PROSEDUR PEMBERIAN DAN PENGAWASAN KREDIT MULTIGUNA PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA
commit to user
i
PROSEDUR PEMBERIAN DAN PENGAWASAN KREDIT MULTIGUNA PADA
PT. BPR NGUTER SURAKARTA
TUGAS AKHIR
Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Ahlimadya Program Studi DIII Keuangan
dan Perbankan Universitas Sebelas Maret SURAKARTA
Oleh : SITI JUBAEDAH
NIM F3608107
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN DAN PERBANKAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2011
(2)
commit to user
ii
ABSTRAK
PROSEDUR PEMBERIAN DAN PENGAWASAN KREDIT MULTIGUNA PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA
SITI JUBAEDAH F3608107
Perkembangan perekonomian Indonesia memunculkan bank-bank yang menawarkan berbagai fasilitas layanan, terutama dalam layanan pemberian kredit. Namun, pada umumnya masih banyak masyarakat yang kurang memahami prosedur dan syarat pemberian kredit serta cara pengawasannya. Dewasa ini banyak masyarakat yang mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekunder dan primer, karena tidak semua masyarakat di Indonesia memiliki pendapatan yang dapat mencukupi seluruh kebutuhannya dengan cepat. Dengan jumlah pendapatan yang tidak maksimal menyebabkan kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan mendesak ataupun kebutuhan sekunder mengalami kesulitan, maka PT. BPR Nguter Surakarta menawarkan solusi dalam pemberian Kredit Multiguna. Pemberian kredit ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti biaya pendidikan, biaya renovasi rumah, biaya pernikahan, dan lain-lain.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif yaitu dengan membuat gambaran secara sistematis dan akurat mengenai PT. BPR Nguter Surakarta. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari buku-buku bacaan di PT. BPR Nguter Surakarta. Sedangkan langkah pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dengan salah satu staff karyawan PT. BPR Nguter Surakarta.
Prosedur pemberian Kredit Multiguna ini diawali dengan calon debitur mengajukan permohonan kredit kepada pihak bank disertai kelengkapan data dan menyerahkan jaminan. Kemudian bank akan melakukan penelitian berkas permohonan kredit. Lalu pihak bank melakukan survey dan wawancara ke tempat calon debitur, apabila permohonan ditolak maka selesai tapi jika diterima akan diproses lebih lanjut yaitu analisa kredit. Setelah pengajuan kredit disetujui oleh pimpinan maka nasabah akan menandatangani Surat Perjanjian Kredit. Tahap selanjutnya adalah pencairan dana, dimana besarnya nominal pencairan kredit adalah 70% dari nilai jaminan atau nilai pasar yang diberikan. Setelah realisasi kredit dilakukan pengawasan oleh bank terhadap penggunaan dana tersebut yaitu dengan cara melihat rekening koran debitur dan melakukan peninjauan langsung ke tempat nasabah serta melihat bukti-bukti pengeluaran yang telah digunakan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah prosedur pemberian Kredit Multiguna PT. BPR Nguter Surakarta telah sesuai dengan proses pemberian kredit pada umumnya, yaitu permohonan kredit oleh debitur sampai dengan pengawasan kredit. Begitu pula dengan prinsip pemberian kredit 5C telah diterapkan oleh PT. BPR Nguter Surakarta. Untuk itu saran yang diberikan adalah direksi atau komisaris harus lebih teliti dalam melakukan pemeriksanaan hasil analisa kredit yang dilakukan terhadap permohonan kredit nasabah.
(3)
commit to user
iii(4)
commit to user
iv(5)
commit to user
v
MOTTO
Orang yang berhasil memusatkan pikirannya pada apa yang dia inginkan dalam hidup dan masa depan, dia akan sukses secara utuh.
Orang yang menolak dikendalikan orang lain, tidak akan pernah belajar mengendalikan dirinya sendiri.
(Glasgow)
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.
(QS. Al Insyirah : 6–8)
Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan semua hasrat -keinginan adalah buta, jika tidak disertai pengetahuan . Dan pengetahuan adalah hampa jika tidak diikuti pelajaran. Dan
setiap pelajaran akan sia-sia jika tidak disertai cinta
(Kahlil Gibran)
Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi pencapaian kecemerlangan hidup yang diidamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa kesenangan adalah cara gembira menuju
kegagalan (Mario Teguh)
Setiap keberhasilan yang kita raih , berawal dari sebuah keputusan untuk mencoba, belajar dari kesalahan dan tidak mudah menyerah . Terus mencoba dan berusaha.
Apapun yang kita lakukan hari ini, yang terpenting adalah bertindak, walau sesulit apapun jadinya, langkah yang kita ambil, semua tetap lebih baik ketimbang diam dan terus menyusut
oleh waktu dan tidak bergerak atau melakukan apapun sama sekali.
Hidup tidak mudah bagi siapapun. Tapi kita harus mempunyai kegigihan dan percaya pada diri sendiri. Kita harus percaya bahwa kita diberi suatu bakat dan berapapun
pengorbanannya, kita harus mendapatkannya .
Mungkin saya bukanlah yang terbaik namun saya harus mampu berbuat yang terbaik dalam setiap hal, kapanpun dan dimanapun saya berada
Tak ada satupun di dunia ini yang tidak mungkin bila disertai dengan keyakinan, sebagian akan menjadi mungkin terjadi jika berfikir mungkin.
(6)
commit to user
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Ayah tercinta, ayah kebanggaan keluarga yang telah memberikan curahan dan bimbingan dalam mengarungi kehidupan
Ibu yang selalu melimpahkan kasih sayang dan doanya
Kakakku, Agus Rusdi Sukandar yang menjadi warna dalam keluarga, memberikan inspirasi, tantangan, serta kekaguman dalam kehidupan
Fransiska Maria Immaculata dan Pratiwi Budi Setyaningsih, sahabatku yang selalu memberikan motivasi dan keceriaan
Orang-orang yang selalu mendukungku dalam bahtera kehidupan dengan limpahan rasa kasih sayang
(7)
commit to user
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “PROSEDUR PEMBERIAN DAN PENGAWASAN KREDIT MULTIGUNA PADA PT. BPR NGUTER
SURAKARTA”.
Penulisan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Ahlimadya pada Universitas Sebelas Maret Surakarta Program Studi Keuangan dan Perbankan. Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis banyak memperoleh bantuan dan dorongan moril maupun bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka sudah sepantasnya apabila pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tulus kepada : 1. Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayahnya
sehingga diberikan kemudahan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
3. Bapak Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si selaku Ketua Program Studi Keuangan dan Perbankan Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
4. Bapak Linggar Ikhsan Nugroho, SE selaku dosen pembimbing magang serta pembimbing akademik yang senantiasa memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga penulisan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.
(8)
commit to user
2 5. Drs.Sri Dadi Wibowo, MM selaku Komisaris di BPR Nguter Surakarta yang
telah berkenan memberikan ijin magang di sana dan selalu sabar mendidik dan mengajari banyak hal yang bermanfaat.
6. Ibu Fransisca Permata Dewi, SE.MM dan Bapak Yusak Adi Nugroho, SE selaku Direktur Utama dan Direktur PT. BPR Nguter Surakarta.
7. Seluruh staff PT. BPR Nguter Surakarta atas bimbingan dan bantuannya. 8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang telah memberikan ilmu pengetahuan sehingga dapat dijadikan bekal bagi penulis untuk kehidupan mendatang.
9. Buat teman-temanku di Keuangan Perbankan angkatan 2008, terima kasih atas kebersamaannya selama ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu kelancaran penyusunan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari dalam penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sebuah kesempurnaan dan kebenaran hakiki, untuk itu penulis berharap partisipasi pembaca yang budiman baik berupa kritik dan saran, sehingga penulisan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi para pihak yang berkepentingan pada umumnya dan penulis pada khususnya.
Surakarta, Juli 2011
(9)
commit to user
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
ABSTRAK ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR... xiii
DAFTAR LAMPIRAN... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Metode Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Bank ... 10
1. Pengertian Bank ... 10
2. Fungsi Bank ... 11
(10)
commit to user
4
4. Pengertian BPR ... 13
5. Asas BPR ... 14
6. Fungsi BPR ... 14
7. Tujuan BPR ... 14
8. Sasaran BPR ... 14
9. Kegiatan BPR ... 15
B. Kredit ... 16
1. Pengertian Kredit ... 16
2. Unsur-Unsur Kredit ... 17
3. Tujuan dan Fungsi Kredit ... 19
4. Jenis Kredit ... 21
5. Manfaat Kredit ... 22
6. Prinsip-Prinsip Kredit ... 25
7. Persiapan Analisa Pemberian Kredit ... 28
8. Sistem Pemberian Kredit ... 31
9. Sistem Pengawasan Kredit ... 36
BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 41
B. Pembahasan ... 64
1. Prosedur Pemberian Kredit Multiguna ... 64
2. Penerapan Prinsip 5C terhadap Pengambilan Keputusan Kredit Multiguna ... 70
(11)
commit to user
5 BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ... 81 B. Saran ... 83 DAFTAR PUSTAKA
(12)
commit to user
6
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Nama dan Jumlah Pemegang Saham ... 45 Tabel 2.2 Nama dan Jumlah Pemegang Saham Baru ... 48
(13)
commit to user
7
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. BPR Nguter Surakarta ... 49 Gambar 3.2 Prosedur Pemberian Kredit Multiguna ... 66
(14)
commit to user
8
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan Tugas Akhir 2. Laporan Magang Kerja Mahasiswa
3. Daftar Nilai Pemagangan D3 Keuangan dan Perbankan FE UNS 4. Form Perjanjian Membuka Kredit
5. Form Penyerahan Hak Milik Secara Kepercayaan (Fiducia) 6. Form Pernyataan dan Penyerahan Kembali Barang Jaminan 7. Form Surat Kuasa untuk Menjual Barang Jaminan
8. Form Analisa Kredit 9. Form Surat Pernyataan
10. Form Surat Kesanggupan Pembayaran Angsuran Kredit 11. Form Spesimen Tanda Tangan Nasabah (Perorangan) 12. Form Aplikasi Pembukaan Rekening Deposito / Tabungan 13. Form Tanda Terima Uang Pinjaman
14. Form Disposisi Pencairan Kredit PT. BPR Nguter Surakarta 15. Form Tanda Setor
16. Form Surat Pemberitahuan 17. Kartu Pinjaman
18. Voucher - voucher PT. BPR Nguter Surakarta 19. Brosur PT. BPR Nguter Surakarta
(15)
commit to user
9
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lembaga keuangan, baik bank maupun non bank, mempunyai peran yang penting bagi aktivitas perekonomian. Peran strategis bank dan lembaga keuangan bank tersebut sebagai wahana yang mampu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien ke arah peningkatan taraf hidup rakyat. Bank dan lembaga keuangan bukan bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediary) sebagai prasarana pendukung yang amat vital untuk menunjang kelancaran perekonomian.
