12
2.6.3 Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan serum bilirubin direk dan indirek harus dilakukan pada bayi yang mengalami ikterus.
Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan penyebab ikterus antara lain adalah bilirubin direk,hitung
darah lengkap, hitung retikulosit dan apusan morfologi darah tepi, golongan darah da
n ‘Coombs test’, skrining G6PD, albumin serum dan urinalisis bagi mengetahui zat pereduksi galaktosemia Lissauer, 2009.
2.7 Penatalaksanaan
2.7.1 Mempercepat proses kojungasi
Ini dapat dilakukan dengan pemberian fenobarbital. Obat ini bekerja sebagai ‘enzyme inducer’ sehingga konjugasi dipercepat. Cara pengobatan ini
tidak begitu efektif dan memerlukan waktu 48 jam baru terjadi penurunan bilirubin yang berarti. Pemberian fenobarbital lebih bermanfaat bila diberikan
pada ibu kira-kira 2 hari sebelum melahirkan bayi bawaan Hassan, 1985.
2.7.2 Pemberian substrat yang kurang seperti albumin dan glukosa untuk transportasi atau konjugasi
Contohnya pemberian albumin untuk mengikat bilirubin yang bebas. Kebiasaanya, albumin diberikan sebelum transfusi tukar dilakukan. Hal ini
karena, albumin akan mempercepat keluarnya bilirubin dari ekstravaskuler ke vaskuler sehingga bilirubin yang diikatnya lebih mudah dikeluarkan dengan
transfusi tukar. Pemberian glukosa perlu untuk konjugasi hepar sebagai sumber energy.
2.7.3 Fototerapi
Yang dimaksud dengan fototerapi intensif adalah radiasi dalam spektrum biru-hijau. Fototerapi adalah aplikasi lampu neon untuk mengubah bilirubin tak
terkonjugasi menjadi pigmen yang larut dalam air untuk memfasilitasi ekskresi bilirubin. Efektivitasnya tergantung pada tingkat luas permukaan bayi terkena
lampu fototerapi. Telah ditemukan bahwa sumber cahaya yang paling efektif
Universitas sumatera Utara
13
disediakan adalah tabung khusus fluorescent biru. Efektivitas fototerapi dapat ditingkatkan dengan menempatkan pad serat optik di bawah bayi di atau lampu
fototerapi di atas kepala bagi mempermudahkan paparan ganda double exposure
Truman, 2006.
Dalam perawatan bayi dengan terapi sinar, yang perlu diperhatikan sebagai berikut :
1 Diusahakan bagian tubuh bayi yang terkena sinar dapat seluas mungkin dengan membuka pakaian bayi.
2 Kedua mata dan kemaluan harus ditutup dengan penutup supaya cahaya yang dipantulakan tidak membahayakan retina mata dan sel reproduksi
bayi. 3 Bayi diletakkan 8 inci di bawah sinar lampu. Jarak ini dianggap jarak yang
terbaik untuk mendapatkan energi yang optimal. 4 Posisi bayi sebaiknya diubah-ubah setiap 18 jam agar bagian tubuh bayi
yang terkena cahaya dapat menyeluruh. 5 Suhu bayi diukur secara berkala setiap 4-6 jam.
6 Kadar bilirubin bayi diukur sekurang-kurangnya tiap 24 jam. 7 Hemoglobin harus diperiksa secara berkala terutama pada bayi dengan
hemolisis HTA, 2004.
2.7.4 Transfusi tukar