Input koordinat geometri airfoil Input besar sudut serang Persiapan membentuk simulasi Input data parameter kecepatan

Sedangkan Airfoil Onera-12 dipilih karena memiliki kemiripan bentuk dengan airfoil Clark-Y dengan sedikit perubahan bentuk pada daerah trailing edge nya. Penampang geometri airfoil NACA 0012 diperlihatkan pada gambar 3.5. Gambar 3.5. Geometri airfoil NACA 0012 Pemilihan jenis airfoil ini mengikuti prosedur sebagai berikut:

1. Input koordinat geometri airfoil

Koordinat airfoil diperoleh dari situs resmi edukasi Aerospace Engineering dalam bentuk format file data. Data ini kemudian di convert dengan aplikasi Ms.Excell sehingga data koordinat dapat di view dalam bentuk tabualasi angka. Koordinat yang didapatkan dari situs tersebut tidak disertakan koordinat untuk sumbu Z, sehingga perlu dilakukan penambahan koordinat untuk sumbu Z pada aplikasi Ms.Excell. karena geometri merupakan sketsa garis yang terletak pada sumbu X dan Y saja maka keseluruhan sumbu Z bernilai 0 .Melalui Ms.Excell ini Universitas Sumatera Utara juga di konvert kembali dalam bentuk file text deliminated sebagai mana ditunjukkan pada gambar 3.6. Gambar 3.6. Input koordinat airfoil Data yang diperoleh dari situs resmi Aerospace Engineering tidak selamnya menggunakan metode penyusunan koordinat yang sama untuk setiap airfoil. Keadaan ini membutuhkan tidakan yang lebih lanjut bilamana ketika proses penginputan data koordinat kedalam software solidwork terjadi kegagalan.

2. Input besar sudut serang

Langkah selanjutnya adalah mengimput sudut serang dengan besar sudut di tetapkan sebagai sudut serang yang mengakibatkan Cl maks pada masing masing airfoil.

3. Persiapan membentuk simulasi

Langkah berikutnya adalah penentuan jenis aliran,yakni menentukan jenis aliran fluida yang akan disimulasikan apakah termasuk kategori aliran external ataupun internal. Karena proses yang berlangsung pada propeler kondisi Universitas Sumatera Utara realnya merupakan aliran eksternal, maka digunakan jenis aliran external dengan memasukkan parameter gravitasi pada Physical feature yang ditunjukkan pada gambar 3.7. Gambar 3.7. Input data jenis aliran

4. Input data parameter kecepatan

Pada tahapan ini dilakukan setup data kecepatan aliran. Untuk menyederhanakan permasalahan maka kecepatan linier dari airfoil merupakan kecepatan yang terjadi pada putaran propeler Dikarenakan proses simulasi tidak dapat memasukkan parameter gerak benda, maka dibuat suatu aproximasi bahwa fluida yang bergerak dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan putar propeler.Dari spesifikasi data diperoleh bahwa putaran yang akan di uji adalah sebesar 2500 rpm.sehingga pada ujung bilah memiliki kecepatan linier maksimum sebesar 128.216 ms . Universitas Sumatera Utara

5. Pembentukan Computational Domain