Dengan semakin berkembangnya suatu kegiatan perekonomian atau perkembangan suatu kegiatan usaha dari suatu perusahaan, maka akan diperlukan adanya sumber-sumber untuk penyediaan dana guna membiayai kegiatan usaha yang semakin berkembang tersebut. Dengan demikian dana yang diperlukan untuk suatu kegiatan usaha dapatlah disebut juga sebagai faktor produksi yang sejajar dengan faktor-faktor produksi lainnya seperti sumber tenaga kerja, peralatan mesin-mesin, bahan baku atau bahan penolong, kemampuan teknologi, manajemen, dan lain-lain sebagai suatu sumber ekonomi yang termasuk langka.
Seiring dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, maka banyak bermunculan bank-bank yang menawarkan berbagai fasilitas layanan. Dalam kegiatan perekonomian, bank berperan besar memberikan jasa dalam
(16)
commit to user
10 lalu lintas peredaran uang. Selain itu bank juga menempati posisi strategis dalam mendorong pencapaian tujuan nasional serta dalam pembagian pendapatan di dalam masyarakat.
Kegiatan perbankan beroperasi berlandaskan atas kepercayaan dari masyarakat. Masyarakat percaya bahwa dana yang disimpan akan aman dan dapat diambil jika diperlukan. Begitu juga dengan bank, bank menaruh kepercayaan kepada masyarakat yang meminjam dana dari bank bahwa dana tersebut dapat kembali tepat pada waktunya. Dan dalam hal ini kredit mempunyai kedudukan sebagai sumber uang yang dapat digunakan untuk membiayai suatu kegiatan usaha yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Fasilitas kredit yang diberikan oleh bank merupakan aset terbesar bagi bank karena pendapatan terbesar usaha jasa perbankan berasal dari bunga kredit yang diberikan. Tapi disisi lain kerugian sebagian besar juga berasal dari kegiatan perkreditan, karena dalam pemberian kredit, bank harus mempunyai kepercayaan terhadap calon debitur apakah dana yang diberikan akan digunakan sesuai dengan tujuan dan apakah dana serta bunga dari kredit yang diberikan akan dapat diterima kembali sesuai dengan yang telah dijanjikan dalam ikatan perjanjian kredit.
Karena kegiatan perkreditan memiliki resiko yang cukup tinggi dan memiliki pengaruh terhadap tingkat kesehatan bank, jadi proses pemberian kredit tidak berakhir setelah kredit tersebut direalisasi, tetapi masih diperlukan pengawasan terhadap kegiatan debitur agar seluruh kredit beserta
(17)
commit to user
11 bunga dapat dibayar sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati dalam perjanjian kredit.
Seiring dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, banyak lembaga–lembaga keuangan, baik bank maupun non bank yang bersaing untuk menjaga kelangsungan hidupnya dengan mencari keuntungan yang sebesar-besarnya untuk perluasan usaha mereka dengan menciptakan poduk-produk perbankan. PT. BPR merupakan perseroan terbatas yang usahanya bergerak di bidang keuangan yang dimiliki oleh perseroan. PT. BPR Nguter memberikan pelayanan jasa perbankan dan pemberian pinjaman kredit masyarakat, terutama pada golongan ekonomi ke bawah. Dengan adanya pemberian kredit tersebut dapat menguntungkan semua pihak, terutama pada PT. BPR Nguter Surakarta diharapkan dapat membantu pemerintah dalam pembangunan nasional, peningkatan pendapatan, serta kesejahteraan masyarakat.
Dewasa ini banyak masyarakat yang mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan primer dan sekunder. Karena tidak semua masyarakat di Indonesia memiliki pendapatan yang dapat mencukupi seluruh kebutuhannya dengan cepat. Dengan jumlah pendapatan yang tidak maksimal menyebabkan kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan mendesak ataupun kebutuhan sekunder mengalami kesulitan. Untuk mempermudah masyarakat dalam memenuhi kebutuhan tersebut PT. BPR Nguter Surakarta menawarkan solusi dalam pemberian Kredit Multiguna. Pemberian kredit ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti biaya
(18)
commit to user
12 pendidikan, biaya renovasi rumah, biaya pernikahan, dan lain-lain. Dengan adanya kredit ini masyarakat dapat terbantu untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak dengan cara kredit, dimana pembayarannya dapat dilakukan dengan angsuran.
Dalam hal pemberian fasilitas kredit tersebut, PT. BPR Nguter Surakarta harus senantiasa bergerak lebih cepat seiring dengan perkembangan perekonomian dan bank itu sendiri harus memiliki sistem prosedur analisa kredit yang baik guna kelancaran kegiatan operasional bank agar dapat menghindari terjadinya kredit macet.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengetahui dan mempelajari mengenai tata cara peminjaman atau pemberian kredit serta pengawasan kredit. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengambil judul
“Prosedur Pemberian dan Pengawasan Kredit Multiguna pada PT. BPR Nguter Surakarta”
B. Rumusan Masalah
Untuk mempermudah pemahaman dalam pembahasan permasalahan yang akan diteliti dan untuk memperjelas objek yang telah ditentukan, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana prosedur pemberian kredit multiguna pada PT. BPR Nguter Surakarta ?
2. Bagaimana penerapan prinsip 5C terhadap pengambilan keputusan kredit multiguna pada PT. BPR Nguter Surakarta ?
(19)
commit to user
13 3. Bagaimana prosedur pengawasan kredit multiguna pada PT. BPR Nguter
Surakarta ?
C. Tujuan Penelitian
Dalam setiap penelitian yang dilakukan harus mempunyai tujuan yang jelas agar tepat mengenai sasaran yang dikehendaki. Tujuan penelitian merupakan target yang ingin dicapai, baik sebagai solusi atas masalah yang dihadapi, maupun untuk memenuhi kebutuhan perorangan. Dalam hal ini penelitian yang penulis lakukan mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui prosedur pemberian kredit multiguna pada PT. BPR Nguter Surakarta.
2. Untuk mengetahui penerapan prinsip 5C terhadap pengambilan keputusan kredit multiguna pada PT. BPR Nguter Surakarta.
3. Untuk mengetahui prosedur pengawasan kredit multiguna pada PT. BPR Nguter Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian akan lebih bermanfaat bila memberikan informasi yang rinci dan lengkap terhadap suatu permasalahan baik secara teoritis maupun secara praktis bagi pembacanya. Oleh karena itu penulis merumuskan manfaat penelitian ini sebagai berikut :
(20)
commit to user
14
1. Manfaat Teoritis
Sebagai sarana pembelajaran dan penambahan serta memperluas wawasan mengenai prosedur pemberian dan pengawasan kredit multiguna pada PT. BPR Nguter Surakarta.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan saran kepada perusahaan yang dapat dipertimbangkan demi perkembangan dan kemajuan perusahaan, khususnya agar pengawasan serta sistem pemberian kredit lebih efektif.
E. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian
Desain yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah berupa desain kasus. Dimana dalam rumusan masalah ada pertanyaan “bagaimana” menjadi masalah utamanya. Dalam penulisan ini penulis diharuskan untuk membuat suatu deskripsi / analisis yang terbatas pada permasalahan prosedur pemberian serta pengawasan kredit multiguna pada PT. BPR Nguter Surakarta.
2. Objek Penelitian
Penelitian dilakukan pada PT. BPR Nguter Surakarta yang beralamatkan di Jl. Honggowongso No. 69 Serengan, Surakarta. Dengan
(21)
commit to user
15 mengambil judul “Prosedur Pemberian dan Pengawasan Kredit Multiguna pada PT. BPR Nguter Surakarta”.
3. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data ada 2 jenis meliputi data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, ataupun diperoleh langsung dengan melakukan pengamatan.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang telah ada sebelumnya, data-data dari perusahaan yang dijadikan sumber data. Sedangkan pengambilan data secara sekunder digunakan untuk mendapatkan data-data tentang data-data pendukung yang diperlukan yaitu tentang profil perusahaan, struktur organisasi, dan data pendukung lainnya.
4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis untuk memperoleh data tersebut adalah sebagai berikut :
a. Studi kepustakaan (Library Research)
Library Research yaitu pengumpulan data atau bahan bukti dari buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan yang penulis angkat
(22)
commit to user
16 sebagai bahan masukan atau pegangan yang nantinya akan penulis gunakan.
b. Studi Lapangan (Field Research)
Field research yaitu penelitian langsung ke perusahaan yang berkaitan untuk melihat prosedur yang diterapkan perusahaan. Metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah :
1) Pengamatan (Observasi)
Pengamatan atau observasi yang dilakukan adalah dengan meninjau secara langsung prosedur yang diterapkan penelitian yang digunakan oleh perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam menjalankan aktivitas perusahaan tersebut.
2) Wawancara (Interview)
Wawancara yang sering disebut juga Interview adalah dengan cara bertanya langsung kepada narasumber yang diinginkan atau dengan tatap muka.
3) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh langsung dari tempat penelitian yang berupa dokumen-dokumen terkait penelitian ini.
5. Teknik Pembahasan
Penelitian merupakan suatu kegiatan untuk mengumpulkan, mengolah, dan menganalisa guna memperoleh kebenaran secara ilmiah.
(23)
commit to user
17 Dengan demikian suatu penelitian harus menggunakan prosedur, metode, atau cara tertentu agar penelitian tersebut sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Dalam penelitian ini teknik pembahasan yang digunakan untuk menjawab pokok permasalahan adalah dengan analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan membuat gambaran secara sistematis dan akurat mengenai PT. BPR Nguter Surakarta. Dalam hal ini mengenai prosedur pemberian serta pengawasan kredit multiguna.
(24)
commit to user
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Bank
1. Pengertian Bank
Bank adalah lembaga keuangan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi antara pihak yang kekurangan dana dan kelebihan dana, membantu kelancaran sistem pembayaran, serta lembaga yang membantu pemerintah dalam melaksanakan kebijakan moneter.
Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan menjelaskan bahwa “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
Secara umum bank didefinisikan sebagai salah satu badan yang bertugas sebagai perantara untuk mempertemukan pihak yang kelebihan dana dan kekurangan dana. Dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada pihak-pihak yang membutuhkan dalam bentuk kredit dan memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
(25)
commit to user
19
2. Fungsi Bank
Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali ke masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Secara lebih spesifik, fungsi perbankan di Indonesia menurut (Totok Budisantoso & Sigit Triandaru, 2006 : 9) adalah :
a. Agent of trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Sebaliknya dengan pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan.
b. Agent of development
Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan di sektor riil tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan saling mempengaruhi. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan yang ditujukan untuk pembangunan perekonomian masyarakat.
(26)
commit to user
20
c. Agent of services
Bank menawarkan berbagai macam jasa disamping dalam melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan ini erat kaitannya dengan perekonomian masyarakat secara umum, antara lain jasa pengiriman uang, jasa penitipan surat berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan.
3. Jenis Bank
Jenis-jenis bank di Indonesia berdasarkan ketentuan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Pasal 5 Ayat (1) tentang Perbankan membagi bank dalam dua jenis yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.
a. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/ atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
b. BPR
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
(27)
commit to user
21
4. Pengertian BPR
a. Bank Perkreditan Rakyat adalah lembaga keuangan non bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR.
b. Status BPR diberikan kepada Bank Desa, Lumbung Perkreditan Desa, Bank Pegawai, Lumbung Pilihan Nagari (LPN), Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Badan Kredit Desa (BKD), Badan Kredit Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakya Kecil (BKPD), dan/atau lembaga-lembaga lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Undang-Undang Perbankan No.7 Tahun 1992 dengan memenuhi persyaratan tata cara yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
c. Ketentuan tersebut diberlakukan karena mengingat bahwa lembaga-lembaga tersebut telah berkembang dari lingkungan masyarakat Indonesia, serta masih diperlukan oleh masyarakat, maka keberadaan lembaga dimaksud diakui. Oleh karena itu Undang-Undang Perbankan No.7 Tahun 1992 memberikan kejelasan status lembaga-lembaga dimaksud. Untuk menjamin kesatuan dan keseragaman dalam pembinaan dan pengawasan, maka persyaratan dan tata cara pemberian status lembaga-lemabaga dimaksud ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
(28)
commit to user
22
5. Asas BPR
Dalam melaksanakan usahanya BPR berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Demokrasi ekonomi adalah sistem ekonomi Indonesia yang dijalankan sesuai dengan Pasal 33 UUD 1945 yang memiliki 8 ciri positif sebagai pendukung dan 3 ciri negatif yang harus dihindari (free fight liberalism, etatisme, dan monopoli).
6. Fungsi BPR
Dalam menjalankan kegiatannya, fungsi BPR yaitu penghimpun dan penyalur dana masyarakat.
7. Tujuan BPR
Tujuan BPR adalah menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
8. Sasaran BPR
Sasaran BPR adalah melayani kebutuhan petani, peternak, nelayan, pedagang, pengusaha kecil, pegawai dan pensiunan karena sasaran ini belum terjangkau oleh bank umum dan untuk lebih mewujudkan pemerataan layanan perbankan, pemerataan kesempatan berusaha, pemerataan pendapatan, dan agar mereka tidak jatuh ke tangan para pelepas uang (rentenir dan pengijon).
(29)
commit to user
23
9. Kegiatan BPR
Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan, kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat sebagaimana ditentukan dalam Pasal 13 yaitu :
a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;
b. memberikan kredit;
c. menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;
d. menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain.
Disamping kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat di atas, terdapat juga kegiatan-kegiatan yang merupakan larangan bagi Bank Perkreditan Rakyat adalah sebagai berikut :
a. menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran;
b. melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing; c. melakukan penyertaan modal;
(30)
commit to user
24 e. melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud
di atas.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Bank Perkreditan Rakyat memiliki kegiatan usaha yang lebih terbatas dibandingkan dengan Bank Umum. Bank Umum dapat dana dalam bentuk simpanan dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro, dan deposito, sedangkan Bank Perkreditan Rakyat tidak diperbolehkan menghimpun dana dalam bentuk giro, dan juga tidak boleh ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.
B. Kredit
1. Pengertian Kredit
Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani (credere) yang berarti kepercayaan (truth atau faith). Oleh karena itu dasar dari kredit ialah kepercayaan. Seseorang atau salah suatu badan yang memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) di masa mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan. Apa yang telah dijanjikan itu dapat berupa barang, uang, atau jasa (Thomas Suyatno, 1995 : 12).
Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan memberikan pengertian mengenai kredit sebagai berikut :
“penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
(31)
commit to user
25
meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.
Dari perumusan di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu : a. Adanya dua pihak yang saling berkepentingan yaitu pihak penyedia
uang (kreditur) dan pihak peminjam uang (debitur). Kedua belah pihak tersebut melaksanakan atas perjanjian pinjam meminjam, dimana keduanya harus mematuhi semua persyaratan dan kewajiban masing-masing.
b. Adanya suatu penyerahan uang/tagihan atau dapat juga barang yang menimbulkan tagihan kepada pihak lain, dengan harapan bank sebagai kreditur akan memperoleh suatu tambahan nilai dari pokok pinjaman tersebut yang berupa bunga sebagai pendapatan.
c. Dalam pemberian kredit terkandung kesepakatan pelunasan hutang dan bunga akan diselesaikan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan yang telah disepakati bersama.
2. Unsur-Unsur Kredit
Sebagaimana diketahui bahwa unsur esensial dari kredit bank adalah adanya kepercayaan dari bank sebagai kreditur terhadap nasabah peminjam sebagai debitur. Kepercayaan tersebut timbul karena dipenuhinya segala ketentuan dan persyaratan untuk memperoleh kredit bank oleh debitur antara lain : tujuan peruntukan kredit, adanya agunan, dan lain-lain.
(32)
commit to user
26 Makna dari kepercayaan tersebut adalah adanya keyakinan dari bank sebagai kreditur bahwa kredit yang diberikan akan sunguh-sungguh diterima kembali dalam jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan.
Menurut (Thomas Suyatno, 1995 : 14) unsur-unsur kredit terdiri atas :
a. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa, akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.
b. Tenggang waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang.
c. Degree of risk, yaitu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari.
d. Prestasi atau objek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dapat berbentuk barang atau jasa.
3. Tujuan dan Fungsi Kredit
Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan dan fungsi tertentu, yaitu :
(33)
commit to user
27 a. Mencari keuntungan
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.
b. Membantu usaha nasabah
Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja untuk dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.
c. Membantu pemerintah
Bagi pemerintah, semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangun di berbagai sektor.
Menurut (Thomas Suyatno, 1995 : 16) fungsi kredit adalah a. Kredit dapat meningkatkan daya guna uang.
Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit.
b. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari suatu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.
(34)
commit to user
28 c. Kredit dapat meningkatkan daya guna dan peredaran barang.
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat.
d. Kredit sebagai alat stabilitas ekonomi.
Dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. Dapat pula kredit membantu dalam mengekspor barang dari dalam ke luar negeri sehingga meningkatkan devisa negara.
e. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha.
Bantuan kredit yang diberikan oleh bank akan dapat mengatasi kekurangmampuan para pengusaha di bidang permodalan tersebut, sehingga para pengusaha akan dapat meningkatkan usahanya.
f. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan.
Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik terutama dalam meningkatkan pendapatan.
g. Kredit dapat meningkatkan hubungan internasional.
Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan antara si pemberi kredit dan si penerima kredit. Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerjasama dibidang lainnya, sehingga dapat pula tercipta perdamaian dunia.
(35)
commit to user
29
4. Jenis Kredit
Atas dasar tujuan penggunaan dananya oleh debitur (Totok Budisantoso, 2006 : 117), kredit dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu :
a. Kredit Investasi, yaitu kredit jangka menengah atau panjang yang digunakan untuk pengadaan barang modal untuk kegiatan usaha nasabah.
b. Kredit Modal Kerja (KMK), yaitu kredit yang digunakan oleh debitur untuk tujuan pembiayaan modal kerja dalam operasi normal suatu usaha.
c. Kredit Konsumsi, yaitu kredit jangka pendek atau panjang yang digunakan untuk pengadaan barang atau jasa untuk tujuan konsumsi, dan bukan sebagai barang modal dalam kegiatan usaha debitur.
Jenis kedit menurut jangka waktu (Martono, 2002) dapat dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu :
a. Kredit jangka pendek, yaitu kredit dengan jangka waktu selama-lamanya 1 tahun.
b. Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang berjangka waktu antara 1-10 tahun.
c. Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari 10 tahun.
(36)
commit to user
30 Dilihat dari jaminannya (Faisal Abdullah, 2003 : 86), kredit terdiri dari :
a. Kredit dengan jaminan (Secured Loans), yaitu kredit yang diberikan karena adanya jaminan dari debitur, baik berupa harta bergerak maupun harta tidak bergerak.
b. Kredit tanpa jaminan (Unsecured Loans), yaitu pemberian kredit dengan tidak bersasarkan barang jaminan. Kredit tanpa jaminan biasanya diberikan kepada nasabah lama oleh pihak telah diketahui benar-benar memiliki reputasi baik dalam membayar angsuran pinjaman.
Kredit menurut segmen usahanya dibagi menjadi 2 (dua), yaitu : a. Whole Loans, yaitu kredit yang diberikan kepada individu atau
korporasi untuk menjalankan bidang usaha, misalnya perdagangan, industri, dan lain-lain sebagai tambahan modal kerja.
b. Retail Loans, yaitu kredit yang diberikan kepada nasabah (debitur) untuk tujuan konsumsi.
5. Manfaat Kredit
Dalam fasilitas perkreditan ada berbagai pihak yang saling berkepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pihak-pihak yang berkepentingan secara langsung tentu adalah pihak bank dan pihak calon debitur, karena kedua belah pihak inilah yang pertama-tama akan menerima manfaat dari perkreditan itu secara langsung. Sedangkan pihak
(37)
commit to user
31 pemerintah dalam hal ini merupakan penguasa moneter dan masyarakat luas juga akan merasakan manfaat perkreditan itu secara tidak langsung. a. Manfaat kredit bagi debitur, yaitu :
1) Untuk meningkatkan usahanya, dengan kredit debitur dapat meningkatkan pengadaan atau peningkatan faktor – faktor produksi, baik berupa tambahan modal kerja, mesin, bahan baku, maupun peningkatan sumber daya manusia, perluasan pasar, sumber daya alam dan teknologi
2) Dengan memperoleh kredit bank, maka secara tidak langsung akan meningkatkan bonafiditas perusahaan sehingga debitur dapat memperoleh kesempatan untuk mendapatkan pelayanan fasilitas perbankan yang lainnya.
