediakan data dean informasi yang akurat untuk kepentingan manager pabrik Wewenang : - Membantu rencana kerja jangka menengah dan jangka pendek untuk memelihara dan mengoperasi mesin peralatan. - Mengendalikan biaya operasional dipabrik agar kegiatan berjalan optimal - Memantau,mengevaluasi dan membantu tindakan perbaikan tehadap penyimpangan operasional. Tugas : - Dalam melaksanakan tugas kepala dinas pengolahan harus berkoordinasi dengan kepala dinas teknik dan bibantu oleh asisten. - Mengkoordinasi semua asisten yang dibawahinya untuk mencapai target sasaran yang sudah ditentukan. - Mengoptimalkan kerja mesin dan perlatan Tanggung jawab : - Kepala dinas pengolahan bertanggung jawab kepada manager. Universitas Sumatera Utara 3. Kepala Dinas Laboratorium Kewajiban : - Membantu manager pabrik dalam melaksanakan pekerjaan di bidang laboratorium sebagai alat kontrol. Wewenang : - Membuat rencana jangka pendek tentang operasional laboratorium. - Membuat program perawatan alat – alat laboratorium dan unit pengelolahan limbah. - Melaksanakan analisakontrol terhadap hasil kerja pengolahanperalatan. - Memeriksa dan menguasai metode, pelaksanaan dan peralatan analisa. - Pengawasan terhadap bahan – bahan pembantukimia. - Pengendalian biaya laboratorium. Tugas : - Langkah – langkah dipimpin oleh seorang staff. Tanggung Jawab : - Asisten laboratorium bertanggung jawab kepada manager. 4. Kepala Dinas Teknik Kewajiban : - Membantu manager pabrik melaksanakan tugas dan kebijaksanaan yang telah digariskan oleh perusahaan. - Melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan pengawasan pabrik untukmenunjang pencapaian sasaran yang telah ditetapkan oleh manager pabrik. Universitas Sumatera Utara - Menyediakan data dan informasi yang akurat untuk kepentingan manager perusahaan. Wewenang : - Membuat rencana jangka pendek untuk pemeliharan dan pengoperasian mesin dan instalasi. - Mengendalikan biaya operasional di pabrik agar kegiatan berjala efektif dan efisien. - Memantau, mengevaluasi dan membuat tindakan perbaikan terhadap penyimpangan operasional di pabrik. - Memberikan usul dan saran perbaikan pada manager pabrik yang dapat meningkatkan kinerja pabrik. Tugas : - Dalam menjalankan tugas , kepala dinas teknis harus berkoordinasi dengan kepala pengolahan dibantu oleh asisten. - Mengkoordinasi seluruh asisten yang dibawahinya untuk mencapai target sasaran yang tepat. - Mengoptimalkan kerja mesin peralatan agar proses produksi berjalan optimal. - Membuat laporan pertanggung jawaban. Tanggung Jawab : - Bertanggung jawab kepada manager pabrik. Universitas Sumatera Utara 5. Kepala Dinas Tata Usaha Kewajiban : - Membantu manager pabrikadministrasi dalam melaksanakan tugasnya dibidang administrasi. Wewenang : - Mengkoordinir seluruh kegiatan administrasi kantor. - Bersama dinasbagian lain menyusun rencana kerja tahunan. - Pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rencana kerja. - Pengendalian sumber dana dan penggunaan dana. - Menyimpan uang kas dan surat berharga milik perusahaan. - Melakukan inspeksi ke kantor unit dalam lingkungan pabrikkebun. - Pengamanan terhadap aset perusahaan. Tugas : - Administrasi pabrikkebun dikelolah oleh staff dengan dibantu tenaga administrasi. Bertugas mengelolah administrasi pabrikkebun secara menyeluruh. 6. Asisten Pemurnian Kewajiban : - Membantu kepala dinas pengolahan melaksanakan pekerjaan dalam proses pengolahan pada stasiun pemurnian. Wewenang : - Membuat rencana jangka pendek tentang pengadaan, perbaikan dan pengoperasian peralatan pada stasiun pemurnian. Universitas Sumatera Utara - Menyusun program perawatan peralatan. - Melaksanakan standar fisik, biaya dan mutu. - Melaksanakan inspeksi secara teratur dan membuat recording. - Pengendalian biaya dan system kerja. Tugas : - Stasiun pemurnian di pimpin oleh seorang staff dibantu oleh mandor dan tenaga administrasi bertugas memaksimalkan rendemen, menekan kehilangan dengan kualitas sebaik mungkin secara efisien. - Tanggung jawab : - Asisten pemurnian bertanggung jawab terhadap kepala dinas pengolahan. 7. Asisten Masakan Kewajiban : - Membantu kepala dinas pengolahan melaksanakan pekerjaan dalam proses pengolahan pada stasiun masakan. Wewenang : - Membuat rencana kerja jangka pendek tentang pengadaan, perbaikan dan pengoperasian peralatan pada stasiun masakan. - Meyusun program perawatan peralatan. - Melaksanakan standar fisik, biaya dan mutu. - Melaksanakan inspeksi secara teratur dan membuat recording. - Pengendalian biaya dan sistem kerja. Universitas Sumatera Utara Tugas : - Stasiun masakan dipimpin oleh seorang staff dibantu dengan mandor dan tenaga administrasi, bertugas melakukan pemasakan nira hingga terbentuk kristal gula dengan menganut prinsi efisiensi. Tanggung jawab : - Asisten masakan bertanggung jawab terhadap kepala dinas pengolahan 8. Asisten Putaran Kewajiban : - Membantu kepala dinas pengolahan melaksanakan pekerjaan dalam proses pengolahan pada sistem putaran. Wewenang : - Meyusun program perawatan peralatan. - Melaksanakan standar fisik, biaya dan mutu. - Melaksanakan inspeksi secara teratur dan membuat recording. - Pengendalian biaya dan sistem kerja. Tugas : - Stasiun putaran di pimpin oleh seorang staff dibantu oleh mandor dan tenaga administrasi bertugas memisahkan kristal dan melakukan pengeringan dengan prinsip efisien. Tanggung jawab : - Asisten putaran bertanggung jawab terhadap kepala dinas pengolahan. 9. Asisten Laboratorium Kewajiban : Universitas Sumatera Utara - Membantu tugas Kepala Asisten Laboratorium dalam pengawasan di laboratorium. Wewenang : - Mengkoordinir dan mengevaluasi kegiatan laboratorium di laboratorium. - Menganalisa dan memperbaiki hasil kerja. - Membuat rencana kerja tahunan dengan bagian lain. Tanggung Jawab : - Asisten laboratorium bertanggung jawab langsung kepada Kepala Asisten Laboratorium dibantu seorang koordinator. 10. Asisten Instrumen Kewajiban : - Membantu kepala dinas yeknik dalam melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan layout, perawatan, pengoperasian seluruh peralatan pabrik, kantor, perumahan, pembangkit yang berkaitan dengan listrikinstrument. Wewenang : - Membuat rencana jangka pendek dalam hal pengadaan, perbaikan dan penggunaan peralatan-peralatan listrik instrumen. - Menyusun program perawatan peralatan listrik dan instrument. - Melaksanakan standar baik biaya, fisisk maupun mutu sesuai dengan ketetapan. - Melakukan inspeksi secara teratur. Universitas Sumatera Utara - Memantau menganalisa dan memperbaiki pekerjan dibidang listrik instrument. Tugas : - Bidang listrik instrument dipimpin oleh seorang staff dan dibantu oleh mandor, bertugas mengolah peralatan listrik dan sumber daya lainnya yang berkaitan. Tanggung jawab : - Asisten listrik instrument brtanggung jawab terhadap kepala dinas teknik. 11. Asisten Gilingan Kewajiban : - Membantu kepala bidang teknik dalam melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan perencanaaan, perawatan, pengoperasian,stasiun gilingan. Wewenang : - Membuat rencana jangka pendek tentang pengadaan perbaikan dan penanganaan peralatan pada stasiun gilingan. - Menyusun program perawatan mesin peralatan stasiun gilingan. - Melaksanakan standat fisik, biaya, dan mutu yang telah ditetapkan. - Melakukan inventaris fisik. - Memantau, menganalisa, dan memperbaiki hasil kegiatan distasiun gilingan. - Membuat laporan pertanggung jawaban hasil kerja. Universitas Sumatera Utara Tugas : - Stasiun ini dipimpin oleh seorang staff yang bertugas mengolah peralatan dan tenaga kerjapada stasiun gilingan dengan melaksanakan tugasnya dibantu mandor. Tanggung jawab : - Asisten milling bertanggung jawab terhadap kepala dinas teknik. 