6
2.2 Etiologi
Penyebab ikterus pada bayi baru lahir dan bayi preterm dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Secara garis besar, etiologi ikterus neonatorum misalnya:
a Hemolitik Hemolitik adalah keadaan dimana pemecahan eritrosit berlaku lebih cepat dan
ini menyebabkan peningkatan pada penghasilan bilirubin. Keadaan ini melebihi kemampuan bayi untuk mengeluarkannya. Hal ini berbahaya karena
bilirubin yang dominan adalah yang tidak terkonjungasi dan berpotensi menjadi neurotoksik. Hemolisis meningkat pada inkompatibilitas Rh, ABO,
defisiensi G6PD, piruvat kinase, sepsis, perdarahan tertutup dan internal b Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi hepar
Keadaan ini dapat disebabkan oleh imaturitas hepar, kurangnya substrat untuk konjugasi bilirubin, gangguan fungsi hepar, akibat asidosis, hipoksia dan
infeksi atau tidak terdapatnya enzim glukorinil transferase Sindrom Criggler-Najjar. Penyebab lain adalah defisiensi protein Y dalam hepar yang
berperanan penting dalam uptake bilirubin ke sel hepar. c Gangguan transportasi
Bilirubin dalam darah tidak terkonjungasi dengan albumin kemudian diangkut ke hepar. Obat seperti salisilat, sulfarazole dapat mempengaruhi ikatan
bilirubin dengan albumin. Defisiensi albumin menyebabkan lebih banyak terdapatnya bilirubin indirek yang bebas dalam darah yang mudah melekat ke
sel otak. d Gangguan dalam eksresi
Gangguan ini dapat terjadi akibat obstruksi dalam hepar atau di luar hepar. Kebiasaanya infeksi yang menyebabkan obstruksi dalam hepar manakala
kelainan di luar hepar biasanya diakibatkan oleh kelainan bawaan Hassan, 1985.
Universitas sumatera Utara
7
2.3 Klasifikasi
Terdapat 2 jenis ikterus yaitu yang fisiologis dan patologis.
2.3.1 Ikterus Fisiologi
Ikterus fisiologis adalah ikterus normal yang dialami oleh bayi baru lahir, tidak mempunyai dasar patologis sehingga tidak berpotensi menjadi kernikterus.
Ikterus ini memiliki tanda-tanda berikut : 1. Timbul pada hari ke dua dan ketiga setelah bayi lahir
2. Dijumpai pada sekitar 60 pada bayi aterm dan 80 pada bayi prematur. 3. Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5 per hari.
4. Pada bayi aterm bilirubin serum dapat mencapai kadar maksimum sebesar 6mgdL antara hari ke-2 dan 4 manakala pada bayi prematur pula kadar
bilirubin serum dapat memuncak setinggi 10-12mgdL pada hari ke-5 dan 7. 5. Konsentrasi pigmen menurun secara bertahap, mencapai kadar normal
dalam 2minggu pada bayi preterm dan 2 bulan pada bayi preterm Rudolph, 1995.
2.3.2 Ikterus Patologis
Ikterus patologis adalah Ikterus yang mempunyai dasar patologis dengan kadar bilirubin mencapai suatu nilai yang disebut hiperbilirubinemia. Ikterus
patologis memiliki tanda-tanda berikut: 1. Ikterus terjadi dalam 24 jam pertama.
2. Kadar bilirubin melebihi 10 mg pada neonatus cukup bulan atau melebihi 12,5 mg pada bayi preterm.
3. Peningkatan bilirubin melebihi 5 mg per hari. 4. Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama.
2.4 Manifestasi klinis
Ikterus dimulai diwajah kemudian menyebar ke abdomen dan ekstrimitas. Secara klinis, ikterus dapat terdeteksi melalui warna kulit dengan cara menekan
kulit dengan jari. Tekanan kulit menampakkan kemajuan ikterus ketika bilirubin
Universitas sumatera Utara
8
melebihi 5 mgdL. Penekanan pada kulit dapat menampakan kemajuan anatomi ikterus pada muka 5 mgdL, tengah abdomen 15 mgdL, telapak
kaki 20 mgdL tetapi pemeriksaan klinis tidak dapat diandalkan untuk memperkirakan tingkat bilirubin serum. Ikterus yang ditemukan pada bayi baru
lahir dapat merupakan suatu gejala fisiologis. Ikterus akibat pengendapan bilirubin indirek pada kulit lebih cenderung
untuk tampak kuning terang atau orange, manakala ikterus pada tipe obstruksi bilirubin direk kulit tampak berwarna kuning kehijauan.
Gambaran klinis ikterus fisiologis: 1. Timbul pada hari ke dua dan ketiga setelah bayi lahir dan bilirubin serum
akan kembali ke nilai normal pada minggu kedua. 2. Bilirubin serum 6mgdL pada bayi aterm dan 10-12 mgdL pada bayi
preterm. Gambaran klinis ikterus patologis:
1. Terjadi pada 24 jam pertama 2. Kadar bilirubin melebihi 10 mgdL pada neonatus cukup bulan atau
melebihi 12,5 mgdL pada bayi preterm. 3. Ikterus masih menetap sesudah 2 minggu Nelson, 2007.
Universitas sumatera Utara
9
2.5 .Patofisiologi