59
concern. Namun hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Januarti 2009 yang diproksikan dengan auditor industry specialization yang
membuktikan bahwa kualitas audit berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.
4.3.2. Hubungan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern.
Variabel opini audit tahun sebelumnya, menunjukkan nilai koefisien positif sebesar 6,568 dengan signifikansi sebesar 0,000 dan lebih
kecil dari 0,05 5 artinya variabel ini memiliki hubungan yang searah dan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini going concern.
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Tamba 2009, Tampubolon 2011, dan Putri 2011 yang menemukan bahwa
opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Hasil temuan ini memberikan bukti empiris bahwa
auditor dalam menerbitkan opini audit going concern akan
mempertimbangkan opini audit going concern yang telah diterima oleh auditee pada tahun sebelumnya.
4.3.3. Hubungan Leverage terhadap Opini Audit Going Concern.
Variabel leverage yang diproksikan dengan debt to equity ratio DER, menunjukkan nilai koefisien negatif sebesar 0,006 dengan
signifikansi sebesar 0,864 dan lebih besar dari 0,05 5 artinya variabel
Universitas Sumatera Utara
60
ini memiliki arah hubungan yang berlawanan dan tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Tampubolon 2011 yang menemukan bahwa leverage tidak berpengaruh
terhadap penerimaan opini audit going concern. Namun hal ini bertolak belakang dengan penelitian Sinaga 2009 dengan hasil leverage DER
berpengaruh pada penerimaan opini audit going concern. Alasan keputusan going concern dapat dilihat karena faktor lain seperti potensi
kebangkrutan perusahaan, kondisi ekonomi krisis finansial global, dan lain-lain.
4.3.4. Hubungan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Opini Audit
Going Concern.
Variabel pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan pertumbuhan penjualan memiliki koefisien negatif sebesar 0,010 dengan
tingkat signifikansi 0,512 dan lebih besar dari 0,05 5 artinya bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap terhadap
penerimaan opini audit going concern. Tanda koefisien yang negatif menunjukkan hubungan yang
berlawanan arah, yang berarti semakin tinggi rasio pertumbuhan penjualan perusahaan semakin baik pula perusahaan mempertahankan eksistensinya
dalam dunia bisnis sehingga semakin kecil pula kemungkinan auditor memberikan opini audit going concern.
Universitas Sumatera Utara
61
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Doris 2010 dan Aruan 2011 yang menemukan bahwa pertumbuhan
perusahaan tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern dan juga memberikan bukti bahwa pertumbuhan perusahaan yang diproksikan
dengan penjualan tidak menjadi pertimbangan dalam memberikan opini audit going concern.
Universitas Sumatera Utara
62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan