arus kas. Sehingga jika arus kasnya meningkat nilai perusahaan akan naik, yang selanjutnya juga akan menaikkan harga saham.
Syarat utama dalam melakukan investasi adalah Cash Flow harus positif karena jika Cash Flow negatif maka tidak ada dana yang akan diinvestasikan.
Aliran kas masuk yang tinggi akan meningkatkan pendapatan investasi sehingga akan memperbaiki kinerja reksa dana itu sendiri.
Penelitian yang dilakukan O’neal, dan Page dalam Pratiwi, 2010: 64 menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan positif antara Cash Flow
dengan reksa dana yang memiliki kinerja sedang dan tinggi.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan pada tahun 2010 oleh Pratiwi, dengan judul penelitian “Pengaruh Expense Ratio, Turnover Ratio, Ukuran Reksa dana, dan
Cash flow Terhadap Kinerja Reksa dana Periode Tahun 2005-2007”, Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh Expense Ratio, Turnover
Ratio, Ukuran Reksa dana dan Cash Flow terhadap kinerja reksa dana dengan menggunakan Sharpe’s Index. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data bulanan NAB, expense Ratio, Turnover Ratio dan Cash Flow dari 27 reksa dana pada periode 2005-2007. Dua puluh tujuh reksa dana dengan periode
pengamatan selama 3 tahun meliputi 8 reksa dana saham, 9 reksa dana pendapatan tetap, dan 12 reksa dana campuran.
Hasil pengujian menunjukkan secara simultan karakteristik Expense Ratio, Turnover Ratio, Ukuran Reksa dana, dan Cash Flow berpengaruh terhadap kinerja
Universitas Sumatera Utara
Reksa dana sebesar 22. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan Expense Ratio, Turnover Ratio dan Ukuran Reksa dana berpengaruh positif terhadap
kinerja dan Cash Flow berpengaruh secara negatif terhadap kinerja Reksa dana. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2009 oleh Hutagalung, dengan judul
penelitian “Analisis Perbedaan Kinerja Reksa dana Saham Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Dengan Menggunakan Metode Sharpe dan Treynor Di
Bursa Efek Indonesia”, menyatakan bahwa: 1.
Tidak terdapat perbedaan kinerja reksadana saham terhadap kinerja IHSG secara signifikan dengan menggunakan metode Sharpe. Artinya secara
keseluruhan risk premium yang diperoleh reksadana saham yang menjadi sampel penelitian sepanjang tahun 2006 sampai tahun 2008 sama dengan
risk premium yang diperoleh pasar IHSG per unit resiko totalnya. 2.
Tidak terdapat perbedaan kinerja reksadana saham terhadap kinerja IHSG secara signifikan dengan menggunakan metode Treynor. Artinya secara
keseluruhan risk premium yang diperoleh reksadana saham yang menjadi sampel penelitian sepanjang tahun 2006 sampai tahun 2008 sama dengan
risk premium yang diperoleh pasar IHSG per unit resiko totalnya.
2.3 Kerangka Konseptual