12. Asisten Work Shop Kewajiban : - Membantu kepala bidang tekni dalam melakukan pekerjaan mengolah workshop. - Mewakili kepala bidang teknik bila tidak berada ditempat. Wewenang : - Membuata rencana jangka pendek dalam pengadaan perbaikan modifikasi dan penggunaan mesin peralatan work shop. - Menyusun program perawatan peralatan work shop. - Melaksanakan standart biaya, fisik, dan mutu. - Memantau, mengevaluasi, dan memperbaiki hasil kerja work shop. Tugas : - Work shop dipimpin oleh seorang staff dan dibantu oleh mandor serta tenaga administrasi. Asisten work shop bertugas untuk melayani perbaikan, pembuatan peralatan suku cadang pabrik. Universitas Sumatera Utara Tanggung jawab : - Asisten work shop bertanggung jawab kepada kepala dinas teknik. 13. Asisten Cane Yard Kewajiban : - Membantu manager pabrik di cane yard. Wewenang : - Menentukan operasi cane staker, forklift, traktor, dll. - Menyusun anggaran dan program perawatan peralatan yang dipergunakan di cane yard beserta keberhasilannya. - Pengawasan dan pengendalian biaya serta operasi cane yard . - Menjaga kebersihan halaman, lingkungan, jalan saluran air, pasar dan infrastruktur lainya milik pabrik. 14. Asisten Gudang HasilMaterial Kewajiban : - Membantu Kepala Asisten Tata Usaha dalam mengawasi bagian gudang di pabrik. Wewenang : - Melakukan pemeriksaan di gudang material dan gudang hasil. - Melakukan inspeksi secara teratur. - Menyusun laporan mengenai jumlah barang masuk dan keluar. Tanggung Jawab : - Asisten gudang bertanggung jawab kepada Kepala Asisten Tata Usaha dalam melakukan pengawasan di gudang dibantu seorang koordinator. Universitas Sumatera Utara 15. Asisten Keuangan Kewajiban : - Membantu Kepala Tata Usaha dalam pengawasan di bagian akuntansi, financial, perencanaan perusahaan. Wewenang : - Mengkoordinir semua kegiatan adminisrasi perkantoran . - Bersama dinas bagian lain menyusun rencana kerja tahunan. - Pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rencana kerja. - Pengendalian sumber dana dan penggunaan dana. - Menyimpan uang kas dan surat-surat berharga milik perusahaan. - Melakukan inspeksi kekantor unit dalam lingkup pabrik kebun. - Pengamanan asset perusahaan. Tugas : - Administrasi pabrik kebun dikelola oleh seorang staff dan dibantu oleh tenaga administrasi. Bertugas mengolah administrasi pabrik kebun secara menyeluruh. Tanggung jawab : - Bertanggung jawab langsung kepada Kepala Asisten Tata Usaha mengenai kondisi kantor dibantu seorang koordinator. 16. Asisten SDM dan Umum Kewajiban : - Membantu Kepala Tata Usaha dalam mengawasi bagian umum perusahaan. Universitas Sumatera Utara Wewenang : - Mengelola sumber daya yang ada pada perusahaan. - Mengelola perkoprasian perusahaan. - Sebagai hubungan masyarakat perusahaan. Tugas : - Membantu Kepala Asisten Tata Usaha melakukan pengawasan pada bagian umum seperti personalia dan koperasi. 17. Perwira Pengamanan Kewajiban : - Membantu manager pabrik administrasi dalam melaksanakan tugasnya dibidang keamanan. - Melakukan patroli inspeksi secara sistematis. - Pengamanan terhadap asset perusahaan, tenagakerja beserta keluarganya. - Menganalisa dan memperbaiki serta miningkatkan hasil kerja dibidang keamanan. Tugas : - Menjaga keamanan pabrik dan asset –asset yang dimilikinya. AskamPapam dipimpin oleh seorang bintara TNI-POLRI yang dibantu oleh hansip. Tanggung jawab : - Askam Papam bertanggung jawab kepada administrasi papam PTPN II dikantor direksi. Universitas Sumatera Utara Manajer Kepala Dinas Pengolahan Ass. Pemurnian Ass. Evaporasi Talodura Ass. Masakan Ass. Putaran Kepala Laboratorium Ass. Laboratorium Ass. Limbah Ass. Water Treatment Kepala Dinas Teknik Ass. Gilingan Ass. Listrik Powerplant Ass. Workshop Ass. Instrument Ass. Can Yard Kepala Dinas TU Ass. Gudang Hasil Ass. Admie Keuangan Ass. SDM dan Umun Ass. Timbangan Ass. Bag TeknikTranspor PAPAM Gambar 2.1. Struktur Pabrik Gula Sei Semayang Universitas Sumatera Utara

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Ergonomi

Istilah ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu “ergon” berarti kerja dan “nomos” berarti aturan atau hukum alam dan dapat didefenisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desainperancangan. 1 Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah, dan tempat rekreasi. Di dalam ergonomi dibuthkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya. Ergonomi disebut juga sebagai “Human Factors”. Ergonomi juga digunakan oleh berbagai macam ahliprofesional pada bidangnya misalnya : ahli anatomi, arsitektur, perancangan produk industri, fisika, fisioterapi, terapi pekerja, psikologi, dan teknik industri. Penerapan faktor ergonomi lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah untuk desain dan evaluasi produk. Produk-produk ini haruslah dapat dengan mudah diterapkan dimengeri dan digunakan pada sejumlah populasi masyarakat tertentu tanpa mengakibatkan bahayaresiko dalam penggunaannya. Permasalahan yang berkaitan dengan faktor ergonomi umumnya disebabkan oleh adanya ketidaksesuaian antara pekerja dan lingkungan kerja Universitas Sumatera Utara secara menyeluruh termasuk peralatan kerja. Hubungan antara manusia pekerja dan mesin serta peralatan-peralatan dan lingkungan kerja dapat dilihat sebagai hubungan yang unik karena interaksi antara hal-hal di atas yang membentuk sistem kerja tidak terlampau sederhana bahkan melibatkan berbagai disiplin ilmu, salah satunya ilmu tentang tubuh manusia. Ilmu-ilmu terapan yang banyak berhubungan dengan fungsi tubuh manusia adalah anatomi dan fisiologi. Selain itu juga diperlukan pengetahuan dasar tentang sistem dan fungsi kerangka otot dan dimensi tubuh manusia. Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah : 1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja. 2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontrak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif. 3. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.

3.1.1. Keluhan Musculoskeletal

Keluhan musculoskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat Universitas Sumatera Utara sakit. 3 Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Keluhan hingga kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan dengan keluhan musculoskeletal disorders MSDs atau cedera pada sistem muskuloskeletal Grandjean, 1993; Lemasters, 1996. Secara garis besar keluhan otot dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu : 1. Keluhan sementara reversible, yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat otot menerima beban statis, namun demikian keluhan tersebut akan segera hilang apabila pembebanan dihentikan. 2. Keluhan menetap persistent, yaitu keluhan otot yang bersifat menetap. Walaupun pembebanan kerja telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot masih terus berlanjut. Studi tentang MSDs pada berbagai jenis industri telah banyak dilakukan dan hasil studi menunjukkan bahwa bagian otot yang sering dikeluhkan adalah otot rangka skeletal yang meliputi otot leher, bahu, lengan, tangan, jari, punggung, pinggang dan otot-otot bagian bawah. Di antara keluhan otot skeletal tersebut, yang banayk dialami oleh pekerja adalah otot bagian pinggang low back pain =LBP. Keluhan otot