terbaik adalah dari daging merah, khususnya hati dan organ daging lainnya, telur, ikan, kerang, dan ayam Zaviera, 2007.
Selain itu, pangan hewani tidak hanya berperan dalam meningkatkan kecerdasan atau perkembangan anak, tetapi juga membuat tubuh anak lebih tinggi.
Pangan hewani mengandung protein yang lebih berkualitas karena mudah digunakan tubuh dan memiliki komposisi asam amino yang lengkap. Pangan hewani
mengandung berbagai zat gizi mineral yang tinggi dan mudah digunakan oleh tubuh, misalnya kalsium dan zat besi Anonim, 2002.
2.3. Panjang Badan Anak Umur 6 – 24 Bulan
Menurut Winarno yang dikutip dari Lizati 2002 gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia.
Keadaan gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat keseimbangan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental orang tersebut.
Manusia sebagai makhluk hidup memerlukan pangan untuk dikonsumsi setiap hari guna memenuhi kebutuhan gizinya. Zat gizi diperlukan oleh tubuh adalah
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral. Berbeda dengan kebutuhan hidup yang lain, kebutuhan pangan hanya diperlukan secukupnya. Baik dalam jangka waktu yang
lama, akan berdampak buruk pada kesehatan tubuh dan menyebabkan status gizi di bawah normal disebut gizi kurang atau gizi buruk. Hal ini sering terjadi pada anak
balita, di mana dapat terlihat bahwa pertambahan panjang badan pada anak balita yang tidak normal padahal pada usia tersebut pertumbuhannya sangat pesat sehingga
asupan zat gizi harus cukup Muhilal, 1993.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Lizati 2002 yang mengutip dari pendapat Suhardjo status gizi anak pada dasarnya ditentukan oleh 2 hal yaitu, makanan yang dimakan seorang anak
banyak tergantung pada kandungan zat gizi makanan tersebut dan ada tidaknya pemberian makanan lain di luar keluarga dan kepercayaan ibu tentang makanan dan
kesehatan, keadaan lingkungan serta sosial anak. Menurut Winarno yang dikutip oleh Syafleni 2004, zat gizi dan energi di
butuhkan tidak saja untuk mempertahankan fungsi dan aktivitas tubuh, tetapi dibutuhkan juga untuk penyusunan jaringan tubuh. Besar kecilnya konsumsi pangan
selama masa pertumbuhan awal, yaitu sewaktu sel–sel berbagai alat tubuh sedang giat–giatnya melakukan pembelahan, dapat mempengaruhi bahkan mengubah laju
pembelahan sel tersebut. Akibatnya sel–sel dapat tumbuh lebih sedikit atau lebih banyak dari pada yang diharapkan terjadi secara normal. Balita–balita yang tidak
mendapat gizi cukup baik, akan mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan terganggunya pembelahan sel otak.
Dengan semakin bertambahnya usia maka pertambahan panjang badan pun akan semakin tinggi namun, hal ini tidak lepas dari asupan zat gizi protein, kalsium
yang cukup sesuai dengan usia anak. Pada penelitian ini pengukuran dilakukan dengan menggunakan indikator
panjang badan menurut umur PBU. Tinggi badan merupakan ukuran antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi
badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Menurut Ilmu Kesehatan Anak IKA FKUI beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi badan adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Faktor genetis.
Tidak semua orang mempunyai panjangtinggi badan yang sama. Kemampuan untuk menjadi panjang atau pendek diturunkan menurut ketentuan tertentu, sehingga
anak yang tinggi biasanya berasal dari orang tua yang tinggi pula. 2.
Beberapa hormon yang mempengaruhi hormon pertumbuhan. a.
Hormon pertumbuhan hipofise mempengaruhi pertumbuhan jumlah sel tulang.
b. Hormon tiroid yang mempengaruhi pertumbuhan dan kematangan
tulang. c.
Hormon kelamin pria di testis dan kelenjar suprarenalis. Wanita juga mempunyai kelenjar suprarenalis, merangsang pertumbuhan selama
jangka waktu yang tidak lama. Di samping itu hormon tersebut juga merangsang kematangan tulang sehingga pada suatu waktu
pertumbuhan berhenti. Hormon ini bekerja terutama
pada pertumbuhan cepat selama masa akil baligh.
3. Penyakit akut dan kronis
Penyakit akut yang berat dapat menghambat pertumbuhan anak, tapi bila hambatan yang terjadi tidak besar, maka kelambatan pertumbuhan tersebut masih
dapat dikejar. Penyakit kronis juga akan menghambat pertumbuhan dan kelambatan pertumbuhan yang diakibatkannya lebih sukar dikejar.
Selain faktor tersebut di atas terdapat pula faktor yang tidak langsung berpengaruh kepada tinggi badan yaitu faktor makanan dan keadaan sosial ekonomi.
Penggunaan indeks PBU memiliki kelebihan dan kelemahan
Universitas Sumatera Utara
Kelebihan indeks PBU: 1.
Baik untuk melihat status gizi masa lalu. 2.
Ukuran panjang dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa Kelemahan indeks PBU:
1. Pengukuran relatif sulit dilakukan karena anak harus berdiri tegak, sehingga di
perlukan dua orang untuk melakukannya. 2.
Ketepatan umur sulit didapat.
2.4.Kerangka Konsep Berdasarkan pada masalah dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini,
maka kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Konsumsi protein pada anak umur 6 - 24
bulan -Jenis sumber protein
-Jumlah dan Frekuensi
konsumsi sumber protein
Pola konsumsi protein anak umur 6 - 24 bulan yang meliputi jenis sumber protein, jumlah dan frekuensi konsumsi protein mempengaruhi panjang badan anak 6
- 24 bulan yang diukur dengan antropometri panjang badan menurut umur. Panjang badan
anak umur 6 - 24 bulan
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu melihat pola konsumsi protein dan
panjang badan anak umur 6 - 24 bulan di Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan, desain penelitiannya cross sectional.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Sumatera Utara pada bulan Juni sampai dengan September 2008. Alasan pemilihan
lokasi karena lokasi ini terletak di dekat laut dan mayoritas penduduknya nelayan, dari 480 anak 6 – 24 bulan terdapat 94 anak 19.5 yang panjang badannya pendek,
sehingga ingin mengetahui bagaimana konsumsi protein anak 6 – 24 bulan di Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan.
3.3.Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini anak 6 - 24 bulan yang bertempat tinggal di
Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan, yang berjumlah 480 orang.
3.3.2. Sampel Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi secara Systematic sampling.
Besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus yang diambil dari: Notoatmodjo, 2005:
Universitas Sumatera Utara