Kaitan Protein, Penyerapan Kalsium dan Pertumbuhan.

Tabel 2.2. Angka Kecukupan Protein yang dianjurkan per orang per hari Kelompok Umur Tinggi Badan cm Protein gr 0-6 bl 60 10 7-12 bl 71 16 1-3 th 90 25 Sumber : Angka Kecukupan Gizi 2004 bagi orang Indonesia

2.2.3. Kaitan Protein, Penyerapan Kalsium dan Pertumbuhan.

Agar tercapai tumbuh kembang optimal pada anak, sangat diperlukan berbagai faktor dan gizi yang merupakan salah satu pendukung penting pertumbuhan anak. Kekurangan gizi seperti energi, protein, zat besi menyebabkan berbagai keterbatasan, antara lain pertumbuhan panjang badan yang mendatar, berat, dan tinggi badan menyimpang dari pertumbuhan normal dan lain-lain Anonim, 2007. Pertumbuhan pada awal kehidupan membutuhkan protein dengan proporsi yang tepat. Pada periode pertumbuhan ini, kebutuhan akan protein lebih diperhitungkan pada tiap unit masukan energi dari pada unit pertumbuhan berat badan. Pada rasio spesifik dari protein dan energi dalam diet, besarnya konsumsi energi protein yang sesuai akan menjamin pertumbuhan balita. Protein yang dikonsumsi berasal dari berbagai bahan makanan seperti protein hewani dan protein nabati Rangkuti, 2001 Menurut penelitian Sediaoetama yang dikutip dari Rangkuti 2001 menunjukkan adanya hubungan bermakna antara konsumsi protein dengan status gizi balita di mana jika konsumsi protein meningkat maka status gizi akan lebih baik serta pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh menjadi sehat. Universitas Sumatera Utara Menurut Hughes 2003 protein dan kalsium merupakan komponen penting untuk jaringan tulang. Dengan bobot, jaringan tulang mengandung 70 mineral, 8 air, dan 22 protein. Pertumbuhan panjang badan berkaitan dengan protein sebab asupan sumber protein berguna untuk pertumbuhan panjang badan balita. Hal ini dikuatkan dengan pertumbuhan tulang berasal dari faktor asupan kalsium dan juga zat besi. Kalsium dibutuhkan untuk pertumbuhan normal dan perkembangan kerangka tubuh. Tulang mengalami pergantian dan suplai mineral yang cukup dari substrat asam amino yang sangat dibutuhkan untuk mendukung fase pembentukan pergantian tulang. Kalsium makanan dan protein menaikkan peran aktif dalam metabolisme tulang. Pertumbuhan fisik yang baik, tidak lepas dari kadar asupan kalsium yang diterima tubuh. Minimnya penyerapan kalsium dalam tubuh masyarakat Indonesia, disinyalir menyebabkan kondisi fisik bangsa yang jauh berbeda dengan bangsa lain. Hanya dengan memenuhi kadar kebutuhan kalsium tubuh perhari semenjak kecil, membuat kemungkinan perbaikan Anonim, 2007. Protein memiliki efek positif terhadap keseimbangan kalsium dan massa tulang. Massa tulang bisa tergantung pada pemasukan kalsium sebagai tambahan untuk menyediakan lapisan–lapisan untuk susunan tulang. Protein makanan merangsang produksi faktor pertumbuhan insulin –I IGF-1, faktor yang menaikkan pembentukan tulang. Protein juga menambah kehilangan kalsium air seni Hughes, 2003. Berdasarkan penelitian Hughes 2003 protein secara signifikan mengurangi penipisan tulang dan pemasukan kalsium yang cukup bisa membantu menaikkan efek Universitas Sumatera Utara baik dari protein makanan. Kalsium makanan dan protein memainkan peran aktif dalam metabolisme tulang. Dari hasil penelitian Looker 2003 dalam studi jangka pendek menunujukkan bahwa protein menaikkan reabsorpsi tulang dan protein juga menaikkan penyerapan kalsium. Asam amino protein bisa mengaktifkan reseptor sensor kalsium di usus dan menambah produksi asam gastric yang bisa meningkatkan penyerapan kalsium dan kalsium mempunyai peranan aktif terhadap kesehatan tulang. Berdasarkan penelitian Hannan,dkk 2003 menemukan bahwa mengonsumsi lebih banyak protein baik hewani maupun nabati memiliki efek perubahan yang baik pada tulang leher dan tulang belakang serta protein makanan mengoptimalkan kesehatan tulang. Berdasarkan penelitian Kerstetter,dkk 2003 dari hasil uji hubungan antara pemasukan protein dan kalsium terhadap tulang pada 342 orang dewasa, ada interaksi yang signifikan di mana ada hubungan yang mempengaruhi antara protein dan ketebalan tulang pada seluruh tubuh, di mana protein makanan disesuaikan pada tingkat rendah, sedang, dan tinggi. Dalam 4 hari terlihat bahwa makanan berprotein tinggi meningkatkan penyerapan kalsium dan makanan berprotein rendah mengakibatkan pengurangan penyerapan kalsium. Bila terjadi dalam waktu lama akan terjadi pengurangan kerapatan tulang, kerapuhan tulang dan juga laju penyerapan tulang serta pembentukan tulang. Adapun sumber kalsium dan zat besi berasal dari protein. Sumber kalsium Ca yaitu susu, ikan, sarden, aneka ragam makanan laut lainnya, tahu, kacang merah, dan kacang – kacangan yang berprotein tinggi. Sedangkan Sumber zat besi yang Universitas Sumatera Utara terbaik adalah dari daging merah, khususnya hati dan organ daging lainnya, telur, ikan, kerang, dan ayam Zaviera, 2007. Selain itu, pangan hewani tidak hanya berperan dalam meningkatkan kecerdasan atau perkembangan anak, tetapi juga membuat tubuh anak lebih tinggi. Pangan hewani mengandung protein yang lebih berkualitas karena mudah digunakan tubuh dan memiliki komposisi asam amino yang lengkap. Pangan hewani mengandung berbagai zat gizi mineral yang tinggi dan mudah digunakan oleh tubuh, misalnya kalsium dan zat besi Anonim, 2002.

2.3. Panjang Badan Anak Umur 6 – 24 Bulan