3) Bank akan menjaga privasi atau kerahasiaan nasabah.
4) Dalam meningkatkan usahanya, maka jangka waktu kedit dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
b. Manfaat kredit bagi bank
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai financial intermediary, bank akan memperoleh berbagai manfaat antara lain :
1) Bank memperoleh pendapatan berupa bunga yang diterima dari debitur, sehingga akan meningkatkan laba bank.
2) Untuk menjaga solvabilitas
Dengan adanya pendapatan bunga dari fasilitas perkreditan, bank diharapkan dapat memenuhi kewajibannya untuk membayar
(38)
commit to user
32 kembali dana beserta bunganya yang disimpan pada bank yang bersangkutan kepada para pemiliknya.
3) Dengan menyalurkan kredit, bank sekaligus membantu dalam memasarkan jasa-jasa perbankan lainnya.
4) Untuk mempertahankan dan mengembangkan usaha.
Suatu bank akan mampu memperoleh laba yang memadai apabila ia mampu mengelola dana yang diperolehnya menjadi kredit yang produktif dengan tingkat kolektibilitas yang tinggi. Oleh karena itu, bank harus memperhatikan prinsip-prinsip perkreditan 5C, harus mempunyai kebijaksanaan perkreditan yang baik, serta harus mempunyai sistem internal control yang baik.
5) Untuk merebut pasar (market share) dalam industri perbankan. Fasilitas kredit sering digunakan oleh bank sebagai perangsang dalam merebut nasabah bank lain dengan pemberian kredit yang lebih besar jumlahnya dan dengan suku bunga yang lebih rendah. 6) Bank memperoleh keuntungan di bidang sumber daya manusia,
khususnya dalam dunia kredit perbankan, sehingga di masa yang akan datang akan memiliki tenaga-tenaga perkreditan yang berkualitas.
c. Manfaat kredit bagi pemerintah, yaitu :
1) Kredit bank dapat dipakai sebagai alat untuk mendorong laju perekonomian nasional.
(39)
commit to user
33 3) Kredit dapat menciptakan lapangan usaha.
4) Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat. 5) Kredit sebagai sumber pendapatan negara melalui pajak dari bunga. 6) Penciptaan pasar.
d. Manfaat kredit bagi masyarakat luas, yaitu :
1) Dengan adanya kredit akan meningkatkan perluasan lapangan pekerjaan, sehingga akan mengurangi pengangguran.
2) Untuk kelompok masyarakat yang memiliki keahlian dan profesi tertentu dapat terlibat dalam proses pemberian kredit, misalnya sebagai konsultan kredit dan lain- lain.
3) Para pemilik dana yang disimpan di bank berharap dana yang dimilikinya dapat diterima kembali secara utuh beserta bunganya.
6. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit
Kredit yang diberikan oleh bank mengandung risiko, sehingga dalam setiap pemberian kredit atau pembiayaan harus memperhatikan asas-asas perkreditan atau pembiayaan yang sehat dan berdasarkan prinsip kehati-hatian. Untuk memperkecil risiko dalam memberikan kredit, bank harus mempertimbangkan beberapa hal yang terkait dengan itikad baik dan kemampuan membayar nasabah untuk melunasi kembali pinjaman beserta bunganya. Oleh karena itu dalam pemberian kredit, bank harus berpedoman pada prinsip 5C (the five C of credit analysis).
(40)
commit to user
34
a. Character
Keyakinan dari pihak bank bahwa calon debitur mempunyai moral, watak, ataupun sifat-sifat pribadi yang baik. Penilaian terhadap karakter ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kejujuran, integritas, dan kemauan dari calon nasabah debitur untuk memenuhi kewajiban dan menjalankan usahanya.
b. Capacity
Yang dimaksud dengan capacity dalam hal ini adalah kemampuan calon nasabah debitur untuk mengelola kegiatan usahanya dan mampu melihat prospektif masa depan, sehingga usahanya akan dapat berjalan dengan baik dan memberikan keuntungan, yang menjamin bahwa ia mampu melunasi hutang kreditnya dalam jumlah dan jangka waktu yang telah ditentukan.
c. Capital
Dalam hal ini bank harus terlebih dahulu melakukan analisis terhadap modal yang dimiliki oleh pemohon kredit. Analisis ini tidaklah semata-mata didasarkan pada besar kecilnya modal, akan tetapi lebih difokuskan kepada bagaimana distribusi modal ditempatkan oleh pengusaha tersebut, sehingga segala sumber yang telah ada dapat berjalan secara efektif.
(41)
commit to user
35
d. Collateral
Collateral adalah jaminan untuk persetujuan pemberian kredit yang merupakan sarana pengaman (back up) atas risiko yang mungkin terjadi atas wanprestasi nasabah debitur di kemudian hari, misalnya terjadi kredit macet. Jaminan ini diharapkan mampu melunasi sisa hutang kredit baik hutang pokok maupun bunganya.
e. Condition of economy
Yang dimaksud dengan condition of economy yaitu situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat maupun untuk suatu kurun waktu tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari perusahaan yang akan memperoleh kredit.
Berkaitan dengan prinsip pemberian kredit di atas, pada dasarnya pemberian kredit oleh bank kepada nasabah debitur berpedoman pada 2 prinsip (Hermansyah, 2005 : 65), yaitu :
a. Prinsip kepercayaan
Pemberian kredit yang dilakukan oleh bank kepada debitur selalu didasarkan kepada kepercayaan. Bank mempunyai kepercayaan bahwa kredit yang diberikannya bermanfaat bagi debitur sesuai dengan peruntukannya dan bank juga percaya debitur yang bersangkutan mampu melunasi hutang kredit beserta bunga dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
(42)
commit to user
36
b. Prinsip kehati-hatian (prudential principle)
Prinsip ini diwujudkan dalam bentuk penerapan secara konsisten berdasarkan itikad baik terhadap semua persyaratan dan perundang-undangan yang terkait dengan pemberian kredit oleh bank yang bersangkutan.
Berdasarkan ketentuan Pasal 29 Ayat (2) Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, mengemukakan bahwa :
“Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian”.
7. Persiapan Analisa Pemberian Kredit
Proses pemberian kredit merupakan suatu cara untuk mengatur tahapan atau langkah-langkah dalam mendapatkan data-data dari calon debitur yang diperlukan dalam pemberian fasilitas kredit. Sebelum menerima pengajuan kredit dari debitur, para kreditur harus berusaha mengumpulkan data debitur, baik melalui data langsung dari debitur sendiri maupun yang diperoleh melalui wawancara dengan berbagai pihak, dan investigasi terhadap aspek-aspek penunjang lainya.
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan analisis kredit menurut (Teguh Pudjo Muljono, 1993) adalah :
a. Pemilihan pendekatan (approach) yang akan dipakai dalam melakukan analisis kredit itu sendiri.
(43)
commit to user
37 1) Pendekatan pertama adalah pendekatan jaminan (collateral
approach).
Pendekatan ini dilakukan sebagai dasar dalam menganalisa kredit yaitu kredit akan diberikan apabila calon debitur mempunyai jaminan memadai baik ditinjau dari nilai ekonomi ataupun dari uang (kredit) yang akan dilepaskan oleh pihak bank kepada calon debiturnya.
2) Bentuk pendekatan yang kedua yaitu berupa pendekatan karakter (character approach).
Pendekatan ini merupakan proses pemberian berdasarkan atas kepercayaan terhadap reputasi karakter bisnis dari calon debiturnya. Pendekatan ini akan sangat tepat dilakukan oleh pihak bank apabila bank yang bersangkutan telah mengenal dengan baik reputasi karakter dari calon debiturnya.
3) Bentuk pendekatan yang ketiga yaitu mendasarkan diri dari kemampuan pelunasan atas kredit yang diberikan (repayment approach).
Pada pendekatan ini penilaian kemampuan pelunasan tersebut tidak terbatas pada sumber-sumber dana yang diciptakan oleh kegiatan usaha nasabahnya untuk melunasi kreditnya. Tetapi dapat juga sumber dana untuk pelunasan kredit diambil dari sumber dana dari pihak ketiga lainnya atau dari likuiditas barang-barang jaminan yang disahkan oleh pihak nasabah. Pendekatan ini dapat menekan
(44)
commit to user
38 adanya kredit tertagih, karena pihak bank telah benar-benar memperhitungkan kemampuan pelunasan para calon debiturnya. 4) Pendekatan yang keempat yaitu atas dasar tingkat keterlaksanakan
proyek usaha calon debitur (feasibilityapproach).
Pada pendekatan ini pemberian kredit didasarkan pada sejauh mana proyek usaha calon debitur tersebut dapat melunasi semua kewajiban-kewajibannya dengan sumber-sumber dana yang dapat dihimpun oleh suatu usaha yang akan dilaksanakannya.
5) Pendekatan selanjutnya yaitu pemberian kredit sebagai Bank Pembangunan (development bank approach).
Pemberian kredit yang mendasarkan diri sebagai bank pembangunan telah meletakkan fungsi bank sebagai agent of development dari suatu sistem perekonomian. Dalam pendekatan ini para analis mempunyai tugas yang berat karena tidak hanya bertugas untuk menilai feasibility suatu proyek saja tetapi juga harus memperhitungkan fungsinya dalam pembangunan sistem perekonomian yang telah digariskan oleh penguasa moneter.
b. Tahapan kedua dari proses analisa kredit yaitu dalam pengumpulan informasi yang diperlukan yaitu setelah pendekatan yang akan digunakan dalam analisa itu dapat dirumuskan, maka analis segera harus mendapatkan teknik-teknik analisa yang akan dipakai maupun lain-lain, sarana yang diperlukan serta action program yang lainnya. Penetapan titik krisis dari proyek yang akan dibiayai dengan kredit.
