NH
4
NO
3
, urea, KNO
3
, NH
4
Cl, dan NaNO
3
Yataghene et al., 2007; Abouseoud et al., 2008. Selain itu senyawa nitrogen yang lain dapat juga dimanfaatkan oleh
mikroorganisme untuk perkembangannya adalah senyawa nitrogen anorganik yang meliputi nitrat, nitrit, ammonium Ramsen, 1971. Berbagai penelitian telah dilakukan
untuk mendapatkan rasio yang terbaik antara karbon, nitrogen, fosfor dan besi yang dibutuhkan untuk mendapatkan produksi yang tinggi Huang., 2005.
2.3 Bakteri kitinolitik
Bakteri kitinolitik bisa dilihat dengan pembentukan zona bening pada medium kitin atau dengan melihat kemampuan hidrolisis pada subtrat flurogenik analog kitin
Cotrell et al., 1999. Selain itu aktivitas kitinase secara kualitatif juga dapat diuji dengan penentuan zona bening di sekitar pertumbuhan koloni pada media agar yang
mengandung kitin Herdiyastuti et al., 2009. Organisme pendegradasi kitin umumnya berasal dari kelompok mikroorganisme diantaranya adalah dari kelompok bakteri.
Bakteri yang dilaporkan memiliki aktivitas kitinolitik adalah seperti, Vibrio furnissi, Serratia marcescens, Bacillus circulans dan Pseudomonas aeruginosa Muharni,
2009. Mikroba ini dapat diisolasi dari tanah dengan menggunakan medium garam koloidal kitin selalu disesuaikan dengan kondisi lingkungan dari mana isolat tersebut
berasal Srijanto, 2003.
2.4 Pertumbuhan bakteri kitinolitik pada media
Mikroorganisme memanfaatkan berbagai komponen organik sebagai sumber karbon dan energi untuk pertumbuhannya. Pertumbuhan mikroba dapat dibagi dalam
beberapa tahap. Setelah inokulasi kultur di dalam medium nutrisi tidak tampak adanya pertumbuhan. Periode ini disebut fase adaptasi. Sel kemudian terus bertambah dengan
kecepatan maksimum. Periode ini disebut fase eksponensial. Setelah sel mencapai kecepatan tumbuh maksimum pada akhirnya jumlah sel akan tetap, disebut sebagai
fase stasioner. Fase ini diikuti dengan penurunan jumlah sel, yang disebut dengan fase kematian. Kinetika pertumbuhan ini diikuti dengan produk yang dihasilkan, yang
Universitas Sumatera utara
terutama adalah sel, termasuk juga asam amino, nukleotida, protein, asam nukleat, lipida, karbohidrat, dan sebagainya. Produk-produk ini disebut produk metabolit
utama dan fase produksi disebut tropofase. Selama fase stasioner, beberapa strain mikroba menyintesis senyawa yang tidak dihasilkan selama tropofase dan fungsinya
dalam sel tidak jelas. Senyawa ini disebut produk metabolit sekunder dan fasenya disebut idiofase Hidayat et al., 2006.
Hubungan antara pertumbuhan sel, pemanfaatan substrat Ruzniza, 2005, dijelaskan seperti pada Gambar 2 berikut ini
Gambar 2. Hubungan antara nutrisi dan produk yang dihasilkan
Untuk produksi metabolit sekunder diperlukan media yang antara lain mengandung sumber karbon dan sumber nitrogen. Selain mengandung senyawa
karbon dan nitrogen, media ini juga harus mengandung garam-garam anorganik, vitamin dan zat penumbuh lain. Komposisi media mempengaruhi hasil metabolit dari
mikroorganisme. Pemilihan media yang baik sama pentingnya dengan pemilihan mikroorganisme yang mempengaruhi kecepatan fermentasi dan dapat menghasilkan
produk yang dikehendaki Linar et al., 1991. Menurut Muharni 2009 kitin sebagai substrat juga menginduksi aktivitas enzim kitinase, enzim juga diatur melalui
pengendalian genetis yang melibatkan induksi sintesis enzim pada taraf genetis. Untuk terjadinya sintesis enzim dibutuhkan suatu induser yakni berupa substrat atau senyawa
yang sekerabat dengan substrat dari reaksi yang dikatalis oleh enzim tersebut. Wang dan Chang 1997, menyatakan, bakteri menghasilkan kitinase untuk menghidrolisis
kitin yang akan dimanfaatkan oleh mikroorganisme sebagai sumber karbon.
Menurut Chernin et al., 1995 bakteri ktitinolitik dalam pertumbuhannya, biasanya menghidrolisis koloidal kitin setelah 72-96 jam yang telah ditumbuhkan pada
media campuran agar dan nutrient broth dengan perbandingan 3:1, yang dicampur
Sumber C + Sumber N + O
2
+ Mikroorganisme + Bahan tambahan lain
Biomassa + produk + CO
2
+ H
2
O + panas
Universitas Sumatera utara
denagan koloidal kitin sebagai sumber karbon. Pleban et al., 1997, melaporkan bahwa zona bening yang terbentuk di sekitar pertumbuhan bakteri kitinolitik di
medium pertumbuhan. Besarnya nilai perbandingan zona bening dengan zona pertumbuhan koloni bakteri menunjukkan aktivitas dari enzim yang dihasilkan Wang
and Chan, 1997.
2.5 Keriap bakteri kitinolitik pada media