Nia Khaoliah, 2015 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi dengan Menggunakan Metode Discovery
– Inquiry: Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIII 4 MTsS Sirnamiskin Tahun Ajaran
20142015 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan pemahaman dalam
kemampuan menulis puisi melalui metode pembelajaran Discovery- Inquiry.
D. Manfaat Penelitian
Disamping tujuan penelitian di atas, juga perlu diuraikan kemungkinan kemanfaatan penelitian. Dalam hubungan ini, perlu dipaparkan secara spesifik
keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh, khususnya bagi siswa MTsS Sirnamiskin agar penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa
selain itu juga siswa memperoleh pembelajaran yang menyenangkan. Serta keuntungan lainnya yang dapat diharapkan dari peneliti agar bermanfaat bagi guru
untuk memperkenalkan atau dapat menggunakan metode Discovery-Inquiry dalam pembelajaran menulis puisi dan juga bagi peneliti agar memperoleh
wawasan dan pengetahuan baru.
E. Sruktur Organisasi
Latar belakang penelitian ini menggambarkan permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Menulis kreatif puisi adalah salah satu keterampilan dalam
bidang apresiasi sastra yang harus dikuasai oleh siswa SMP. Pembelajaran menulis puisi di sekolah saat ini masih belum terlaksana dengan baik, diantaranya
disebabkan oleh kurangnya minat dan motivasi siswa dalam menulis puisi. Banyak siswa yang beranggapan bahwa menulis merupakan hal yang sulit dan
membosankan begitu pun ketika siswa belajar menulis puisi, mereka merasa malas dalam menuangkan ide-ide mereka ke dalam sebuah bentuk puisi.
Peneliti ini menggunakan metode tindakan kelas, sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1 bagaimana perencanaan pembelajaran
menulis puisi; 2 bagaimana proses pembelajaran menulis puisi; 3 bagaimana hasil dari penerapan model. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
kemampuan menulis siswa MTsS Sirnamiskin, mengetahui proses pembelajaran menulis puisi siswa MTsS Sirnamiskin. Penelitian ini memiliki manfaat untuk
Nia Khaoliah, 2015 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi dengan Menggunakan Metode Discovery
– Inquiry: Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIII 4 MTsS Sirnamiskin Tahun Ajaran
20142015 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
memberikan gambaran bahwa metode Discovery-Inquiry merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis puisi.
Nia Khaoliah, 2015 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi dengan Menggunakan Metode Discovery
– Inquiry: Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIII 4 MTsS Sirnamiskin Tahun Ajaran
20142015 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas PTK. Ervina Maharani 2014, hlm 13 memaparkan bahwa
penelitian tindakan atau actuon research yang mulai berkembang sejak perang dunia kedua. Pada awalnya penelitian tindakan digunakan untuk memecahkan
permasalahan yang dihadapi seseorang dalam tugasnya sehari-hari dimanapun tempatnya. Penelitian tindakan ini bersifat partisipatif karena dilakukan sendiri
oleh peneliti dari penentuan topik permasalahan, merumuskan masalah, merencanakan, melaksanakan, sampai menganalisis dan membuat laporan.