(45)
commit to user
39 Proses analisa harus dimulai dari titik kritis dari proyek yang akan dibiayai dengan kredit. Titik kritis (critical point) akan dapat diketahui dari faktor produksi yang paling menentukan terhadap keberhasilan proyek yang bersangkutan. Setelah titik kritis ini dapat diketahui maka baru dilanjutkan dengan analisa-analisa lainnya yang paling relevan dengan faktor produksi yang dianggap sebagai titik kritis tersebut. Sudah tentu dalam menentukan titik kritis (criticalpoint) dari proyek rencana usaha, seorang analisa kredit harus mempunyai wawasan bisnis yang luas, serta mempunyai pengetahuan yang cukup tentang seluk beluk yang dianalisisnya.
8. Sistem Pemberian Kredit
Untuk memperoleh kredit bank, seorang debitur harus melalui beberapa tahapan, yaitu dari tahap pengajuan aplikasi kredit sampai dengan tahap penerimaan kredit. Tahapan-tahapan tersebut merupakan suatu proses baku yang berlaku bagi setiap debitur yang membutuhkan kredit bank.
Proses pemberian kredit oleh satu bank dengan bank yang lain tak jauh berbeda. Kalaupun ada perbedaan hanya terletak pada persyaratan dan ukuran penilaian yang ditetapkan oleh bank dengan pertimbangan masing-masing dengan tetap memperhitungkan unsur persaingan.
(46)
commit to user
40 Prosedur pemberian kredit dibedakan antara pinjaman perseorangan dan badan hukum, yang secara umum dapat di jelaskan sebagai berikut (Hermansyah, 2005 : 68) :
a. Pengajuan Permohonan / Aplikasi Kredit
Dalam mengajukan permohonan kredit, sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut :
1) Profil perusahaan
2) Tujuan dan manfaat kredit
3) Besarnya kredit dan jangka waktu pelunasan kredit 4) Cara pengembalian kredit
5) Jaminan kredit
Selanjutnya aplikasi kredit tersebut dilampiri dengan dokumen-dokumen pendukung yang dipersyaratkan, yaitu
1) Akta Pendirian 2) Identitas (KTP)
3) Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 4) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
5) Neraca dan Laporan Laba Rugi 3 (tiga) tahun terakhir 6) Fotocopy sertifikat jaminan
b. Penelitian Berkas Kredit
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas aplikasi yang diajukan sudah lengkap dan memenuhi persyaratan. Apabila ternyata berkas aplikasi kredit tersebut belum lengkap dan belum memenuhi
(47)
commit to user
41 persyaratan yang ditentukan, maka pihak bank akan meminta kepada pemohon kredit untuk melengkapinya.
c. Penilaian Kelayakan Kredit
Dalam tahap penilaian kelayakan kredit ini, ada beberapa aspek yang akan dinilai, yaitu
1) Aspek Hukum
Merupakan penilaian terhadap keaslian dan keabsahan dokumen-dokumen yang diajukan oleh debitur.
2) Aspek Pasar dan Pemasaran
Hal yang dinilai dalam aspek ini adalah prospek usaha yang dijalankan oleh debitur untuk masa sekarang dan yang akan datang. 3) Aspek Keuangan
Merupakan penilaian terhadap aspek keuangan perusahaan yang dilihat dari laporan keuangan yang termuat dalam neraca dan laporan laba rugi (current ratio, inventory turn over, receivable turn over, profit margin ratio, working capital) yang dilampirkan dalam aplikasi kredit.
4) Aspek Teknis / Operasional
Penilaian dalam aspek ini adalah aspek teknis dari perusahaan yang mengajukan aplikasi kredit, misalnya mengenai lokasi tempat usaha, kondisi gedung beserta sarana, dan prasarana pendukung lainnya.
(48)
commit to user
42 5) Aspek Manajemen
Penilaian terhadap aspek manajemen ini adalah untuk menilai pengalaman dari perusahaan yang memohon kredit dalam mengelola kegiatan usahanya, termasuk sumber daya manusia yang mendukung kegiatan usaha tersebut.
6) Aspek Sosial Ekonomi
Untuk melakukan penilaian terhadap dampak dari kegiatan usaha yang dijalankan oleh perusahaan yang memohon kredit khususnya bagi masyarakat baik secara ekonomis maupun sosial.
7) Aspek AMDAL
Merupakan persyaratan pokok dalam kegiatan operasi suatu perusahaan. Oleh karena kegiatan usaha yang dijalankan oleh suatu perusahaan pasti mempunyai dampak terhadap lingkungan baik darat, laut, maupun udara.
d. Keputusan Kredit
Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan diberikan atau ditolak, jika diterima, maka dipersiapkan administrasinya. Biasanya mencakup :
1) Jumlah uang yang diterima 2) Jangka waktu
(49)
commit to user
43
e. Perjanjian Kredit Bank
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka sebelum kredit dicairkan maka terlebih dahulu calon nasabah menandatangani perjanjian kredit.
f. Realisasi Kredit
Diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan.
g. Penyaluran / Penarikan Dana
Merupakan pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit, yaitu sekaligus dan secara bertahap.
9. Sistem Pengawasan Kredit
Setelah kredit diberikan, maka tugas bank selanjutnya adalah melakukan pengawasan terhadap usaha nasabah yang dibiayai dengan kredit tersebut.
Secara umum pengawasan kredit merupakan salah satu fungsi manajemen dalam usahanya untuk penjagaan dan pengamanan dalam pengelolaan kekayaan bank dalam bentuk kredit yang lebih baik dan efisien, guna menghindarkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dengan cara mendorong dipatuhinya kebijaksanaan-kebijaksanaan
(50)
commit to user
44 perkreditan yang telah ditetapkan serta mengusahakan penyusunan administrasi perkreditan yang benar (Teguh Pudjo Muljono, 1993 : 462).
Dengan demikian pengawasan kredit menurut tujuannya (Faisal Abdullah, 2003 : 95) dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
a. Preventif Control
Merupakan pengawasan kredit yang dilakukan sebelum pencairan kredit dengan tujuan untuk mencegah kemungkinan terjadi penyimpangan penggunaan kredit.
b. Represif Control
Merupakan pengawasan kredit yang dilakukan setelah pencairan dan saat penggunaan kredit dengan tujuan untuk mengatasi setiap penyimpangan yang terjadi.
Mengingat tugas pengawasan oleh bank begitu luas, maka bidang ini harus dikerjakan berdasarkan organisasi dan teknik pelaksanaan yang efisien. Untuk hal ini pengawasan diatur sedemikian rupa sehingga pelaksanaan tidak menjadi simpang siur, bahkan mencapai efisiensi “saling mengawasi”. Sebagai pedoman perlu diadakan pemisahan, yaitu pengawasan administratif dan pengawasan lapangan. Untuk pengawasan administratif perlu diadakan :
a. Daftar kredit dengan jaminannya yang perlu diawasi terus menerus. b. Pencatatan perubahan saldo kredit karena pembayaran-pembayaran
(pinjaman persekot) atau karena pengambilan dan penyetoran debitur (mutasi rekening koran).
(51)
commit to user
45 c. Daftar kredit macet
d. Daftar jaminan lengkap dengan keterangan-keterangannya, misalnya jenis, bentuk/jumlah, tempat/alamat penyimpanan, nilai waktu kredit diberikan, dan lain-lain.
Sedangkan pengawasan dilapangan dilakukan secara periodik atau insidentil (mendadak) berdasarkan perkembangan yang dianggap penting. Pekerjaan pengawasan yang dilakukan di lapangan dalam aspek perkreditan mencakup pembidangan lebih luas daripada segi preventif dan represif saja, melainkan mencakup aspek mikro dan makro. Oleh karena itu pengawasan di lapangan diarahkan pada :
a. aspek kegiatan ekonomi masyarakat; b. penyelamatan dunia usaha;
c. keramaian, kesepian, dan harga pasar barang-barang; d. kemampuan daya beli rakyat pada umumnya;
e. kemajuan usaha;
f. pengetahuan pasar uang dan modal; g. lalu lintas perdagangan pada umumnya.
Peninjauan ke lapangan atau langsung ke tempat nasabah ini bertujuan untuk melihat secara langsung keadaan usaha nasabah, apakah usaha tersebut mengalami kemajuan atau mengalami kemunduran, selain itu untuk membuktikan kebenaran dari seluruh laporan nasabah dibandingkan dengan jumlah dan keadaan usaha secara fisik, dan yang
(52)
commit to user
46 terakhir untuk memberikan saran dan pembinaan apabila terjadi hambatan dalam menjalankan usahanya.
Teknik pengawasan kredit menurut (Teguh Pudjo Muljono, 1993 : 477-489), yaitu :
a. Control by Exception
Untuk mengetahui hal-hal yang bersifat exception dapat dilakukan dengan analisa SWOT yaitu kekuatan (Strenghtness Point),
kelemahan (Weakness Point), kesempatan (Oportunities), dan ancaman (Threat). Analisis SWOT ini berguna bagi manajemen agar kegiatan pengawasan itu sendiri dapat berlangsung secara terarah dan efisien, dimana sasaran dan intensitas pengawasan kredit dititikberatkan pada hal-hal yang lemah (faktor intern) dan hal-hal yang dapat membahayakan (faktor ekstern).
b. Verband Controle
Yaitu suatu kegiatan pemeriksaan dimana ada sesuatu yang mencurigakan terhadap suatu informasi, dan untuk menguji kebenaran informasi yang mencurigakan tersebut diperlukan informasi lain yang mempunyai hubungan yang sangat erat.
c. Pengawasan Fisik / Inspeksi On The Spot
Pengawasan fisik adalah pengawasan yang dilakukan dengan mengadakan pemeriksaan langsung di tempat usaha nasabah.
(53)
commit to user
47 1) Untuk mengecek kebenaran dari seluruh keterangan / data maupun
laporan oleh nasabah dibandingkan dengan jumlah dan keadaannya secara fisik.
2) Untuk melihat keadaan usaha nasabah secara langsung dan mengadakan wawancara dengan nasabah tentang seluruh aktivitas perusahaannya.
3) Untuk mengingatkan nasabah bahwa bank menaruh perhatian atas kegiatan usahanya.
