Uji Koefisien Determinasi Uji Parsial dengan T-Test Uji Simultan dengan F-Test

a. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi R 2 bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan veriabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam output SPSS 17.0, koefisien determinasi terletak pada tabel model summary b dan tertulis R Square. Nilai R Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 sampai dengan 1. Pada umumnya sampel dengan item tertentu yang disebut data silang cross section pada umumnya memiliki R Square maupun Adjusted R Square yang cukup tinggi.

b. Uji Parsial dengan T-Test

T-Test bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individu parsial terhadap variabel dependen. Hasil uji pada output SPSS 17.0 dapat dilihat pada tabel Coefficients a . Nilai dari uji t dapat dilihat dari p-value pada kolom sig. pada variabel independen, jika p-value lebih kecil dari level of significant yang ditentukan,atau t-hitung pada kolom t lebih besar dari t-tabel dihitung dari two-tailed α = 5 df-k, k merupakan jumlah variabel independen.

c. Uji Simultan dengan F-Test

F-Test bertujuan untuk mengetahui besarnya masing-masing variabel independen secara serentak simultan terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan melaui uji statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut : Ho : b 1 =b 2 =0, artinya secara bersama-sama atau serentak variabel independen tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Universitas Sumatera Utara Ha : b 1 ≠b 2 ≠o, artinya secara bersama-sama atau serentak variabel independen memiliki pengaruh terhadap variabel dependen, dengan kriteria : Ho diterima apabila F hitung F tabel tingkat α = 5 Ha diterima apabila F hitung F tabel tingkat α = 5 Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data 1. Sejarah Singkat Kabupaten Samosir

Kabupaten Samosir adalah hasil pemekaran dari induknya Kabupaten Toba Samosir yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai di Provinsi Sumatera Utara, yang diresmikan pada tanggal 7 Januari 2004 oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia. Sejarah Kabupaten Samosir, diawali dari sejarah terbentuknya Kabupaten Tapanuli Utara selaku induk dari beberapa kabupaten pemekaran di Wilayah Tapanuli Utara yakni sebagai berikut : Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli Utara dibentuk dengan Undang-undang Nomor 7 Drt Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten- Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Utara yang pada awal terbentuknya terdiri dari 5 lima distrik atau kewedanaan yaitu Kewedanaan Silindung, Toba Holbung, Humbang, Samosir, dan Kewedanaan Dairi. Mengingat demikian luasnya Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli Utara, maka pada Tahun 1964 dilakukan pemekaran dengan Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Dairi yang ibukotanya berkedudukan di Sidikalang. Selanjutnya pada Tahun 1968, Pemerintah Daerah Tingkat II Tapanuli Utara bersama masyarakat dan dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penyajian dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah

0 8 1

PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP AKUNTABILITAS KEUANGAN DAERAH PADA KABUPATEN PRINGSEWU

7 46 63

PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KLATEN.

2 5 14

PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KLATEN.

3 8 14

PENDAHULUAN PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KLATEN.

0 4 8

PENUTUP PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KLATEN.

0 3 34

PENGALAPO Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan, Aksesibilitas Laporan Keuangan Terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali.

0 3 15

BAB 1 PENDAHULUAN Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan, Aksesibilitas Laporan Keuangan Terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali.

0 4 8

PENL Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan, Aksesibilitas Laporan Keuangan Terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali.

0 3 16

PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN, AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAN PENYAJIAN NERACA TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH ( Studi Empiris Pada Pemerintah Kabupaten Kudus )

0 0 12