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu kualitas proses pembelajaran di
kelasnya melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus. Peneliti memilih metode ini didasari oleh keinginan peneliti untuk mengadakan peningkatan
kemampuan siswa dalam menulis puisi. PTK sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas. Tujuan utama
penelitian tindakan kelas adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan
pengembangan profesinya Kusnandar, 2008:45. Maka dari itu, Penelitian Tindakan Kelas ini lahir dari sebuah masalah yang timbul dalam proses belajar
mengajar di kelas. Banyak persoalan yang dihadapi guru pada waktu ia berdiri di depan kelas. Berbagai solusi atau cara penyelesaian masalah juga sudah banyak
dibahas dalam berbagai telaah penelitian akademik, baik dalam laporan penelitian berbentuk artikel atau pada jenjang skripsi, tesis, bahkan disertasi. Akan tetapi,
guru tidak dapat memahaminya, apalagi mengaplikasikannya dalam pembelajaran sehari-hari, terutama karena berbagai kendala. Misalnya, guru tidak terlalu
memahami teori-teori, agar dapat dimanfaatkan guru yang ingin memperbaiki
Nia Khaoliah, 2015 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi dengan Menggunakan Metode Discovery
– Inquiry: Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIII 4 MTsS Sirnamiskin Tahun Ajaran
20142015 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
kinerja. Maka untuk memenuhi tuntutan tersebut, guru dapat menggunakan penelitian kelas. Pengertian penelitian tindakan kelas, untuk mengidentifikasi
penelitian kelas adalah penelitian yang mengombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri,
atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan Hopkins, 1993:44, dalam
Rochiati hal 4. Penelitian ini dilakukan pada beberapa siklus sampai hasil belajar siswa
mengalami peningkatan yang diharapkan oleh guru. Dalam setiap siklusnya terdapat beberapa tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Penelitian ini dilaksanakan minimal dua siklus dilakukan terus menerus hingga terdapat peningkatan dalam hasil belajar yang signifikan. Operasionalisasi dalam
penelitian tindakan dijabarkan menjadi 4 empat tahap yang dapat digambarkan sebagai berikut.
Tahap I yang merupakan fase refleksi awal berarti melakukan refleksi terhadap situasi yang sebenarnya, setelah merumuskan tema penelitian. Dalam fase refleksi
awal terdapat fase sebagai diagnosis awal merupakan fase khusus karena mendahului rencana awal.
Tahap II yang merupakan fase perencanaan, yang dilakukan setelah melakukan fase pertama, perlu mereviu analisis awal dengan memperhatikan pertanyaan apa
yang harus dilakukan, tentang apa, siapa, di mana, dan bagaimana kegiatan penelitian dilakukan.
Tahap 1 Refleksi
Ra Tahap II
Perencan aan
P-T Tahap III
Tindkan Observasi
T-O Tahap IV
Refleksi R
Nia Khaoliah, 2015 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi dengan Menggunakan Metode Discovery
– Inquiry: Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIII 4 MTsS Sirnamiskin Tahun Ajaran
20142015 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tahap III merupakan tahap yang menjabarkan rencana kedalam tindakan dan pengamati jalannya tindakan. Dalam tahap ini umpan balik perlu segera dilakukan
sebagai bahan untuk segera dilakukan sebagai bahan untuk memodifikasi rencananya. Kalu perlu dilakukan pengulangan, manakala rencana awal kurang
tepat. Tahap IV yang merupakan tahap refleksi akhir terdiri dari beberapa komponen
yaitu: 1. Menganalisis 2. Melakukan sintesis, 3. Memberikan makna, 4. Eksplanasi, dan 5. Membuat simpulan. Penelitian tindakan ini sebagaimana
dinyatakan oleh Kemmis dan McTaggart 1990:11 merupakan penelitian yang bersiklus, yang terdiri dari Rencana, Aksi, Observasi dan Refleksi yang dilakukan
secara berulang. dalam Rochiati hal 4. Model Kemmis-Mc. Taggart dapat digambarkan sebagai berikut:
Nia Khaoliah, 2015 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi dengan Menggunakan Metode Discovery
– Inquiry: Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIII 4 MTsS Sirnamiskin Tahun Ajaran
20142015 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 Adaptasi dari Model Spiral dari Kemmis-Mc. Taggart Wiriaatmadja,2012
Model yang dikembangkan oleh kemmis dan Mc. Taggart ini dilakukan melalui empat tahapan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi. Alur siklus tersebut saling berkelanjutan dan berkesinambungan. Siklus pertama dilakukan berdasarkan masalah yang teramati, jika hasilnya masih kurang
maka dilanjutkan ke siklus selanjutnya yang merupakan perbaikan dari siklus pertama. Siklus dihentikan jika hasil penelitian dirasa sudah cukup dan memenuhi
tujuan yang diharapkan.
B. Rancangan Desain Penelitian