4) Mendidik nasabah untuk selalu menyampaikan laporan kepada bank sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.
d. Monitoring Perkreditan
Bank harus mengumpulkan data-data dan informasi baik informasi intern maupun ekstern.
e. Audit
Kegiatan ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan rencana kerja yang dilakukan oleh para eksekutif. Di dalam kegiatan audit ini mencakup financial audit, operasional audit, dan
(54)
commit to user
48
BAB III PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Penjelasan Umum
PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Nguter Surakarta pertama kali didirikan di Desa Nguter, Sukoharjo dengan anggaran dasar awal yang dibuat oleh Notaris Nur Fariah Latief, SH , Notaris di Karanganyar, tanggal 2 Maret 1994 dengan akte No. 12 dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia sebagaimana terdapat dalam Surat Keputusan nomor C2-16.782.HT.01.01 Tahun 1994 tertanggal 8 November 1994.
Dengan berbagai pertimbangan antara lain sarana yang telah memadai dan lokasi yang lebih strategis dan mudah dijangkau oleh nasabah, maka sejak tanggal 15 April 2001 lokasi BPR Nguter dipindahkan ke Jl. Ir. Sutami 118 A Surakarta. Kemudian pada tanggal 20 Desember 2005 lokasi PT. BPR Nguter dipindahkan lagi ke Jl. Honggowongso No. 69 Surakarta, hal ini dimaksudkan agar lokasinya lebih strategis dan lebih dekat dengan nasabah potensial.
Meskipun PT. BPR Nguter berlokasi di pusat kota Surakarta, namun PT. BPR Nguter Surakarta tidak hanya mengandalkan wilayah kerja disekitarnya saja tetapi juga meliputi daerah se-eks Karesidenan
(55)
commit to user
49 Surakarta, yaitu : Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Klaten, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Wonogiri, dan Kabupaten Sragen.
Untuk mendukung operasional pada wilayah tersebut, bank telah mempersiapkan petugas lapangan baik dalam penghimpunan dana masyarakat maupun penyaluran kredit dan penagihan kredit (sistem jemput bola). Sehingga dalam penghimpunan dana dan penyaluran kredit dapat merata dan meluas ke seluruh lapisan masyarakat di berbagai daerah (wilayah) Karesidenan Surakarta.
2. Visi dan Misi
PT. BPR Nguter Surakarta memiliki visi yaitu menjadikan PT. BPR Nguter Surakarta berkelas nasional, sedangkan misi PT. BPR Nguter Surakarta adalah membantu mewujudkan sesuatu yang sangat didambakan dan diperlukan masyarakat agar kehidupannya menjadi lebih baik dan lebih sejahtera.
Bertolak pada visi dan misi di atas yang merupakan pandangan strategis dalam menggapai jangka panjang dan global, maka strategi manajemen yang dapat dilakukan dalam merealisasikan rencana kerja tahun 2011 adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan kualitas pelayanan yang lebih baik dari pesaing.
b. Memperbaiki dan mereview persyaratan kredit dan prosedur pemberian kredit yang memperlambat pelayanan.
(56)
commit to user
50 c. Memperluas penghimpunan dan pengumpulan dana melalui tabungan
maupun deposito serta meningkatkan pangsa pasar kredit.
d. Mengembangkan organisasi pemasaran yang berkaitan dengan pencapaian target funding maupun lending.
e. Mengadakan penyempurnaan kebijakan-kebijakan sesuai dengan perkembangan ekonomi dan kebijakan pemerintah (Bank Indonesia) yang tertuang dalam Arsitektur Perbankan Indonesia (API).
f. Menyesuaikan tingkat bunga deposito maupun kredit dengan pesaing. g. Memberikan peluang kepada setiap karyawan untuk mengikuti
pelatihan keterampilan yang mendukung produktifitas kerja.
h. Memperingan persyaratan kredit dan mempercepat proses pemberian kredit namun tetap berpedoman pada prinsip kehati-hatian.
3. Perijinan dan Legalitas Usaha
Perijinan dan legalitas dalam menjalankan usaha adalah sebagai berikut :
a. Tanda Daftar Perusahaan Perseroan Terbatas dari Kepala Kantor Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta dengan nomor TDP 11.16.165.00824 tertanggal 13 Juni 2001 yang berlaku sampai dengan tanggal 13 Juni 2006, diperbaharui dengan nomor TDP 11.16.1.65.00824 berlaku sampai dengan tanggal 13 Juni 2011.
(57)
commit to user
51 b. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang dikeluarkan oleh Kantor
Pelayanan Pajak Klaten dengan nomor NPWP 1.545.687.4-525.000 dan nomor register 007703-5253.
c. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor Kep. 100/KM.17/1996 tentang Pemberian Ijin Usaha PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Nguter Sukoharjo yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4 Maret 1996.
4. Pemegang Saham
Pada tanggal 22 Juni 2002 terjadi perubahan kepemilikan (akuisisi) dari pemilik lama, yaitu :
a. Djoko Pong Sugoto dengan komposisi saham sebesar 60%. b. Augustine Esther dengan komposisi saham sebesar 35%. c. Dwi Esti Nastiti dengan komposisi saham sebesar 5%.
Komposisi pemegang saham tersebut sekarang telah mengalami perubahan ke pemilik baru, yaitu :
a. Djoko Pong Sugoto dengan komposisi saham sebesar 60%. b. Augustine Esther dengan komposisi saham sebesar 40%.
5. Permodalan
Untuk memenuhi peraturan pemerintah tentang CAR minimal 8% PT. BPR Nguter telah melakukan perubahan modal dasar sebanyak 2 (dua) kali, dimana perubahan tersebut dilaksanakan sebagai berikut :
(58)
commit to user
52 a. Tahun 2005 terjadi perubahan modal dasar Rp. 1.600.000.000,-
menjadi Rp. 6.400.000.000,- Dan modal yang disetor juga mengalami perubahan dari Rp. 1.600.000.000,- menjadi sebesar Rp. 2.820.000.000,-
b. Pada bulan Februari tahun 2006 telah dilakukan perubahan modal dasar menjadi Rp 10.000.000.000,- yang terbagi 20.000 lembar saham masing-masing saham bernilai sebesar Rp. 500.000,- Modal dasar tersebut ditempatkan dan disetor sejumlah 41% atau sejumlah 8.200 lembar saham dengan nominal seluruhnya sebesar Rp. 4.100.000.000,-
Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan oleh para pemegang saham yaitu :
Tabel 2.1 Nama dan Jumlah Pemegang Saham
Pemegang Saham Lembar Saham Jumlah Prosentase Djoko Pong Sugoto
Augustine Esther Dwi Esti Nastiti
4.920 lembar 3.280 lembar 410 lembar 2.460.000.000,- 1.435.000.000,- 205.000.000,- 60% 35% 5%
Jumlah 8.200 lembar 4.100.000.000,- 100%
Sumber : PT. BPR Nguter Surakarta, 2011
Hal ini merupakan wujud dari komitmen pemegang saham untuk selalu memperkuat permodalan bank.
6. Perubahan Susunan Pengurus
Setelah terjadi akuisisi, maka PT. BPR Nguter juga melakukan perubahan pengurus seluruhnya. Untuk memenuhi Undang-Undang
(59)
commit to user
53 Perseroan Terbatas tentang jumlah direksi harus 2 orang, maka RUPS memutuskan mengangkat 1 orang direktur yang telah mengikuti fit and proper test di Bank Indonesia pada bulan Mei 2004. Sehingga susunan pengurus yang baru sejak bulan Mei 2004 sebagai berikut :
a. Komisaris Utama : Anta Winarta
b. Komisaris : Djoko Pong Sugoto, SE, MBA c. Direktur Utama : Dwi Esti Nastiti, SE
d. Direktur : Hendrardi, SE
Pada bulan Maret 2005 Direktur, Hendrandi, SE mengundurkan diri atas permintaan sendiri dengan demikian jabatan Direktur untuk sementara waktu kosong. Namun pada bulan Oktober 2005, setelah melalui fit and proper test di Bank Indonesia dan telah dinyatakan lulus, maka dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa untuk mengangkat Lusiawati Oeyeng sebagai Direktur di PT. BPR Nguter Surakarta. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi persyaratan Undang-Undang Perseroan Terbatas. Dengan demikian susunan pengurus PT. BPR Nguter Surakarta yang baru sejak bulan November 2005 adalah sebagai berikut :
a. Komisaris Utama : Anta Winarta
b. Komisaris : Djoko Pong Sugoto, SE, MBA c. Direktur Utama : Dwi Esti Nastiti, SE
d. Direktur : Dra. Lusiawati Oeyeng
Kemudian pada tanggal 28 Juni 2007 melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa disetujui pengunduran diri Direktur Utama
(60)
commit to user
54 Dwi Esti Nastiti dan Komisaris Djoko Pong Sugoto sehingga susunan pengurus yang baru dalah sebagai berikut :
a. Komisaris : Anta Winarta
b. Direktur : Dra. Lusiawati Oeyeng
Dengan Akta Notaris Drajad Uripno, SH. No. 42 tertanggal 29 Juni 2007. Selanjutnya untuk memenuhi Undang-Undang Perseroan Terbatas dan untuk memenuhi ketentuan Bank Indonesia, bahwa pengurus BPR harus terdiri dari 2 orang komisaris dan 2 orang direktur yang telah mengikuti fit and proper test di Bank Indonesia pada tanggal 22 September 2008 dan sudah dinyatakan lulus oleh Bank Indonesia, maka susunan pengurus PT. BPR Nguter berubah menjadi sebagai berikut :
a. Direktur Utama : Fransisca Permata Dewi, SE, MM b. Direktur : Dra. Lusiawati Oeyeng
c. Komisaris Utama : Drs. Sri Dadi Wibowo, MM d. Komisaris : Anta Winarta
Dengan Akta Notaris Drajad Uripno, SH. No. 03 tanggal 11 November 2008. Kemudian pada tanggal 04 Maret 2009 melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa susunan pengurus terakhir adalah sebagai berikut :
a. Direktur Utama : Fransisca Permata Dewi, SE, MM b. Direktur : Yusak Adi Nugroho, SE
c. Komisaris Utama : Bambang Subartono, SE d. Komisaris : Drs. Sri Dadi Wibowo, MM
(61)
commit to user
55 Dengan Akta Notaris Drajad Uripno, SH. No. 01 tanggal 04 Maret 2009. Setelah ada perubahan susunan pengurus terakhir, maka terjadi juga perubahan dalam susunan pemegang saham. Berikut adalah susunan pemegang saham terakhir :
Tabel 2.2 Nama dan Jumlah Pemegang Saham Baru Pemegang Saham Lembar Saham Jumlah Prosentase Djoko Pong Sugoto
Augustine Esther
4.920 lembar 3.280 lembar
2.460.000.000,- 1.640.000.000,-
60% 40%
Jumlah 8.200 lembar 4.100.000.000,- 100%
Sumber : PT. BPR Nguter Surakarta, 2011
7. Struktur Organisasi
Struktur organisasi perusahaan merupakan kerangka dasar yang mempersatukan bagian-bagian yang ada dalam suatu perusahaan sehingga dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan. a. Gambar Struktur Organisasi
Berikut ini merupakan struktur organisasi PT. BPR Nguter Surakarta yang dinyatakan dalam gambar yaitu :
(62)
48
GAMBAR 3.1
STRUKTUR ORGANISASI PT. BPR NGUTER SURAKARTA
Sumber : PT. BPR Nguter Surakarta
RUPS
KABAG OPERASIONAL KABAG KREDIT
DEWAN KOMISARIS
DIREKSI
Admin Kredit
Collection Filter
Marketing Pembukuan Umum SPI
Account Officer
Tabungan / Deposito Kasir
(63)
commit to user
49 b. Uraian Susunan Organisasi
Dengan demikian dapat diuraikan susunan organisasi masing-masing bagian pada PT. BPR Nguter Jl. Honggowongso No.69 Surakarta adalah sebagai berikut :
1) RUPS
2) Dewan Komisaris 3) Direksi
4) Kepala Bagian (Kabag) Kredit a) Administrasi Kredit b) Account Officer
c) Penagihan / Collection Kredit 5) Kepala Bagian (Kabag) Operasional
a) Kasir
b) Tabungan / Deposito c) Pembukuan
d) Satuan Pengawas Intern (SPI) e) Umum
6) Marketing c. Deskripsi Jabatan
Berdasarkan struktur organisasi secara rinci, tugas dan tanggung jawab dapat diuraikan sebagai berikut :
(64)
commit to user
l Merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam suatu perusahaan. Setiap pengambilan keputusan penting yang menyangkut perusahaan diputuskan disini.
2) Dewan Komisaris
Dewan Komisaris disini berperan untuk pengawasan dan koordinasi. Atasan langsung dari Dewan Komisaris adalah RUPS. Tugas dan tanggung jawab secara umum :
a) Membantu para pemegang saham dalam mengatur dan menjalankan BPR supaya bisa berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
b) Memimpin dan mengawasi kinerja direksi dalam menjalankan tugas-tugasnya.
3) Direksi
Tugas dan tanggung jawab secara umum :
a) Melaksanakan kegiatan perusahaan dalam menjalankan kebijakan yang telah ditentukan oleh direksi.
b) Mengorganisir kegiatan organisasi serta mengawasi jalannya kebijakan.
c) Menambah, mengangkat, memindahkan serta memberhentikan pegawai.
(65)
commit to user
li e) Memastikan laporan keuangan tepat waktu dan
lancar.menindaklanjuti hasil evaluasi dari BI, komisaris, dan SPI.
4) Kepala Bagian (Kabag) Kredit Tugas dan tanggung jawab :
a) Mengkoordinir dan merencanakan tugas-tugas Administrasi Kredit, Account Officer, dan Collection di lapangan.
b) Bertanggung jawab atas kinerja Administrasi Kredit dan kelancaran pencairan.
c) Bertanggung jawab atas kelengkapan administrasi pengajuan kredit dan pencairan kredit yang disalurkan sudah sesuai dengan SOP perusahaan.
d) Bertanggung jawab atas pencapaian target kredit yang diberikan pada masyarakat.
e) Melakukan koordinasi dengan kasie Account Officer dan kasie
collection jika terdapat permasalahan dalam hal penanganan kredit bermasalah dan membutuhkan informasi tambahan dari
Account Officer mengenai kondisi debitur.
f) Melaporkan, memberitahukan dan mengkonsultasikan kepada Direksi yang berkaitan dengan cara kerja dan hasil kerja Administrasi Kredit, Account Officer, dan Collection.
g) Mengarahkan dan membimbing Account Officer agar hasil survey dan analisa kredit lebih berkualitas.
(66)
commit to user
lii h) Mengarahkan kepada kasie Collection agar memberikan
bimbingan kepada Collection agar mencapai targetnya. 5) Administrasi Kredit
Tugas dan tanggung jawab :
a) Menerima pengajuan kredit dari dealer / umum, serta memberikan informasi mengenai proses kredit calon debitur. b) Melakukan SID (BI checking)
c) Mengetik Perjanjian Kredit (PK)
d) Pengecekan kelengkapan berkas PK dan survey report yang telah di acc pimpinan.
e) Membuat MOU / Memorandum Of Understanding dengan pihak lain.
f) Menerima angsuran dari debitur baik dealer / umum. 6) Kasie Account Officer / AO
Tugas dan tanggung jawab :
a) Mengkoordinir dan merencanakan tugas-tugas Account Officer
di lapangan.
b) Melakukan koordinasi dengan kasie Collection jika terdapat permasalahan dalam hal penanganan kredit bermasalah dan membutuhkan informasi tambahan dari Account Officer
(67)
commit to user
liii c) Melaporkan, memberitahukan, dan mengkonsultasikan kepada
Direksi yang berkaitan dengan cara kerja dan hasil kerja
Account Officer.
d) Mengarahkan dan membimbing Account Officer agar hasil survey dan analisa kredit lebih berkualitas.
e) Menerima laporan hasil survey dari Account Officer.
f) Bertanggung jawab atas kinerja Account Officer dari hasil survey.
g) Monitoring hasil kerja per Account Officer. 7) Account Officer (AO)
Tugas dan tanggung jawab :
a) Menerima order untuk disurvey dari administrasi survey. b) Pengecekan kebenaran dan kelengkapan data calon debitur. c) Melakukan survey ke tempat calon debitur (meliputi survey
rumah tinggal, jaminan, pekerjaan / usaha, lingkungan sekitar). d) Menganalisa hasil survey dan dilaporkan kepada komite kredit. e) Membuat laporan analisa survey report mengenai calon
debitur.
f) Menyampaikan kepada administrasi kredit apakah pengajuan kredit calon debitur tersebut disetujui / ditolak.
8) Kasie Collection
Tugas dan tanggung jawab :
(68)
commit to user
liv b) Bertanggung jawab dalam rangka upaya menurunkan NPL /
kredit macet sesuai dengan rencana kerja perusahaan.
c) Mengkoordinir dan merencanakan tugas-tugas kolektor di lapangan.
d) Melakukan koordinasi dengan kepala Account Officer terkait permasalahan.
e) Melaporkan, memberitahukan, dan mengkoordinasikan kepada Direksi tentang permasalahan penanganan kredit bermasalah. f) Bertanggung jawab atas kinerja kolektor dan hasil tagihan
yang dibawa kolektor.
g) Melakukan rolling / mutasi wilayah kerja kolektor untuk meningkatkan efektivitas hasil kerja.
h) Membantu penyelesaian kredit bermasalah secara menyeluruh. 9) Collection Filter
Tugas dan tanggung jawab :
a) Melakukan penagihan ke debitur yang terlambat membayar angsuran (T2-T4).
b) Pembinaan kepada debitur tentang aturan-aturan pembayaran yang telah disepakati bersama untuk meminimalkan keterlambatan.
c) Mencari informasi / lacak pada debitur yang pindah alamat tanpa sepengetahuan pihak bank.
(69)
commit to user
lv d) Pengamanan jaminan bila diperlukan dan melacak keberadaan
jaminan yang sudah dialihkan ke pihak lain.
e) Melakukan pengambilan angsuran / collect ke dealer yang bekerja sama dengan bank.
f) Menerima surat tagih dan didaftarkan pada administrasi penagihan setiap awal bulan.
g) Membuat agenda keberangkatan harian. h) Membuat laporan kronologis.
i) Mengembalikan tembusan surat tagih pada administrasi penagihan pada akhir bulan.
10) Kasir
Tugas dan tanggung jawab :
a) Menerima setoran dan pengambilan tunai (angsuran, tabungan, pengambilan tunai dari bank-pick up service). b) Pengeluaran biaya-biaya yang disertai nota ataupun
kwitansi.
c) Pencatatan semua kwitansi dan nota pemasukan dan pengeluaran dibuku kasir kemudian di ulang dibuku pemasukan kas dan pengeluaran kas.
d) Input ke program MMS. e) Pencetakan buku tabungan.
(70)
commit to user
lvi 11) Tabungan / Deposito
a) Tugas dan tanggung jawab tabungan meliputi :
i. Melayani pembukuan dan penutupan rekening tabungan (cetak buku).
ii. Melayani transaksi nasabah baik penyetoran, penarikan, dan pemindahbukuan.
iii. Up date bunga tabungan per nasabah setiap akhir bulan. iv. Menyimpan (file) aplikasi rekening, buku setor / tarik,
voucher jurnal transaksi.
b) Tugas dan tanggung jawab deposito meliputi :
i. Aplikasi penempatan deposito dan pencairan deposito. ii. Pembayaran bunga deposito nasabah (melalui tunai,
transfer, kredit ke rekening, maupun aro pokok + bunga).
iii. Membuat konfirmasi perpanjangan deposito jatuh tempo.
iv. Menyimpan (file) aplikasi penempatan dan pencairan deposito, slip / bukti pembayaran bunga, bilyet deposito.
v. Input transaksi deposito.
vi. Membuat laporan bulanan untuk Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
(71)
commit to user
lvii 12) Staff Pembukuan
Tugas dan tanggung jawab :
a) Melakukan pengecekan hitungan bunga deposito dari bagian deposito.
b) Membuat laporan untuk BI (laporan bulanan, laporan pengaduan nasabah, laporan publikasi 3 bulan sekali, laporan mingguan).
c) Mengirimkan laporan keuangan untuk kantor pajak. d) Membuat voucher pembukuan.
e) Melakukan pengecekan voucher journal transaksi harian (bagian kredit, tabungan, dan deposito, kasir).
f) Membuat laporan keuangan dan input transaksi.
g) Melakukan transaksi yang berhubungan dengan bank aktiva temasuk monitoring deposito serta mutasi rekening.
h) Melakukan pengecekan terhadap kas bon ataupun kas keluar.
i) Bertanggung jawab atas setiap pengeluaran dari kas kecil. 13) Satuan Pengawas Intern (SPI)
Tugas dan tanggung jawab :
a) Memeriksa mutasi kas pada akhir hari secara berkala.
b) Memeriksa bukti-bukti transakasi harian secara periodik dan membandingkan dengan peraturan-peraturan yang ada.
