Pola Konsumsi Protein Berdasarkan Jenis dan Frekuensi pada Anak Umur 6 – 24 Bulan

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Pola Konsumsi Protein Berdasarkan Jenis dan Frekuensi pada Anak Umur 6 – 24 Bulan

Untuk sumber protein jenis yang paling sering dikonsumsi oleh anak umur 6 – 24 bulan, yaitu untuk umur 6 bulan adalah ASI. Pada usia ini ibu-ibu sudah memberikan makan pada anaknya berupa sun ataupun nasi tim padahal sebaiknya pada usia ini anak tidak perlu diberi makanan tambahan apapun sebab ASI saja sudah cukup untuk kebutuhan gizinya. untuk umur 6 – 12 bulan jenis sumber protein hewani yang paling sering dikonsumsi yaitu ikan kembung sebanyak 53,8, ikan selayang sebesar 30,7 dan juga ikan sembilang 11,3 dengan masing- masing frekuensi 1-3xminggu. Untuk sumber protein nabati yang sering dikonsumsi adalah tempe namun frekuensi konsumsinya hanya 1xbulan sebanyak 7,6. Sebanyak 88,4 mengonsumsi ASI lebih dari 1 hari sekali. Pada usia ini ibu-ibu sudah memberikan makanan pada anaknya seperti makanan orang dewasa hanya saja jumlahnya yang tidak terlalu banyak. Sebaiknya pada usia ini naka mulai diberi makan namun harus berupa makanan lembik dan sari buah. Kebanyakan ibu-ibu tidak memberikan buah pada anaknya hanya 1,2 yang memberikan buah pada anakanya. Sumber protein hewani yang paling sering dikonsumsi anak umur 13 – 24 bulan dengan frekuensi 1-3xminggu adalah ikan selayang sebanyak 78,1 dan juga telur ayam sebanyak 67,2, selain itu ikan gulama dikonsumsi sebanyak 29,1 dan ikan sembilang sebanyak 18,1. Untuk protein nabati yang paling sering dikonsumsi Universitas Sumatera Utara adalah tempe sebanyak 34,5 dengan frekuensi 1-3xminggu. Sedangkan untuk susu sebanyak 58,1 ASI. Keseringan mereka mengonsumsi ikan disebabkan karena kemudahan untuk mendapatkan lauk hewani khususnya ikan, daerah mereka yang bertempat tinggal dekat dengan laut dan jauh dari pasar inilah yang menyebabkan mereka sulit dan jarang mengonsumsi daging sapi dan ayam selain rata–rata mata pencaharian mereka sebagai nelayan dan hasil pendapatan mereka yang tidak terlalu besar. Untuk protein yang berasal dari nabati kebanyakan anak mengonsumsi tempe dan tahu hanya sebulan sekali, ini dikarenakan daerah mereka yang jauh dari pasar sehingga untuk mendapatkannya tidak terlalu mudah dan mereka hanya bisa mendapatkan dari warung–warung yang terdekat saja. Untuk mengonsumsi susu pada anak umur 6 – 24 bulan, sebanyak 67,5 masih ASI dan yang mengonsumsi susu formula sebanyak 30,1. Kebanyakan dari ibu–ibu yang mempunyai anak umur 6 – 24 bulan masih memberikan ASI kepada anaknya dengan alasan karena tidak mampu membeli susu formula untuk anak mereka dari pada keuntungan akan ASI. 5.2.Jumlah Konsumsi Makanan Sumber Protein pada anak Umur 6-24 bulan Jumlah makanan pada anak 6 – 24 bulan yang diperoleh dari hasil food recall hanya 42,1 yang berkategori baik, 7,2 yang berkategori sedang, sedangkan sebanyak 50,6 berkategori kurang.Walaupun daerah tempat tinggal mereka dekat dengan laut dan sebagian besar 90,3 bekerja sebagai nelayan sehingga mudah memperoleh makanan sumber protein khususnya dari ikan dan hasil laut lainnya. Namun, kebanyakan dari mereka tidak membawa pulang hasil tangkapan ikannya Universitas Sumatera Utara melainkan langsung dijual di gudang penjualan ikan yang terletak dekat pemukiman mereka. Akibatnya, kecukupan protein anak tidak terpenuhi karena pemberian kepada anak yang sedikit. Kurangnya pengetahuan ibu–ibu yang mempunyai anak umur 6 – 24 bulan juga mengakibatkan konsumsi protein anak tidak cukup karena ada beberapa ibu yang beranggapan kalau anak yang belum berumur 5 tahun tidak boleh mengonsumsi banyak ikan karena menurut mereka hal itu mengakibatkan kecacingan pada anak.

5.3. Panjang Badan anak 6 – 24 bulan