berkepentingan stakeholder untuk mengetahui atau memperoleh infprmasi atas laporan keuangan berdasarkan prinsip mudah dan biaya murah.
3. Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah
Reformasi di Indonesia tidak terlepas dari semangat penegakan demokrasi. Istilah demokrasi mengisyaratkan setidaknya ada tiga elemen penting yang harus
diperhatikan yaitu transparansi, akuntabilitas, dan keadilan Shende dan Bennett, 2004 dalam Mulyana 2006. Transparansi merupakan suatu kebebasan untuk
mengakses aktivitas politik dan ekonomi pemerintah dan keputusan- keputusannya. Akuntabilitas mengandung arti pertanggungjawaban, baik oleh
orang-orang maupun badan-badan yang dipilih, atas pilihan-pilihan dan tindakan- tindakannya. Konsep keadilan berarti bahwa masyarakat diperlakukan secara
sama di bawah hukum, dan mempunyai derajat yang sama dalam partisipasi politik dalam pemerintahannya Shende dan Bennett, 2004 dalam Mulyana,
2006. Transparansi, akuntabilitas dan keadilan merupakan atribut yang terpisah.
Akan tetapi, dua istilah yang pertama adalah tidak independen, sebab pelaksanaan akuntabilitas memerlukan transparansi Shende dan Bennett, 2004 dalam
Mulyana, 2006. “Pembuatan laporan keuangan adalah suatu bentuk kebutuhan transparansi
yang merupakan syarat pendukung adanya akuntabilitas berupa keterbukaan openness pemerintah atas aktivitas pengelolaan sumber daya publik
Mardiasmo,2006:3”. Menurut Krina P 2003:9”akuntabilitas bermakna
Universitas Sumatera Utara
pertanggungjawaban dengan menciptakan pengawasan melalui distribusi kekuasaan pada berbagai lembaga pemerintahan sehingga mengurangi
penumpukan kekuasaan sekaligus menciptakan kondisi saling mengawasi checks and balances system”. Lembaga pemerintahan yang dimaksud adalah eksekutif
Presiden, Wakil Presiden, dan kabinetnya, yudikatif MA dan sistem peradilan, serta legislatif MPR dan DPR. Peranan masyarakat yang semakin penting dalam
fungsi pengawasan ini menempatkannya sebagai pilar keempat. Sedangkan transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang
untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan,proses pembuatan dan palaksanaannya, serta hasil-
hasil yang dicapai. Reformasi di bidang transparansi dan akuntabilitas ini juga didukung oleh
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 pasal 103 yang menyatakan bahwa informasi yang termuat dalam sistem informasi keuangan daerah sebagaimana
yang dimaksudkan dalam pasal 101 merupakan data terbuka yang dapat diketahui, diakses dan diperoleh masyarakat.
Maka dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa transparansi dan akuntabilitas keuangan daerah adalah pertanggungjawaban pemerintah daerah
yang berkenaan dengan pengelolaan keuangan daerah kepada masyarakat secara terbuka dan jujur melalui media berupa penyajian laporan keuangan yang dapat
diakses oleh berbagai pihak yang berkepentingan dengan anggapan bahwa
masyarakat berhak mengetahui informasi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu