13
kewajaran laporan keuangan auditan atau karena auditor tidak independen dalam hubungannya dengan klien.
2.1.2 Going Concern
Going concern ialah kemampuan dari sebuah badan usaha untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Menurut Gary dan Manson 2000
dalam Doris 2010, going concern adalah salah satu konsep yang paling penting yang mendasari pelaporan keuangan .
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan ketidakpastian mengenai kemampuan badan usaha tersebut untuk mempertahankan keberlangsungan
usahanya Arens,2002 : 66 : a. Kerugian operasi atau kekurangan modal kerja yang berulang dan
signifikan. b. Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya ketika jatuh
tempo. c. Kehilangan pelanggan utama, terjadi bencana yang tidak dijamin oleh
asuransi seperti gempa bumi, banjir, atau masalah ketenagakerjaan yang tidak biasa.
d. Pengadilan, perundang-undangan, atau hal-hal serupa lainnya yang sudah terjadi dan dapat membahayakan kemampuan entitas untuk beroperasi.
Universitas Sumatera Utara
14
Audit report dengan modifikasi mengenai going concern mengindikasikan bahwa dalam penilaian auditor terdapat resiko perusahaan tidak dapat bertahan
dalam bisnis. Auditor harus mempertimbangkan hasil dari operasi, kondisi ekonomi yang mempengaruhi perusahaan, kemampuan pembayaran hutang,
dan kebutuhan likuiditas di masa yang akan datang.
2.1.3 Opini Audit Going Concern
Ketika auditor menyimpulkan bahwa terdapat keraguan yang besar mengenai kemampuan dari badan usaha untuk mempertahankan keberlangsungan usahanya,
maka pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan harus diterbitkan.
SA Seksi 341 memberikan pedoman bagi auditor tentang dampak kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya terhadap opini
auditor yaitu: a. Tanggung Jawab Auditor
Auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit. Jika auditor yakin bahwa terdapat
kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, maka auditor tersebut harus:
Universitas Sumatera Utara
15
1. Memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang ditujukan untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut, dan menentukan
apakah kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat secara efektif dilaksanakan.
2. Setelah auditor mengevaluasi rencana manajemen, kemudian auditor mengambil kesimpulan apakah masih memiliki kesangsian besar
mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas.
b. Prosedur Audit Auditor tidak perlu merancang prosedur audit dengan tujuan tunggal untuk
mengidentifikasi kondisi dan peristiwa yang, jika dipertimbangkan secara keseluruhan, menunjukkan bahwa terdapat kesangsian besar mengenai
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas. Berikut ini adalah contoh prosedur yang dapat mengidentifikasi
kondisi atau peristiwa tersebut: 1. Prosedur analitik
2. Review terhadap peristiwa kemudian 3. Review terhadap kepatuhan terhadap syarat-syarat utang dan perjanjian
penarikan utang. 4. Pembacaan notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan komite
atau panitia penting yang dibentuk.
Universitas Sumatera Utara
16
5. Permintaan keterangan kepada penasihat hukum entitas tentang perkara pengadilan, tuntutan, dan pendapatnya mengenai hasil suatu perkara
pengadilan yang melibatkan entitas tersebut. 6. Konfirmasi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan
pihak ketiga mengenai rincian perjanjian penyediaan atau pemberian bantuan keuangan.
c. Pertimbangan atas kondisi dan peristiwa Auditor dapat mengidentifikasi informasi mengenai kondisi atau peristiwa
tertentu yang, jika dipertimbangkan secara keseluruhan, menunjukkan adanya kesangsian besar tentang kemampuan entitas dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas. Signifikan atau tidaknya kondisi atau peristiwa tersebut akan tergantung atas keadaan, dan beberapa
diantaranya kemungkinan hanya menjadi signifikan jika ditinjau bersama-sama dengan kondisi atau peristiwa yang lain. Berikut ini adalah contoh kondisi dan
peristiwa tersebut: 1. Tren negatif - sebagai contoh, kerugian operasi yang berulangkali terjadi,
kekurangan modal kerja, arus kas negatif dari kegiatan usaha, rasio keuangan penting yang tidak baik.
2. Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan - sebagai contoh, kegagalan dalam memenuhi kewajiban utangnya atau perjanjian serupa,
penunggakan pembayaran dividen, penolakan oleh pemasok terhadap pengajuan permintaan pembelian kredit biasa, rektrukturisasi utang,
Universitas Sumatera Utara
17
kebutuhan untuk mencari sumber atau metode pendanaan baru, atau penjualan sebagian besar aktiva.
3. Masalah intern - sebagai contoh, pemogokan kerja atau kesulitan hubungan perburuhan yang lain, ketergantungan besar atas sukses projek
tertentu, komitmen jangka panjang yang tidak bersifat ekonomis, kebutuhan untuk secara signifikan memperbaiki operasi.
