Prosedur Pemberian Kredit Multiguna

commit to user lxiii fotocopy jaminan BPKBSHM serta dokumen pendukung lainnya. Dan juga disertai proses pencairan yang cepat.

B. Pembahasan

1. Prosedur Pemberian Kredit Multiguna

Prosedur kredit adalah tahapan yang harus dilalui sebelum kredit diberikan untuk menilai kelayakan calon debitur, semua persyaratan harus dipenuhi. Salah satu produk kredit yang ditawarkan di PT. BPR Nguter Surakarta adalah Kredit Multiguna. Kredit Multiguna diperuntukkan bagi masyarakat luas guna keperluan baik konsumtif maupun produktif, dengan jaminan fixed asset, berupa kendaraan, rumah, dan lain sebagainya, dan dikenakan tarif suku bunga dengan kondisi bunga flat atau menurun. Pemberian kredit multiguna dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan nasabah lainnya seperti biaya pernikahan, biaya pendidikan, biaya renovasi rumah, biaya kesehatan, dan lain-lain. Untuk mendapatkan pembiayaan atau kredit tersebut, calon debitur mengajukan permohonan kredit ke PT. BPR Nguter Surakarta dengan menyerahkan persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan. Adapun syarat dan ketentuannya adalah sebagai berikut : a. Syarat administrasi 1 Fotocopy KTP suami-istri 2 Fotocopy Kartu Keluarga KK commit to user lxiv 3 Fotocopy surat nikah 4 Fotocopy jaminan sertifikat BPKB 5 Fotocopy rekening listrik, air, dan telepon 6 Daftar riwayat pinjaman SID b. Aplikasi permohonan kredit multiguna 1 Surat kesanggupan pembayaran 2 Slip setor 3 Tanda terima uang pinjaman 4 Slip penarikan 5 Spesimen tanda tangan nasabah perseorangan c. Ketentuan yang diberikan 1 Besarnya nominal pencairan kredit yang dapat diberikan maksimum 70 dari nilai jaminan atau nilai pasar yang diberikan. 2 Suku bunga pinjaman Kredit Multiguna adalah 1,75 untuk bunga flat dan 2,75 bunga menurun. 3 Potongan kredit untuk bunga flat adalah biaya administrasi sebesar 1 per tahun, materai Rp 12.000,- , tab Rp 10.000,- commit to user lxv ditolak maka selesai diterima Gambar 3.2 Prosedur Pemberian Kredit Multiguna PT. BPR Nguter Surakarta Sumber : PT. BPR Nguter Surakarta Permohonan kredit Penandatangan SPK Pemberian berkas Pengumpulan data dan survey lapangan Analisis kredit Penelitian berkas permohonan kredit Pencairan dana Persetujuan pimpinan commit to user lxvi Prosedur pemberian kredit di atas merupakan tahapan atau langkah-langkah yang harus dilalui sebelum kredit diberikan kepada calon debitur. Prosedur pemberian kredit multiguna dari bagan di atas dapat dijelaskan bahwa : a. Calon debitur mengajukan permohonan kredit multiguna pada pihak PT. BPR Nguter Surakarta disertai dengan kelengkapan data calon debitur, yang dilayani oleh costumer service. b. Customer service menyerahkan berkas permohonan calon nasabah ke bagian administrasi kredit untuk dilakukan pengecekan Aplikasi Permohonan Kredit APK dan identitas yang diserahkan oleh calon debitur. c. Marketing dan surveyor melakukan survey dan wawancara yang bertujuan untuk memperoleh data dari calon debitur. Jika permohonan ditolak maka selesai, tapi jika diterima akan diproses lebih lanjut. Apabila data-data dari calon debitur sudah lengkap, tidak ada yang perlu dikoreksi kemudian akan dilanjutkan pada bagian analisa kredit. Tetapi apabila ada data-data calon debitur yang belum lengkap, maka bagian administrasi kredit akan mengembalikan Aplikasi Permohonan Kredit kepada calon debitur untuk melakukan koreksi. d. Dalam tahap analisis kredit, analis kredit melakukan analisa pengajuan kredit yang meliputi : 1 pengecekan dengan otoritas perbankan atau bank lainnya; commit to user lxvii 2 analisa yang memadai terhadap informasi kredit dari debitur yang bersangkutan, termasuk pengkajian atas sumber-sumber pengembalian kredit dan pembayaran bunga; 3 penilaian atas agunan yang diajukan; 4 penilaian coverage agunan terhadap plafon kredit; 5 verifikasi kepemilikan dan legalitas agunan. Apabila dari laporan hasil analisa kredit menyatakan bahwa kredit dapat diterima maka analis kredit akan menyerahkan seluruh persyaratan kredit beserta laporan analisa kredit kepada bagian Kabag Kredit untuk disetujui dan menandatangani Lembar Persetujuan Kredit LPK. Tetapi apabila dari laporan analisis kredit tersebut menyatakan bahwa kredit tidak dapat diterima atau tidak disetujui maka Kabag Kredit akan memberikan penjelasan dan alasan kepada Bagian Marketing mengenai penolakan permohonan kredit untuk disampaikan kepada calon debitur. e. Tahap selanjutnya adalah persetujuan pimpinan. Dalam tahap ini direksi menerima laporan analisa kredit beserta kelengkapan persyaratan kredit dan kemudian mengkaji ulang hasil analisa kredit dan menelaah plafon kredit. Apabila disetujui maka direksi akan menandatangani Lembar Persetujuan Kredit LPK. Apabila tidak pada kewenangannya, maka kelengkapan kredit beserta laporan analisa kredit akan diserahkan pada Komisaris disertai commit to user lxviii rekomendasi dari Direksi untuk menandatangani Lembar Persetujuan Kredit LPK. f. Setelah mendapat persetujuan dari pimpinan maka bagian administrasi kredit akan menerima APK dari Kabag Kredit untuk diinput ke system computer sesuai dengan data APK tersebut. Selain itu bagian administrasi kredit meminta otorisasi, mempersiapkan Perjanjian Kredit dan Pengikatan Agunan dan mencetaknya, serta meminta verifikasi dan paraf kepada Kabag kredit yang kemudian dimintakan tandatangan kepada direksi. Apabila realisasi dapat dilakukan maka debitur dapat menandatangani Surat Perjanjian Kredit SPK dan berkas lain yang diperlukan. g. Setelah dilakukan penandatangan SPK, tahap selanjutnya adalah pencairan kredit. Dalam hal ini bagian administrasi kredit akan meneliti kebenaran atas jaminan dan kartu identitas calon debitur. Dalam realisasi kredit, petugas administrasi kredit harus menjelaskan secara detail dan jelas mengenai jumlah pinjaman, dengan jaminan apa, angsuran yang harus dibayar setiap bulannya berapa, dan hal yang paling penting adalah apabila pembayaran tidak tepat waktu maka akan dikenakan denda 0,2 x angsuran, yang merupakan denda setiap harinya dan denda tersebut akan ditarik pada pelunasannya jika petugas marketing kredit tidak menarik denda pada waktunya. commit to user lxix

2. Penerapan Prinsip 5C Terhadap Pengambilan Keputusan Kredit