skeletal pada umumnya terjadi karena konstraksi otot yang berlebihan akibat pemberian beban kerja yang terlalu berat dengan durasi pembebanan yang panjang. Sebaliknya, keluhan otot kemungkinan tidak terjadi apabila kontraksi otot hanya berkisar antara 15-20 dari kekuatan otot maksimum. Namun apabila kontraksi otot melebihi 20 , maka peredaran darah Universitas Sumatera Utara ke otot berkurang menurut tingkat kontraksi yang dipengaruhi oleh besarnya tenaga yang diperlukan. Suplai oksigen ke otot menurun, proses metabolisme karbohidrat terhambat dan sebagai akibatnya terjadi penimbunan asam laktat yang menyebabkan timbulnya rasa nyeri otot. Peter Vi 2000 menjelaskan bahwa, terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya keluhan otot skeletal adalah : 1. Peregangan Otot yang Berlebihan Peregangana otot yang berlebihan over exertion pada umumnya sering dikeluhkan oleh pekerja di mana aktivitas kerjanya menuntut pengerahan tenaga yang besar seperti aktivitas mengangkat, mendorong, menarik, dan menahan beban yang berat. 2. Aktivitas Berulang Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus seperti pekerjaan mencangkul, membelah kayu besar, angkat-angkut dsb. Keluhan otot terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja secara terus menerus tanpa memperoleh kesempatan unutk relaksasi. 3. Sikap Kerja Tidak Alamiah Sikap kerja tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi bagian-bagian tubuh bergerak menjauhi posisi alamiah, misalnya pergerakan tangan terangkat, punggung terlalu membungkuk, kepala terangkat. Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka semakin tinggi pula resiko terjadinya keluhan otot skeletal. Sikap kerja tidak alamiah ini pada Universitas Sumatera Utara umumnya karena karakteristik tuntutan tugas, alat kerja dan stasiun kerja tidak sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan pekerja. Berdasarkan rekomendasi dari Occupational Safety and Health Administration OSHA, tindakan ergonomik untuk mencegah adanya sumber penyakit adalah melalui dua cara, yaitu rekayasa teknik desain stasiun dan alat kerja dan rekayasa manajemen kriteria dan organisasi kerja. Langkah preventif ini dimaksudkan untuk mengeleminir overexertion dan mencegah adanya sikap kerja tidak alamiah. 1. Rekayasa Teknik Rekayasa teknik pada umumnya dilakukan melalui pemilihan beberapa alternatif sebagai berikut : a. Eliminasi, yaitu dengan menghilangkan sumber bahaya yang ada. Hal ini jarang bisa dilakukan mengingat kondisi dan tuntutan pekerjaan yang mengharuskan untuk menggunakan peralatan yang ada. b. Substitusi, yaitu mengganti alatbahan lama dengan alatbahan baru yang aman, menyempurnakan proses produksi dan menyempurnakan prosedur penggunaan peralatan. c. Partisi, yaitu melakukan pemisahan antara sumber bahaya dengan pekerja, sebagai contoh, memisahkan ruang mesin yang bergetar dengan ruang kerja lainnya, pemasangan alat peredam getaran. d. Ventilasi, yaitu dengan menambah ventilasi untuk mengurangi resiko sakit, misalnya akibat suhu udara yang terlalu panas. Universitas Sumatera Utara 2. Rekayasa Manajemen Rekayasa manajemen dapat dilakukan melalui tindakan-tindakan sebagai berikut : a. Pendidikan dan Pelatihan Melalui pendidikan dan pelatihan, pekerja menjadi lebih memahami lingkungan dan alat kerja sehingga diharapkan dapat melakukan penyesuaian dan inovatif dalam melakukan upaya-upaya pencegahan terhadap resiko sakit akibat kerja. b. Pengaturan Waktu Kerja dan Istirahat yang Seimbang Pengaturan waktu kerja dan istirahat yang seimbang, dalam arti disesuaikan dengan kondisi lingkungan kerja dan karakteristik pekerjaan, sehingga dapat mencegah paparan yang berlebihan terhadap sumber bahaya. c. Pengawasan yang Intensif Melalui pengawasan yang intensif dapat dilakukan pencegahan secara lebih dini terhadap kemungkinan terjadinya resiko sakit akibat kerja. 