4. Masalah luar yang telah terjadi - sebagai contoh, pengaduan gugatan pengadilan, keluarnya undang-undang, atau masalah-masalah lain yang
kemungkinan membahayakan kemampuan entitas untuk beroperasi; kehilangan franchise, lisensi atau paten penting; kehilangan pelanggan
atau pemasok utama; kerugian akibat bencana besar seperti gempa bumi, banjir, kekeringan, yang tidak diasuransikan atau diasuransikan namun
dengan pertanggungan yang tidak memadai. d. Pertimbangan atas rencana manajemen
Auditor melakukan pertimbangan atas rencana manajemen berkenaan dengan pemberian opini going concern, yaitu :
1. Jika manajemen tidak memiliki rencana untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa terhadap kemampuan satuan usaha dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya, maka auditor mempertimbangkan untuk memberikan pernyataan tidak memberikan
pendapat disclaimer opinion. Jika auditor berkesimpulan bahwa rencana
Universitas Sumatera Utara
18
tersebut tidak efektif , maka auditor menyatakan tidak memberikan pendapat disclaimer opinion.
2. Jika manajemen memiliki rencana untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa diatas, maka auditor menyimpulkan berdasarkan
pertimbangannya atas efektivitas rencana tersebut, yaitu : a Jika auditor berkesimpulan bahwa rencana tersebut tidak efektif, maka
auditor menyatakan tidak memberikan pendapat disclaimer opinion b Jika auditor berkesimpulan bahwa rencana tersebut efektif dan klien
mengungkapkan keadaan tersebut dalam catatan atas laporan keuangan, maka auditor menyatakan pendapat wajar tanpa
pengecualian unqualified opinion c Jika auditor berkesimpulan rencana tersebut efektif akan tetapi klien
tidak mengungkapkannya dalam catatan atas laporan keuangan, maka auditor menyatakan pendapat tidak wajar adverse opinion
e. Pertimbangan dampak informasi kelangsungan hidup entitas terhadap laporan auditor
Apabila setelah mempertimbangkan rencana manajemen, auditor berkesimpulan terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan satuan usaha
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, auditor harus mempertimbangkan dampak yang kemungkinan timbul atas laporan
Universitas Sumatera Utara
19
keuangan dan cukup atau tidaknya pengungkapannya. Beberapa informasi yang dapat diungkapkan meliputi :
a Kondisi atau peristiwa yang menimbulkan kesangsian besar mengenai kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
dalam jangka waktu pantas. b Dampak yang mungkin ditimbulkan oleh peristiwa atau kondisi tersebut.
c Evaluasi manajemen terhadap signifikan atau tidaknya kondisi atau peristiwa dan faktor-faktor yang melemahkan dampak negatifnya,
d Kemungkinan diberhentikannya operasi suatu waktu. e Rencana manajemen termasuk informasi keuangan prospektif yang
relevan. f Informasi mengenai kemungkinan pulihnya kembali keadaan satuan usaha,
atau klasifikasi aktiva yang dicatat atau klasifikasi utang.
SA Seksi 508 PSA No. 29
Apakah ada kondisi dan atau peristiwa
yang berdampak terhadap
kelangsungan hidup entitas?
Universitas Sumatera Utara
20
Ya
Ya Tidak
Ya Tidak
Ya Tidak
Tidak Ya
Gambar 2.1 Pedoman Pernyataan Pendapat Going Concern
Sumber: IAI,2001: SA Seksi 341.Lampiran 2.1.4 Kualitas Audit
Auditor memiliki tanggung jawab yang besar dalam menghasilkan informasi berkualitas tinggi yang akan berguna bagi para pemakai laporan
keuangan dalam pengambilan keputusan. Auditor yang memilki kualitas yang
Apakah auditor sangsi atas
kelangsungan hidup entitas?
Apakah ada rencana
manjemen?
Apakah rencana manjemen dapat
dilaksanakan?
Tidak memberikan
pendapat Tidak
memberikan pendapat
Apakah cukup pengungkapan?
Pendapat wajar tanpa
pengecualian Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan
paragraf penjelasan berkaitan dengan kelangsungan hidup entitas atau penekanan
atas suatu hal Emphasis of a Master Pendapat wajar
dengan pengecualian atau pendapat tidak
wajar
Universitas Sumatera Utara
21
baik akan lebih cenderung mengeluarkan opini audit going concern terhadap perusahaan yang memang seharusnya mendapatkan opini tersebut.
Kualitas audit diproksikan dengan kantor akuntan publik KAP yang berafiliasi dengan The Big Four maupun dengan Non Big Four. Umumnya KAP
the big four memiliki kualitas audit yang lebih baik dibanding dengan non big four. Ukuran kantor akuntan publik the big four didasarkan atas besarnya jumlah
pendapatan yang diterima atas jasa audit atau jasa lainnya. Kantor Akuntan Publik dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu kantor
akuntan publik yang berafiliasiasi dengan KAP yang Big Four dan kantor akuntan publik lainnya.Kategori KAP the big four di Indonesia :
1. KAP Deloitte Touche Thomatsu, yang bekerja sama dengan KAP Osman Bing Satrio dan rekan.
2. KAP Ernst dan Young, yang bekerja sama dengan KAP Purwantoro, Sarwoko dan Sandjaja.
3. KAP Price Waterhouse, yang bekerja sama dengan KAP Haryanto Sahari dan rekan.
4. KAP KPMG Klynveld Peat Marwick Goerdeler, yang bekerja sama dengan KAP Siddharta-Siddharta dan Widjaja.
2.1.5 Opini Audit Tahun Sebelumnya