(72)
commit to user
lviii c) Membuat dan melaporkan laporan mingguan kepada Bank
Indonesia.
d) Melakukan on the spot ke debitur secara berkala.
e) Melakukan pemeriksaan jaminan setiap bulan Juni dan Desember.
f) Melakukan pemeriksaan persediaan Buku Tabungan dan Bilyet Deposito setiap bulan April, Agustus, dan Desember. g) Memeriksa mutasi buku tabungan dan membandingkan
dengan kartu tabungan.
h) Berkoordinasi dengan bagian-bagian yang berkaitan dengan pemeriksaan.
i) Membantu Dewan Komisaris dalam membuat laporan Hasil Kerja bank setiap bulan Juni dan Desember.
j) Membuat Laporan Tingkat Kesehatan setiap akhir bulan. k) Menyampaikan laporan hasil pemeriksaan triwulan kepala
Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. 14) Marketing Kredit
Tugas dan tanggung jawab :
a) Menawarkan berbagai produk BPR khususnya produk kredit antara lain konsumtif, modal kerja, incestasi, dan lain-lain.
(73)
commit to user
lix b) Menjalin kerja sama dengan pemilik showroom mobil,
dealer sepeda motor, dan instansi lainnya untuk pembiayaan kredit di PT. BPR Nguter Surakarta.
c) Melakukan follow up terhadap nasabah yang mengajukan kredit.
d) Mengumpulkan file data calon nasabah baik pengajuan langsung dari nasabah maupun dari dealer / show room atau rekanan di PT. BPR Nguter Surakarta.
e) Melakukan survey awal guna memberikan keterangan kepada surveyor tentang kondisi calon nasabah.
f) Memberikan kabar / infomasi kepada nasabah mengenai hasil survey dalam hal ini di acc atau ditolak.
g) Membantu kolektor dalam hal perangai nasabah yang kredit bermasalah atau terlambat membayar.
h) Mencapai target pencairan kredit sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan perusahaan.
8. Produk-Produk PT. BPR Nguter Surakarta
a. Produk Penghimpunan Dana 1) Tabungan
a) Ketentuan Umum
Tabungan PT. BPR Nguter Surakarta terdapat 1 (satu) jenis tabungan yaitu disebut dengan Tabungan Mulia. Tabungan
(74)
commit to user
lx Mulia ini diperuntukkan bagi penabung perseorangan / perusahaan / lembaga.
b) Penyetoran dan Penarikan
i. Setoran awal tabungan minimal Rp. 25.000,- dan setoran selanjutnya sekurang-kurangnya Rp. 10.000,- ii. Saldo minimal yang harus mengendap di tabungan Rp.
10.000,-
iii. Penyetoran dan penarikan dapat dilakukan setiap hari kerja dengan menggunakan slip yang disediakan oleh bank.
c) Bunga Tabungan
i. Bunga diperhitungkan serta dibukukan setiap akhir bulan yang bersangkutan dan dihitung atas saldo akhir. ii. Besar tingkat bunga ditentukan bank dan dapat berubah
sewaktu-waktu.
d) Penutupan Rekening Tabungan
i. Penutupan rekening tabungan akan dikenakan biaya administrasi sebesar Rp. 10.000,-
ii. Tabungan pasif / aktif yang bersaldo dibawah Rp. 10.000,- bank berhak menutup rekening tersebut secara otomatis.
(1)
commit to user
lxxviii Pengawasan ini dapat dilakukan dengan menanyakan langsung ke nasabah mengenai penggunaan dana kredit. Selain itu PT. BPR Nguter Surakarta juga menanyakan kegiatan nasabah kepada pihak lain yang berada di sekitar lingkungan debitur untuk memastikan keterangan debitur, tentunya tanpa sepengetahuan debitur.
Berikut ini merupakan bentuk pengawasan yang dilakukan oleh pihak PT. BPR Nguter Surakarta terhadap penggunaan kredit yang diberikan kepada debitur antara lain :
a. Biaya pendidikan
Pengawasan kredit yang digunakan untuk biaya pendidikan dapat dilihat dari bukti pengeluaran berupa kwitansi atau menanyakan langsung terhadap orang yang bersangkutan.
b. Biaya kesehatan
Dapat dilihat dari bukti pengeluaran berupa kwitansi, rekap biaya perawatan dari rumah sakit, serta menanyakan langsung kepada lingkungan sekitar.
c. Renovasi rumah
Pengawasan kredit untuk renovasi rumah dapat dilihat dari kondisi rumah yang direnovasi, sudah sejauh mana renovasi yang sudah dilakukan. Selain itu juga dapat diketahui dari bukti pengeluaran (kwitansi) dari pembelian material bangunan.
Sedangkan tindakan yang dilakukan oleh PT. BPR Nguter Surakarta apabila terjadi penyimpangan atas penggunaan kredit yang
(2)
commit to user
lxxix dilakukan oleh debitur,contohnya pada awal perjanjian kredit multiguna yang diajukan adalah untuk renovasi rumah tapi ternyata di tengah jalan dana kredit tersebut digunakan untuk biaya kesehatan, adalah dilihat dari kolektibilitasnya, apabila kolektibilitas debitur tersebut lancar maka pihak PT. BPR Nguter Surakarta bisa memakluminya dan tidak dikenakan sanksi apapun tetapi apabila kolektibilitas dari debitur tidak lancar maka pihak PT. BPR Nguter Surakarta akan menarik barang jaminan yang telah dijaminkan.
(3)
commit to user
lxxx BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan pada PT. BPR Nguter Surakarta, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Prosedur pemberian Kredit Multiguna yang dilakukan oleh PT. BPR
Nguter Surakarta dimulai dari permohonan kredit oleh calon debitur kepada pihak bank disertai dengan kelengkapan data calon debitur. kemudian dilakukan dilakukan penelitian berkas oleh bagian administrasi kredi. Langkah selanjutnya adalah pihak PT. BPR Nguter Surakarta yaitu marketing dan surveyor melakukan survey ke lapangan dan mengumpulkan data, apabila disetujui maka dilakukan analisa terhadap permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur tersebut dan menafsir jaminan yang diberikan oleh debitur. Apabila pengajuan permohonan kredit disetujui oleh pimpinan maka bank debitur akan menandatangani Surat Perjanjian Kredit dan melakukan pengikatan jaminan yang diserahkan oleh calon debitur kepada PT. BPR Nguter. Setelah penandatanganan SPK maka langkah terakhir adalah pencairan kredit dimana besarnya nominal pencairan kredit yang dapat diberikan maksimum 70% dari nilai jaminan atau nilai pasar yang diberikan.
2. Pelaksanaan prinsip 5C dalam prosedur pemberian kredit multiguna pada PT. BPR Nguter Surakarta telah dilaksanakan sesuai pada umumnya. Hal tersebut ditunjukkan oleh pihak PT. BPR Nguter dengan tidak langsung
(4)
commit to user
lxxxi menyetujui permohonan kredit dari debitur melainkan dilakukan analisa terlebih dahulu. Analisa tersebut meliputi character, yang dapat diketahui melalui survey langsung ke tempat debitur dan melakukan wawancara, serta menggunakan SID dari calon debitur. Untuk capacity, dengan cara melakukan wawancara pada calon debitur tentang pendapatan dan cara
pengelolaan usahanya. Dari segi capital, pihak PT. BPR Nguter
menanyakan besar modal yang diperlukan dan modal yang telah dimiliki oleh calon debitur. sedangkan untuk prinsip collateral, penentuan nilai agunan dilakukan dengan melihat harga pasar. Dan prinsip yang terakhir,
condition of economy dapat dilihat dari kondisi usaha debitur,
berkembang atau tidak. Dalam penerapan prinsip 5C tersebut terdapat salah satu prinsip yang dianggap paling penting dalam pelaksanaannya yaitu prinsip character dimana dalam melaksanakan penilaian pada calon debitur sangat dibutuhkan ketelitian oleh tim surveyor.
3. Pengawasan yang dilakukan oleh PT. BPR Nguter Surakarta dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu secara internal dan ekternal. Secara internal yaitu dengan melihat rekening koran nasabah, apakah ada tunggakan atau tidak, sedangkan pengawasan secara eksternal dilakukan dengan tinjauan langsung ke tempat debitur dan menanyakan langsung ke debitur mengenai penggunaan kredit. Hal ini guna mengetahui keadaan yang sebenarnya mengenai penggunaan kredit, apakah dana yang diberikan oleh pihak PT. BPR Nguter Surakarta benar-benar digunakan sesuai dengan kesepakatan atau tidak. Sedangkan tindakan yang
(5)
commit to user
lxxxii dilakukan oleh PT. BPR Nguter Surakarta terhadap penggunaan kredit multiguna dapat dilihat dari kolektibilitas si debitur, apabila lancar maka pihak PT. BPR Nguter Surakarta tidak akan memberi sanksi apapun, tetapi apabila kolektibilitasnya tidak lancar maka pihak bank akan menarik barang jaminan yang telah dijaminkan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mencoba memberikan saran dengan segala keterbatasannya, namun diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan. Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah :
1. Untuk meningkatkan pengawasan dalam prosedur pemberian kredit,
pihak PT. BPR Nguter Surakarta perlu membentuk bagian controller
secara khusus yang terpisah dari tugas direktur, sehingga pegawasan kredit lebih terjamin. PT. BPR Nguter Surakarta juga perlu memberikan pendidikan dan pelatihan personil untuk mengembangkan kemampuan dalam memberikan analisa kredit yang akurat.
2. Dalam hal menghadapi kredit yang bermasalah, PT. BPR Nguter
Surakarta Rakyat hendaknya bersikap bijaksana, dengan melakukan pendekatan-pedekatan yang simpatik dalam membujuk debitur dengan menjelaskan kerugian yang akan dialami nasabah apabila pihak bank mengajukan permohonan eksekusi terhadap barang jaminan bila dibandingkan dengan debitur menjual sendiri barang jaminan tersebut.
(6)
commit to user
lxxxiii
3. Pengawasan kelapangan/tempat usaha nasabah baik terhadap nasabah
yang tergolong lancar maupun tidak lancar, hedaknya lebih ditingkatkan demi amannya kredit yang diberikan.