3.1.2.PLIBEL : Suatu Metode Penilaian untuk Identifikasi Resiko Ergonomi 3.1.2.1.Latar Belakang Swedish Work Environment Act menetapkan bahwa pemberi kerja harus menyelidiki bahaya dalam pekerjaan, menyusun rencana tindakan dan mengorganisir dan mengevaluasi modifikasi-modifikasi pekerjaan. Oleh sebab itu, Universitas Sumatera Utara hal ini juga menjadi perhatian untuk Inspektorat Tenaga Kerja Pemerintah untuk mempelajari kondisi-kondisi dan perbaikan-perbaikan di dalam tempat kerja. “Metode untuk mengidentifikasi faktor-faktor ketegangan musculoskeletal yang dapat menyebabkan dampak yang merugikan” PLIBEL dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan seperti itu. PLIBEL sudah digunakan di dalam beberapa penelitian ergonomi dan sebagai suatu alat di bidang pendidikan. PLIBEL sudah diperkenalkan ke berbagai bagian dari dunia dan diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa Kemmlert, 1995, 1996a, 1996b, 1997. PLIBEL merupakan suatu alat checklist yang sederhana untuk memeriksa penyebab utama resiko musculoskeletal serta hubungannya dengan penilaian tempat kerja. Aspek waktu, lingkungan dan organisasi juga turut menjadi pertimbangan dalam metode ini sebagai faktor-faktor pengubah. Checklist tersebut dirancang agar setiap item yang biasanya diperiksa pada suatu penilaian tempat kerja terhadap resiko ergonomi akan tercatat dan dihubungkan dengan lima bagian tubuh. Hanya karakteristik pekerjaan tertentu yang digambarkan dan didokumentasikan seperti resiko ergonomi pada jurnal dan buku teks yang terdaftar. Jika terdapat suatu pertanyaan yang tidak relevan terhadap suatu daerah tubuh tertentu, danatau jika dokumentasi yang ada tidak ditemukan di dalam literatur, hal tersebut ditunjukkan pada bidang abu-abu dalam daftar dan tidak perlu dijawab. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1. Form PLIBEL Bagian I: Faktor-faktor Resiko Musculoskeletal Metode-metode Aplikasi: 1 Temukan bagian tubuh yang sakit, jawab ya atau tidak pada pertanyaan yang sesuai. 2 Jawab pertanyaan, kemudian nilai bagian-bagian tubuh yang berpotensi untuk resiko cedera. Pertanyaan-pertanyaan seputar resiko cedera musculoskeletal Bagian-bagian Tubuh Leher, Bahu, Punggung Bagian Atas Siku, Lengan Bawah, dan Tangan Kaki Lutut dan Pinggul Punggung Bagian Bawah 1: Apakah permukaan berjalan tidak seimbang, miring, tidak berpegasulet atau licin? 2: Apakah ruang terlalu terbatas untuk pergerakan kerja atau material kerja? 3: Apakah perkakas dan peralatan dirancang tidak sesuai untuk pekerja atau pekerjaan? 4: Apakah tinggi kerja tidak sesuai? 5: Apakah kursi kerja dirancang kurang baik atau tidak sesuai? 6: Jika pekerjaan dilakukan dengan berdiri, apakah tidak ada kemungkinan untuk duduk dan beristirahat? Tabel 3.1. Form PLIBEL lanjutan Universitas Sumatera Utara

Bagian I: Faktor-faktor Resiko Musculoskeletal Metode-metode Aplikasi:

1 Temukan bagian tubuh yang sakit, jawab ya atau tidak pada pertanyaan yang sesuai. 2 Jawab pertanyaan, kemudian nilai bagian-bagian tubuh yang berpotensi untuk resiko cedera. Pertanyaan-pertanyaan seputar resiko cedera musculoskeletal Bagian-bagian Tubuh Leher, Bahu, Punggung Bagian Atas Siku, Lengan Bawah, dan Tangan Kaki Lutut dan Pinggul Punggung Bagian Bawah 7: Apakah kelelahan pada pijakan kaki terjadi? 8: Apakah kelelahan kaki pada saat bekerja terjadi? Seperti:... a Pijakan yang berulang pada bangku, langkah, dll. b Lompatan-lompatan yang berulang, berjongkok lama atau berlutut? Tabel 3.1. Form PLIBEL lanjutan Bagian I: Faktor-faktor Resiko Musculoskeletal Universitas Sumatera Utara Metode-metode Aplikasi: 1 Temukan bagian tubuh yang sakit, jawab ya atau tidak pada pertanyaan yang sesuai. 2 Jawab pertanyaan, kemudian nilai bagian-bagian tubuh yang berpotensi untuk resiko cedera. Pertanyaan-pertanyaan seputar resiko cedera musculoskeletal Bagian-bagian Tubuh Leher, Bahu, Punggung Bagian Atas Siku, Lengan Bawah, dan Tangan Kaki Lutut dan Pinggul Punggung Bagian Bawah c Satu kaki digunakan lebih sering untuk menyokong tubuh? 9: Apakah pekerjaan berulang terjadi pada saat punggung: a Agak bungkuk ke depan? b Sangat bungkuk ke depan? c Bengkok menyamping atau agak membelit? d Sangat membelit? Tabel 3.1. Form PLIBEL lanjutan Bagian I: Faktor-faktor Resiko Musculoskeletal Metode-metode Aplikasi: 1 Temukan bagian tubuh yang sakit, jawab ya atau tidak pada pertanyaan yang sesuai. Universitas Sumatera Utara 2 Jawab pertanyaan, kemudian nilai bagian-bagian tubuh yang berpotensi untuk resiko cedera. Pertanyaan-pertanyaan seputar resiko cedera musculoskeletal Bagian-bagian Tubuh Leher, Bahu, Punggung Bagian Atas Siku, Lengan Bawah, dan Tangan Kaki Lutut dan Pinggul Punggung Bagian Bawah 10: Apakah pekerjaan berulang terjadi pada leher: a Bungkuk ke depan? b Bengkok menyamping atau agak membelit? c Sangat membelit? d Lurus ke belakang? 11: Apakah beban diangkat secara manual? Catatan faktor-faktor yang penting: a Periode pengangkatan yang berulang b Berat dari beban c Genggaman yang tidak alami pada beban d Lokasi yang tidak alami pada beban di awal atau akhir pengangkatan Tabel 3.1. Form PLIBEL lanjutan Bagian I: Faktor-faktor Resiko Musculoskeletal Metode-metode Aplikasi: 1 Temukan bagian tubuh yang sakit, jawab ya atau tidak pada pertanyaan yang sesuai. Universitas Sumatera Utara 2 Jawab pertanyaan, kemudian nilai bagian-bagian tubuh yang berpotensi untuk resiko cedera. Pertanyaan-pertanyaan seputar resiko cedera musculoskeletal Bagian-bagian Tubuh Leher, Bahu, Punggung Bagian Atas Siku, Lengan Bawah, dan Tangan Kaki Lutut dan Pinggul Punggung Bagian Bawah e Pengangkatan melebihi tinggi lengan bawah f Pengangkatan di bawah tinggi lutut g Pengangkatan di atas bahu 12: Apakah pekerjaan berulang, pengangkatan yang tidak nyaman, mendorong atau menarik beban terjadi? 13: Apakah pekerjaan terjadi pada saat salah satu lengan menjangkau ke depan atau ke samping tanpa sokongan? 14: Adakah terdapat pengulangan pada: a Gerakan-gerakan kerja yang serupa? Tabel 3.1. Form PLIBEL lanjutan Bagian I: Faktor-faktor Resiko Musculoskeletal Metode-metode Aplikasi: 1 Temukan bagian tubuh yang sakit, jawab ya atau tidak pada pertanyaan yang sesuai. 2 Jawab pertanyaan, kemudian nilai bagian-bagian tubuh yang berpotensi untuk resiko cedera. Universitas Sumatera Utara Pertanyaan-pertanyaan seputar resiko cedera musculoskeletal Bagian-bagian Tubuh Leher, Bahu, Punggung Bagian Atas Siku, Lengan Bawah, dan Tangan Kaki Lutut dan Pinggul Punggung Bagian Bawah b Gerakan-gerakan kerja yang serupa melebihi jarak jangkauan yang nyaman? 15: Apakah pekerjaan manual yang berulang terjadi? Faktor-faktor yang penting seperti: a Beratbeban dari material kerja atau perkakas b Genggaman yang tidak alami pada material kerja atau perkakas 16: Apakah ada tuntutan yang tinggi untuk kapasitas visual? 17: Apakah pengulangan kerja dengan lengan bawah dan tangan terjadi dengan: a Gerakan-gerakan membelit? b Gerakan-gerakan yang kuat? c Posisi tangan yang tidak nyaman? d Saklar atau papan tombol? Tabel 3.1. Form PLIBEL lanjutan Skor Faktor-faktor Resiko Musculoskeletal Universitas Sumatera Utara Leher, Bahu, Punggung Bagian Atas Siku, Lengan Bawah, dan Tangan Kaki Lutut dan Pinggul Punggung Bagian Bawah Jumlah Persentase

Bagian II: Faktor-faktor Resiko yang Berhubungan dengan Lingkungan Organisasi