21
baik akan lebih cenderung mengeluarkan opini audit going concern terhadap perusahaan yang memang seharusnya mendapatkan opini tersebut.
Kualitas audit diproksikan dengan kantor akuntan publik KAP yang berafiliasi dengan The Big Four maupun dengan Non Big Four. Umumnya KAP
the big four memiliki kualitas audit yang lebih baik dibanding dengan non big four. Ukuran kantor akuntan publik the big four didasarkan atas besarnya jumlah
pendapatan yang diterima atas jasa audit atau jasa lainnya. Kantor Akuntan Publik dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu kantor
akuntan publik yang berafiliasiasi dengan KAP yang Big Four dan kantor akuntan publik lainnya.Kategori KAP the big four di Indonesia :
1. KAP Deloitte Touche Thomatsu, yang bekerja sama dengan KAP Osman Bing Satrio dan rekan.
2. KAP Ernst dan Young, yang bekerja sama dengan KAP Purwantoro, Sarwoko dan Sandjaja.
3. KAP Price Waterhouse, yang bekerja sama dengan KAP Haryanto Sahari dan rekan.
4. KAP KPMG Klynveld Peat Marwick Goerdeler, yang bekerja sama dengan KAP Siddharta-Siddharta dan Widjaja.
2.1.5 Opini Audit Tahun Sebelumnya
Universitas Sumatera Utara
22
Pada umumnya, ketika auditor menerbitkan pendapat opini audit going concern di tahun yang sebelumnya terhadap perusahaan yang diauditnya, maka
ada kemungkinan besar bahwa auditor tersebut akan mengeluarkan opini going concern juga pada tahun berikutnya, oleh karena itulah opini audit tahun
sebelumnya berpengaruh positif terhadap opini audit going concern. Mutchler 1985 dalam Tamba 2009 menguji pengaruh ketersediaan
informasi publik terhadap prediksi opini audit going concern, yaitu tipe opini audit yang telah diterima perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa model
discriminant analysis yang memasukkan tipe opini audit tahun sebelumnya mempunyai akurasi prediksi keseluruhan yang paling tinggi sebesar 89,9 persen
dibanding model yang lain. Mutchler 1985 dalam Tamba 2009 juga melakukan wawancara dengan praktisi auditor yang menyatakan bahwa perusahaan yang
menerima opini audit going concern pada tahun sebelumnya lebih cenderung untuk menerima opini yang sama pada tahun berjalan.
2.1.6 Leverage
Rasio Leverage Solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang Kasmir,
2008:151. Rasio ini berhubungan dengan keputusan pendanaan dimana perusahaan lebih memilih pembiayaan hutang dibandingkan modal sendiri.
Leverage juga sering diartikan sebagai pendongkrak kinerja perusahaan dan erat hubungannya dengan utang. Hal tersebut dikarenakan, utang maupun pinjaman
Universitas Sumatera Utara
23
memang bisa mendongkrak kinerja perusahaan, dibanding jika perusahaan itu hanya mengandalkan kekuatan modalnya sendiri.
Rasio yang dipakai di dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio DER. Debt to equity ratio DER merupakan perbandingan antara hutang –
hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Semakin
rendah DER perusahaan, semakin bagus kondisi perusahaan tersebut. Para analis menilai, tingkat DER yang aman adalah kurang dari 50. Rumusnya sebagai
berikut :
Debt to Total Equity Ratio =
2.1.7 Pertumbuhan Perusahaan